• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.2. Rasio Keuangan

2.2.2.3. Keterbatasan Analisa Rasio

Disamping keungulan yang dimiliki analisa rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu pengunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya agar tidak salah dalam pengunaannya (Harahap, 2001:298).

Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a. Banyak perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan jugment yang dapat dinilai bias atau subyektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.2.2.4.Jenis Rasio

Jenis – jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Harahap, 2001:301-311):

2.2.2.4.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-posaktiva lancardan hutang lancar. Yang termasuk dalam rasio likuiditas (Harahap, 2001:301):

1. Rasio Lancar

Rasio ini menunjukkan sejuah mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini

dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.

Rasio Lnacar = Lancar Hutang Lancar Aktiva 2. Rasio Cepat

rasio ini menunjukkan kemmapuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Rasio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Quick Ratio lancar hutang piutang berharga surat kas+ + =

3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.

Rasio Kas atas Aktiva Lancar =

lancar aktiva

Kas

4. Rasio Kas atas Hutang Lancar

Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar.

Rasio Kas atas Aktiva Lnacar =

lancar hutang

lancar aktiva

5. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva =

aktiva Total

lancar aktiva

6. Aktiva Lancar dan Total Hutang

Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan.

Aktiva Lancar dan Total Hutang =

Panjang Jangka hutang Total lancar aktiva + 2.2.2.4.2. Rasio Solvabilitas

Rasio sovabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitungdari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Rasio solvabilitas antara lain (Harahap, 2001:303):

1. Rasio Hutang atas Modal

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semkain kecil rasio ini smekain baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Rasio Hutang atas Modal =

(equity) modal

hutang total

2. Debt Service Ratio (Rasio Pelunasan Hutang)

Rasio ini menggambarkan sejuah mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semkain besar rasio ini semkain besar kemampuan perusahaan menutupi hutang-hutangnya. Perusahaan yang sehat mestinya laba yang diperoleh jauh melebihi kewajiban pembayaran atau pelunasan hutang.

Debt Service Ratio =

pinjaman dan bunga pembayaran nonkas beban penyusutan bunga bersih laba + + +

3. Rasio Hutang atas Aktiva

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable)a juga dibaca berapa porsi hutang dibanding dengan aktiva. Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

Rasio Hutang atas Aktiva =

aktiva total

hutang total

4. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi adalah aliran kas dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam golongan ini. Demikian juga arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan

operasional (Harahap, 2001: 259). Yang dihitung dengan rumus (www. Zenwealth.com/ Business Finace Online):

Arus kas operasi = EBIT+Deprecation - Taxes. 2.2.2.4.3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas

Rasio rentabilitas atau juga disebut profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating rasio. Yang termasuk rasio profitabilitas antara lain (Harahap, 2001:304):

1. Margin Laba

Angka dalam rasio margi laba menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Margin Laba =

penjualan bersih pendapatan

2. Asset Turn Over (Return on Asset)

Rasio ini menggambarkan perputaraan aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Asset Turn Over =

aktiva total

bersih penjualan

3. Return on Investement (Return on Equity)

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih laba diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini semakin bagus. Return on Investement = (equity) modal rata -rata bersih laba , atau Return on Equity = Equity Income Net (Jumingan, 2008:245) 4. Return On Total Asset

Asio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

Return On Total Asset =

aset total rata -rata bersih laba

5. Basic Earning Power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semkain baik.

Basic Earning Power =

aktiva total pajak dan bunga sebelum laba

6. Earning Per Share

Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

Earning Per Share = saham jumlah n bersanguta saham bagian laba 7. Contribution Margin

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahui atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba. Contribution Margin = penjualan kotor laba 2.2.2.4.4. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkanoleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga diangggap bagian dari rasio solvabilitas. Yang termasuk dalam rasio leverage adalah (Arifin, 2071:34):

1. Total Debt To Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk kesleuruhan kewajiban atau hutang.

Total Debt To Equity Ratio =

sendiri modal jumlah panjang jangka kewajiban lancar kewajiban +

2. Total Debt to Total Asset

Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang.

Total Debt to Total Asset =

aktiva jumlah panjang jangka kewajiban lancar kewajiban +

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.

Long Term Liabilities =

sediri modal panjang jangka kewajiban 4. Tangibles Assets Debt Coverage

Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin setiap rupiah kewajiban jangka panjang.

Tangibles Assets Debt Coverage =

panjang jangka kewajiban lancar kewajiban tangibles -aktiva jumlah

5. Times Interest Earned Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga kewajiban jangka panjang. Times Interest Earned Ratio =

panjang jangka kewajiban bunga EBIT 2.2.2.4.5. Rasio Produktivitas

Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan

tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai. Yang temrasuk dalam rasio produktivitas adalah (Harahap, 2001:308)

1. Inventory Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus prpduksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

Inventory Turn Over =

barang persediaan rata -rata penjualan pokok harga

2. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.

Receivable Turn Over =

piutang rata -rata bersih kredit penjualan

3. Fixed Asset Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini smekain baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi. Fixed Asset Turn Over =

bersih tetap aktiva

penjualan

4. Total Asset Turn Over

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.

Total Asset Turn Over =

asset total Penjualan

5. Periode Penagihan Piutang

Rasio ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.

Periode Penagihan Piutang =

hari per penjualan rata) -(rata piutang

Dokumen terkait