• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

J. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

(UU tentang Pemajuan Kebudayaan) dibentuk untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945. Kebudayaan nasional Indonesia tersebut merupakan keseluruhan proses dan hasil interaksi antar-Kebudayaan yang hidup dan berkembang di Indonesia. Perkembangan tersebut bersifat dinamis, yang ditandai oleh adanya interaksi antar-Kebudayaan baik di dalam negeri maupun dengan budaya lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia.

PUSAT PUU BK DP R RI

106

Bangsa Indonesia memiliki kekayaan atas keberagaman suku bangsa, adat istiadat, bahasa, pengetahuan dan teknologi lokal, tradisi, kearifan lokal, dan seni. Keberagaman tersebut merupakan warisan budaya bangsa bernilai luhur yang membentuk identitas bangsa di tengah dinamika perkembangan dunia. Keberagaman warisan budaya tersebut menghadapi berbagai masalah, tantangan, dan peluang dalam memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia. Sehingga dalam UU Pemajuan Kebudayaan, negara berupaya mengatur langkah-langkah strategis melalui pelindungan, pengembangan, dan pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Upaya penataan daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam suatu rancangan Undang-Undang dapat dijadikan salah satu upaya strategis pemajuan kebudayaan, seperti yang termuat dalam Pasal 31 ayat (2) huruf f UU tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa salah tujuan dilakukannya pentaaan daerah untuk memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya daerah. Bentuk upaya memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya daerah tersebut perlu sejalan dengan upaya pemajuan kebudayaan.

Masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki keberagawan warisan budaya yang memiliki kekhasan daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia yang perlu didukung melalui pemajuan kebudayaan. Sebagaimana termuat dalam Pasal 4 huruf a sampai dengan huruf j UU tentang Pemajuan Kebudayaan yang menyatakan tujuan dari pemajuan kebudayaan untuk: a) mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa; b) memperkaya keberagaman budaya; c) memperteguh jati diri bangsa; d) memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa; e) mencerdaskan kehidupan bangsa; f) meningkatkan citra bangsa; g) mewujudkan masyarakat madani; h) meningkatkan kesejahteraan rakyat; i) melestarikan warisan budaya bangsa; dan j) mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia. Tujuan tersebut juga perlu diwujudkan

PUSAT PUU BK DP R RI

107

dalam Rancangan Undang-Undang tentang Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu contoh perwujudan hal tersebut adalah dalam upaya penataan daerah Provinsi Sulawesi selatan perlu untuk memperkaya keberagaman bangsa, disisi lain juga diperlukan upaya memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa.

Pelaksanaan pemajuan kebudayaan di daerah provinsi Sulawesi Selatan perlu memperhatikan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini tergambar dalam pengaturan pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan Kebudayaan yang dibagi berdasarkan kewenangan Pemerintah Pusat dan daerah.

Pasal 7 Undang-Undang tentang Pemajuan Kebudayaan mengatur bahwa pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pengarusutamaan kebudayaan melalui pendidikan untuk mencapai tujuan pemajuan kebudayaan. Keterkaitan hal tersebut dengan Rancangan Undang-Undang tentang Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada nilai budaya yang tumbuh dalam masyarakat provinsi Sulawesi Selatan, dijadikan ciri atau kekhasan suatu daerah yang digunakan untuk pembangunandaerah yang dilakukan melaui penataan daerah. Kemudian kekhasan budaya tersebut diaktualisasi dalam pendidikan untuk pemajuan kebudayaan. Sehingga dengan kegiatan pengarusutamaan melalui pendidikan tersebut seiring dengan pembangunan daerah dalam proses penataan daerah.

Pelaksanaan pemajuan kebudayaan di Provinsi Sulawesi Selatan perlu dilakukan berdasarkan pembagian kewenangan, hal ini tergambar dalam Pasal 8 yang menyatakan bahwa pemajuan kebudayaan dilakukan dengan berpedoman kepada: a. pokok pikiran kebudayaan daerah kabupaten/kota, pokok pikiran kebudayaan provinsi, strategi kebudayaan, dan rencana induk pemajuan kebudayaan. Lebih Lanjut dijelaskan dalam Pasal 9 bahwa pedoman tersebut merupakan serangkaian dokumen yang disusun berjenjang.

PUSAT PUU BK DP R RI

108

Pokok pikiran kebudayaan daerah sebagimana termuat dalam Pasal 11 ayat (2) UU tentang Pemajuan Kebudayaan memberikan gambaran terhdap identifikasi objek pemajuan kebudayaan, sumber daya manusia, lembaga, pranata kebudayaan, sarana dan prasana kebudayaan, potensi hingga analsisi serta rekomendasi pemajuan kebudayaan. Dalam implementasi pentaan daerah RUU tentang Sulawesi Selatan membutuhkan informasi yang termuat dalam pokok pikiran kebudayaan daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Kemudian terkait dengan penyusunan pedoman kebudayaan seperti pokok pikiran tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan perlu melibatkan masyarakat melaui wakil para ahli yang terlibat dan/ atrau pemangku kepentingan lainnya sebagimana termuat dalam Pasal 12 ayat (1) UU tentang Pemajuan Kebudayaan. Hal ini menggambarkan bahwa dalam penataan daerah dalam RUU tentang Provinsi Sulawesi Selatan perlu selaras dengan ketentuan dalam Pasal 12 ayat (1) UU tentang pemajuan Kebudayaan. Selain ketentuan pokok pikiran sebagi pedoman kebudayaan yang termuat dalam Pasal 12 bagi provinsi, Pokok pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten/ Kota hingga Rencana Induk Pemajuan Kebudaayan yang berlaku nasional dibentuk secara berjenjang sesuai dengan pembagian kewenangan.

Sebagai rencana induk pemajuan kebudayaan yang berlaku secara nasional yang merupakan garis haluan seluruh kegiatan pemajuan kebudayaan yang berlaku di daerah. Garis haluan tersebut disusun untuk jangka waktu selama 20 tahun yang dapat ditinjau kembali setiap 5 tahun sebagimana termuat dalam Pasal 14 ayat (3). Sehingga penataan daerah Provinsi Sulawesi Selatan melalui RUU tentang Provinsi Sulawesi Selatan perlu memperhatian garis haluan dalam rencana induk pemajuan kebudayaan karena kekhasan budaya bagi suatu daerah merupakan salah satu bagian ponting dalam pembangunan daerah.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, UU tentang Pemajuan kebudayaan merupakan salah satu peraturan perundang-undangan yang

PUSAT PUU BK DP R RI

109

perlu diperhatikan dalam penyusunan RUU tentang Sulawesi Selatan karena substansi yang diatur dalam UU tentang pemajuan kebudayaan mengatur mengenai kekhasan daerah yaitu budaya daerah tersebut yang merupakan salah satu objek penting dalam penataan daerah di Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan disisi lain RUU tentang Sulawesi Selatan juga mendorong upaya pemeliharaan budaya di daerah tersebut.

K. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan