• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Pengembangan wisata alam dilakukan dengan cara menjaga kealamian dan kelestarian kawasan, pembatasan pada blok pemanfaatan sesuai daya dukung lingkungan, pembuatan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam.

Mengembangkan kegiatan dan atraksi wisata alam antara lain sebagai berikut: (a) Gunung Galunggung dikembangkan wisata kesehatan, sightseeing, fotografi, atraksi budaya, pengamatan satwa, danau kawah, desa wisata, pendidikan lingkungan, dan outbound; (b) Pantai Sindangkerta dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, dan memancing; (c) Pantai Pamayangsari dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, memancing, dan wisata ke Kawasan Konservasi Penyu; (d) Karangtawulan dikembangkan sightseeing, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, trekking, wisata rohani, telusur goa, pengamatan burung laut, dan memancing; (e) Pantai Cipatujah dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, memancing, bermain pasir, dan berkuda; dan (f) Karaha Bodas dikembangkan wisata pendidikan, atraksi budaya, agrowisata strawberry, wisata kuliner dan belanja, serta camping ground, jogging track, dan outbond. Pengembangan tersebut didukung oleh:

 Pengembangan sarana dan prasarana penunjang wisata alam berupa pengadaan sarana interpretasi (papan interpretasi obyek, kebersihan dan kelestarian obyek, papan penunjuk arah dan lokasi obyek); pengadaan pusat informasi wisata alam di setiap tempat wisata dan di pusat Kota (lokasi strategis); pengadaan pengadaan peta wisata alam, peta daerah rawan bencana dan papan penunjuk jalur evakuasi dan relokasi bencana; akomodasi berupa homestay; memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana serta menghindari wilayah bencana.

 Pengembangan aksesibilitas berupa penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu (terminal bus, statsiun kereta api dan lain-lain) sampai

di tempat tujuan (daerah tujuan wisata), perbaikan dan penerangan jalan menuju daerah tujuan wisata alam, dan pembuatan papan penunjuk arah yang memudahkan pengunjung mencapai lokasi. Pengembangan promosi dan informasi mengenai obyek daya tarik wisata alam melalui berbagai media yang dapat menarik minat pengunjung seperti internet, spanduk, baliho dan lainnya.  Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan antara lain berupa

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan, menjadi tuan rumah yang baik, menyajikan berbagai bentuk atraksi, makanan, dan souvenir, serta tanggap bencana alam.

 Pengembangan pengelolaan melalui manajemen wisata yang baik, yang dipersiapkan dari tingkat daerah (Kabupaten Tasikmalaya) dan dipadupadankan dengan masing-masing lokasi wisata. Pemerintah Daerah memfasilitasi supaya pengelola di setiap lokasi wisata memiliki koordinasi yang baik, membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan wisata, jasa transportasi dan masyarakat.

 Pengembangan promosi dan pemasaran wisata melalui media elektronik (internet atau website) dan cetak (leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata), secara periodik diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan serta mengikuti dan membuat even yang mengenalkan obyek wisata alam dan budaya lokal (pameran, lokakarya dan lainnya).

6.2Saran

Implementasi atau pelaksanaan pengembangan sebaiknya difasilitasi dan dikoordinasikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya dan Perum Perhutani KPH Tasikmalaya dengan membentuk koordinasi yang intensif bersama pengelola di lokasi wisata melalui tahap pengembangan yang disesuaikan dengan kemampuan pengelola dan kemampuan kawasan (obyek daya tarik wisata).

DAFTAR PUSTAKA

Agung IGN. 2005. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

Arifin RR. 2011. Analisis dampak perubahan iklim lokal terhadap permintaan pariwisata kawasan Pantai Anyer, Banten (kasus Pantai Bandulu Anyer) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Artiningsih, Gunawan T, Sudibyo. 2003. Pengaruh kepadatan bangunan terhadap suhu udara di berbagai ekosistem bentang (studi kasus di sebagian kota Semarang Tengah. Jurnal Sains dan Biodiversity, 17:2.

Borges MA, Giulia C, Robyn B and Tilman J. 2011. Sustainable tourism and natural word heritage: priorities for action. Switzerland (CN): International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Budiyanto MAK. 2010. Teknik pengembangan industri ekotourisme Kota Batu Provinsi Jawa Timur dalam perspektif kebijakan. J Tekno Indust, 11(1):35–41.

Coles W dan Toler W. 2002. Green sea turtle (Chelonia mydas). USA (US): Department of Planning and Natural Resources Divison of Fish and Wildlife USVI.

Dahlan EN. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan Kota. Bogor (ID): IPB Press.

Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Aplikasi. Jogjakarta (ID): Andi.

[Depbudpar] Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia (ID). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 48 Tahun 2006 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Depbudpar RI.

[Depbudpar] Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia (ID). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Depbudpar RI.

[Depbudpar] Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya (ID). Rencanan Strategis Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012 – 2016. Tasikmalaya: Depbudpar.

[Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan. Jakarta: Dephut RI.

[Dephut] Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Jakarta: Dephut RI.

Earth Share. 2012. Konservasi energi panas bumi (geothermal) [internet]. (Maret 2012 [diunduh 2013 Januari 18]). Tersedia pada www.earthshare.org. Fakhriyani. 2011. Implementasi kebijakan mitigasi bencana gempa dan tsunami

pemerintah kota Padang [skripsi]. Padang (ID): Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas.

