• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Pembahasan

B. Ketepatan Pemanfaatan Dana BOS

c. Transparansi pertanggungjawaban keuangan dana BOS. 2. Definisi dan Pengukuran Variabel

a. Kesesuaian Teknik Penyaluran Dana BOS

Dapat diartikan sebagai proses penyaluran dana BOS mulai dari tahap persiapan, penyaluran sampai pengambilan dana oleh sekolahan. Peneliti akan membandingkan kesesuaian proses penyaluran dana BOS tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada petunjuk pelaksanaan BOS, dengan teknik penyaluran dana BOS yang terjadi sesungguhnya. Dalam teknik penyaluran dana BOS yang dilakukan setiap sekolahan, bila teknik tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berarti teknik penyaluran dana BOS sudah sesuai.

b. Ketepatan Pemanfaatan Dana BOS

Dapat diartikan sebagai ketepatan dalam penggunaan dana BOS melalui pembiayaan komponen-komponen yang telah ditetapkan. Dalam penggunaan dana BOS, jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku berarti penggunaan dana BOS di SMP Kabupaten Klaten sudah tepat sasaran.

c. Transparansi Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS

Diartikan mulai dari penerimaan dan pengeluaran sampai pelaporannya yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Peneliti akan mengukur transparansi proses penerimaan, pengeluaran dan pelaporannya, yang diukur dari ada tidaknya penyampaian pertanggungjawaban keuanga n kepada pihak yang berkepentingan.

F. Data yang Dicari dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data yang Dicari

Berdasarkan variabel-variabel di atas tadi, maka data yang akan dicari sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer yaitu data-data atau keterangan yang diperoleh dari hasil wawancara atau observasi langsung yang sudah terbimbing. Data-data itu, antara lain:

1) Teknik penyaluran dana BOS 2) Pemanfaatan dana BOS

3) Pertanggungjawaban dana BOS b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh pihak lain, yaitu data yang tersedia di tempat penelitian. Data tersebut meliputi jumlah sekolah penerima dana BOS, gambaran umum tentang SMP yang diteliti, RAPBS dan laporan keuangan.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari data-data yang telah ada. Data yang termasuk dalam teknik ini adalah RAPBS, laporan keuangan dan jumlah SMP yang menerima dana BOS serta gambaran tentang SMP yang diteliti yang ditinjau dari segi geografis.

b. Wawancara Berpedoman

Wawancara Berpedoman yaitu teknik pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan responden berdasarkan pedoman wawancara. Data yang termasuk dalam wawancara adalah teknik penyaluran dana BOS, pemanfaatan dana BOS dan pertanggungjawaban dana BOS. Pertanyaan wawancara ditujukan kepada Kepala Sekolah yang berkaitan dengan penyaluran dana BOS, pemanfaatan dana BOS dan pertanggungjawaban dana BOS. Wawancara ditujukan kepada 3 Guru setiap sekolahan yang berkaitan dengan pemanfaatan dana BOS dan pertanggungjawaban dana BOS. Wawancara juga ditujukan kepada jumlah siswa yang sesuai dengan jumlah siswa setiap sekolahan tentang pemanfaatan dana BOS, yaitu 1 kelas diwakili 1 siswa.

Berikut adalah kisi-kisi penyusunan wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data tentang penyaluran dana BOS, pemanfaatan dana BOS dan pertanggungjawaban dana BOS, antara lain:

Tabel III.1

Kisi-Kisi Wawancara Untuk Kepala Sekolah Tentang Penyaluran, Pemanfaatan dan Pertanggungjawaban Dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butir Wawancara Penyaluran Dana BOS

Pemanfaatan Dana BOS Pertanggungjawaban Dana BOS

§ Tahap persiapan

§ Tahap penyaluran dan pengambilan dana BOS

§ Pengalokasian dana BOS

§ Penerimaan dan Pengeluaran dana BOS

§ Pelaporan dana BOS

1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10 11, 12 13, 14 15, 16 Tabel III. 2

Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru Tentang Pemanfaatan Dana BOS dan Pertanggungjawaban Dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butir Wawancara Pemanfaatan Dana BOS

Pertanggungjawaban Dana BOS

§ Pemanfaatan dan pengalokasian dana BOS

§ Penerimaan dan pengeluaran dana BOS

1, 2, 3

4

Tabel III.3

Kisi-Kisi Wawancara Untuk Siswa Tentang Pemanfaatan Dana BOS

Variabel Penelitian Indikator Butir Wawancara Pemanfaatan Dana BOS § Pembiayaan penerimaan siswa

baru

§ Pembelian buku teks

§ Pembelian bahan habis pakai

§ Pembiayaan kegiatan siswa

§ Pembiayaan ulangan dan ujian

§ Pembiayaan perawatan ringan sekolah

§ Biaya transportasi untuk siswa miskin

§ Penggunaan sisa dan BOS

1, 2 3, 4 5 6 7, 8 9, 10, 11 12 13

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data ditujukan agar penelitian kualitatif tidak bias dan untuk menemukan kriteria keilmiahan. Teknik uji keabsaha n data dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria dan teknik pemeriksaan, yaitu ketekunan pengamatan dan menguji dengan triangulasi.

Ketekunan pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat, cermat dan terperinci. Dalam hal ini peneliti diharapkan mampu memahami secara lebih mendalam terhadap hal- hal yang berkaitan dengan penelitian, sehingga mampu diuraikan secara lebih rinci.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Tahapan triangulasi yang pertama dalam penelitian ini dengan membandingkan data dari hasil observasi di lingkungan sekitar SMP penerima dana BOS dengan data yang diperoleh dari wawancara. Oleh karena itu peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah untuk mengetahui data yang lebih akurat dan rinci. Tahapan kedua, peneliti juga membandingkan data keadaan realita tentang pelaksanaan BOS mulai dari penyaluran dana, pemanfaatan dana BOS, sampai pertanggungjawaban dana BOS dengan perspektif responden, dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan siswa. Tahapan ketiga, peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen yang terkait dalam pelaksanaan dana BOS. Berdasarkan ketiga tahapan triangulasi tersebut menunjukkan bahwa triangulasi bukan hanya mengumpulkan data-data ya ng diperlukan dan menguji

kebenaran data saja, akan tetapi berusaha melihat dan menganalisis hubungan antar berbagai data yang lebih mendalam dan rinci dengan tujuan mengurangi atau bahkan mencegah kesalahan dalam hal analasis data.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari lokasi penelitian, maka untuk selanjutnya dilakukan analisis data kualitatif dengan melalui alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles & Huberman, 1992: 16).

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan setelah wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru dan Siswa yang berkaitan tentang data penyaluran dana BOS, pemanfaatan dana BOS dan pertanggungjwaban dana BOS.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Dengan melihat penyajian-penyajian yang telah terkumpul, maka peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan menganalisis. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal tersebut ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara keseluruhan maupun

terpisah-pisah dari data yang telah terkumpul baik data primer maupun data sekunder.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Data yang terkumpul lalu diambil kesimpulan yang terus- menerus selama penelitian berlangsung guna menjamin keabsahan dan objektivitas data sehingga kesimpulan akhir bisa dipertanggungjawabkan. Analisis data saling berkaitan antara reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Pengumpulan data dan ketiga kegiatan analisis merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan menjadi secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis data yang saling susul menyusul.

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM SMP DI KABUPATEN KLATEN

A. Gambaran Umum Kabupaten Klaten

1. Letak dan Luas Wilayah

a. Letak Wilayah

Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 1100 30 - 1100 45’ Bujur Timur dan 70 30 - 70 45’ Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo 2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul 3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Sleman

4) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Boyolali b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Klaten mencapai 665, 65 km2. Secara administratif terdiri dari 26 wilayah kecamatan dan 391 desa. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Klaten

