• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Umum

Dalam dokumen Buku Panduan Aal (Halaman 42-49)

Pasal 2 Maksud dan Tujuan

19. Ketentuan Umum

Pasal 4

Kode Kehormatan Taruna

Meyakini akan tugas dan tanggung jawab yang diemban sebagai calon Prajurit Pejuang Sapta Marga yang profesional, maka Taruna dituntut untuk selalu menghayati dan mengamalkan Kode Kehormatan Taruna sebagai berikut:

a. Insan hamba Tuhan yang bertakwa.

1) Taruna adalah manusia Pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemeluk agama yang taat dan

setia, mengakui kebesaran Tuhan, kekuatan-Nya dan bahwa hidup dan mati dalam takdir-Nya.

2) Mengamalkan ajaran agama dilingkungan masyarakat, baik dalam rangka kedinasan maupun kehidupan pribadi guna

mencapai kebahagian di dunia dan akhirat.

3) Menyadari hakekat asal-usul dan kedudukannya sebagai insan hamba Tuhan yang bertakwa, seorang yang beriman akan selalu mawas diri maupun mengendalikan diri menguasai keadaan dan bukan keadaan yang menguasainya.

b. Ksatria yang gagah berani dan bertanggung jawab.

1) Dalam setiap tindakan dan perbuatannya Taruna senantiasa berjiwa patriot dalam membela keyakinannya, bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah. Sesungguhnya setiap Taruna yakin dan sadar akan perbuatan yang dilakukan, baik benar maupun salah.

2) Taruna tidak boleh ragu-ragu dalam bertindak, harus berani mempertanggungjawabkan tindakannya, baik yang dilakukan oleh diri pribadi maupun kelompok.

c. Tegar dan tauladan dalam penampilan.

1) Taruna sebagai Calon Prajurit dan Calon Pimpinan Bangsa senantiasa menunjukkan sikap teguh dalam memegang tujuan, tegas dalam menegakkan peraturan, bijak dalam mengambil keputusan.

2) Sebagai bagian dari masyarakat, Taruna senantiasa merupakan contoh dan tauladan, bersifat membangun dan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.

3) Taruna senantiasa bersifat ksatria dalam sikap tingkah laku dan perbuatan, sehingga menimbulkan citra yang baik di masyarakat.

d. Penerus semangat juang selaku prajurit pejuang dan pejuang prajurit.

1) Taruna sebagai generasi penerus harus senantiasa memiliki kepribadian sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang serta semangat yang berkobar-kobar agar mampu meneruskan kebenaran nilai-nilai perjuangan bangsa.

2) Semangat yang senantiasa dibina dalam bentuk jiwa

keprajuritan, akan menumbuhkan kemampuan dan

kesanggupan yang tiada tara untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, serta kelangsungan Pembangunan Nasional.

e. Rela berkorban demi cita-cita bangsa.

1) Taruna sebagai calon Perwira TNI yang mengutamakan keperwiraan, senantiasa menunjukkan kerelaan dan keikhlasan didalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa.

2) Memiliki kesanggupan dan kemampuan sebagai Prajurit Profesional yang tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 5

Hubungan antar Taruna

a. Semua Taruna baik senior maupun yunior mempunyai hak dan kewajiban yang sama memperoleh pendidikan dan belajar dengan mengembangkan kemandirian dan kedewasaan.

b. Taruna Akademi TNI yang terdiri dari Taruna Akmil, AAL dan AAU merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dalam satu wadah Taruna Akademi TNI.

c. Taruna senior:

1) Harus dapat dijadikan contoh bagi Taruna yunior dalam ketaatan terhadap aturan, sopan santun dan tingkah laku serta

kerapihan dan kebersihan dalam penampilan.

2) Harus selalu memberikan bimbingan/pembinaan dan bantuan kepada Taruna yunior, untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi terutama dalam kehidupan di Akademi. 3) Didalam memberikan bimbingan/pembinaan kepada Taruna Yunior, harus dengan tata cara yang tepat, bijak, terpuji, dan bersifat mendidik. Tidak dengan kontak fisik atau tindakan kekerasan yang dapat merugikan Taruna yunior. d. Taruna yunior wajib :

1) Patuh, menjunjung tinggi semua perintah dan nasihat dari Taruna Senior serta mengerjakannya dengan tertib, kesungguhan maupun keikhlasan hati dan bertanggung jawab.

