• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DAERAH

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 24-34)

Perkembangan perbankan secara umum menunjukkan trend peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Tingkat kepercayaan masyarakat mengalami peningkatan yang tercermin dari naiknya dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan. Fungsi intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan dengan kualitas kredit yang masih terjaga yang terindikasi dari masih rendahnya rasio kredit bermasalah.

Transaksi pembayaran tunai pada triwulan II 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pergeseran awal Ramadhan yang jatuh pada bulan Juli berpengaruh pada peningkatan transaksi tunai pada semester awal tahun 2012. Sementara itu, volume dan nilai transaksi melalui instrumen uang giral terus menunjukkan trend peningkatan di banding periode sebelumnya.

3

3..11..PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNPPEERRBBAANNKKAANNDDAAEERRAAHH

Pada triwulan II-2012, perkembangan indikator perbankan secara umum menunjukkan trend yang meningkat. Volume usaha perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan kedua 2012 mengalami peningkatan 18,69% (yoy) sehingga tercatat sebesar Rp31,79 triliun. Sementara itu tingkat kepercayaan masyarakat yang tercermin dari penghimpunan dana pihak ketiga sampai triwulan II-2012 tercatat Rp25,61 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 19,78% (yoy). Intermediasi yang dilakukan oleh perbankan triwulan kedua 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 29,88% (yoy) sehingga menjadi sebesar Rp20,98 triliun. Peningkatan kredit tersebut juga diiringi peningkatan rasio kredit bermasalah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,04% menjadi 2,74% pada triwulan laporan.

-5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 30,000.00 35,000.00 JA N FE B M A R A P R M EI JU N I JU LI G U ST SEP O K T N O V DE C JA N FE B M A R A P R M EI JU N I

Total Asset Total Dana Total Kredit Grafik 3.1

Indikator Utama Bank Umum di Provinsi Kepulauan Riau

Grafik 3.2

Perkembangan NPL dan LDR Bank Umum di Provinsi Kepulauan Riau

2011 2012

Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Total Asset 26.787,30 27.273,06 28.685,52 30.250,54 31.793,82 Total Dana 22.308,67 22.555,91 24.069,09 25.550,96 26.721,27 Total Kredit 16.151,45 17.075,53 18.216,27 19.210,78 20.976,85 NPL 2,45% 2,77% 2,36% 2,04% 2,74% LDR 72,40% 75,70% 75,68% 75,19% 78,50% 3 3..11..11..PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNDDAANNAAPPIIHHAAKKKKEETTIIGGAA

Laju pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan laporan menunjukkan tren peningkatan. Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kepulauan Riau hingga akhir triwulan laporan tercatat sebesar Rp 26,72 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 19,78% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, pangsa dana pihak ketiga bank umum tidak terjadi pergeseran yang cukup berarti. Hingga akhir periode laporan, pangsa tabungan sebesar 41,51% dan giro sebesar 37,77%, sementara sisanya deposito sebesar 20,72%. Simpanan dalam bentuk tabungan mengalami peningkatan tertinggi dengan peningkatan sebesar 26,94% (yoy). Sementara itu simpanan dalam bentuk giro mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 20,72% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya sektor perdagangan meningkatkan jumlah transaksi dalam bentuk giral. Sementara itu simpanan dalam bentuk deposito mengalami peningkatan 6,25% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Grafik 3.3

Perkembangan Pertumbuhan DPK Bank Umum di Kepulauan Riau

Grafik 3.4

Perkembangan DPK Bank Umum Menurut Jenis Simpanan di Kepulauan Riau

Tabel 3.1

3

3..11..33..PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNIINNTTEERRMMEEDDIIAASSIIPPEERRBBAANNKKAANN

Perkembangan kredit yang berhasil disalurkan oleh bank umum cukup ekspansif hingga akhir triwulan laporan. Hal ini ditunjukkan dengan total kredit yang disalurkan di Kepulauan Riau pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp20,97 triliun atau tumbuh 29,88% (yoy). Meski cukup ekspansif, ruang bagi fungsi intermediasi perbankan khususnya bank umum masih terbuka mengingat rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan baru mencapai 78,50%. Sementara itu risiko kredit bermasalah masih cukup terkendali dengan rasio NPL sebesar 2,04% di bawah target indikatif Bank Indonesia sebesar 5%. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik telah mendorong daya serap kredit yang disalurkan oleh perbankan di Kepulauan Riau pada periode laporan.

Sementara itu, penyaluran kredit menurut jenis penggunaannya kredit investasi mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada posisi triwulan II-2012. Akselerasi kredit juga dialami oleh kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Pertumbuhan kredit investasi mengalami peningkatan sebesar 55,50% (yoy). Sementara itu pertumbuhan kredit modal kerja meningkat sebesar 25,46% (yoy) sedangkan kredit konsumsi meningkat sebesar 20,73% (yoy) pada triwulan II-2012.

Meskipun perekonomian global khususnya Amerika Serikat dan Eropa mengalami perlambatan, perekonomian regional Provinsi Kepulauan Riau masih menunjukkan kinerja positif yang tercermin dari peningkatan daya serap kredit di sektor produktif. Berdasarkan sektor ekonomi, pangsa pembiayaan yang disalurkan bank umum konvensional untuk sektor industri pengolahan, sektor konstruksi dan sektor perdagangan masih dominan di Kepulauan Riau di luar kredit konsumsi.

Grafik 3.5

Perkembangan Pertumbuhan Kredit yang Disalurkan di Kepulauan Riau

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.6

Perkembangan Kredit yang Disalurkan Berdasarkan Jenis Penggunaan

3

3..11..44.. PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNBBAANNKKPPEERRKKRREEDDIITTAANNRRAAKKYYAATT((BBPPRR))

Pada triwulan II-2012, jumlah BPR yang beroperasi di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 42 BPR atau mengalami penambahan satu BPR dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. BPR yang baru beroperasi tersebut adalah PT. BPR Natuna yang merupakan satu-satunya BPR yang beroperasi di Kabupaten Natuna. Sementara itu untuk kantor cabang BPR tidak terjadi penambahan pada triwulan laporan sehingga total kantor BPR yang beroperasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau masih tetap 63 kantor.

Kinerja kredit yang disalurkan oleh BPR terus mengalami peningkatan, secara nominal kredit yang disalurkan oleh BPR di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp3,25 triliun meningkat 25,43% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

Diagram 3.1

Pangsa Kredit Menurut Sektor Ekonomi di Kepulauan Riau

kredit BPR tercatat sebesar 36,58% (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga tercatat Rp2,32 triliun.

Tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan mikro ini terus menunjukkan peningkatan yang tercermin dari peningkatan DPK yang dihimpun oleh BPR. Penghimpunan DPK BPR juga mengalami peningkatan. DPK BPR pada posisi triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp2,62 triliun meningkat 24,69% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Perkembangan fungsi intermediasi BPR di Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika pada triwulan II 2011 LDR BPR tercatat sebesar 80,78% maka pada triwulan LDR BPR tercatat sebesar 88,48%. Banyaknya jumlah BPR berpengaruh pada tingkat persaingan yang semakin tinggi di sektor kredit mikro. Oleh karena itu, BPR harus lebih jeli untuk menangkap peluang-peluang bisnis baru khususnya untuk kredit sektor produktif.

Kecenderungan BPR di Provinsi Kepulauan Riau lebih banyak menyalurkan kredit untuk sektor konsumsi seperti pembelian kendaraan bermotor maupun perumahan. Hal ini terkonfirmasi oleh data yang menunjukkan kredit konsumsi mendominasi dengan pangsa sebesar 58,92% dari total kredit BPR di Provinsi Kepulauan Riau. Sementara itu, bila ditinjau dari aspek risiko kredit cukup terkendali yang tercermin dari rasio NPLs yang tercatat 2,71%, masih di bawah angka indikatif Bank Indonesia sebesar 5%.

Grafik 3.7

Perkembangan Perkembangan Indikator BPR di Kepulauan Riau

3

3..11..55.. PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNPPEERRBBAANNKKAANNSSYYAARRIIAAHH

Pangsa asset bank syariah terhadap total asset seluruh bank di Kepulauan Riau terus mengalami trend peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan telah melewati angka psikologis 5%. Pada posisi triwulan II-2012 pangsa asset perbankan syariah terhadap total asset tercatat 6,49% lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya yang tercatat 5,98%.

Dilihat dari data historis, aset perbankan syariah terus mengalami peningkatan seiring semakin luasnya informasi mengenai perbankan syariah yang diterima oleh masyarakat di Kepulauan Riau. Dengan demikian, bank syariah di Kepulauan Riau memiliki peluang yang cukup besar untuk terus mengembangkan pangsa pasarnya dengan jaringan yang lebih luas agar bisa diakses oleh masyarakat baik di perkotaan maupun daerah hinterland.

Apabila dilihat dari aspek intermediasi bank syariah, perkembangan pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh bank syariah menunjukkan tren peningkatan hingga triwulan awal 2012 mencapai nominal sebesar Rp1,67 triliun. Sementara itu dana pihak ketiga yang telah dihimpun pada triwulan laporan mencapai Rp1,59 triliun.

Financing to deposit ratio (FDR) bank syariah di Provinsi Kepulauan Riau tercatat masih relatif tinggi yaitu sebesar 105,10% pada akhir triwulan laporan. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 115,36%. Tingkat FDR yang cukup tinggi dan melebihi 100% ini dipenuhi oleh perbankan syariah dengan menggunakan dana pihak ketiga dari rekening antar kantor bank.

Grafik 3.8

Perkembangan Perkembangan Indikator Perbankan Syariah di Kepulauan Riau

3

3..22..PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN SSIISSTTEEMMPPEEMMBBAAYYAARRAANN

Transaksi pembayaran tunai pada triwulan II 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pergeseran awal Ramadhan yang jatuh pada bulan Juli berpengaruh pada peningkatan transaksi tunai pada tahun 2012. Sementara itu, volume dan nilai transaksi melalui instrumen uang giral mengalami peningkatan di banding periode sebelumnya.

