• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN RUANG LINGKUP PENGATURAN UNDANG-UNDANG

B. Ruang Lingkup Materi Muatan Undang-Undang

12. Ketentuan Penutup

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

a. Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Tahun 1964 No. 7) menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2687);

b. Ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

PUSAT PUU BK DP R RI

170

Nomor 5582) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 20l5 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20l4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); dan c. Ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang

yang mengatur mengenai Provinsi Sulawesi Selatan,

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Perda Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

PUSAT PUU BK DP R RI

171 BAB VI PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1. landasan teoretis/kerangka konsepsional, asas/prinsip, praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, dan permasalahan yang dihadapi masyararakat, serta implikasinya terhadap aspek kehidupan masyarakat dan beban keuangan negara sebagai berikut:

a. landasan teoretis/kerangka konsepsional

Dalam mengkaji materi muatan RUU ini digunakan konsep kinerja politik kekuasaan demokratis, pembangunan daerah, otonomi daerah, otonomi daerah, dan pemerintahan elektronik. asas/prinsip

Penyusunan RUU ini didasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik sebagaimana diatur dalam Pasal 5 UU tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang meliputi asas kejelasan tujuan; kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat; kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; dapat dilaksanakan; kedayagunaan dan kehasilgunaan, kejelasan rumusan, dan keterbukaan. Selain itu, materi muatan RUU ini didasarkan pada asas materi muatan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UU tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang antara lain meliputi asas pengayoman, kemanusiaan, kebangsaan, kekeluargaan, kenusantaraan, bhinneka tunggal ika, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, ketertiban dan kepastian hukum, dan/atau keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

PUSAT PUU BK DP R RI

172

b. praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, dan permasalahan yang dihadapi masyararakat

Penyusunan RUU tentang Provinsi Sulawesi Selatan perlu melihat sejauhmana pengaturan yang akan dilakukan dapat menampung aspirasi dan kepentingan serta kebutuhan masyarakat Sulawesi Selatan sehingga bisa memberi dampak langsung pada perbaikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan. Dari sudut pandang administrasi pemerintahan maka pengaturan kembali tentang Provinsi Sulawesi Selatan akan dapat mempertegas bukan hanya kedudukan hukum pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, namun juga sekaligus memberi dasar pengaturan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian adalah pertama, perekonomian. Kedua, masyarakat masih dihadapkan pada kondisi pengembangan good governance yang belum optimal. Ketiga, adalah terkait masalah kelestarian lingkungan hidup

c. implikasi materi muatan RUU tentang Sulawesi Selatan terhadap aspek kehidupan masyarakat dan beban keuangan negara.

Pembiayaan atas pelaksanaan kewenangan yang sebagian diserahkan kepada pemerintah daerah dan kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didanai dalam kerangka dana perimbangan. Dana Perimbangan merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBN.

RUU tentang Provinsi Sulawesi Selatan ini diharapkan dapat mengakomodasi atau mendorong pemberlakuan peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur Desa Adat di Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan demikian desa adat yang berada di Provinsi

PUSAT PUU BK DP R RI

173

Sulawesi Selatan antara lain : Kampung Adat Sillanan, Tana Toraja;

Kampung Adat Ammatoa, Bulukumba; Kampung Adat

Karampuang, Sinjai; Desa Kete Kesu, Toraja Utara; dan Desa Pallawa, Tana Toraja juga mendapatkan Dana Desa yang bersumber dari APBN.

2. Peraturan perundang-perundangan yang berkaitan dengan materi muatan RUU tentang Sulawesi Selatan

Dalam bagian ini diuraikan mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi muatan RUU ini yang meliputi:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah Dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan – Tenggara

3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat

4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penaatan Ruang 8) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

PUSAT PUU BK DP R RI

174

9) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif 10) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan

Kebudayaan

11) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 12) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan

Batubara

13) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan 14) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan

15) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan

16) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian 17) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

3. Landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis pembentukan RUU tentang Sulawesi Selatan

a. landasan filosofis

Pembentukan RUU ini dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 (keempat) Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui pengakuan dan penghormatan terhadap satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan Undang-Undang. b. landasan sosiologis

Pembentukan RUU ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan dan tuntutan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan globalisasi dalam upaya pembangunan nasional secara umum dan pembagunan daerah yang khususnya pembanguna daerah di

PUSAT PUU BK DP R RI

175

Sulawesi Selatan perlu dilakukan penataan daerah agar mampu selaras dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan menciptakan SDM serta SDA yang unggul di setiap daerah.

c. landasan yuridis

Pembentukan RUU ini dilakukan dalam rangka mengatasi permasalahan hukum dan mengisi kekosongan hukum sehingga dapat menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Selain itu, Provinsi Sulawesi Selatan dibentuk berdasarkan undang-undang yang telah berusia 56 (lima puluh enam) tahun dimana dalam perjalanan selama puluhan tahun tersebut banyak sekali perkembangan yang sudah terjadi dalam sistem pemerintahan maupun ketatanegaraan pasca reformasi di Indonesia dan amandemen terhadap UUD NRI Tahun 1945 dimana hal tersbut juga memiliki ketrkaitan yang erat terhadap sistem pemerintahan di Sulawesi Selatan

4. Jangkauan, arah pengaturan, dan ruang lingkup materi muatan RUU tentang Sulawesi Selatan

Pembentukan RUU tentang Provinsi Sulawesi Selatan bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan jangkauan dan ruang lingkup diantaranya mengatur norma yang terkait dengan daerah-daerah dalam Provinsi Sulawesi Selatan, kewenangan daerah, dan batas-batas daerah

Ruang lingkup materi muatan yang diatur dalam RUU tentang Provinsi Sulawesi Selatan adalah Ketentuan Umum; Posisi, Batas Wilayah, Pembagian Wilayah, dan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan; Karakteristik Provinsi Sulawesi Selatan; Bab IV Pola Dan Arah Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan; Bab V Bidang Prioritas Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan; Bab VI Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Secara Tematik; Bab VII Kewenangan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan; Bab VIII Pedoman

PUSAT PUU BK DP R RI

176

Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan; Bab IX Pengembangan E-Government; Bab X Pendanaan; Bab XI Peran Serta Masyarakat; dan Bab XII Ketentuan Penutup.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Provinsi Sulawesi Selatan.

PUSAT PUU BK DP R RI

177