• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

2. Keterangan Singkat Lokasi Penelitian

Kecamatan Uluan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir. Uluan dalam bahasa batak disebut pemimpin.55 Kantor Kecamatan Uluan ini berkedudukan di Sihubak-hubak Desa Lumban Binanga, dengan batas-batas daerah56 sebelah utara Bonatua Lonasi, sebelah selatan Danau Toba, sebelah barat Danau Toba dan sebelah timur Kecamatan Porsea. Sedangkan jarak Kantor Camat Kecamatan Uluan ke Kantor Bupati di Ibukota Kabupaten Toba Samosir adalah ± 31 Km.

52Pokja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir, 2010, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba

Samosir, Halaman 118.

53Eman Suparman, 2011, Hukum Waris Indonesia dalam Perpektif Islam, Adat, dan BW,

Refika Aditama, Halaman 41.

54Pokja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir,Op.Cit,.

55http://tanobatak.wordpress.com/2009/01/04/siregar-potensi-wisata-yang-terpendam, tulisan

Monang Naipospos, dikutip Rabu, 17 Juli 2013.

56 http://tobasamosirkab.bps.go.id/digilib/pub/y13/kcda081/Kecamatan Uluan dalam Angka

2013 oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir, diakses, Rabu, Tanggal 06 Nopember 2013.

Dalam asal usulnya tanah di Kecamatan Uluan Toba Samosir adalah tanah berbukit-bukit yang ditumbuhi baik semak belukar maupun pohon-pohon besar. Kemudian tanah tersebut dikuasai dan diusahai dengan cara membuka lahan baik untuk lahan pertanian maupun untuk tempat tinggal, oleh beberapa orang keturunan dari si Raja Batak seperti yang bernama Raja Dolok Saribu, Raja Hasibuan, Raja Manurung, Raja Sitorus, Raja Butar-butar Raja Sirait dan Raja Siregar, Raja Nadapdap.

Desa-desa di Kecamatan Uluan yang terdiri dari dusun-dusun yang disebut huta (perkampungan) yang masih tetap dilestarikan seperti Dusun Marom Timur, Huta Lumban Toruan, Sosor Binanga dan lain-lain. Huta berbentuk segi empat dikelilingi oleh bambu atau pohon-pohon besar seperti pohon Hariara (Ara). Di dalam huta ini terdapat 14 (empat belas) rumah (tempat tinggal warga masyarakat) yang saling berhadap-hadapan dengan membentuk barisan 7 (tujuh) sebelah kiri dan 7 (tujuh) sebelah kanan dan ditengahnya halaman digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara adat seperti upacara perkawinan dan upacara kematian serta digunakan juga sebagai tempat menjemur hasil pertanian seperti padi, kopi, dll.

Warga masyarakat Kecamatan Uluan ini masih terus memelihara nilai-nilai kebudayaan suku Batak Toba seperti penggunaan bahasa Batak Toba sebagai komunikasi sehari-hari, pelaksanaan upacara adat Batak Toba seperti upacara kelahiran, perkawinan dan kematian.

Dalam sejarah penjajahan Belanda tanah di Uluan merupakan daerah keresidenan bentukan Gubernemen Belanda sekitar 1927-1930 sebagai upaya untuk

mempermudah pemerintah Belanda melakukan pengawasan Peradilan Bumi Putra.57 Saat ini Kecamatan Uluan dipimpin oleh seorang Camat yang diangkat serta diberhentikan oleh Bupati Toba Samosir atas usulan Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Samosir.

Pengangkatan Camat Uluan oleh Bupati Toba Samosir atas usulan Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Pasal 24 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2008 tentang Kecamatan yaitu Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dari Pegawai Negeri Sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kecamatan Uluan terdiri dari 17 desa. Masing-masing desa dipimpin oleh Pemerintah Daerah yang terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. Kepala Desa di Kecamatan Uluan dipilih secara langsung oleh dan dari warga masyarakat secara demokratis melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode. Sedangkan Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa (selanjutnya disebut Sekdes) dan Perangkat Desa lainnya. Masing- masing Sekdes di Kecamatan Uluan adalah Pegawai Negeri Sipil yang SK pengangkatannya diserahkan oleh Bupati Toba Samosir atas penetapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

