• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

Pendugaan ukuran populasi dan sebaran satwa dilakukan pada empat tipe penutupan hutan, yaitu hutan primer tidak terganggu (HPTT), hutan primer terganggu (HPT), hutan sekunder tidak terganggu (HSTT) dan hutan sekunder terganggu (HST). Ukuran populasi total adalah sebesar 57.176,3 + 2215,6 ekor dengan kepadatan 89,5 + 3,46 ekor/km2. Ukuran kelompok M.o. brunnescens berdasarkan hasil habituasi pada satu petak grid adalah sebanyak 7-30 ekor/kelompok dengan dugaan jumlah kelompok total adalah 1905,8 + 73,8 kelompok.

Pola sebaran spasial horisontal satwa untuk tipe penutupan lahan hutan primer tidak terganggu adalah mengelompok (clumped), sedangkan pada tipe hutan primer terganggu dan hutan sekunder terganggu adalah acak (random). Pola sebaran spasial seragam (uniform) hanya terjadi pada satwa yang menempati habitat hutan sekunder tidak terganggu. Pola sebaran spasial vertikal mengelompok terjadi pada satwa yang hidup di areal hutan primer tidak terganggu, sedangkan sebaran spasial vertikal acak, terjadi di tipe penutupan lahan hutan primer terganggu, hutan sekunder tidak terganggu dan hutan sekunder terganggu.

6.2. Saran

1. Penelitian ini masih bersifat parsial, oleh karena itu penelitian untuk pendugaan parameter demografi secara lengkap perlu dilakukan lebih lanjut. 2. Perlunya mengubah status kawasan hutan produksi terbatas menjadi bagian

dari kawasan Suaka Alam, supaya kegiatan konservasi hutan Lambusango dapat terlaksana lebih menyeluruh.

Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Jilid I. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Alita, G.S. 1993. Analisa pola penggunaan ruang populasi monyet ekor panjang (Macaca fasicularis Raffles) di lokasi penangkaran Pulau Tinjil Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat. Skripsi Sarjana Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Caughley, G. 1977. Analysis of Vertebrate Populations. A Wiley-Interscience Publication, John Wiley and Sons. London.

Cooper, G. 2001. The Behaviour and Ecology of The Buton Macaque (Macaca ochreata brunescens). Aberdeen Zoology Department. United Kingdom. Unpublished

Dewi, S.J.T. 2005. Pendugaan parameter demografi dan penyebaran populasi lutung hitam (Trachypithecus cristatus, Reichenbach 1862) di kawasan Unocal Geothermal of Indonesia, LTD. Gunung Salak. Jawa Barat. Skripsi Sarjana Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Groves, C.P. 1980. Speciation in Macaca: The view from Sulawesi. Van Nostrand Reinhold Company. New York. USA.

Handadhari, T. 2004. Siaran Pers No.S. 525/II/PIK-1/2004 Tanggal 8 September 2004. www.dephut.go.id, [30 Desember 2005]

Hastuti, W. 1998. Monitoring perubahan vegetasi jati di KPH Cepu menggunakan citra satelit Landsat TM dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Insititut Pertanian Bogor. Bogor.

[IUCN] International Union for Conservation Nature and Natural Resources. 2004. 2004 Red List Threatened Species. www.iucnredlist.org, [30 Desember 2005].

Kusumaningtiyas. 1998. Studi pemanfaatan citra MESSR MOS menggunakan analisis digital untuk identifikasi dan klasifikasi penutupan lahan di hutan alam (Studi kasus di HPH PT. Kulim, Kampar Riau). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lillesand, T.M. dan R.W. Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Muskita, Y. 1988. Beberapa aktivitas harian monyet darre (Macaca maura, Schinz1825) di Cagar Alam Karantea, Sulawesi Selatan. Skripsi Sarjana Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.

Napier, J.R. and P.H. Napier. 1967. A Hand Book of Living Primates. Academic Press. London.

__________________________. 1985. The Natural History of The Primates. The MIT Press. Cambridge, Massachusetts.

[OpWall] Operation Wallacea. 2004. Monitoring forest degradation and animal populations in the forests of Central Buton: preliminary results from the pilot study. (A. Seymour, ed). Operation Wallacea. United Kingdom.

Paine, D.P. 1993. Fotografi Udara dan Penafsiran Citra untuk Pengelolaan Sumberdaya. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pombo, R.A.E.R. 2004. Daerah jelajah, perilaku dan pakan Macaca tonkeana di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Thesis Magister Sains Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prahasta, E. 2003. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG). C.V. Informatika. Bandung.

Pramono, A.H. 1990. Beberapa aspek ekologi Monyet Buton (Macaca brunnescens, Matschie) pada dua tipe habitat. Skripsi Sarjana Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Jakarta. Priston, N.E.C. 2002. Crop-raiding by Macaca ochreata brunnescens in Sulawesi:

reality, perceptions, and out comes for conservation. Ph.D Disertation Department of Biological Anthropology. University of Cambridge.

Purwanto, E. 2005. Proyek pelestarian hutan Lambusango:“Masyarakat Berdaya Hutan Terjaga”. Makalah dipresentasikan pada Seminar Proyek Konservasi Hutan Lambusango. Sulawesi Scientific Expedition 2005. Buton.

Santosa, Y. 1993. Strategi kuantitatif untuk pendugaan beberapa parameter demografi dan kuota pemanenan populasi satwaliar berdasarkan pendekatan ekologi perilaku: Studi kasus terhadap populasi kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siahaan, A.D. 2002. Pendugaan parameter demografi populasi surili (Presbytis aygula Linnaeus, 1758) di kawasan Unocal Geothermal of Indonesia, Gunung Salak. Skripsi Sarjana Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soehartono, T. dan A. Mardiastuti. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES di Indonesia. JICA. Jakarta.

Supriatna, J., E.W. Hendras, Y. Muskita, E. Nurdin, M. Jahrah, S. Akbar, H. Pramono, dan D. Supriadi. 1988. Panduan pembinaan habitat Monyet hitam Sulawesi. Bahan penataran kepala rayon perlindungan hutan dan pelestarian alam Se-Sulawesi. Ujung Pandang.

Supriatna, J., J.W. Froehlich, C.Costin and J. Erwin. 1990. Secondary Intergradiation between Macaca maurus and Macaca tonkeana in Sulawesi Selatan. American Journal of Primatology.

Supriatna, J. dan E.W. Hendras, 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Supriyadi, D. 1990. Ekologi tingkah laku monyet buton (Macaca brunnescens, Matsie) di Suaka Margasatwa Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Skripsi Sarjana Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Jakarta.

Syarifuddin. 1991. Perilaku dare (Macaca maura, Schinz) di Cagar Alam Karaenta, Sulawesi Selatan. Skripsi Sarjana Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Takenaka, O. and E. Brotoisworo. 1985. Preliminary repport on Sulawesi macaques, their distribution and interspecific differences. Kyoto University Primate Research.

Tarumingkeng, R.C. 1994. Dinamika Populasi: Kajian ekologi kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Tobing, I.S.L. 1995. Pengaruh perbedaan kualitas habitat terhadap perilaku dan populasi primata di kawasan Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Tesis Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Whitten, A.J., M. Mustafa dan G.S. Henderson. 1987. Ekologi Sulawesi. Diterjemahkan oleh G. Tjitrosoepomo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

_____________________________________________. 2002. The Ecology of Indonesia Series Volume IV : The Ecology of Sulawesi. North Calendron USA : Periplus.

Dokumen terkait