Bagian Kesatu Umum Pasal 114 Bagian Kedua Pemandu Langsiran Pasal 115 Bagian Ketiga Pengawasan Langsiran Paragraf 1 Pengaturan Langsiran Pasal 116 Paragraf 2 Ketentuan Langsiran terhadap Perjalanan Kereta Api
Pasal 117
(1) Di stasiun, gerakan langsir keluar emplasemen ke arah jalan bebas dibatasi oleh tanda batas gerakan langsir yang dipasang pada jarak 50 meter di belakang:
a. sinyal masuk pada jalur tunggal;
b. sinyal masuk jalur kanan pada jalur ganda; c. sinyal masuk jalur kiri pada jalur ganda;
d. tanda batas berhenti jalur kiri pada jalur ganda.
(2) Sebelum kereta api datang, gerakan langsir harus diberhentikan, kecuali apabila langsiran dilakukan di jalur yang tidak terhubung dengan jalur yang akan digunakan untuk memasukkan kereta api sehingga tidak dimungkinkan bersinggungan dengan kereta api yang akan masuk.
(3) Apabila ketentuan sebagaimana pada ayat (2) tidak terpenuhi, seluruh gerakan langsir harus diberhentikan pada saat kereta api datang, berjalan langsung, atau berangkat, dan larangan tersebut berlaku:
a. sejak sinyal masuk diubah menjadi semboyan 5 atau semboyan 6 hingga kereta api berhenti di stasiun atau berjalan langsung melalui wesel terakhir yang dilalui;
Comment [TR57]: Persinyalan listrik dan PD 3
b. sejak sinyal keluar diubah menjadi semboyan 5 hingga kereta api melalui wesel terakhir yang dilalui.
Paragraf 3 Pelayanan Rem dalam Langsiran
Pasal 118
Paragraf 4 Pelayanan dan Pengawasan Wesel pada Waktu Langsir
Pasal 119
Paragraf 5 Merangkai Sarana
Pasal 120
Paragraf 6 Langsiran Melewati Perlintasan
Pasal 121
Bagian Keempat Pengamanan Khusus pada Waktu Langsir
Paragraf 1 Langsir dengan Menggunakan Tenaga Orang
Pasal 122
Paragraf 2 Langsir Keluar Tanda Batas Gerakan Langsir
Pasal 123
(1) Di stasiun pada petak jalan jalur tunggal atau jalur ganda, langsir keluar tanda batas gerakan langsir hanya dilakukan dalam keadaan yang memaksa dan hanya atas perintah Ppka, serta dicatat dalam Lapka yang bersangkutan ke arah petak jalan mana tanda batas gerakan langsir boleh dilewati.
(2) Catatan dalam Lapka sebagaimana pada ayat (1) juga merupakan izin
bahwa langsiran diperbolehkan melampaui sinyal masuk, sedangkan untuk kembalinya ke emplasemen tidak perIu mempergunakan perintah MS. (3) Langsiran keluar tanda batas gerakan langsir sebagaimana pada ayat (2)
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
a. Untuk emplasemen rangkaian kereta api biasa, langsiran diperbolehkan bergerak di luar sinyal masuk pada jarak paling jauh 250 meter.
b. untuk emplasemen rangkaian kereta api panjang, langsiran diperbolehkan bergerak di luar sinyal masuk pada jarak paling jauh 1000 meter.
(4) Langsir melampaui sinyal masuk sebagaimana pada ayat (2) tidak diperkenankan pada petak jalan jika:
a. jaraknya kurang dari 2 km, untuk kereta api rangkaian biasa dan b. jaraknya kurang dari 4 km, untuk kereta api rangkaian panjang.
(5) Di stasiun pada petak jalan jalur ganda, langsir di jalur utama sebaiknya dilakukan pada jalur berangkat.
