HASIL PENELITIAN
D. Skor Mutu Keterampilan konselor dalam Layanan Bimbingan kelompok setelah Tindakan Layanan Konten pada Siklus ke dua
36
yang berada pada katagori sangat rendah dan rendah, namun sudah sebagian besar (75%) berada pada katagori tinggi.
Idealnya skor keterampilan konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok tentu dapat menguasai semua langkah dan tahapan nya. Dalam bimbingan kelompokada 4 tahapan dan 24 langkah. Tentu idealnya seorang konselor atau pimpinan kelompok menguasai atau sangat terampil dalam melakukannya. Namun kenyataannya memang masih banyak dari langkah-langkah tersebut yang belum dikuasai. Jangankan dikuasai diingat saja tidak. Ini tentu akan berefek kepada keinginan konselor untuk melaksanakan bimbingan kelompok terhadap siswa asuhnya.
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus pertama, dimana terlihat skor keterampilan konselor dalam bimbingan kelompok masih perlu ditingkatkan, oleh sebab itu maka penulis menganggap sangat perlunya dilanjutkan pada tindakan ke dua pada siklus II.
D. Skor Mutu Keterampilan konselor dalam Layanan Bimbingan kelompok setelah Tindakan Layanan Konten pada Siklus ke dua
Siklus ke dua ini penulis lakukan sesuai dengan kesepakan dengan konselor atau peserta yaitu pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 di Aula SMPN 2 Padang Panjang. Kegiatan ini diikuti oleh 8 orang konselor sekolah yang hadir pada siklus pertama di tambah oleh mahasiswa PL Bimbingan danKonseling dari STAIN Bukit tinggi yang melaksanakan Pl di sekolah tersebut. Namun datanya yang penulis olah adalah data konselor yang 8 orang di atas. Kegiatan dilaksanakan mulai jam 09.00 sampai jam 12.00 Wib. Pelaksanaan kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam siklus 2 ini kegiatan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
37
a. Menentukan materi yang akan disajikan dalam rangka meningkatkan keterampilan konselor dalam melaksbanakan layanan Bimbingan kelompok setelah tindakan pertama, pada siklus kedua.
b. Merancang kegiatan yang menarik bagi peserta dalam memberikan materi layanan penguasaan konten.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan hand out kepada tiap peserta tentang materi yang akan
disajikan
b. Menyajikan materi tentang bagaimana pelaksanaan layanan Bimbingan kelompok pada tahap kegiatan dan tahap pengakhiran
c. Penyaji/peneliti sendiri memberikan penjelasan tentang bagaimana tahapan dan langkah-langkah bimbingan kelompok pada tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.
3. Pengamatan
Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap aktifitas peserta selama berlansungnya kegiatan layanan. Dari pengamatan penulis terlihat adanya keseriusan peserta dalam mengikuti kegiatan pemberian tindakan layanan. Setiap peserta juga diminta mempraktekkan langsung sebagai pimpinan kelompok mulai dari tahap pembentukan sampai dengan tahap pengakhiran. Pada siklus pertama ini penulis memperhatikan dari 8 orang konselor yang mengikuti kegiatan terlihat belum semuanya yang terampil dalam melaksanakan bimbingan kelompok pada tahap pembentukan dantahap peralihan ini. Hal ini mungkin saja disebaban karena jarangnya konselor melaksnakan kegiatan layanan kelompok dengan berbagai alasan yang mereka samapaikan.