57Wawancara dengan Pengetua Adat Desa Marom Pdt.W.J.Sirait, di Desa Marom, Jumat, 21

Pemilihan Kepala Desa oleh dan dari warga masyarakat sebagaimana disebut di atas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Uluan ini adalah mayoritas bertani (padi), selaian itu berladang (seperti ubi, jagung, coklat, kemiri, cabe, kopi, jahe, sayur-mayur), beternak (seperti kerbau, babi, ayam, bebek), nelayan, wiraswasta, berdagang, PNS, BUMN, Pensiunan. Sedangkan tingkat pendidikan penduduk adalah rata-rata SMU atau setingkat dengan itu seperti SMK/STM. Selanjutnya luas wilayah Kecamatan Uluan adalah 109,0 km² sebagaimana diuraikan dalam tabel di bawah ini. Tabel I : Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah Menurut

Desa/Kelurahan Tahun 2012 (Ha) No.

Nama Desa/Kelurahan Jenis Pengunaan Tanah Jumlah Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan/ Pekarangan Lainnya 1 2 3 4 5 6

01 Siregar Aek Nalas 20 46 118 16 200

02 Sigaol Barat 25 18 161 146 350

03 Sigaol Timur 30 35 10 275 350

04 Marom 220 185 41 1654 2100

05 Sibuntuon 140 14 26 470 650

06 Dolok Saribu Janji Matogu 30 12 5 303 350

07 Partor Janji Matogu 42 43 18 247 350

08 Parbagasan Janji Matogu 48 18 10 524 600

09 Partoruan Janji Matogu 70 16 12 502 600

10 Parhabinsaran J. Matogu 75 25 13 387 500 11 Luban Binanga 120 18 10 252 400 12 Lumban Holbung 110 5 30 255 400 13 Lumban Nabolon 100 17 30 253 400 14 Dolok Nagodang 120 68 50 362 600 15 Parik 50 22 77 1211 1300

16 Dolok Saribu Lbn Nabolon 60 20 10 260 350

17 Sampuara 50 70 41 1230 1400

Jumlah 1310 632 602 8356 10900

Kecamatan Uluan terdiri dari 17 (tujuh belas) desa, maka yang menjadi lokasi penelitian diambil 5 (lima) Desa.

1. Desa Marom

Desa Marom adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir dengan letak daerah berbatasan dengan : sebelah selatan Desa Sigaol Timur, sebelah utara Desa Sibuntuon, sebelah Barat Danau Toba dan sebelah Danau Toba, Jarak desa ke Kantor Camat kira-kira 6 Km.

Dalam sejarahnya tanah di Desa Marom adalah tanah yang dikuasai oleh keturunan Raja Mangatur dari Raja Nairasaon yang bernama Raja Sabungan Butar- Butar, Raja Namanjobi Sirait, Raja Parhondor Sirait dan Raja Guguan Sirait.58 Pengusaan tanah tersebut dengan kesepakatan bersama keempat Raja tersebut di atas. Setelah mendapat tanah bagian masing-masing kemudian membuka perkampungan (huta) sebagai tempat tinggal dan mengusahai lahan tersebut menjadi lahan pertanian serta mengerjakannya secara terus-menerus hingga menjadi hak milik. Hak milik tersebut berlangsung secara turun temurun melalui pewarisan atau hibah. Seiring perkembangan jaman dan keluarnya UUPA status tanah tersebut sekarang disebut dengan tanah hak milik adat.

Dilihat pada tabel I di atas, Desa Marom memiliki luas tanah sawah dan tanah kering terluas di Kecamatan Uluan yaitu tanah sawah dengan 220 ha dan tanah kering dengan luas 185 ha.

58Wawancara dengan Kepala Desa Marom Wimar Sirait, di Desa Marom, Kamis, 20 Juni

2. Desa Sibuntuon

Desa Sibunton adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan, dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Marom, sebelah utara Desa Partor Janji Matogu dan Desa Dolok Saribu Janji Matogu, sebelah Desa Parik dan sebelah Timur Danau Toba. Jarak Desa ke Kantor Camat kira-kira 5 Km.

Dalam sejarahnya tanah di Desa Sibuntuon adalah tanah yang dikuasai oleh keturunan Raja Mangarerak dari Raja Nairasaon bernama Tuan Ria Manurung.59 Penguasaan tanah tersebut dengan cara membuka lahan pertanian dan mendirikan perkampungan (huta) hingga menjadi hak milik. Kepemilikan tanah tersebut berlangsung secara turun temurun melalui pewarisan atau hibah kepada pomparan atau keturunan Tuan Ria Manurung. Status tanah tersebut sekarang ini dikenal dengan tanah hak milik adat.

Tanah hak milik adat ini terbagi dua yaitu untuk lahan pertanian disebut tanah hak milik perorangan dan tanah pengunungan yang dikenal dengan nama Tano Dolok Pangantoman disebut hak milik bersama (hak ulayat) milik pomparan (keturunan) Tuan Ria Manurung. Untuk lahan pertanian hak kepemilikan bisa dialihkan atau diperjualbelikan. Sedangkan tanah pengunungan (Tano Dolok Pangantoman) hak kepemilikannya tidak bisa dialihkan atau diperjualbelikan kepada siapapun termasuk menjadi tanah negara.

Sebagaimana keluarnya Surat Keterangan Menteri Kehutanan (selanjutnya disebut SK Menhut) No. 44 Tahun 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di

Wilayah Propinsi Sumatera Utara seluas ± 3.742.120 Ha (tiga juta tujuh ratus empat puluh dua ribu seratus dua puluh hektar) bahwa lahan pengunungan (TanoDolok Pangantoman) ini oleh pemerintah dikategorikan sebagai lahan kosong dan termasuk dalam kawasan hutan.

Namun warga masyarakat Desa Sibuntuon memprotes bahwa lahan pengunungan (TanoDolok Pangantoman) bukan lahan kosong karena sejak jaman dulu sebelum Belanda datang menjajah ke Uluan kira-kira tahun 1930 sudah di fungsikan sebagai tempat pengembalaan ternak kerbau dan pengambilan buah Arimonting yang merupakan mata pencaharian warga masyarakat terutama untuk keperluan biaya pendidikan dan sampai sekarang masih difungsikan. Dan akan terus dipertahankan.60

Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Sibuntuon memiliki luas tanah sawah seluas 140 ha dan tanah kering seluas 14 ha.

3. Desa Partoruan Janjimatogu

Desa Partoruan Janji Matogu adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Toba Samosir dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Sibuntuon, sebelah utara Desa Parbagasan Janji Matogu, sebelah Barat Desa Parhabinsaran Janji Matogu dan sebelah Timur Desa Parbagasan Janji Matogu. Jarak desa ke Kantor Camat kira-kira 2,5 Km.

Dalam sejarahnya tanah di Desa Partoruan Janjimatogu adalah tanah yang dikuasai dan diusahai kemudian menjadi hak milik oleh 2 (dua) orang yaitu bernama

60 Wawancara dengan Pengetua Adat Desa Marom W.J. Sirait dan Pengetua Adat Desa

Tuan Sogar Manurung (generasi ke-6 dari keturunan Raja Toga Manurung), dan Raja Hasibuan.61 Selanjutnya kepemilikan tanah tersebut berlangsung secara turun temurun yaitu melalui pewarisan atau hibah kepada keturunan masing-masing.

Seiring perkembangan jaman kebutuhan akan uang dan tanah semakin dibutuhkan hingga jual beli tanah pun terjadi baik secara jual gadai maupun secara Pate (jual lepas). Pelaksanaan jual beli tanah baik gadai maupun lepas dilakukan terhadap siapapun tidak memandang apakah itu merupakan keturunan si Raja Hasibuan maupun keturunan Tuan Sogar Manurung.

Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Partoruan Janji Matogu memiliki luas tanah sawah seluas 70 ha dan tanah kering seluas 16 ha.

4. Desa Dolok Nagodang

Desa Dolok Nagodang adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Toba Samosir dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Parik, sebelah utara Desa Dolok Saribu Lumban Nabolon dan Desa Sampuara, sebelah Barat Desa Kecamatan Bonatua Lunasi dan sebelah Timur Desa Lumban Binanga dan desa Parbagasan Janji Matogu. Jarak desa ke Kantor Camat kira-kira 2 Km.

Dalam sejarahnya tanah di Desa Dolok Nagodang adalah tanah hutan belukar yang diusahai dan dikuasai kemudian menjadi hak milik oleh 5 (lima) orang62 yaitu bernama Raja Manurung Hutagaol (keturunan kedua Raja Toga Manurung) yang membuka perkampungan yaitu Huta Lumban Gala-gala, Raja Manurung Huta Gurgur (anak pertama Raja Toga manurung) yang membuka 4 (empat) perkampungan (huta)

61Wawancara dengan Kepala Desa Partoruan Janjimatogu Bapak Maruli Manurung, di Desa

Partoruan Janjimatogu, Minggu, 23 Juni 2013.

62Wawancara dengan Kepala Desa Dolok Nagodang Binsar Manurung, di Desa Dolok

yaitu Huta Lumban Tonga-tonga, Huta Lumban Padang, Huta Lumban Ginjang dan Huta Paraduan, Raja Sirait membuka perkampungan yang bernama Huta Lumban Silintong, Raja Hasibuan membuka perkampungan yaitu Huta Sosor Silobu, dan Nadapdap membuka perkampungan yaitu Huta Nasuksuk. Selanjutnya kepemilikan tanah tersebut berlangsung secara turun temurun yaitu melalui pewarisan dan hibah (pemberian).

Kelima Raja tersebut di atas dengan membuka perkampungan masing-masing menandakan bahwa tanah di sekitar perkampungan tersebut adalah hak miliknya dan akan berlangsung secara terus kepada keturunannya masing-masing baik melalui pewarisan maupun hibah (pemberian). Sampai sekarang tanah tersebut masih tetap dimiliki oleh keturunan ke lima raja tersebut di atas.

Hal ini terbukti bahwa di desa ini tidak mengenal atau belum pernah melakukan jual beli pate (jual lepas), jual beli yang dilakukan adalah jual gadai itupun kepada keturunannya masing-masing. Artinya Keturunan masing-masing ke lima Raja tersebut di atas masih tetap mempertahankan hak milik leluhurnya masing- masing. Sebagai contoh tanah yang dimiliki keturunan dari si Raja Hasibuan tidak boleh disindorkan (digadaikan) kepada keturunan Si Raja Sitorus, demikian juga tanah keturunan manurung tidak boleh digadaikan kepada keturunan si Raja Nadapdap. Untuk pinjaman uang warga di Desa Dolok Nagodang lebih memilih menjaminkan tanah ke pada lembaga Bank.63

63Wawancara dengan Kepala Desa Dolok Nagodang, Binsar Manurung, di Desa Dolok

Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Dolok Nagodang memiliki luas tanah sawah seluas 120 ha dan tanah kering seluas 68 ha.

5. Desa Lumban Holbung

Desa Lumban Holbung adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Toba Samosir dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Lumban Binanga, sebelah utara Kecamatan Porsea, sebelah Barat Desa Dolok Saribu Lumban Nabolon dan sebelah timur Danau Toba. Jarak desa ke Kantor Kecamatan kira-kira 3 Km.

Dalam sejarahnya tanah di Desa Lumban Holbung adalah tanah yang dikuasai dan diusahai kemudian menjadi hak milik oleh Raja Sulangon Sitorus (generasi ke-4 dari Raja Sitorus).64Selanjutnya kepemilikan tanah tersebut berlangsung secara turun temurun yaitu melalui pewarisan kepada anak laki-laki dan pauseang (pemberian tanah kepada anak perempuan karena perkawinan).

Di Desa Lumban Holbung sekarang ini sudah melakukan jual beli berupa jual lepas. Jual lepas (pate) di Desa Lumban Holbung dilaksanakan bukan hanya kepada keturunan Raja Sulangon Sitorus tetapi kepada siapapun warga Negara Indonesia.65

Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Lumban Holbung memiliki luas tanah sawah seluas 120 ha dan tanah kering seluas 68 ha.

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Jual Beli Tanah Pertanian Masih

Dokumen terkait