2) Menghormati lahir batin setiap Atasan dan Taruna Senior, baik di dalam maupun di luar Kesatrian, berdasarkan kesadaran bahwa penghormatan itu berarti menegakkan kehormatan Prajuriti Taruna.

3) Mencontoh dan meneladani serta

menumbuhkembangkan hal-hal positif yang telah dicontohkan oleh Atasan atau Taruna Senior.

e. Taruna senior dan yunior.

1) Berusaha menegakkan dan menghidupkan kehidupan Korps Taruna yang sehat, kreatif dan dinamis. 2) Taat terhadap peraturan dan perintah dinas serta mengerjakan dengan cermat, kesungguhan dan keikhlasan hati, dengan riang gembira berdasarkan rasa tanggung jawab. 3) Sopan santun dalam tutur kata dan tindak tanduk, berpenam- pilan "corred" rapi serta menjaga kebersihan badan maupun perlengkapan/atribut.

f. Hubungan antar Taruna sesama pangkat, harus saling hormat menghormati dan patuh, taat serta menghargai kepada Taruna yang sedang menjabat/bertugas. g. Taruna yang mendapat atau melihat perlakuan tindakan kekerasan yang mengarah pada sadisme dari Taruna lainnya tetapi tidak melaporkan, atau rnenutupi tindakan tersebut dikenai sanksi hukurnan disiplin ataupun sanksi akademis.

Pasal 6

Hubungan Taruna dengan generasi muda

a. Taruna sebagai generasi muda dan calon pimpinan TNI dimasa datang perlu saling rnengenal sesana generasi rnuda. Berkaitan dengan hal tersebut, Taruna baru menjalin komunikasi dengan sesama generasi muda lainnya, baik di dalam, maupun di luar negeri.

Kornunikasi itu dapat dilakukan seperti melalui kerjasama bidang olah raga, seni budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta bhakti sosial. b. Dalam melakukan kerja sama tersebut, Taruna harus selalu menjunjung tinggi budaya yang berlaku, memegang teguh Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan Kode Kehormatan Taruna.

Pasal 7

Hubungan Taruna dengan Pejabat atau Tenaga Pendidik a. Hubungan Taruna dengan para pejabat atau tenaga pendidik tidak selalu bersifat dinas. Hubungan yang bersifat kekeluargaan perlu dibina dan dikembangkan dengan para pejabat. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kunjungan kekeluargaan yang bersifat di luar kedinasan kepada pejabat.

b. Selama dalam kunjungan itu, Taruna wajib :

1) Berupaya rnenciptakan komunikasi timbal balik yang serasi sehingga rnempererat rasa kekeluargaan. 2) Memberikan kesan yang positif terhadap keluarga pejabat yang dikunjungi.

3) Menyerap nilai-nilai positif kehidupan keluarga para pejabat yang dikunjungi.

Pasal 8

Hubungan Taruna dengan Masyarakat

Taruna harus senantiasa menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat. Kesadaran ini perlu dibina dan ditingkatkan terus-menerus mengingat Taruna adalah kader pimpinan TNI dan TNI itu berasal, berjuang dan hidup untuk rakyat. Sehubungan dengan itu, Taruna perlu dan wajib bergaul, memelihara komunikasi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Pasal 9 Pengasuhan

a. Pengasuhan dilaksanakan dengan metode saling asah, asih dan asuh dengan tujuan membentuk Taruna agar mampu menghayati

dan mengamalkan nilai-nilai budaya bangsa, dan menguasai pengetahuan akademis dalam rangka pembentukan kepribadian Sapta Marga, dengan titik berat pada aspek mental kejuangan.

b. Kegiatan pengasuhan meliputi kegiatan pengembangan mental kepribadian, intelektual dan jasmani yang dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi, antara lain meliputi :

1) Pembinaan kehidupan mental spiritual dan ideologi. Meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memantapkan kesadaran ke Tuhanan Yang Maha Esa dan ideologi, yang mendasari profesinya.

