• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat;

II- 7 3) Pengendalian daya dukung dan daya tampung lingkungan, pemulihan

5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat;

IV - 46 Upaya mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat menjadi prasyarat bagi terselenggaranya tata kehidupan masyarakat, aktivitas sosial ekonomi dan pembangunan daerah. Pada masa yang akan datang upaya meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat masih dihadapkan pada berbagai persoalan seperti banyaknya berbagai masalah sosial yang dapat menjadi faktor pencetus kriminal bagi timbulnya gangguan trantibmas.

Upaya menjaga ketertiban, ketentraman dan keindahan di Kota Surakarta selalu menjadi perhatian penting bagi masyarakat dalam mewujudkan perlindungan dan kenyamanan masyarakat. Sebagai kota dengan aktivitas kehidupan sosial, ekonomi dan budayanya yang tidak pernah mati, tantangan terbesar adalah bagimana menjaga kenteraman dan ketertiban untuk menjamin rasa aman kepada warganya. Sebagai gambaran kondisi saat ini, angka kriminalitas yang terjadi di Kota Surakarta pada tahun 2021 mencapai 743 kasus.

Jika dilihat dalam kurun waktu tahun 2016 - 2021, angkanya menunjukkan penurunan dari tahun 2016 1.434 kasus menjadi 786 kasus di tahun 2021.

Dilihat dari sisi ketersediaan SDM dalam upaya menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat, di Kota Surakarta tercatat pada tahun 2021 memiliki petugas perlindungan masyarakat (linmas) sebanyak 868 personil atau jika dibandingkan dengan jumlah penduduk setara 1,66 per 1000 penduduk.

Ketersediaan sarana pos keamanan lingkungan di masyarakat pada tahun 2021 mencapai sebesar 20,04 per kelurahan. Dalam rangka menjangkau pengendalian keamanan, patroli juga dilaksanakan oleh petugas Satpol PP dengan rata-rata cakupan patroli sebesar 100% di 5 kecamatan. Patroli dilakukan dalam rangka penegakan perda untuk mendukung kepatuhan masyarakat terhadap peraturan, sehingga terwujud masyarakat yang tertib. Tercatat patroli ini 100% mampu menyelesaikan pelanggaran perda dan penyelesaian pelanggaran K3.

Pembinaan masyarakat dalam rangka mewujudkan ketentraman dan ketertiban dilaksanakan dengan berbagai kegiatan. Pengawasan terhadap potensi kriminalitas dilakukan dengan Deteksi Dini Kriminalitas yang terdapat di 5 lokasi kritis di tahun 2021. Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan tahun 2021 yang dilaksaksanakan di 7 lokasi. Penurunan jumlah lokasi kritis tersebut karena kondisivitas wilayah yang meningkat sehingga jumlah lokasi kritis menurun.

Penanganan terhadap unjuk rasa dan konflik sosial juga terlaksana dengan baik yaitu 100% tertangani.

Selain keamanan dan ketertiban, hal lain yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kenyamanan masyarakat adalah penanganan bencana.

Jenis bencana yang tingkat kemungkinan terjadinya tinggi di Kota Surakarta adalah bencana kebakaran, banjir, dan kecelakaan transportasi. Oleh karena itu kesiapsiagaan bencana perlu menjadi hal yang penting untuk dipahami oleh masyarakat Kota Surakarta.

Capaian kinerja urusan ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat Kota Surakarta bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13

Capaian Indikator Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat Kota Surakarta Tahun 2016 - 2021

INDIKATOR SATUAN

3. Persentase kelurahan

tangguh bencana % 13,73 17,56 5,8 100 100 100

IV - 48

INDIKATOR SATUAN

KINERJA

2016 2017 2018 2019 2020 2021 (TW II) 10. Persentase Warga

Negara yang

memperoleh Layanan akibat dari Penegakan hukum Perda dan Perkada.

% NA NA 100 100 100 100

11. Jumlah Warga Negara yang memperoleh Layanan Informasi Rawan Bencana.

% NA NA 100 100 0 0

12. Jumlah Warga Negara yang memperoleh Layanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan terhadap Bencana.

Jiwa NA NA 26788 26788 0 0

13. Jumlah Warga Negara yang memperoleh

14. Jumlah Warga Negara yang memperoleh

15. Jumlah penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat tentang bahaya narkoba

kali 3 3 5 40 40 40

16. Jumlah kelurahan yang mempunyai relawan anti narkoba

Kelurah

an 2 2 3 54 54 54

Tahun 2021 Pemerintah Kota Surakarta melalui perangkat daerah pengampu urusan ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat melaksanakan penghitungan SPM. Dari 5 (lima) layanan yang diselenggarakan hanya 2 (dua) yang telah memenuhi target pencapian indikator. Beberapa layanan tidak diselenggarakan karena Kota Surakarta tidak mengalami bencana alam, sehingga beberapa layanan kebencanaan tidak diselenggarakan. Rata – rata capaian kinerja SPM di bidang urusan ketentraman, ketertiban umum, dan

perlindungan masyarakat sebesar 100% dan ditampilkan secara lengkap dalam tabel berikut.

Tabel 4.14

Jenis Pelayanan Dasar, Target dan Realisasi Pencapaian SPM Bidang Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat Kota Surakarta

Tahun 2021 No. Jenis Pelayanan

Dasar Indikator Pencapaian Kinerja (%)

Target Realisasi Capaian (TW II) 1. Pelayanan

Ketentraman Dan Ketertiban Umum

Jumlah Warga Negara yang memperoleh Layanan akibat dari Penegakan hukum Perda Pencegahan dan Kesiapsiagaan terhadap Bencana. Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana. Penyelamatan dan Evakuasi korban kebakaran.

100 100 100

Rata – Rata Capaian SPM Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, Dan

Perlindungan Masyarakat 100

6. Sosial

Pembangunan di bidang sosial selama kurun waktu 2016 – 2021 menujukkan kecenderungan meningkat. Pembangunan di bidang sosial juga termasuk upaya untuk menanggulangi kemiskinan atau menurunkan penduduk miskin. Angka Kemiskinan di Kota Surakarta menunjukan penurunan, tahun 2016 sebesar 10,88%, menurun menjadi 9,03% tahun 2021, hal tersebut sekaligus memperlihatkan bahwa kinerja capaian indikator presentase kemiskinan pada Tujuan ke-1 yaitu untuk mengakhiri kemiskinan telah dilaksanakan dengan baik.

IV - 50 Capaian indikator di bidang sosial dapat digambarkan bahwa penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dari tahun 2016 - 2021 mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 PMKS yang ditangani 5,37%

meningkat menjadi 26,31% pada tahun 2021. Kemudian untuk PMKS yang memperoleh bantuan meningkat dari 0% pada tahun 2016 menjadi 24,5% di tahun 2021. Perkembangan capaian indikator persentse PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar dari tahun 2016 – 2021 fluktuatif namun cenderung meningkat.

Secara lengkap perkembangan capaian indikator di bidang sosial dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Capaian Indikator Urusan Sosial Kota Surakarta Tahun 2016 - 2021

INDIKATOR SATUAN

KINERJA

2016 2017 2018 2019 2020 2021

(TW II) 1. Sarana Sosial seperti panti

asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi (buah)

buah 40 40 40 45 47 47

2. Persentase korban tindak kekerasan dan pekerja migran yang bermasalah mendapat reintegrasi (pemulangan) dan rehabilitasi sosial

% 0 0 0 0 0 0

3. Persentase anak terlantar

yang dibina % 25,64 25,64 0 32,93 0 0

4. Jumlah PMKS orang 166.324 166.324 88.180 51.695 41.746 41.746 5. Jumlah penyadang

disabilitas (Tujuan 1) Orang 1.471 954 1.638 1.377 1.377 1.377 6. Jumlah Penduduk Miskin Orang 162.680 90.098 86.045 49.150 39.063 39.063 7. Persentase penduduk

miskin (Tujuan 1) % 10,88 10,65 9,08 8,70 9,03 9,03

8. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan/PKH (Tujuan 1)

KK 12.281 11.686 13.868 15.785 16.473 16.473

9. Persentase penanganan

PMKS % 5,37 24,45 23,6 24,31 26,31 26,31

10. Persentase Penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial

% 4,04 6,73 3,91 10,59 1,3 1,3

INDIKATOR SATUAN

KINERJA

2016 2017 2018 2019 2020 2021

(TW II) 11. Persentase Panti Sosial

skala kabupaten / kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

% 100 100 100 100 100 100

12. Lembaga Sosial Mandiri Buah 40 40 40 43 47 47

Tahun 2021 Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Sosial sebagai perangkat daerah pengampu urusan sosial, melaksanakan penghitungan SPM.

Dari 5 (lima) jenis pelayanan yang dilakukan penghitungan, terdapat 2 (dua) layanan yang belum memenuhi target capaian yang ditentukan yaitu layanan rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di luar panti sebesar 100% dan layanan rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di luar panti sebesar 100% sedangkan 3 (tiga) layanan lainnya telah memenuhi target capaian indikator yang ditentukan. Rata – rata capaian kinerja SPM di bidang urusan sosial sebesar 100% dan ditampilkan secara lengkap dalam tabel berikut.

Tabel 4.16

Jenis Pelayanan Dasar, Target dan Realisasi Pencapaian SPM Bidang Urusan Sosial Kota Surakarta Tahun 2021

No. Jenis Pelayanan

Dasar Indikator Pencapaian

Kinerja (%)

Target Realisasi Capaian (TW II) 1. Rehabilitasi Sosial

Dasar Penyandang Disabilitas

Terlantar Di Luar Panti

Jumlah Warga Negara penyandang disabilitas yang memperoleh rehabilitasi sosial diluar panti.

100 100 100

2. Rehabilitasi Sosial Dasar Anak Terlantar Di Luar Panti

Jumlah Anak terlantar yang memperoleh rehabilitasi sosial diluar panti.

