• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan tentang potensi karbon tersimpan pada tegakan di TAHURA Bukit Barisan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Jenis dominan pada tingkat pertumbuhan pohon adalah Pinus mercusii, pada tingkat pertumbuhan tiang adalah pohon Lithocarpus ewyckii dan pada tingkat pertumbuhan pancang adalah Eugenia sp.

b. Potensi karbon tersimpan pada tegakan pohon, tiang dan pancang adalah 485,01 ton/ha.

c. Potensi karbon tersimpan di TAHURA Bukit Barisan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara seluas 19.805 ha adalah 9.605.623 ton pada kelas pertumbuhan pohon, tiang dan pancang.

2. Saran

a. Kepada pemerintah diminta agar tetap menjaga kelestarian hutan di TAHURA Bukit Barisan Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara demi terjaganya ekosistem yang baik.

b. Perlu dilaksanakan penelitian pada TAHURA Bukit barisan Provinsi Sumatera Utara pada kabupaten lain.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, W.C.; Syahbani I.; Rengku M.T.; Arifin Z. dan Mukhaidil. 2009. Pendugaan Cadangan Karbon (C-stock) dalam Rangka Pemanfaatan Fungsi Hutan Sebagai Penyerap Karbon. http://www.Sith.itb.ac.id/profile/ databuendah/publications/12%20yayaMAPinsurabaya.pdf.

Administrator. 2009. Dampak Perubahan Iklim. http://iklim-dirgantara-lapan.or.id [3 Maret 2009].

Ahira, A. 2010. Aneka Macam Fungsi Hutan. http://www.anneahira.com/fungsi- hutan.htm

Andayani, R. 2005. Promosi Potensi dan Kelayakan Usaha Tahura Bukit Barisan, Pembangunan dan Pengendalian Pengelolaan Hutan Produksi. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Agustina, S. 2009. Peranan Ruang Terbuka hijau Taman Beringin Medan Sebagai Penyimpanan Carbon untuk Mengurangi Pencemaran Udara. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Bako, I. 2009. Komposisi Tegakan dan Pendugaan Karbon Tersimpan pada Tegakan di Hutan Lindung Kabupaten Pak Pak Barat. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Bakri. 2009. Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan pada Pohon di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabaupaten Toba Samosir. Tesis. Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

BPS Kabupaten Karo. 2009. Kabupaten Karo dalam angka.

Brown, S. 1997. Estimating Bionass and Biomass Change of Tropical Forest, av Primer. FAO Foreesti Paper 134, FAO, Rome.

Departemen Kehutanan. 2007. Report On Above Ground Carbon Estimation of Gunung Halimun Salak National Park: Potential Economic Value For Carbon Trading Under Avoiding Deforestation Scheme. Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Kebandungan Sukabumi.

Departemen Pertanian. 1983. Jenis-jenis Pohon Disusun Berdasarkan Nama Daerah dan Nama Botaninya. Direktorat Bina Program Kehutanan. Sumatera Utara. Ensiklopedia. 2010. Hutan. http://id.wikipedia.org/wiki/hutan.

FWI. 2003 Potret Keadaan Hutan Indonesia. Ind Forest Watch Indonesia dan Washington D.C. Global Forest Watch, Edisi 3. Bogor.

Guntoro, H. 2008. Laporan Presentasi Kelompok Biomassa http://helmiguntoro.blogspot.com. [17 Desember 2008].

Hadi, M. 2007. Pendugaan Simpanan Karbon di Atas Permukaan Lahan pada Tegakan Jati (Textona grandis) di KPH Blitar, Perhutani Unit II Jawa Timur. Skripsi. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hairiah, K., Lusian B., and Van Noordwijk M. 2001. Methods For Sampling Carbon Stocks Above and Below Ground. ICRAF, Southeast Asian Regional Research Program Bogor Indonesia. Bogor.

Hairiah, K. dan Rahayu, S. 2007. Pengukuran “Carbon Tersimpan” di Berbagai Macam Lahan. Bogor, World Agroforestry Centre – ICRAF, Sea Regional Office Univercity of Brawijaya, UNIBROW INDONESIA.

Hamzah, A dan Toha M. 2006. Flora Pengunungan Jawa. Penerbit LIPI. Jakarta. Indrawan. 1999. Pendugaan Biomassa Pohon dengan Model Fractal Branching pada

Hutan Sekunder di Rantau Pandan Jambi. Departemen Menajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

IPCC (Itergovermental Panel on Climate Change). 1995. IPCC Guideliues For National Greenhouse Gas Inventory Volume 2. IPCC WGI Technical Support United United Kingdom.

Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 70/Kpts – II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan Perubahan Status dan Fungsi Kawasan Hutan. Jakarta.

Kershaw, KA. 1964. Quantitative on Dynamie Plant Ecology. Second Edition. Butter dan Tanner. London.

