• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 39-45)

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang relatif tinggi berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja yang tercermin dari penurunan tingkat pengangguran. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja tersebut dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor wiraswasta. Struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami perubahan dimana sebelumnya Sektor Industri Pengolahan mendominasi dengan pangsa yang cukup besar, pada Februari 2012 BPS mencatat Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi mengalami peningkatan yang signifikan sehingga menjadi sektor yang dominan dalam struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau.

Secara umum nilai ITK di Kepri pada triwulan II-2012 sebesar 108,23 yang menunjukkan adanya kenaikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan survey, indeks kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari tercatat mengalami peningkatan yang cukup siginifikan dari 103,74 pada triwulan II-2011 menjadi 114,78 pada triwulan II-2012.

Kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang diukur dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Provinsi Kepulauan Riau tercatat 105,18 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 103,88.

5

5..11.. KKEETTEENNAAGGAAKKEERRJJAAAANN

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang cukup tinggi berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja yang tercermin dari penurunan tingkat pengangguran. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja tersebut dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor wiraswasta. Struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami perubahan dimana sebelumnya Sektor Industri Pengolahan mendominasi dengan pangsa yang cukup besar, pada Februari 2012 BPS mencatat Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi mengalami peningkatan yang signifikan

sehingga menjadi sektor yang dominan dalam struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau.

Keterangan Feb.2010 Agus.2010 Feb.2011 Agus.2011 Feb.2012

Bekerja 653,012 769,486 777,726 781,824 838,934 Pengangguran 50,729 57,049 58,883 66,173 52,283 Jumlah Angkatan Kerja 703,741 826,535 836,609 847,997 891,217 Tingkat Partisipasi Kerja 64.95 68.85 68.14 67.48 69.33 Tingkat Pengangguran Terbuka 7.21 6.90 7.04 7.80 5.87

Berdasarkan data BPS Kepulauan Riau, jumlah angkatan kerja sampai dengan Februari 2012 mencapai 891.217 orang, sementara jumlah penduduk yang bekerja adalah sebesar 838.934 orang. Sedangkan jumlah penduduk yang tidak bekerja/pengangguran terbuka tercatat sebanyak 52.283 orang sehingga secara prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tercatat sebesar 5,87%. Penurunan TPT tersebut juga menunjukkan daya serap dunia usaha terhadap tenaga kerja mengalami peningkatan. Tingkat partisipasi kerja penduduk Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan Februari 2012 tercatat 69,33%.

0 2 4 6 8 10 12 14 Fe b-06 Ju n-06 O ct -06 Fe b-07 Ju n-07 O ct -07 Fe b-08 Ju n-08 O ct -08 Fe b-09 Ju n-09 O ct -09 Fe b-10 Ju n-10 O ct -10 Fe b-11 Ju n-11 O ct -11 Fe b-12

Hingga bulan Februari 2012, struktur tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kepulauan Riau terjadi perubahan yang cukup menarik dimana dominasi Sektor Industri Pengolahan tergeser oleh Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi. Sementara itu Sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan serta Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan relatif meningkat namun tidak terlalu mempengaruhi pangsa-nya terhadap struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau.

Grafik 5.1.

Perkembangan Pengangguran Terbuka Kepulauan Riau

Sumber: BPS Kepulauan Riau, diolah

Tabel 5.1.

Perkembangan Angkatan Kerja Provinsi Kepulauan Riau

Menurut data BPS Provinsi Kepulauan Riau, tenaga kerja sektor industri di Kepulauan Riau mengalami peningkatan menjadi 122.267 orang atau mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada saat yang sama Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi mengalami peningkatan dari 193.860 orang pada Agustus 2011 menjadi 248.001 orang pada Februari 2012.

LAPANGAN KERJA UTAMA Feb.2010 Agus.2010 Feb.2011 Agus.2011 Feb.2012

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan 88,439 98,091 128,433 97,757 126,345 13.50

12.80 16.50 12.50 15.10 Industri 208,080 252,753 149,311 195,368 122,267

31.90

32.90 19.20 25.00 14.60 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 122,627 153,505 188,628 193,860 248,001

18.80

20.00 24.30 24.80 29.60 Jasa Kemasyarakatan, Sodial dan Perorangan 135,023 126,543 148,740 139,273 182,003

20.70 16.50 19.10 17.80 21.70 Lainnya 98,843 138,594 162,614 155,566 160,318 15.10 18.00 20.90 19.90 19.10 Total 653,012 769,486 777,726 781,824 838,934 100 100 100 100 100.00

