• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.:

1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan Barisan dan Deret saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.

2. Kondisi siswa di awal yang sedikit kesulitan beradaptasi dengan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) mengingat dalam proses pembelajaran yang biasa mereka jalani cenderung pasif dan berpusat pada guru.

3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), kemampuan penalaran analogi, dan hasil belajar matematika siswa. Variabel lain seperti minat, motivasi, inteligensi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol. Karena hasil penelitian dapat saja dipengaruhi variabel lain di luar variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini.

68

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan mengenai pembelajaran matematika dengan model Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan penalaran analogi matematik siswa di SMA Negeri 66 Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) memiliki nilai rata-rata sebesar 74,62 Adapun nilai rata-rata untuk masing-masing indikator penalaran analogi matematik dari yang paling tinggi yaitu memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari pola barisan bilangan sebesar 81,25, dan yang paling rendah adalah memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari jumlah n suku pertama deret aritmatika atau deret geometri sebesar 66,54.

2. Kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model konvensional memiliki nilai rata- rata sebesar 67,62 Adapun nilai rata-rata untuk masing-masing indikator penalaran analogi matematik dari yang paling tinggi yaitu memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari pola barisan bilangan sebesar 72,79, dan yang paling rendah adalah memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari jumlah n suku pertama deret aritmatika atau deret geometri sebesar 56,62.

3. Kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS)lebih tinggi

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan statistik uji-t, diperoleh thitung = 1,76 dan ttabel = 1,67 dengan taraf signifikan 5%,

atau  = 0,05 sehingga thitung lebih besar dari ttabel (1,76 > 1,67). Dengan demikian, kemampuan penalaran analogi matematik siswa yang diajar dengan model Creative Problem Solving (CPS) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model Creative Problem Solving

(CPS) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan penalaran analogi matematik siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) mampu meningkatkan kemampuan penalaran analogi matematik siswa, sehingga model pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh guru.

2. Model Creative Problem Solving (CPS) membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu, bagi guru yang hendak menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) dalam pembelajaran matematika di kelas diharapkan dapat mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan seefektif mungkin agar pembelajaran dapat selesai tepat pada waktunya.

3. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada kemampuan penalaran analogi, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh penggunaan model

Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan matematik lainnya.

4. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini, sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan lain, mengukur aspek lain atau jenjang sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Dwirahayu, Gelar. Pengaruh Pendekatan Analogi Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP. Algoritma. 2006.

Herdian. Pengaruh Metode Discovery terhadap kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : Perpustakaan Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 2010.

Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna. 2010.

Lawshe, C. H . A quantitative approach to content validity. By Personnel Psychology INC, 1975.

Maarif, Samsul. Meningkatkan Kemampuan analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP Menggunakan Pembelajaran Dengan Metode Discovery. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 2012.Tersedia:

http://repository.upi.edu/ [akses 13 April 2014, 10.00 WIB]

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. 2013.

Mitchell, William E. dan Kowalik, Thomas F. Creative Problem Solving. Genigraphics Inc. 1999.

Pepkin, Karel L, Creative Problem Solving in Math, dari: http://m2s- conf.uh.edu/honors/honors-and-the-schools/houston-teachers- institute/curriculum-units/pdfs/2000/articulating-the-creative-

experience/pepkin-00-creativity.pdf (8 Februari 2014, pukul 12.38 WIB)

Putra, Harry Dwi. Pembelajaran Geometri Dengan Pendekatan SAVI Berbantuan WINGEOM Untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Volume 1. 2011.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2010.

Santyasa, I Wayan. Model-model Pembelajaran Inovatif, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Ganesha. 2007.

Shadiq , Fajar. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi. Yogyakarta: Depdiknas. 2004.

Shadiq, Fajar. Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa

Penting?.http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Matematik

a/Penalaran%20dengan%20analogi_fadjar%20shadiq.pdf(7 September

2014, 20.06 WIB)

Siswono, Tatag Yuli Eko. dan Suwidiyanti. Proses Berpikir Analogi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Siswa. Makalah, Surbaya:FMIPA UNESA,

darihttp://www.academia.edu/4069250/PROSES_BERPIKIR_ANALOGI

_SISWA_DALAM_MEMECAHKAN_MASALAH_MATEMATIKA_U

NEJ_28_Pebruri_2009_) [20 Januari 2014, pkl.10.10 WIB]

Siswono, Tatag Yuli Eko. Model pelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan MasalahUntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.

Surabaya: Unesa University Press. 2008. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.

Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cet.X. Bandung: Alfabeta. 2010.

Sumadi, I Made. Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap

Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No. 1 tahun ke-38. 2005.

Sumarmo, Utari dkk. Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis Ilmu Pendidikan.

Bandung: UPI Press.2008.

Sumarmo, Utari. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FMIPA UPI. 2010.

Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2009.

Traffinger, Donald J, Isaksen, Scott G.& Dorval, K. Brian. Creative Problem Solving (CPS Version 6.1 TM) A Contemporary Framework for Managing Change. Center for Creative Learning, Inc. and Creative Problem Solving Group, Inc. 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003. TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta :Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006.

Wardhani, Sri. Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/ MGMP Matematika:

Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/ MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga.

Lampiran 1

KISI-KISI TES KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIK PRA PENELITIAN

Materi Pelajaran : Matematika (Wajib) Kelas/Semester : X MIA/1

Pokok Bahasan : Barisan dan Deret

Waktu : 1 x 45 menit

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

3.8. Memprediksi pola barisan dan deret aritmetika dan geometri atau barisan lainnya melalui pengamatan dan memberikan alasannya.

Materi Pembelajaran Indikator Soal No. Soal Jumlah Soal

 Pola Barisan Bilangan

 Memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda

berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari pola barisan bilangan.

1 1

 Pengertian barisan aritmatika dan geometri.

 Memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda

berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari barisan aritmatika atau barisan geometri.

2 1

 Suku ke-n barisan aritmatika dan geometri.

 Memberikan kesimpulan dari dua hal yang berbeda

berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari suku ke-n barisan aritmatika atau barisan geometri.

3 1

 Jumlah n suku pertama deret aritmetika dan deret geometri.

 Memberikan sebuah kesimpulan dari dua hal yang berbeda berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari jumlah n suku pertama deret aritmatika atau deret geometri.

4 1

 Penerapan barisan dan deret bilangan.

 Memberikan kesimpulan dari

dua hal yang berbeda

berdasarkan keserupaan data atau proses (analogi) dari sifat-sifat pada barisan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan bilangan atau deret bilangan.

Dokumen terkait