Ketterings, Q. M.; Coe, R., Van Noordwijk, M. and Palm C. 2001. Reducing Uncertainly in the Use of Allometric Biomass Equation for Predicting Above- Ground Tree Biomass in Mixed Secondary Forests. Forest Ecology and Management.

Krebs, C.J. 1985. Ecology the Experimental Analysis of Distribution and Abudance. Third Edition. New York.

Kurniawan. 2007. Global Warming: Perspective Politics and Policy. Diskusi Publik Hizbut Tahrir Kota Depok.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Penerbit Institusi Pertanian Bogor. Bogor.

Loveless, A. R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. PT. Gramedia. Jakarta.

MAC Dieken, KG. 1997. A Guide to Monitoring Carbon Strong In Foristry on Agroforestry Projec. Wirock International Institut for Agricultural Development. Alington USA.

Marit, H. 2008. Manajemen Hutan Indonesia. http://hasrulmarit.blogspot.com. [22 Juni 2008].

Maulidia, M. 2010. Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian. http://iklimkarbon.com/2010/05/04/dampak-perubahan-iklim-terhadap- pertanian.

Marsono, Dj dan Surachman. 1990. Perilaku Permudaan Alam Cendana di Wanagama I. Buletin II Instiper Volume I No. 1. STIPER. Yogyakarta.

Monk, K.A, De Fretes Y., dan Lilley R.G. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Prenhallindo. Jakarta.

Mueller, D and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methode of Negetation Ecology. Jhon Willey dan Song, New York.

Onrizal. 2004. Model Penduga Biomassa dan Carbon Tegakan Hutan, Kerangas di Taman Nasional Danau Santarum Kalimantan Barat. Tesis. Program Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 46 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional Perubahan Iklim.

Phill, D. 1978. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters. Volume Three. Penerbit Longman. Malaysia.

Simon, H. 1993. Metoda Iventory Hutan. Aditya Media. Yogyakarta.

Siradz, S.A. 2006. Degradasi Lahan Persawahan Akibat Produksi Biomassa di DI- Yogyakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 6 (1) p: 47-51.

Soerianegara, I. dan Indrawan A. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Management Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soerianegara, I. 1996. Beberapa Pemikiran tentang Pengelolaan Hutan Lindung. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Study ALGAS. 1997. Indonesia Country Study on Climate Change. Country Study News No. 9, May 1997.

Suin, N. 2002. Metoda Ekologi. Universitas Andalas. Padang.

Susandi, A; Herlianti, I.; Tamamadin, M; dan Nurlela, I. 2008. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Lingkungan Vol. 12/No. 2.

Suryatmojo, H. 2004. Peran Hutan Pinus sebagai Penyedia Jasa Lingkungan Melalui Penyimpanan Karbon dan Penyediaan Sumber Daya Air. Hasil Penelitian. Yogyakarta.

_________. 2006. Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

_________. 2009. Peranan Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan. Jurusan Konservasi Sumber Daya Alam Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Susandi, A. 2004. The Impact of International Greenhouse Gas Emissions Reduction

on Indonesia Report on Earth System Science. Max Plank Institute for Meteorology. Jerman.

Susandi, A; Indriani H.; Mamat, T. dan Irma N. 2008. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Lingkungan Vol. 12 No. 2.

Sutarno H dan Soedarsono R. 1997. Latihan Mengenal Pohon Hutan (Kunci Identifikasi dan Fakta Jenis. Yayasan Porsea. Bogor.

Sutrisno, F. 2010. Aplikasi Penggunaan Satelit Penginderaan Jauh di Indonesia pada Pengendalian Masalah Lingkungan. http://fadlysutrisno.wordpress.com/ 2010/07/15/Aplikasi-penggunaan-satelit-penginderaan-jauh-di-Indonesia- pada-pengendalian-masalah-lingkungan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta. Van Steenis, C.G.G. J. Flora Malesiana, Volume 5. hlm 1-595.

_________. 1960-1972. Flora Malesiana. Series I Spermatophyta Volume VI wolters. Noordhoft. Publishing Groningen. The Netherland. hlm 1-1023.

_________. 1974-1978. Flora Malesianna. Series I Spermatophyta Volume 8. Sijthoff & Noordhoff International Publishing. Alpen Aan Rijn. The Netherlands. hlm 1-577.

Wahyu. 2010. Jasa Hutan Sebagai Penyerap Karbon. http://www.facebook.com. [7 Nopember 2010].

Waryono, T. 2002. Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Sebagai Pencegah Pemanasan Global. FMIPA dan Pengelola Hutan Kota, Universitas Indonesia. Jakarta.

Whitmore. T.C. 1972. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters. Volume Two. Penerbit Longman. Malaysia

_________. 1973. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters. Volume One. Penerbit Longman. Malasya

_________. 1985. Tropical Bain Forest of The Far East. Second Edition. Oxfort University Press. New York.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010. Hutan. http://id.wikipedia.org. [23 Oktober 2010].

Dokumen terkait