Fiatiano E. 2007. Tata cara mengemas produk pariwisata pada daerah tujuan wisata (masyarakat, kebudayaan, dan politik). Jurnal ilmiah, 20(3):1-11. Figgis P and Bushell R. 2007. Tourism as a tool for community-based

conservation and development. Di dalam: R. Bushell & P.F.J. Eagles (Eds). Tourism and Protected Areas: Benefits Beyond Boundaries. Mass: CABI Pub. and The 5th IUCN World Parks Congress; 2007; Wallingford, Cambridge, Switzerland.

Greenpeace. 2012. Energi panas bumi (geothermal) [internet]. (Desember 2011 [diunduh 2013 Januari 1]). Tersedia pada: www.greenpeace.org.

Hakim L. 2004. Dasar-dasar Ekowisata. Malang (ID): Bayumedia Publishing. Henderson JC. 2002. Heritage attractions and tourism development in Asia: a

comparative study of Hongkong and Singapore. Internat J Tourism Research.

[IUCN] International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (CH). 2009. The time for biodiversity business [artikel]. [diunduh 4 Juli 2012].Tersedia pada http://www.iucn.org.

[IEC] International Ecotourism Society (US). 2009. What is ecotourism. USA (US): IEC.

Karnan. 2008. Penyu hijau: status dan konservasinya. J Pijar MIPA, 3(2):86-91. [Kemendagri] Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia (ID). Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah. Jakarta: Kemendagri RI.

Kodhyat H. 2007. Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan Pariwisata Indonesia. Jakarta (ID): Indonesia Ecotourism Network (INDECON). Marpaung H. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Bandung (ID): Alfabeta.

Martaleni. 2010. Pengembangan Pariwisata Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Di dalam: editor. Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan, PDIM Fakultas Ekonomi Universitas Gajayana Malang; 2010; Malang, Indonesia.

Martaleni. 2011. Pertumbuhan pariwisata global: tantangan untuk pemasaran daerah tujuan wisata (DTW). Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 4 (2). Muntasib EKSH, Avenzora R, Rachmawati E, Yunanti Y, dan Meilani R. 2004. Rencana Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bogor. Bogor (ID): Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB dan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Bogor.

Murugan A. 2007. The Effect of tsunami on sea turtle nesting beaches along the cost of India. India (IN): Suganthi Devadason Marine Research Institute. Nasution S. 2007. Method Reseach (Penelitian Ilmiah). Jakarta (ID): Bumi

Aksara.

Nugraha T. 2010. Pengembangan Karaha Bodas sebagai kawasan strategis wilayah Kabupaten Tasikmalaya [artikel]. (Februari 2010 [diunduh 2012 Oktober 20]). Tersedia pada: http://bappeda.tasikmalayakab.go.id.

Oktadiyani P. 2006. Alternatif strategi pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

[PHKA; Dephut] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). 2001. Pengembangan Wisata dan pemanfaatan Jasa Lingkungan. Bogor: Dirjen PHKA.

[PHKA; Dephut] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). 2002. Kriteria Standar Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (Analisis Daerah Operasi). Bogor: Dirjen PHKA

[PHKA; Dephut] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam; Departemen Kehutanan Republik Indonesia (ID). 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Bogor: Dirjen PHKA

[PEMPROV] Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (ID). Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat.

[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya (ID). Kondisi Geografi, Demografi, dan Sejarah Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya: PEMDA. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya (ID). Peraturan Daerah

Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011 – 2031. Tasikmalaya: PEMDA.

[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya (ID). Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Rician Tugas Unit di Lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya: PEMDA

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (ID). 2007. Indikator Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Bandung: Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

Pitana IG dan Gayatri PG. 2005. Sosisologi Pariwisata. Jogjakarta (ID): Penerbit Andi.

Prasetyo B dan Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

Rachmat A. 2011. Manajemen dan mitigasi bencana. Bandung (ID): Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat. Rahardjo B. 2004. Ekoturisme Berbasis Masyarakat, Pengelolaan Sumberdaya

Alam. Bogor (ID): Penerbit Pustaka LATIN.

Razak A. 2008. Sifat dan karakter obyek daya tarik wisata alam [makalah]. Jogjakarta (ID): Program Pasca Sarjana (S2) Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada.

Romani S. 2006. Penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata alam serta alternatif perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Rushayati SB. 2010. Pencemaran udara [materi kuliah]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Satria D. 2009. Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam rangka program pengentasan kemiskinan di wilayah Kabupaten Malang. J Indones Applied Econ, 3(1):37-47.

Simamora B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Gramedia. Simion D, Mirela M, Monica P, and Roxana I. 2010. The economic and social

contribution of tourism from the sustainable development point of view. Di dalam: Simion D, Mirela M, Monica P, and Roxana I, editor.

Proceedings of the 5th WSEAS International Conference on Economy and Management Transformation; Volume I.

Suwantoro G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Jogjakarta (ID): Andi. Tjiptono F. 2002. Manajemen Jasa. Jogjakarta (ID): ANDI.

Wardhani DE. 2006. Pengkajian suhu udara dan indeks kenyamanan dalam hubungan dengan ruang terbuka hijau (studi kasus kota Semarang) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Warpani SP dan Warpani IP. 2005. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung (ID): Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Yuwana DMS. 2010. Analisis permintaan kunjungan obyek wisata kawasan dataran tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara [skripsi]. Semarang (ID): Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.

Dokumen terkait