4. Refleksi
Refleksi yaitu mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis yang telah dicatat dalam lembaran observasi. Tahap refleksi ini adalah
38
untuk melihat apakah dibutuhkan siklus selanjutnya. Dilihat dari pengamatan penulis dan angket yang penulis berikan pada mahasiswa setelah tindakan kedua, terlihat dan tercatat adanya peningkatan skor keterampilan konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok datanya dapat dilihat pada tabel IV 5 berikut :
Tabel IV.5
Perbandingan Skor Keterampilan Konselor dalam Melaksanakan Layanan Bimbingan Kelompok pada Siklus pertama dengan Siklus kedua
N=8 No Responden Skor Angket Setelah Tindakan pada Siklus 1 % Skor Angket Setelah Tindakan pada Siklus 2 % Ket 1 01 ( RK) 67 93,05 72 100 Naik 2 02 (RT) 55 76,38 62 86,11 Naik 3 03 (HD) 58 80,55 67 93,05 Naik 4 04 (SM) 60 83,33 64 88,88 Naik 5 05 (SF) 63 87,5 68 94,44 Naik 6 06 ( RH) 45 62,5 72 100 Naik 7 07 (MY) 55 76,38 72 100 Naik 8 08 (MY) 58 80,55 60 83,33 Naik
Dari tabel IV.5 di atas terlihat adanya peningkatan keterampilan konselor melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Sebelum diberikan tindakan 2 klasifikasi keterampilan konselor dalam layanan bimbingan kelompok belum semuanya mencapai yang diinginkan. Namun setelah tindakan pada siklus kedua ini terlihat adanya kemajuan yang signifikan dan semuanya menagalami kenaikan skor.
Adapun untuk melihat bagaimana klasifikasi skornya dapat di lihat pada paparan di tabel IV. 6 berikut ini :
39
Tabel IV.6
Perbandingan Katagori Skor Keterampilan Konselor dalam layanan Bimbingan kelompok setelah layanan pada siklus pertama dengan siklus ke dua
N= 8 No Skor Klasifikasi Frekuensi Siklus 1 % Frekuensi Siklus 2 % Ket
1 64-72 Sangat Tinggi 1 12,5 6 75 Naik
2 54-63 Tinggi 6 75 2 25 Naik
3 44-53 Sedang 1 12,5 0 0 Naik
4 34-43 Rendah 0 0 0 0 Naik
5 24-33 Sangat Rendah 0 0 0 0 Naik
8 100 8 100 Naik
Dari tabel di atas terlihat perbandingan katagori skor keterampilan konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok setelah tindakan layanan pada siklus pertama dengan setelah tindkan layanan pada siklus kedua. Dimana pada siklus pertama terlihat katagori skor sebagai besar masih berada pada katagori tinggi, sedangkan pada siklus kedua sudah naik pada katagori sangat tinggi, dan tidak adalagi yang skornya berada pada katagori sedang ,rendah dan sangat rendah.Dengan memperhatikan peningkatan mutu skor keterampilan konselor di atas maka tentunya tidak diperlukan lagi siklus berikutnya
E. PEMBAHASAN
Konselor sekolah mempunyai tugas yang berbeda dengan guru mata pelajaran, maupun guru praktek. Secara garis besar, konselor mempunyai tugas dan tanggung jawab menangani beragam masalah, siswa. misalnya (1) masalah kesulitan belajar, yaitu metode belajar dan fasilitas belajar; (2) kelanjutan sekolah bagi peserta didik; (3) pemilihan jabatan; (4) penyesuaian diri terhadap sekolah, keluarga, masyarakat dan diri sendiri; (5) sosial, ekonomi dan kesehatan; (6) penggunaan waktu luang; dan (7) masalah-masalah kepribadian.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut konselor konselor dapat memberikan atau melaksanakan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung.
40
Di antara layanan tersebut adalah layanan bimbingan kelompok. Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan baik maka konselor mesti memiliki skil/atau kompetensi profesional yang berkaitan dengan bimbingan kelompok. Di antara kompetensi yang mesti dimiliki konselor dalam bimbingan kelompok antara lain menurut prayitno konselor mesti dapat menguasai 4 tahap dari 24 langkah pelaksanaan bimbingan kelompok.
