• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.3. Kualitas Pembelajaran

2.1.3.4. Keterampilan Guru

Menurut Sardiman (2012: 125) dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge,

sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam

belajar.

Sejalan dengan hal tersebut, kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didik. Kerangka berpikir yang demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai dalam hal ini. Dengan pemilikan keterampilan dasar mengajar ini diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranannya di kelas (Djamarah, 2010: 99).

Delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan Bertanya

Pada umumnya, dalam pembelajaran guru selalu menggunakan tanya jawab. Menurut Marno dan Idris (2010: 115) keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain, dalam hal ini adalah siswa.

Menurut Anitah (2008: 7.7-715) ketrampilan bertanya dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas beberapa komponen, yaitu: (1) pengungkapan pertanyaan secara jelas dan

singkat; (2) pemberian acuan; (3) pemusatan; (4) pemindahan giliran; (5) penyebaran; (6) pemberian waktu berpikir; dan (7) pemberian tuntutan.

Sedangkan komponen-komponen bertanya lanjut terdiri dari: (1) pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan; (2) pengaturan urutan pertanyaan; (3) penggunaan pertanyaan melacak; dan (4) peningkatan terjadinya interaksi.

b. Keterampilan Memberi Penguatan

Hasibuan dan Moedjiono (2012: 58) menyebutkan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.

Pemberian penguatan pada siswa bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan motivasi siswa. Komponen-komponen dalam keterampilan pemberian penguatan dapat berupa pujian dan dorongan yang diucapkan oleh guru untuk respon atau tingkah laku siswa (penguatan verbal), penguatan gerak tubuh dan mimik muka (gestural), peguatan kegiatan siswa, penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan berupa tanda (Djamarah, 2010: 120).

c. Keterampilan Menggunakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi sangat perlu dikuasai guru agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Menurut Aqib (2013: 86) menjelaskan bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu perubahan dalam proses

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Aqib (2013: 87) menyebutkan bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian atau komponen, yaitu:

1. variasi dalam gaya mengajar.

2. variasi dalam penggunaan media pembelajaran. 3. variasi dalam pola interaksi dan kegiatan.

d. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan merupakan dasar keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami pelajaran (Supriyadi, 2012: 141).

Menurut Marno dan Idris (2010: 99-100) prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran dapat dilakukan:

1. pada awal, di tengah, atau pada akhir pembelajaran.

2. penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

3. penjelasan dapat diberikan apabila ada pertanyaan atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan, yang berarti tidak semua topik atau bahan pembelajaran dijelaskan oleh guru.

4. penjelasan harus sesuai dengan latar belakang kemampuan siswa, terutama dalam hal penggunaan bahasa.

e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sedangkan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Sanjaya, 2011: 42-43). Tujuan dari keterampilan ini yaitu mendorong anak didik agar siap menghadapi tugas yang akan diterima dan memotivasi anak didik serta anak didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, membuat kaitan atau hubungan antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Sedangkan komponen menutup pelajaran meliputi review atau meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi (Djamarah, 2010: 139).

f. Keterampilan Mengelola Kelas

Uzer Usman (dalam Rusman, 2012: 90) menjelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Tim-FKIP menyebutkan keterampilan mengelola kelas terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:

1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaann dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, yang dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian secara visual dan verbal, memusatkan perhatian kelompok, member petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur secara bijaksana serta memberiksn penguatan bila perlu.

2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap respons negative siswa yang berkelanjutan.

g. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Menurut Rusman (2012: 89) diskusi kelompok adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok siswa

dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah.

Anitah (2008: 8.21-8.26) menyebutkan bahwa agar guru dapat membimbing diskusi kelompok secara efektif, ada 6 komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru. Keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memusatkan perhatian siswa pada topik dan tujuan diskusi.

2. Memperjelas masalah dan uraian pendapat untuk menghindarkan

kesalahpahaman dalam diskusi.

3. Menganalisis pandangan siswa jika ada perbedaan pendapat dalam diskusi, yang menuntut guru harus mampu manganalisis dengan cara memperjelas hal-hal yang disepakati.

4. Meningkatkan urunan siswa, yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, memberikan contoh yang tepat dan memberikan waktu untuk berpikir siswa.

5. Memberikan kesempatan berpartisipasi siswa.

6. Menutup diskusi yaitu membuat rangkuman diskusi.

h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012: 77) mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks pembelajaran yang hanya melayani 3-8 orang siswa untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Komponen yang perlu dikuasai guru berkenaan dengan pembelajaran perseorangan ini adalah:

1. keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi. 2. keterampilan mengorganisasi.

3. keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.

4. keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran (Rusman, 2012: 91)

Dengan demikian, guru harus mempunyai delapan keterampilan mengajar, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Dalam penelitian ini keterampilan guru dapat diukur dengan lembar pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui the power of two

berbantuan powerpoint. Peneliti menetapkan indikator dengan memodifikasi delapan keterampilan guru dengan sintak pembelajaran the power of two

berbantuan powerpoint. Adapun indikator keterampilan guru dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Membuka pembelajaran dan menyiapkan pembelajaran (ketrampilan

membuka pembelajaran, ketrampilan bertanya).

b. Menyampaikan materi dengan tayangan powerpoint (ketrampilan

c. Menyampaikan pertanyaan individu sesuai dengan materi dalam powerpoint

kemudian membagikan LKS (the power of two) (ketrampilan bertanya).

d. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan individu (the power of two)

(ketrampilan membimbing dan mengajar kelompok kecil dan perorangan dan ketrampilan mengelola kelas).

e. Membentuk kelompok siswa dalam diskusi pasangan kemudian membagikan

LKS (the power of two) (keterampilan membimbing diskusi kelompok dan ketrampilan mengelola kelas).

f. Membimbing pasangan diskusi membuat jawaban baru (the power of two) (keterampilan membimbing diskusi kelompok dan ketrampilan mengelola kelas).

g. Membimbing siswa dalam membandingkan hasil diskusi pasangan dengan presentasi di depan kelas (the power of two) (keterampilan mengelola kelas).

h. Memberikan penguatan berupa reward dan motivasi pada siswa (keterampilan

memberikan penguatan).

i. Ketepatan pengelolaan waktu dalam penerapan the power of two

(keterampilan mengelola kelas).

j. Memberikan kesimpulan dan menutup pembelajaran. (ketrampilan menutup pembelajaran).

Dokumen terkait