• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Kinerja Pegawai

3. Ketepatan Waktu (Timeliness)

Karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar waktu kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan bekerja yang sesuai dengan standar waktu yang telah ditentukan maka kinerja dari karyawan tersebut sudah baik. Dengan timeliness yang merupakan suatu tingkatan yang menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan maka kinerja karyawan tersebut sudah baik. 4. Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)

Merupakan penggunaan sumber daya dari karyawan yang digunakan secara optimal dan efisien. Dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif maka akan bisa mempengaruhi keefektifan biaya

yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan dan menghasilkan keuntungan yang maksimum. Dengan Cost effectiveness yang menunjukkan bahwa suatu tingkatan yang paling maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimiliki badan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.

5. Perlu Pengawasan (Need for Supervision)

Merupakan kemampuan karyawan dalam bekerja dengan baik, dengan atau tanpa ada pengawasan dari pihak perusahaan. Dengan atau tanpa ada pengawasan dari pihak perusahaan, para karyawan dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja dari karyawan akan mengalami peningkatan. Dengan Need for supervision yang merupakan tingkatan dari seorang karyawan dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa harus meminta bimbingan atau campur tangan penyelia maka akan dapat meningkatkan kinerja dari karyawan itu sendiri.

6. Hubungan Rekan Sekerja (Interpersonal Impact)

Dengan adanya karyawan yang mempunyai rasa harga diri yang tinggi terhadap pekerjaannya maka karyawan berusaha untuk mencapai hasil terbaik dalam pekerjaan tersebut. Oleh karena itu dengan rasa harga diri yang tinggi terhadap pekerjaannya diharapkan para karyawan dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Dengan Interpersonal impact yang merupakan suatu tingkatan keadaan dari karyawan dapat menciptakan suasana nyaman dalam bekerja, percaya diri, serta kerjasama antar rekan sekerja sehingga akan tercipta peningkatan kinerja.

Dengan mengadakan penilaian kinerja maka diharapkan pimpinan dapat memantau kinerja dari para karyawan baik secara individu maupun sebagai suatu kesatuan kelompok kerja. Untuk itu seorang pemimpin diharapkan dapat menetapkan kriteria penilaian yang jelas serta obyektif sehingga penilaian yang dilakukan memperoleh hasil yang akurat dalam setiap aktivitas pekerjaan yang dinilai. Untuk penilaian kinerja yang efektif maka dilakukan penilaian kinerja secara spesifik dalam setiap

aktivitas pekerjaan sehingga diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. (Mondy, 2008, p. 208) 7. Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

a. Motivasi

Yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibat seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan, Dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Motivasi mengandung beberapa hal, yaitu:

1) Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran oraganisasional. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri para bawahan yang digerakan itu terdapat keyakinan bahwa dangan tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi tujuan pribadi pun akan ikut pula tercapai.

2) Usaha tertentu sebagai akibat motivasi itu. Artinya motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu.

3) Kebutuhan ialah keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan menciptakan ketegangan yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu dalam diri seseorang.

b. Budaya organisasi

Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan kembangkan oleh instansi dari pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirianya yang melalui proses sosialisasi terbentuknya menjadi aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak

oleh pegawai dalam intansi, dalam usaha mencapai tujuan instansi sikap atau prilaku anggota organisasi pada umumnya sangat dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut dalam suatu organisasi dan dipengaruhi pula oleh prilaku pemimpinya. Budaya organisasi seringkali juga bersumber dari beudaya suatu bangsa dan agama. Budaya organisasi yang berada perusahaan tertulis dan tidak teraplikasikan secara maksimal. Budaya organisasi yang ditertulis hanya aja sebagai acuan profil perusahaan yang meningkatkan mutu dan citraanya.

c. Gaya kepemimpinan

Sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pad apa yang menjadi sikap. Dengan kata lain, sebuah intitusi adalah perpanjangan bayangan seseorang. Para manejer memiliki kualitas dan gaya yang beragam. Beberapa diantaranya memiliki charisma dan ramah, sementara yang lain ada yang bergaya agak santai. Ada menejer yang banyak melewatkan waktunya dengan melihat-lihat dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berjalan berkeliling, sementara ada juga yang menyibukkan dirinya menulis laporan. Tindakan yang dilakukan anggota organisasi men fleksikan sikap yang dimiliki pimpinanya.

d. Kedisiplinan

Disiplin berasal dari kata latin disciple yang berarti mengajar atau memberi instruksi. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah tata tertib yang ditetapkan dan disepakati untuk dipatuhi oleh Pegawai Negeri Sipil dalm rangka melaksanakan tugas dan kewajibannya. (Mardismon, 2009, p 2)

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai pasal 1 ayat (1), disiplin pegawai adalah kesanggupan pegawai untuk menanti kewajiban dan

menghadiri larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-udangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Salah satu jenis disiplin dinilai dari segi jam kerja, jam kerja menurut perarturan Gubenur Sumatera Barat Nomor 55 Tahun 2012 tentang Disiplin dan Kode Etik Pegawai di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat pasal 1 adalah pemerintah provinsi Sumatera Barat daklam pelaksanaan tugas kedinasan, dan pasal 5 ayat (2) dan (3):

Jam kerja yaitu :

a. Senin s.d Kamis Pukul 07.30-16.00 b. Jumat Pukul 07.30-1630

Jam istirahat yaitu:

a. Senin s.d Kamis Pukul 12.00-13.00 b. Jum‟at Pukul 12.00-13.30

e. Remunerasi

Remunerasi atau imbalan finansial yang diterima oleh

seseorang bagi jasa-jasa yang diberikannya kepada organisasi dapat mengambil berbagai bentuk seperti upah atau gaji, bonus, premi, tunjungan anak, biaya pengobatan, biaya pendidikan anak, pembayaran dan dana asuransi, liburan yang dibayar oleh oranisasi dan mungkin bentuk-bentuk lainnya.

Remunerasi merupakan kata serapan dari kata bahasa inggris remunerate yang menurut Oxford American Disctionaries berarti pay (someone) for services rendered or work done. Sedangkan

dalam kamus besar bahasa Indonesia kata remunerasi diartikan sebagai peemberian hadiah (penghargaan atas jasa) imbalan.

Remunerasi juga merupakan penghargaan yang diberikan

pegawai baik langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial yang adil kepada pegawai atas sumbangan mereka

dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga pemberian remunerasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan manapun guna meningkatkan kinerja pegawainya. (Latief, 2012, p. 62)

f. Pendidikan

Dalam meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara melalui pendidikan, pelatihan, pemberiaan kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui proses-proses tersebut, karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan telah terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi, lingkungan kerja yang baik serta pemberiaan motivasi pada dasarnya adaah hak para karyawan dan meruakan kewajiban dari pihak perusahaan untuk mendukung kontribusi para karyawannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Handoko, 2008, p.104)

Dokumen terkait