Temuan lapangan penulis berkaitan dengan kompetensi konselor dalam melaksnakan layanan bimbingan kelompok termasuk pada konselor SLTP di Kota Padang Panjang diperoleh informasi bahwa sebagian besar dari guru pembimbing masih lemah/rendah kompetensinya dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok, walaupun sebelumnya sudah mengikuti berbagai pelatihan tentang layanan tersebut. Karena masih lemahnya keterampilan mereka dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling kelompok, maka seringkali kegiatan bimbingan dan konseling kelompok yang sudah diprogramkan tidak terlaksana dengan baik atau kurang. Hal ini juga didukung oleh pernyataan konselor lainnya yang mengakui bahwa layanan bimbingan kelompok belum terealisasi dengan baik.
Olreh sebab itu penting kiranya adanya berbagai upaya yang mesti ditempuh oleh semua pihak dalam rangka meningkatkan kapasitas atau wawasan dan keterampilan tenaga konselor dilapangan dalam menjalankan tugas-tugasnya termasuk bimbingan kelompok. Penelitian tindakan layanan yang telah penulis lakukan di atas, telah dapat memberilam lkan solusi dalam meninrgkatkan kompetensi konselor dalama melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Hal ini didukung dengan hasil wawancara penulis dengan beberapa orang konselor yang mengikuti kegiatan ini. Di antaranya penyataan ibu Sri Murita Guru BK SMPN 4 Padang Panjang yang telah bertugas lebih kurang 10 tahun sebagai guru BK, namun karena berbagai hal program layanan bimbingan kelompok selama ini diakuinya jarang dilakukan, hal ini juga berdampak pada semakin rendahnya kemampuannya dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Dan setelah mengikuti kegiatan yang penulis lakukan buk Sri Murita merasa gembira dan
41
bersemangat lagi menyusun program dan melaksanakan layanan kelompok terhadap siswa asuhnya.
Berdasarkan temuan penulis di atas maka penulis merasa penting kiranya setiap konselor itu melakukan atau mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi-kompetensi pokok yang mesti mereka kuasai sebagai konselor. Dengan semakin meningkatnya kompetensi tersebut tentu kiranya diharapkan akan semankin meningkat kinerjanya dalam melayani siswa. Dengan semakin meningkat kinerja konselor dalam melayani siswa tentunya juga akan semakin meningkat mutu dan kualitas belajar siswa. Dengan meningkatnya mutu dan kualitas belajar siswa berkat layanan yang diberikan oleh konselor tentu ini juga akan memperbaiki citra konselor di mata personil sekolah lainnya. Namun jika konselor tidak mampu menampilkan unjuk kerjanya dengan baik tentunya profesi konselor akan dipandang sebelah mata oleh orang lain.
42
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu darisepuluh jenis layanan bimbingan dan konseling yang mesti dikuasai oleh konselor sekolah 2. Keterampilan yang mesti dikuasai oleh konselor sekolah dalam bimbingan
kelompok meliputi empat tahapan dan 24 langkah bimbingan kelompok 3. Keterampilan konselor dalam layanan bimbingan kelompok sebelum
tindakan layanan sebagian besar berada pada posisi sedang, rendah dan sangat rendah
4. Keterampilan konselor dalam layanan bimbingan kelompok setelah mengikuti layanan penguasaan konten pada siklus pertama dan kedua mengalami peningkatan sehingga sebagian besar sudah berada pada katagori tinggi dan sangat tinggi.
5. Layanan penguasaan konten dapat meningkatkan keterampilan konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok.
2. Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah penulis paparkan pada bab sebelumnya penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Di sarankan kepada pihak sekolah untuk dapat memberikan kesempatan kepada konselor untuk dapat mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka
2. Kepada Konselor SLTP/MTS se kota Padang Panjang diharapkan untuk dapat berupaya meningkatkan skil mereka dalam melaksanakan layanan konseling termasuk bimbingan kelompok.
3. Kepada konselor juga diharapkan senantiasa menyusun program bimbingan kelompok sesuai dengan jumlah siswa asuh mereka dan berupaya merealisasikan program tersebut walaupun banyak kendalanya.
43