• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Keterampilan Berkomunikasi

Semua orang belajar menjadi manusia melalui komunikasi. Sejak kecil manusia berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, kemudian terbentuklah perlahan-lahan kepribadiannya. Komunikasi merupakan pristiwa sosial yang dapat menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. Kualitas hidup kita, dan hubungan dengan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan. Kemampuan

berkomunikasi adalah kemampuan membina hubungan dengan sesama. Komunikasi membantu seseorang memahami orang lain, dan membantu orang lain memahami dirinya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Dengan komunikasi, kita dapat membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban.

Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995:30), pengertian komunikasi secara luas adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan sebentuk komunikasi. Secara sempit, komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.

2. Keterampilan Dasar Berkomunikasi

Johnson (Supratiknya, 1995:10), menjelaskan beberapa keterampilan dasar berkomunikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Harus mampu saling memahami satu sama lain. Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan, yaitu sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri, dan penerimaan diri. b. Harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita

kemampuan menunjukan sikap hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara yang akan menunjukan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita.

c. Harus saling mampu menerima dan saling memberi dukungan atau saling menolong. Kita harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang bersifat menolong, yaitu menunjukan sikap memahami dan bersedia menolong dan sambil memberikan bombongan dan contoh seperlunya, agar orang tersebut mampu menemukan pemecahan-pemecahan yang konstruktif terhadap masalahnya.

d. Harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara konstruktif. Artinya dengan cara-cara yang semakin mendekatkan kita dengan lawan komunikasi kita dan menjadikan komunikasi kita itu semakin tumbuh dan berkembang.

3. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Makmun (2015:12) menjabarkan bentuk-bentuk komunikasi sebagai berikut:

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.

b. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.

c. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian.

Sedangkan Suwardi (2010:46) membagi komunikasi menjadi dua bentuk.

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan.

b. Komunikasi Non verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi ini menggunakan gerak tubuh atau bahasa tubuh (senyuman, sorotan mata, kerutan kening, dan sebagainya), menggunakan lambang, gambar, isyarat, dan sebagainya.

4. Jenis-Jenis Komunikasi

Menurut Makmun (2015:14) proses komunikasi bisa terjadi dalam diri seorang individu, dengan orang lain, dan kumpulan-kumpulan manusia dalam proses sosial. Berdasarkan pendapat tersebut, Burgon & Huffer (2002) membuat klasifikasi tiga jenis komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi Intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu (internal). Contohnya adalah kegiatan merenung, berpikir, berdialog dengan diri sendiri, baik dalam keadaan sadar maupun tidak.

b. Komunikasi Interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain. Contohnya, perbincangan dengan keluarga, pasangan, teman, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya.

c. Komunikasi Massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan kepada sekumpulan manuasia dimana didalamnya terdapat proses sosial, baik melalui media massa atau langsung, dan bersifat satu arah (one way communication). Contohnya adalah kegiatan komunikasi (penyebaran informasi) yang terjadi di hadapan sekumpulan massa, melalui televisi, radio, media internet, media cetak, dan lain-lain.

5. Fungsi Komunikasi

Menurut Makmun (2015:15) manusia tanpa berkomunikasi dengan manusia lain adalah manusia yang penuh derita. Tanpa komunikasi, manusia dapat berubah dari manusia normal menjadi manusia agresif atau depresif. Sebaliknya, manusia yang mempunyai banyak masalah dapat meringankan pikiran dan perasaannya, setelah ia mau

berkomunikasi dalam bentuk “curhat” pada sahabatnya, atau konseling ke ahlinya. Hal ini tercakup dalam fungsi komunikasi berikut:

a. Kendali: komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.

b. Motivasi: komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.

c. Pengungkapan emosional: bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dimana anggota-anggota menunjukan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

d. Informasi: menurut Robbins (Makmun, 2015:16) komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif.

D. Integritas Pribadi (Kejujuran)

Dokumen terkait