100 100 100

3. Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar Diluar Panti

Jumlah Warga Negara lanjut usia terlantar yang memperoleh Rehabilitasi Sosial di Luar Panti.

100 100 100

IV - 52 No. Jenis Pelayanan

Dasar Indikator Pencapaian

Kinerja (%)

Target Realisasi Capaian (TW II) 4. Rehabilitasi Sosial

Dasar Tuna Sosial Khususnya

Gelandangan Dan Pengemis Di Luar Panti

Jumlah Warga Negara / Gelandangan dan pengemis yang memperoleh rehabilitasi sosuak dasar Tuba Sosial di Luar Panti.

100 100 100

5. Perlindungan Dan Jaminan Sosial Pada Saat Tanggap

& Paska Bencana Bagi Korban Bencana Kab/

Kota

Jumlah Warga Negara korban bencana Kab / Kota yang memperoleh perlindungan dan jaminan sosial.

100 100 100

RATA – RATA CAPAIAN SPM BIDANG SOSIAL 100

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar 1. Tenaga Kerja

Kewenangan pemerintah kota terkait dengan ketenagakerjaan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mencakup pelatihan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, hubungan tenaga kerja dan pengawasan industrial. Ketenagakerjaan termasuk salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ SDGs, yaitu. Target dunia yang ingin dicapai yaitu Pada tahun 2030, memberikan pekerjaan penuh dan produktif yang layak bagi semua wanita dan pria, termasuk bagi orang-orang muda dan penyandang disabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Masalah pokok ketenagakerjaan adalah adanya kesenjangan antara angkatan kerja (pencari kerja) dengan kesempatan kerja yang tersedia, sehingga menyebabkan pengangguran. Pada indikator SDG’s tujuan ke-8 untuk meningkatkan kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh yaitu tingkat pengangguran terbuka, pada Tahun 2017 sampai tahun 2019 terus mengalami penurunan dari 4,47% menjadi 4,18%. Namun di tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 7,92%. Jumlah angkatan kerja di Kota Surakarta dalam kurun waktu tahun 2017 - 2021 mengalami fluktuatif

cenderung meningkat, antara 271.527 orang pada tahun 2017 menjadi 288.959 orang pada tahun 2021. Tingkat partisipasi angkatan kerja dalam kurun waktu tahun 2017 - 2020 juga fluktuatif pada kisaran antara 66,1%, pada tahun 2017 menjadi sebesar 68,84% pada tahun 2021.

Rasio penduduk yang bekerja dari angkatan kerja dalam kurun waktu tahun 2017 - 2020 juga mengalami fluktuatif, pada kisaran antara 95,53% hingga 92,08% pada tahun 2021. Upaya pengurangan pengangguran dilakukan dengan melakukan penempatan pencari kerja.

Penempatan tenaga kerja mengalami fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dari sebesar 50,44% pada tahun 2016 menjadi sebesar 74,18%

pada tahun 2021.

Salah satu aspek yang dalam ketenagakerjaan yang juga perlu menjadi perhatian yaitu hubungan tenaga kerja dan pengawasan industrial.

Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun menunjukkan fluktuatif kenaikan dan penurunan, dari sebesar 2,2% pada tahun 2016 menjadi sebesar 2,67% pada tahun 2021. Persentase Kasus ketenagakerjaan yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) mengalami fluktuatif pada tahun 2016 - 2021. Persentase pekerja/ buruh yang menjadi peserta program Jamsostek fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dari sebesar 75% menjadi sebesar 79% pada tahun 2021, indikator ini juga digunakan dalam indikator capaian SDG’s Tujuan ke-10.

Capaian Indikator Urusan tenaga kerja Kota Surakarta Tahun 2016 - 2021 bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.17

Capaian Indikator Urusan Tenaga Kerja Kota Surakarta Tahun 2016 - 2021

INDIKATOR SATUAN

KINERJA

2016 2017 2018 2019 2020 2021

(TW II) 1. Jumlah Angkatan

Kerja (orang) orang NA 271.527 271.375 286.811 288.95

9 288.95 9 2. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK)

% NA 66,1 65,62 68,93 68,84 68,84

3. Jumlah Penduduk

Bekerja (orang) orang NA 259.394 259.465 274.80

8 266.08

2 266.08 2

IV - 54

INDIKATOR SATUAN

KINERJA

2016 2017 2018 2019 2020 2021

(TW II) 4. Rasio Penduduk

Bekerja % NA 95,53 95,61 95,82 92,08 92,08

5. Tingkat pengangguran

terbuka (Tujuan 8) % NA 4,47 4,39 4,18 7,92 7,92

6. Cakupan serapan

tenaga kerja terampil % 75 75 67,5 67,5 50 50

7. Persentase Pencari kerja yang

ditempatkan

% 50,44 90,22 92,47 90,28 74,18 74,18

8. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

% 2,2 2,9 6 4,17 2,67 2,67

9. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

% 100 100 100 100 0 0

10. Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)

% 72,72 100 100 83,33 46,15 46,15

11. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek

% 75 76,26 82,63 80 79 79