NO Kecamatan Banyaknya Desa Luas (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Per Km2 1 Klaten Selatan 1 1443 40461 28.04 2 Klaten Tengah 6 892 43448 48.71 3 Klaten Utara 2 1038 4335 39.82 4 Wedi 19 2438 55289 22.68 5 Kebonarum 7 967 21586 22.32 6 Ngawen 13 1697 43808 25.81 7 Kalikotes 7 1298 36624 28.22 8 Jogonalan 18 2607 57416 22.02 9 Gantiwarno 16 2564 40660 15.86 10 Prambanan 16 2443 36132 18.88 11 Manisrenggo 16 2696 41306 15.32 12 Kemalang 13 6166 34855 6.75 13 Karangnongko 14 2674 38102 14.25 14 Jatinom 17 3653 59911 15.58 15 Karanganom 19 2408 49098 20.41 16 Tulung 18 3200 54769 17.12 17 Polanharjo 18 2384 45513 19.09 18 Pedan 14 1917 47828 24.95 19 Karangdowo 19 2923 51742 17.70 20 Cawas 20 3447 64651 18.76 21 Trucuk 18 3381 79676 23.57 22 Bayat 18 3943 63838 16.19 23 Delanggu 16 1878 45698 24.33 24 Ceper 18 2445 63573 26.00 25 Juwiring 19 2979 61278 20.57 26 Wonosari 18 3114 62148 19.96 Jumlah 391 66595 1250741 52921

Sumber: Pemerintah Kabupaten Klaten 2006

2. Topografi

Menurut topografi Kabupaten Klaten terletak diantara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter di atas permukaan laut. Keadaan topografi Kabupaten Klaten ini terbagi menjadi beberapa wilaya h, yaitu wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Topografi dapat ditinjau dari keadaan di bawah ini, yaitu:

a. Ketinggian

Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan. Wilayahnya berada dalam ketinggian yang bervariasi, antara lain:

1) 9,72 % wilayahnya terletak di ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan air laut.

2) 77,52 % wilayahnya terletak di ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan air laut.

3) 12,76 % wilayahnya terletak di ketinggian 500 – 1000 meter dari permukaan air laut.

b. Iklim

Keadaan iklim di Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun. Temperatur udara rata-rata 28-300 celcius, dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap tahunnya. Curah hujan tertinggi bulan Januari (350 mm) dan hujan terendah bulan Juli (8 mm).

3. Visi dan Misi Kabupaten Klaten

a. Visi Kabupaten Klaten

Visi Kabupaten Klaten yaitu terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo.

b. Misi Kabupaten Klaten

1) Mengupayakan terpenuhnya kebutuhan dasar masyarakat (wareg, wasis, wisma dan wutuh).

2) Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan material dan spiritual serta meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan.

4) Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi kemiskinan. 5) Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi

pemerintah.

6) Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.

7) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan didukung sumber daya yang memadai.

8) Mendorong otonomi desa menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan.

4. Kondisi Kabupaten Klaten

Pemerintahan Kabupaten Klaten dalam menyelenggarakan pemerintahan, menggerakan pemerintahan serta membina masyarakatnya pada dasarnya bertolak pada kondisi, potensi, dan kemungkinan

pengembangannya di masa yang akan datang. Adapun potensi yang dimiliki oleh kota Klaten dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Sumber Daya Manusia

Manusia secara kualitas adalah modal utama pelaksanaan pembangunan terutama dilihat dari jumlah penduduk, usia produktifnya maupun, angkatan kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.2