Sementara itu, struktur tenaga kerja menurut status pekerjaan utama relatif tidak terjadi perubahan yang besar. Buruh/Karyawan/Pegawai masih menjadi pangsa terbesar dalam angkatan kerja di Kepulauan Riau pada Februari 2012 yang tercatat 527.347 orang atau sebesar 62,90%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2011 yang tercatat sebesar 527.770 orang. Sementara itu status pekerjaan utama terbesar kedua adalah berusaha sendiri sebanyak 170.205 orang dengan pangsa 17,80%. Jumlah penduduk yang berusaha sendiri ini mengalami peningkatan yang cukup signifikasi dibandingkan dengan data Agustus 2011 yang tercatat 139.407 orang.

STATUS PEKERJAAN UTAMA Feb.2010 Agus.2010 Feb.2011 Agus.2011 Feb.2012

Berusaha Sendiri 147,006 177,147 161,969 139,407 170,205 22.50

23.00 20.80 17.80 20.30 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/dibayar 23,274 49,865 37,616 29,844 33,891

3.60

6.50 4.80 3.80 4.00 Berusaha dibantu buruh tetap 15,623 23,611 28,523 37,742 24,030

2.40

3.00 3.70 4.80 2.90 Buruh/Karyawan/Pegawai 407,592 475,718 488,533 527,770 527,347

62.40

61.80 62.80 67.50 62.90 Pekerja Bebas di Pertanian 8,304 7,237 3,969 6,498 9,992

1.30

0.90 0.50 0.80 1.20 Pekerja Bebas di non Pertanian 13,238 14,591 11,594 15,202 6,213

2.10

1.90 1.50 1.90 0.70 Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar 37,238 21,317 45,522 25,361 67,256

5.70

2.80 5.90 3.20 8.00 Penduduk Usia Kerja yang Bekerja 652,275 769,486 777,726 781,824 838,934

100

100 100 100 100.00 Tabel 5.3.

Perkembangan Pangsa Tenaga Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama di Kepulauan Riau

Tabel 5.2.

Perkembangan Penduduk Bekerja Menurut Sektor Ekonomi

Cukup besarnya porsi orang yang berusaha sendiri tersebut menunjukkan jiwa kewirausahaan masyarakat Kepulauan Riau cukup tinggi. Sebagian besar pelaku usaha di Batam bergerak di sektor perdagangan dan industri pengolahan. Meski demikian, para pelaku usaha di Batam khususnya dalam skala mikro dan kecil masih perlu meningkatkan kompetensi manajerial. Hal ini tercermin dari masih relative sedikitnya jumlah pengusaha yang telah dibantu oleh karyawan tetap yaitu sekitar 24.030 orang atau 2,90%.

5

5..22.. KKEESSEEJJAAHHTTEERRAAAANNMMAASSYYAARRAAKKAATT 5

5..22..11..IInnddeekkssTTeennddeennssiiKKoonnssuummeenn

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Responden STK merupakan sub sampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu.

Secara umum nilai ITK di Kepri pada triwulan II-2012 sebesar 108,23 yang menunjukkan adanya kenaikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan survey, indeks kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari tercatat mengalami peningkatan yang cukup siginifikan dari 103,74 pada triwulan II-2011 menjadi 114,78 pada triwulan II-2012.

95 100 105 110 115 120

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II

2011 2012

Pendapatan rumah tangga

Kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari

Indeks Tendensi Konsumen

Nilai ITK di kepri pada triwulan III-2012 diperkirakan sebesar 110,39 yang menunjukkan prediksi kenaikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan III-2012. Tingkat kepercayaan atau optimisme konsumen juga diperkirakan sedikit meningkat dibanding

Grafik 5.2.

Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Kepualauan Riau

triwulan sebelumnya. Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan III-2012 diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan rumah tangga.

5

5..22..22..NNiillaaiiTTuukkaarrPPeettaannii

Kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang diukur dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Provinsi Kepulauan Riau tercatat 105,18 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 103,88.

Tabel 5.4.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya

Tabel 5.4.

Nilai Tukar Petani per Sub Sektor di Provinsi Kepulauan Riau Sumber: BPS Kepulauan Riau

Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi Kepri pada triwulan II-2012 tercatat dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura. Sementara itu subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor perikanan dan subsektor peternakan mengalami penurunan.

BAB 6

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 39-45)

Dokumen terkait