(6) Sebelum memperbolehkan langsir keluar tanda batas gerakan langsir, Ppka harus memastikan bahwa:
a. tidak ada kereta api, konvoi atau lokomotif pendorong di petak jalan yang akan dilalui langsiran;
b. belum membuka blok atau belum menyampaikan warta kereta api jawaban kondisi “aman” untuk kereta api yang akan menuju ke petak jalan yang akan dilalui langsiran;
c. petugas penjaga perlintasan dan penjaga jalan silang pada petak jalan yang akan dilalui langsiran telah diberitahu;
d. pengereman bagian langsir telah dinyatakan baik;
e. telah melaporkan kepada Ppkp tentang langsiran keluar tanda batas gerakan langsir.
(7) Selama ada gerakan langsir melewati tanda batas gerakan langsir, Ppka tidak diperbolehkan:
a. memberangkatkan kereta api ke petak jalan tempat langsiran tersebut; b. membuka blok atau memberi jawaban kondisi “aman” untuk kereta
api yang akan menuju ke petak jalan tempat langsiran tersebut.
(8) Selama langsir melewati tanda batas gerakan langsir, pada telepon antarstasiun, pesawat blok, atau meja pelayanan peralatan persinyalan di stasiun tersebut, dipasang sekeping papan peringatan sebagaimana dalam pasal 63 ayat (4).
dekat 100 meter.
(10) Pada petak jalan A - B, Ppka stasiun B yang akan melakukan langsir keluar tanda batas gerakan langsir (llbl) arah A harus mewartakan kepada Ppka stasiun A sebagai berikut.
Ppka B : Ppka A, apakah saya boleh langsir keluar tanda batas gerakan langsir ke arah A?. Pukul... (waktu
tanya) (ls1)
Penulisan dalam buku WK.
A. llbl ?. B. (ls1a)
(11) Apabila warta masuk kereta api yang terakhir berjalan dari A ke B atau lokomotif pendorong telah diwartakan oleh B, Ppka stasiun A menjawab sebagai berikut.
Ppka A : Ppka B, langsir keluar tanda batas gerakan langsir
ke arah A, setuju. Pukul...(waktu jawaban) (ls2)
Penulisan dalam buku WK.
B. Ilbl setuju. A. (ls2a)
Setelah menerima jawaban warta di atas, Ppka B boleh memerintahkan langsir keluar tanda batas gerakan langsir.
(12) Apabila warta masuk kereta api yang terakhir dari A ke B belum diterima oleh Ppka A atau apabila Ppka A akan segera memberangkatkan kereta api ke B, permintaan langsir keluar tanda batas gerakan langsir di stasiun B harus ditolak dengan warta secara singkat dan dijelaskan penyebabnya, misalnya:
a. Ppka A : tidak setuju, KA.... (nomor KA) belum diwartakan masuk
b. Ppka A : tidak setuju, KA... (nomor) akan segera berangkat c. Ppka A : idak se j , ……… (n m ) elah be angka ,
warta berangkat sudah diterima
(13) Apabila langsiran melewati tanda batas gerakan langsir telah selesai, Ppka stasiun B harus memberitahukannya kepada Ppka stasiun A dengan warta sebagai berikut.
Ppka B : langsir keluar tanda batas gerakan langsir telah
selesai. Pukul...(waktu selesai) (ls3)
Penulisan dalam buku WK.
A. llbI selesai. B. (ls3a)
Sebelum warta ls3 diterima, Ppka stasiun A tidak boleh memberangkatkan kereta api ke stasiun B.
(14) Setelah selesai kegiatan langsir melewati tanda batas gerakan langsir, Ppka harus melaporkan kepada Ppkp.
(15) Pada waktu komunikasi antarstasiun mengalami gangguan sebagaimana dalam pasal 36 Sub-B dan pada waktu jalan kereta api terhalang, kegiatan langsir keluar tanda batas gerakan langsir dilarang sebagaimana dalam pasal 95 ayat (3).
(16) Warta sebagaimana pada ayat (9), (10), (11), dan (12) harus ditulis dalam buku WK, diberi nomor, dan dicatat dalam laporan warta (bentuk 142), sedangkan warta dinas (bentuk 131) tidak dipergunakan.
Paragraf 3 Langsir di Stasiun yang Terletak di Tanjakan atau Mendekati Tanjakan
Pasal 124
Paragraf 4 Langsir di Jalur Simpang di Jalan Bebas
BAB VIII