3

3..22..11 TTRRAANNSSAAKKSSIIPPEEMMBBAAYYAARRAANNTTUUNNAAII 3

3..22..11..11..AAlliirraannUUaannggKKaarrttaallMMaassuukk//KKeelluuaarr

Secara umum perkembangan transaksi tunai di Provinsi Kepulauan Riau dipengaruhi oleh siklus transaksi di masyarakat yang biasanya mengalami peningkatan di triwulan II dan triwulan III kemudian menunjukkan kecenderungan turun di triwulan IV dan triwulan I. Meski demikian pada triwulan II-2012 transaksi tunai di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang tercermin dari peningkatan transaksi inflow (uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia melalui setoran bank dan penukaran masyarakat). Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, transaksi inflow tercatat sebesar 106,04% (yoy) atau secara nominal tercatat sebesar Rp546 miliar.

Sementara itu transaksi outflow (uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia melalui penarikan bank dan penukaran masyarakat) mengalami peningkatan sebesar 17,70% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga secara nominal tercatat sebesar Rp1,56 triliun. Sampai dengan triwulan laporan belum ada perubahan karateristik di KBI Batam di mana outflow hampir selalu lebih besar daripada inflow. Pada triwulan II-2012 net outflow (outflow-inflow) tercatat Rp1,01 miliar lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

-500 1,000 1,500 2,000 2,500 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Inflow (Rp milyar) Outflow (Rp milyar)

2 per. Mov. Avg. (Outflow (Rp milyar))

Grafik 3.10

Pertumbuhan Inflow – Outflow Uang Kartal di Kepulauan Riau

Grafik 3.9

Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal di Kepulauan Riau

3

3..22..11..22..PPeennyyeeddiiaaaannUUaannggKKaarrttaallLLaayyaakkEEddaarr

Dalam rangka menjaga ketersediaan uang dengan kondisi yang layak edar, Bank Indonesia tetap melakukan kebijakan clean money policy secara konsisten yaitu dengan melakukan pemusnahan terhadap uang kartal yang sudah tidak layak edar dan kegiatan penukaran kepada masyarakat. Pada triwulan laporan Bank Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau telah memusnahkan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dengan jumlah nominal mencapai Rp98,19 milyar atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp216,89 milyar.

Selain dengan melakukan pemusnahan UTLE, Bank Indonesia juga melakukan kegiatan kas keliling secara rutin ke kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, seperti Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Anambas dan Kabupaten Lingga. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat di daerah rural dan hinterland juga dapat mendapatkan fasilitas uang rupiah yang masih relative baru dan layak edar.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keaslian uang rupiah, Bank Indonesia juga melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat secara periodik. Sosialisasi ini dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar (baik modern maupun tradisional) serta pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah. Selain kegiatan sosialisasi secara langsung, Bank Indonesia juga melakukan publikasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak maupun elektronik.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.11

Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar di Kepulauan Riau

3

3..22..22 TTRRAANNSSAAKKSSIIPPEEMMBBAAYYAARRAANNNNOONNTTUUNNAAII 3

3..22..22..11..KKlliirriinnggLLookkaall

Volume transaksi non tunai melalui instrumen kliring di Kepulauan Riau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal yang sama juga dibukukan dari sisi jumlah warkat yang dipertukarkan selama triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan. Sementara itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap instrumen uang giral masih dapat dikategorikan baik terlihat dari kualitas penyelenggaraan kliring di Kepulauan Riau pada triwulan II-2012 cukup terkendali dengan rendahnya rasio tolakan kliring yang tercatat sebesar 2,08% dari seluruh jumlah warkat yang dipertukarkan turun dibandingkan dengan rasio triwulan sebelumnya yang tercatat 2,35%.

3

3..22..22..22..RReeaallTTiimmeeGGrroossssSSeettttlleemmeenntt((RRTTGGSS))

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed/ gross settlement) dan bersifat real time (electronically processed), dimana rekening peserta dapat didebit/kredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan peneriman pembayaran.

Selama triwulan berjalan, transaksi keuangan masyarakat yang menggunakan fasilitas BI-RTGS di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Secara rata-rata peningkatan transaksi BI-RTGS nominal tercatat 19,50% (yoy).

Jika dilihat dari sebaran transaksi, sebagian besar transaksi BI-RGTS yang dilakukan oleh masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau terjadi di Kota Batam. Secara nominal Batam mendominasi transaksi BI-RTGS dengan pangsa sebesar 89,22% diikuti oleh Kota Tanjungpinang dengan pangsa 7,57%. Demikian pula secara volume, transaksi BI-RTGS di Provinsi Kepulauan Riau masih didominasi oleh transaksi masyarakat Kota Batam dengan pangsa 87,77% yang kembali diikuti oleh Kota Tanjungpinang dengan pangsa 9,22%.

Tabel 3.2 Perkembangan Transaksi Kliring

Tabel 3.3 Transaksi RTGS Provinsi Kepulauan Riau

BAB 4

Dalam dokumen BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL (Halaman 24-34)

Dokumen terkait