2) Pembinaan kehidupan kepemimpinan. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk membina Korps yang sehat dan bermanfaat serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan,

kebanggaan, tanggung jawab dan menumbuhkan

kepemimpinan, tradisi, kemampuan dalam hubungan dengan kehidupan Taruna dan kehidupan sosial budaya. 3) Pembinaan watak keprajuritan. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk menanamkan, menghayati dan memantapkan norma dan keterampilan keprajuritan serta

kepemimpinan TNI.

4) Pembinaan keterampilan olah keprajuritan. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memantapkan kemampuan keprajuritan dalam penguasaan dan kesadaran Permildas dan kesadaran meningkatkan ketrampilan

teknis, taktis dan seni keprajuritan.

5) Pembinaan keterampilan olah raga dan kesamaptaan jasmani. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memelihara kesadaran Taruna dalam mencapai kemampuan dan kebiasaan melatih jasmaninya sehingga merupakan kebutuhan yang serasi untuk mendukung pelaksanaan tugas sesuai profesinya. 6) Pembinaan motivasi belajar dan olah pikir. Meliputi kegiatan yang dilakukan oleh Taruna untuk mengembangkan dan memupuk daya kreasi, perhatian terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi, semangat berprestasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.

c. Para Taruna diwajibkan untuk aktif mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Pelaksanaannya diatur oleh masing-masing Gubemur Akademi Angkatan.

Pasal 10

Kedudukan dan Tingkatan Taruna

a. Taruna adalah prajurit siswa TNI yang berada diluar kekuatan efektif, baginya berlaku Hukum Militer.

b. Semua pangkat Taruna adalah lebih muda dari pangkat efektif yang sarna. (Contoh: Sersan Taruna lebih muda pangkatnya daripada Sersan Dua efektif).

c. Semua Taruna adalah bawahan dari semua Pengajar, Pelatih dan Pengasuh baik Sipil maupun Militer, pada saat mengikuti atau menerima pelajaran, latihan dan pengasuhan.

Pasal 11

Tugas, Hak dan Kewajiban

a. Selama mengikuti pendidikan di Akademi TNI, Taruna

mempunyai tugas mengikuti semua kegiatan yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan.

b. Selama dalam pendidikan Taruna mempunyai hak selain mendapatkan pengajaran, pelatihan dan pengasuhan, para Taruna juga mendapat uang saku, perlengkapan, peralatan dan perawatan menurut peraturan yang berlaku di lingkungan Akademi Angkatan.

c. Taruna wajib mematuhi dan mentaati semua ketentuan pendidikan baik lisan maupun tertulis, dan memelihara serta menggunakan hak yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Pasal 12

Pujian atau Penghargaan

a. Taruna yang berprestasi dalam pendidikan atau dalam hal-hal khusus, patut mendapatkan pujian atau penghargaan dan dicatat dalam Buku Saku Taruna.

b. Pujian atau penghargaan tersebut dapat dicabut kembali apabila suatu saat Taruna yang bersangkutan melakukan perbuatan tercela.

Pasal 13 Pemberhentian

a. Taruna dapat diberhentikan dari pendidikan karena : 1) Meninggal dunia.

2) Tidak mampu mengikuti pendidikan dan peraturan yang berlaku sesuai Keputusan Sidang Dewan Akademi.

3) Menjadi cacat badan/ingatan/berada dalam keadaan sakit, sehingga tidak mampu mengikuti pendidikan.

4) Setelah diterima menjadi Taruna kemudian diketahui tidak memenuhi persyaratan administrasi seperti yang ditentukan sebagai Caton Taruna.

5) Terkena penerapan sanksi akademis.

6) Melaksanakan pemikahan selama dalam pendidikan. 7) Melakukan pelanggaran pidana.

b. Taruna yang diberhentikan dari pendidikan harus mengembalikan perlengkapan dan peralatan yang dipertanggungjawabkan kepadanya, dan sejak itu dia tidak lagi mempunyai hak dan kewajiban sebagai Taruna, kecuali kewajiban untuk memegang teguh rahasia TNI.

c. Taruna yang diberhentikan statusnya sebagai Taruna atas kehendak sendiri diwajibkan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh negara selama mengikuti pendidikan sebesar 3 X lipat biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk dirinya.

d. Untuk pelanggaran pidana, penjatuhan hukuman pidana melalui sidang Mahkamah Militer.

Dalam dokumen Buku Panduan Aal (Halaman 42-49)

Dokumen terkait