• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada beberapa alasan dan kondisi tertentu yang menyebabkan dapat berakhirnya putusnya hubungan kerja, baik yang terletak pada diri pekerja/buruh maupun pengusaha. Apabila melihat dari putusan-putusan hakim PHI mengenai kasus- kasus PHK, maka ada beberapa penyebab terjadinya PHK tersebut, antara lain: a. Adanya Kinerja yang tidak baik;

b. Adanya penolakkan pekerja/buruh untuk menandatangani surat kontrak;

c. Karena kesalahan berat yang dilakukan pekerja/buruh;

d. Adanya tuntutan dari pekerja/buruh untuk diangkat menjadi pekerja tetap;

e. Adanya efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan yang menyebabkan terjadinya PHK.

2. PHK selalu memiliki akibat hukum, baik terhadap pengusaha maupun terhadap pekerja/buruh itu sendiri. Akibat hukum dimaksud adalah bentuk pemberian kompensasi upah kepada pekerja/buruh yang hubungan kerjanya terputus dengan pengusaha. Berdasarkan putusan-putusan yang dianalisis dalam tesis ini, maka terhadap kompensasi upah yang harus diberikan pengusaha kepada pekerja/buruh

akibat terjadinya PHK, hakim berusaha bertindak adil dalam pertimbangan- pertimbangannya yang dituangkan dalam ”pokok perkara”, sehingga dapat mencapai dasar penyelesaian sengketa. Yang menjadi dasar pertimbangan hakim PHI dalam pemberian kompensasi upah kepada pekerja/buruh yang di PHK adalah adanya perbuatan melawan hukum,maka majelis hakim memutuskan pembayaran upah yang wajib dipenuhi oleh pihak pengusaha harus sesuai dengan ketentuan UMP/UMK di Sumatera Utara, kemudian dihitung berdasarkan ketentuan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Terhadap kekurangan-kekurangan upah pekerja/buruh, pengusaha juga berkewajiban untuk membayarkannya. Untuk perkara No. 101/G/2006/PHI Medan, pengusaha harus membayar upah cuti/melahirkan pekerjanya dan dalam perkara No. 110/G/2006/ PHI Medan, pengusaha wajib membayar upah pekerja selama ia diskorsing. Akan tetapi, terhadap perkara No. 139/G/2006/PHI Medan, pemberian kompensasi yang diputuskan oleh hakim adalah sisa upah pekerja/buruh setelah ia di PHK, kemudian hakim memutuskan agar pengusaha mempekerjakan kembali pekerjanya tersebut.

3. Peranan hakim PHI dalam memberikan kepastian hukum terhadap kasus-kasus PHK terlihat dalam setiap putusannya. Kepastian hukum dapat berarti keharusan adanya suatu peraturan. Walaupun peraturan-peraturan mengenai hukum ketenagakerjaan tidak terhimpun dalam suatu kodifikasi, peraturan tersebut tetap dapat memberikan suatu kepastian hukum. Terkecuali Undang-Undang tidak ada

mengaturnya, maka hakim harus menemukan hukumnya (sesuai dengan ketentuan Pasal 16 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004). Selain itu, kepastian hukum dapat juga berarti memberikan perlindungan terhadap individu yang disewenang-wenangkan oleh individu lain. Dalam perkara No. 92/G/2006/PHI Medan, perkara No. 101/G/2006/PHI Medan, perkara No. 110/G/2006/PHI Medan, perkara No. 139/G/2006/PHI Medan, dan perkara No. 147/G/2007/PHI Medan dapat dilihat dalam putusan akhirnya, bahwa setiap tindak-tanduk individu yang sewenang-wenang, seperti salah satunya ialah PHK secara sepihak tanpa membayarkan hak-hak nomatif pekerja, maka hakim berupaya untuk mengabulkan tuntutan dari individu (pekerja/buruh) yang terlanggar, walaupun ada ketentuan hakim PHI tidak dapat memutuskan lebih atau kurang dari apa yang dituntut olehnya.

B. Saran

1. Diharapkan bagi pengusaha agar tidak lagi melakukan pemberhentian pekerja atau PHK secara sewenang-wenang. Sebagaimana diketahui pelaksanaan PHK, ada prosedur hukumnya yang harus dilalui terlebih dahulu. Dengan melalui prosedur yang seharusnya, maka persoalan PHK ini tidak perlu diperpanjang sampai ke pengadilan.

2. Putusan hakim PHI mengenai pemberian kompensasi kepada pekerja/buruh yang di PHK oleh pengusaha sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

Ketenagakerjaan dalam Pasal 156. Selain itu jumlah kompensasi upah telah disesuaikan dengan ketentuan UMP/UMK di Sumatera Utara. Akan tetapi, terhadap 2 putusan hakim, yakni dalam Perkara No. 92/G/2006/PHI Medan mengenai ketentuan UMP/UMK 2005 di Sumatera Utara berbeda dengan ketentuan UMP/UMK 2005 dalam perkara No. 147/G/2007/PHI Medan, dimana UMP/UMK 2005 dalam perkara No. 92/G/2006/PHI Medan sebesar Rp 600.000,- /bulan, sedangkan ketentuan UMK/UMP 2005 dalam perkara No. 147/G/2007/PHI Medan sebesar Rp 640.000,-/bulan. Diharapkan bagi hakim PHI untuk lebih teliti lagi, sebab hal ini bisa saja menimbulkan kebingungan bagi pihak-pihak yang membaca putusan-putusan tersebut, bisa saja hal tersebut disebabkan karena salah pengetikan ataupun jumlahnya yang keliru.

3. Hendaknya peranan hakim PHI dalam memberikan kepastian hukum dapat terlaksana dalam setiap putusan-putusannya. Akan tetapi, diharapkan dalam putusan juga terdapat nilai keadilan dan kemanfaatan, sehingga pada akhirnya dapat menjadi suatu sistem penegakan hukum yang individu didalamnya adalah seorang hakim.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Affandi, Wahyu, Hakim Dan Penegakan Hukum, Bandung: Alumni, 1984.

Anwar, Saiful, Sendi-Sendi Hubungan Pekerja Dengan Pengusaha, Medan: Kelompok Studi Hukum Dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, 1991.

Arrasjid, Chainur, Pengantar Ilmu Hukum, Medan: Yani Corporation, 1988.

Asikin, Zainal, dkk, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: PT. RajaGarfindo Persada, 1994.

Asyhadie, Zaeni, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.

Budiono, Herliene, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum

Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2006.

Damanik, Sehat, Hukum Acara Perburuhan, Menyelesaikan Perselisihan Hubungan

Industrial Menurut UU Nomor 2 Tahun 2004 Disertai Contoh Kasus, Jakarta:

DSS Publishing, 2006.

---, Outsourcing Dan Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Sebagai Penuntun Untuk Merencanakan-Melaksanakan Bisnis Outsourcing Dan Perjanjian Kerja,

Jakarta: DSS Publishing, 2007.

Djumialdji, F.X., Perjanjian Kerja, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005.

Halim, A. Ridwan & Sri Subiandini Gultom, Sari Hukum Perburuhan Aktual, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1987.

Halim, A. Ridwan, Hukum Perburuhan Dalam Tanya Jawab, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.

Harahap, Yahya, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Perkara Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Husni, Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001.

---, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan &

Di Luar Pengadilan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.

Kartasapoetra, G., dkk, Hukum Perburuhan Di Indonesia Berlandaskan Pancasila, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985.

Khakim, Abdul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003, Bandung: PT. Alumni, 2003.

Kountur, Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2003.

Manan, Bagir, Sistim Peradilan Berwibawa (Suatu Pencarian), Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

Marsh, S.B. & J. Soulsby, alih bahasa Abdulkadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Bandung: PT. Alumni, 2006.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.

Mertokusumo, Sudikno & A. Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993.

---, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 2006.

M. Sitorus, Thoga, Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia Dan Daerah (Pasca

Reformasi), Medan: Bina Media Perintis, 2007.

Nasution, Bahder Johan, Hukum Ketenagakerjaan, Kebebasan Berserikat Bagi

Pekerja, Bandung: CV. Mandar Maju,2004.

Prinst, Darwan, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Buku Pegangan Bagi Pekerja

Untuk Mempertahankan Hak-Haknya), Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,

1994.

Rahardjo, Satjipto, Biarkan Hukum Mengalir, Catatan Krisis Tentang Pergulatan

Manusia Dan Hukum, Jakarta: Kompas, 2007.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan

Administratif dan Operasional, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2005.

Sidabutar, Edy Sutrisno, Pedoman Penyelesaian PHK, Jakarta: Praninta Offset, 2007. Soekanto, Soerdjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986.

Soekanto, Soerdjono & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Soepomo, Iman, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta: Djambatan, 2001.

Suprihanto, John, Hubungan Industrial Sebuah Pengantar, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2002.

Toha, Halili dan Hari Pramono, Hubungan Kerja Antara Majikan Dan Buruh, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987.

Winarni, F., dan G. Sugiyarso, Administrasi Gaji Dan Upah, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006.

B. Makalah

Nasution, Bismar, ”Metode Penelitian Hukum Normatif Dan Perbandingan Hukum”, Makalah disampaikan pada dialog interaktif tentang penelitian hukum dan hasil penulisan hukum pada majalah akreditasi, Fakultas Hukum USU, Tanggal 18 Februari 2003.

Rajagukguk, Erman, ”Peranan Hukum Di Indonesia Menjaga Persatuan, Memulihkan Ekonomi Dan Memperluas Kesejahteraan Sosial”, Pidato disampaikan pada Dies Natalis Dan Peringatan Tahun Emas Universitas Indonesia (UI), Depok, Tanggal 5 Februari 2000.

C. Diktat Kuliah

Lubis, M. Solly, ”Teori Hukum”, Diktat diberikan pada mata kuliah Teori Hukum Pada Program Studi Ilmu Hukum, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, 2006.

D. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata/Burgerlijk Wetboek) Republik, Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945

Republik, Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Republik, Indonesia, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Republik, Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Covention Nomor 81 Concerning Labour Inspection In Industry And Commerce (Konvensi ILO Nomor 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan)

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Republik, Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pajak

Penghasilan Atas Penghasilan Yang Diterima Oleh Pekerja Sampai Dengan Sebesar Upah Minimum Propinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor KEP-105/MEN/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja Dan Ganti Kerugian Di Perusahaan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor KEP-171/MEN/2000 tentang Perbaikan Penulisan Pada Pasal 1 Angka 12 dan Pasal 18 Ayat (1) Huruf g, h dan i Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Penyelesaian Pemutusan Hubungan

Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan

Kumpulan Keputusan Dan Peraturan Terkait Dengan Penyelesaian Hubungan Industrial, terdiri atas: Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial Nomor KEP.01A/DPHI/I/2005, Keputusan Menteri Mo. KEP.92/MEN/VI/2004, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER. 01/MEN/XII/2004, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.02/MEN/I/2005, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2004, Semarang: Effhar Offset,2006.

Dokumen terkait