Jumlah Penduduk Kabupaten Klaten Menurut Angkatan KerjaTahun 2006

JENIS KELAMIN NO KECAMATAN JML ANGKATAN L P 1 Klaten S e l a t a n 20,847 10,927 9,920 2 Klaten Tengah 20,577 10,558 10,019 3 K l a t e n U t a r a 24,509 12,265 12,244 4 W e d i 24,723 12,034 12,689 5 K e b o n a r u m 28,395 14,301 14,094 6 Ngawen 29,521 13,891 15,630 7 K a l i k o t e s 16,530 7,675 8,855 8 J o g o n a l a n 36,297 17,940 18,357 9 G a n t i w a r n o 22,632 10,898 11,734 1 0 P r a m b a n a n 22,607 11,063 11,542 1 1 Manisrenggo 22,751 11,893 10,858 1 2 K e m a l a n g 31,174 14,381 16,793 1 3 Karangnongko 26,894 13,384 13,510 1 4 J a t i n o m 25,050 12,234 12,816 1 5 Karanganom 27,750 13,939 13,811 1 6 Tulung 31,695 16,183 15,512 1 7 Polanharjo 30,597 15,136 15,461 1 8 Pedan 32,115 19,114 13,001 1 9 Karangdowo 32,725 16,586 16,139 2 0 Cawas 34,777 17,506 17,271 2 1 Trucuk 42,105 20,757 21,348 2 2 Bayat 24,653 11,873 12,780 2 3 Delanggu 23,515 12,227 11,288 2 4 Ceper 42,175 21,490 20,685 2 5 Juwiring 36,050 18,393 17,657 2 6 W o n o s a r i 27,099 13,541 13,558 JUMLAH 737,763 370,191 367,572

Sumber: Pemerintah Kabupaten Klaten 2006

Dengan melihat data di atas maka dapat dinyatakan bahwa manusia sebagai modal utama dalam pembangunan tidak dapat diragukan lagi, karena jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan aset yang tidak ternilai. Apalagi bila dilihat dari perbandingan jumlah angkatan kerja perempuan hampir sebanding dengan jumlah angkatan kerja laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan sekarang ini tidak adanya perbedaan gender. Keadaan itu juga sesuai dengan salah satu misi yang telah dibuat oleh pemerintah Kabupaten Klaten, yaitu mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan didukung sumber daya yang memadai.

b. Sumber Daya Alam

Secara fungsional kedudukan Kota Klaten terletak antara dua pusat kota pertumbuhan yaitu Kota Surakarta dan kota Yogyakarta, sehingga Kota Klaten secara langsung terangkum dalam suatu sistem jaringan jalan antara Surakarta-Yogyakarta. Melihat kedudukan tersebut Kota Klaten sangat dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian kota tersebut dan merupakan jalur lalu- lintas ekonomi, perdagangan dan pengaruh dua budaya. Selain itu Kota Klaten juga mempunyai beberapa potensi yang dapat diandalkan, yaitu:

1) Sebagai pusat pelayanan sosial, ekonomi dan jasa bagi penduduk wilayah di sekitarnya dalam memenuhi pelayanan kebutuhan.

2) Sebagai pemacu dan pendorong perkembangan wilayah bagi wilayah-wilayah sekitarnya.

B. Gambara n Umum SMP Di Kabupaten Klaten Yang Menerima BOS

SMP merupakan salah satu jenjang pendidikan sekolah dasar yang harus ditempuh oleh anak didik untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yang ingin menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Untuk itu semua masyarakat diminta untuk berpartisipasi mewujudkan program dari pemerintah yaitu penuntasan wajib belajar 9 tahun. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintahan Kabupaten Klaten sehubungan dengan penuntasan wajib belajar 9 tahun, dengan menyelenggarakan SMP-SMP baik Negeri maupun Swasta untuk dijadikan tempat belajar dalam penuntasan pendidikan dasar di Kabupaten Klaten. Adapun data jumlah SMP beserta Guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.3

Banyaknya SMP, Guru, Kelas dan Murid Dirinci menurut Kecamatan dan Status

Semester II Tahun 2006 SEKOLAH GURU NO KECAMATAN NE GERI KE LAS MU RID SWAS TA KE LAS MU RID NE GERI SWAS TA 1 PRAMBANAN 2 29 1,1 57 1 3 57 87 14 2 GANTIWARNO 3 45 1,7 58 3 13 326 113 48 3 WEDI 2 33 1,3 10 2 28 116 9 96 68 4 BAYAT 3 42 1,6 39 2 19 818 101 52 5 CAWAS 3 54 2,1 5 3 16 613 148 53 6 TRUCUK 3 44 1,7 65 1 6 174 107 38 7 KALIKOTES 1 14 561 - - - 32 3 8 KEBONARUM 1 15 587 1 3 61 41 11 9 JOGONALAN 2 30 1,2 15 2 14 505 84 40 10 MANISRENGGO 3 47 1,8 01 2 7 188 124 35 11 KARANGNONGKO 2 27 1,0 37 2 4 85 66 38

12 NGAWEN 1 18 719 2 7 223 46 33 13 CEPER 3 41 1,6 32 1 14 506 107 40 14 PEDAN 3 48 1,8 87 2 14 461 120 47 15 KARANGDOWO 3 48 1,9 19 2 9 283 126 54 16 JUWIRING 2 36 1,4 28 2 13 436 96 52 17 WONOSARI 2 36 1,4 29 2 13 501 95 60 18 DELANGGU 4 68 2,6 69 3 12 346 179 58 19 POLANHARJO 3 41 1,5 08 - - - 100 14 SEKOLAH GURU NO KECAMATAN NE GERI KE LAS MU RID SWAS TA KE LAS MU RID NE GERI SWAS TA 20 KARANGANOM 4 64 2,47 4 1 3 105 159 42 21 TULUNG 3 42 1,63 8 - - - 83 33 22 JATINOM 3 53 2,07 7 1 6 214 115 45 23 KEMALANG 2 33 1,17 9 2 6 130 72 36 24 KLATEN SELATAN 1 18 709 3 32 103 2 71 51 25 KLATEN TENGAH 3 54 2,17 9 3 25 806 149 49 26 KLATEN UTARA 3 60 2,39 5 3 19 669 169 43 JUMLAH 65 1,040 38,672 46 286 9,708 2,686 1,057

Sumber: Pemerintah Kabupaten Klaten 2006

Dari hasil survey dan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten, dapat diketahui bahwa jumlah SMP penerima dana BOS di Kabupaten Klaten disesuaikan dengan jumlah SMP yang ada di Klaten adalah 134 SMP yang terdiri dari 65 SMP Negeri, 54 SMP Swasta, dan 25 MTs. Adapun data jumlah SMP di Kabupaten bisa dilihat pada lampiran.

Sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik Random Sampling, maka dapat diperoleh data sejumlah 14 SMP di Kabupaten Klaten yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian tentang evaluasi pelaksanaan bantuan operasional sekolah ini. Adapun datanya dapat diamati pada tabel sebagai berikut:

Tabel IV.4

Nama SMP di Kabupaten Klaten Sebagai Sampel Penelitian

NO Nama SMP 1. SMP Negeri 1 Klaten 2. SMP Negeri 2 Klaten 3. SMP Negeri 3 Klaten 4. SMP Negeri 4 Klaten 5. SMP Negeri 6 Klaten 6. SMP Negeri 7 Klaten 7. SMP PGRI 1 Klaten 8. SMP Muhammadiyah 5 Ngupit 9. SMP Maria Assumpta

10. SMP Pangudi Luhur Bayat 11. SMP Negeri Jatinom 2 12. SMP Negeri 1 Karangnongko 13. SMP 1 Muhammadiyah 1 Klaten 14. MTs Negeri Klaten

Sumber: Depdiknas Klaten 2007

Selain dari hasil data jumlah SMP di Kabupaten Klaten, peneliti juga memberikan gambaran sekilas dari SMP-SMP yang diteliti sesuai

dengan hal- hal yang berkaitan dengan penelitian. Gambaran umum SMP itu dapat dilihat pada lampiran dan pada tabel di bawah ini:

Tabel IV. 5

Gambaran Umum SMP Yang Diteliti Dalam Menerima BOS

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa 2006 / 2007

Jumlah BOS Yang Diterima 2006 / 2007 (Semester II) 1. SMP Pangudi Luhur Bayat 341 Siswa Rp 59. 334. 000 2. SMP Negeri 1 Klaten 745 Siswa Rp 131. 865. 000 3. SMP Negeri 2 Klaten 691 Siswa Rp 122. 307. 000 4. SMP Negeri 3 Klaten 729 Siswa Rp 129. 033. 000 5. SMP Negeri 4 Klaten 719 Siswa Rp 127. 263. 000 6. SMP Negeri 6 Klaten 938 Siswa Rp 151. 308. 000 7. SMP Negeri 7 Klaten 721 Siswa Rp 244. 923. 750 8. SMP PGRI 1 Klaten 77 Siswa Rp 24. 986. 500 9. SMP Muhammadiyah 1 Klaten 96 Siswa Rp 15. 576. 000 10. SMP Maria Assumpta - - 11. SMP Negeri Jatinom 2 713 Siswa Rp 126. 201. 000 12. SMP Negeri 1 Karang Nongko 712 Siswa Rp 126. 909. 000 13. SMP Muhammadiyah 5 Ngupit 949 Siswa Rp 167. 973. 000 14. MTs Negeri 1 Klaten 712 Siswa Rp 126. 909. 000 Sumber: SMP Klaten 2006 / 2007

Dalam bab ini perolehan data untuk gambaran sekolah terlebih untuk SMP-SMP yang diteliti sangat terbatas, karena informasi yang diberikan oleh pihak sekolah dengan sangat rela. Untuk itu tidak menutupi kemungkinan dalam menggambarkan keadaan setiap sekolahan yang sangat terbatas pula.

43

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil temuan lapangan yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan siswa. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah guna mengetahui tentang ketepatan pelaksanaan program BOS mulai dari penyaluran dana BOS, manfaat dana BOS sampai pertanggungjawaban dana BOS. Wawancara juga dilakukan pada guru tentang pemanfaatan dana BOS dan pertanggungjawaban dana BOS. Sedangkan wawancara pada siswa dilakukan untuk mengetahui ketepatan pemanfaatan dana BOS.

Berdasarkan hasil survey dan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten bulan Maret 2007, jumlah SMP penerima BOS jumlahnya sesuai dengan jumlah SMP di Kabupaten Klaten sebanyak 109 SMP Negeri dan Swasta. Sedangkan untuk jumlah MTs, peneliti mendapatkan datanya dari Departeman Agama sebanyak 25 MTS baik Negeri maupun Swasta. Jumlah total SMP di Kabupaten Klaten menjadi 134 SMP termasuk MTs. Dengan jumlah 134 SMP tersebut peneliti mengambil 10% dari 134 yang dijadikan sampel penelitian sesuai dengan rekomendasi dari Arikunto. Oleh sebab itu, maka jumlah sampel dalam penelitian ini menjadi 14 SMP di Kabupaten Klaten, antara lain: SMP Negeri 1 Klaten, SMP Negeri 2 Klaten, SMP Negeri 2 Jatinom, SMP Negeri 1 Karangnongko, SMP Maria

Assumpta Klaten, SMP PL Bayat, SMP Negeri 4 Klaten, SMP Negeri 6 Klaten, SMP Negeri 3 Klaten, SMP Muhammadiyah 5 Klaten, SMP Muhammadiyah 1 Klaten, SMP PGRI Klaten, MTs Negeri 1 dan SMP Negeri 7 Klaten yang dijadikan sampel dalam penelitian “Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah“. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2007, peneliti akan membahas beberapa rumusan masalah yang telah diajukan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

A. Kesesuaian Teknik Penyaluran Dana BOS di SMP Kabupaten Klaten

Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah tentang teknik penyaluran dana BOS dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Bagan V.1

Hasil Dari Tahap Penyaluran Dana BOS Dikrim

Sekolah Pembuatan Surat Perjanjian Depdiknas

Membuka Nomer

Rekening Dana BOS

Kepala Sekolah Mengambil Ke Rekening Dan Bendahara Sewaktu- waktu Sekolah Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi BOS, 2007

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kepala sekolah tentang penyaluran dana BOS diketahui bahwa secara umum teknik penyaluran

dana BOS di SMP Kabupaten Klaten belum sesuai dengan petunjuk pelaksanaan BOS. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.1

Hasil Persentase % Kesesuaian Teknik Penyaluran Dana BOS

Teknik Penyaluran Dana BOS

Dalam Realitanya NO.

Dalam Juklak BOS

Sesuai Dengan Juklak (%)

Belum Sesuai Dengan Juklak (%)

1. Membuat surat perjanjian dibuat rangkap 3 (1 untuk dikirim ke tim PKSP-BBM Propinsi, 1 untuk sekolah, 1 untuk tim PKSP-BBM Kabupaten) bermaterai Rp 6000. Membuat MOU kemudian dikirim ke Kabupaten dan Propinsi. (14,29 %) Membuat surat perjanjian yang sebelumnya membuat MOU (Memory Of Understanding) dan dikirim ke Depdiknas Klaten saja . (85,71 %)

2. Membuka rekening atas nama sekolah dan mengirimkan ke tim PKSP-BBM kota setempat.

Membuka nomer rekening atas nama sekolah dengan tanda tangan kepala sekolah dan bendahara kemudian dikirim ke depdiknas.

(92,85 %)

Membuka nomer rekening atas nama kepala sekolah saja .

(7,15 %)

3. Dana BOS langsung ke nomer rekening sekolah.

Dana BOS dikirim ke nomer rekening sekolah dengan tepat waktu 3 bulan sekali.

(42,86 %)

Dana BOS dikirim ke nomer rekening sekolah tidak tepat waktu. (57,14 %)

4. Pengambilannya dilakukan kepala sekolah dengan diketahui komite sekolah dan dapat dilakukan sewaktu-waktu.

Pengambilan dana dengan diketahui oleh komite sekolah.

(35,71 %)

Pengambilan dana BOS hanya diketahui oleh kepala sekolah dan bendahara saja.

(64,29 %)

Jumlah Persentase 46,43 % 53,57 %

Sumber: Hasil Penelitian Evaluasi BOS, 2007

Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa 53,57 % sekolahan dalam melakukan teknik penyaluran dana BOS belum sesuai dengan Juklak BOS dan hanya 46,43 % sekolahan yang melakukan teknik penyaluran dana BOS sudah sesuai

dengan Juklak BOS. Hal ini bisa dilihat mulai dari tahap persiapan sekolah dalam penerimaan dana BOS, yang berisikan tentang pembuatan surat perjanjian bantuan dan pengiriman surat perjanjian serta pembukaan nomer rekening di Bank. Sebesar 85,71 % SMP sebelum menerima bantuan dana BOS dari pemerintah membuat surat perjanjian atau yang dikenal dengan istilah MOU hanya dikirim ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten, sampai ada salah satu SMP yang menyatakan bahwa tidak ada perjanjian tetapi langsung mencairkan dana BOS tersebut. Hanya 14,29 % SMP yang membuat MOU kemudian dikirim ke Kabupaten dan Propinsi. Sedangkan dalam Juklak BOS telah disebutkan bahwa surat perjanjian dibuat rangkap 3, 1 harus dikirimkan ke TIM PKPS-BBM Propinsi, 1 untuk sekolah dan 1 untuk tim PKPS-BBM Kabupaten/Kota yang bermaterai Rp 6000,00.

Dalam pembukaan nomer rekening untuk penerimaan dana BOS, sebesar 92,85 % SMP membuka nomer rekening atas nama kepala sekolah dan bendahara, tetapi juga ada beberapa SMP yaitu 7,15 % yang membuka nomer rekening hanya atas nama kepala sekolah saja dan mengirimkannya ke Depdiknas Kabupaten Klaten. Sedangkan dalam Juklak dikatakan bahwa pembukaan nomer rekening atas nama lembaga sekolah dan dikirim ke tim PKPS-BBM kota setempat.

Dilihat dari tahap selanjutnya yaitu tahap penyaluran dan pengambilan dana BOS, dimana peneliti hanya bisa melihat sesuai atau tidak sesuainya penyaluran dana BOS dengan menyesuaikan Juklak BOS, yang telah dijabarkan dalam beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penyaluran dana

Dokumen terkait