• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

4.3 Hasil Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah ditinjau dari Gaya Kognitif. Kognitif

4.4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Berdasarkan hasil penelitian dari kelompok eksperimen dengan menggunakan model PBL, hambatan yang ditemui peneliti adalah waktu yang singkat dalam melakukan penelitian. Karena dalam pembelajaran dengan model PBL siswa dituntut untuk menemukan masalah mereka sendiri guru hanya bertugas sebagai fasilitator oleh karena itu dibutuhkan waktu yang cukup dalam penerapannya. Selain itu kendala pada saat wawancara juga sama yaitu waktu yang relatif singkat.

97

2. Berdasarkan hasil penelitian terdapat temuan gaya kognitif lain yaitu 4 gaya kognitif meliputi reflektif, impulsif, slow-inaccurate, dan fast-accurate. Sedangkan jumlah siswa impulsif 13 siswa (40.625%), jumlah siswa reflektif 11 siswa (34.375%), jumlah siswa slow-inaccurate 4 siswa (12.5%), sedangkan siswa fast-accurate 4 siswa (12.5%). Sehingga pada penelitian ini belum dapat diketahui secara rinci gaya kognitif lain selain gaya kognitif reflektif dan gaya kognitif impulsif.

98

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

(1). Pembelajaran dengan model PBL efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. (1) kemampuan pemecahan masalah siswa sudah mencapai ketuntasan klasikal (2) terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah (3) pembelajaran dengan model PBL lebih besar daripada pembelajaran dengan model STAD (4) respon siswa dalam pembelajaran dapat dikategorikan baik (5) aktivitas siswa dalam pembelajaran juga dapat dikategorikan baik.

(2) Siswa dengan gaya kognitif reflektif cenderung mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang tinggi. Hal ini ditunjukan pada tahap memahami masalah subjek reflektif dapat memahami masalah dengan baik. Pada tahap ini kedua subjek mampu menentukan syarat yang cukup untuk dapat menyelesaikan pemecahan masalah dan dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan baik dan benar. Pada tahap menentukan rencana penyelesaian kedua subjek sudah dapat menentukan rencana dengan baik. Kedua subjek dapat menentukan langkah-langkah yang harus digunakan sebelum menjawab permasalahan dan kedua subjek sudah mampu menggunakan semua unsur-unsur yang diketahui

99

untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian, kedua subjek sudah mampu melaksanakannya dengan baik dan benar. Tahap terakhir yaitu tahap melihat kembali hasil/memeriksa kembali jawaban kedua subjek tidak menuliskan hasil jawaban mereka. Akan tetapi kedua subjek mampu menjelaskan bagaimana cara mereka memeriksa kembali jawaban mereka pada saat wawancara dengan bahasa mereka sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua subjek dapat memeriksa jawaban mereka sendiri dengan menggunakan unsur-unsur yang diketahui. Sedangkan siswa dengan gaya kognitif impulsif cenderung mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang rendah. Hal ini ditunjukan pada saat kedua subjek mengerjakan soal pemecahan masalah, kedua subjek kurang tepat dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga jawaban cenderung salah dan pada tahap melihat kembali hasil/memeriksa kembali jawaban kedua subjek tidak menuliskan hasil jawaban mereka. kedua subjek juga tidak mampu menjelaskan bagaimana cara mereka memeriksa kembali jawaban mereka pada saat wawancara. Walaupun pada pemahaman masalah dan perencanaan masalah kedua subjek mengerjakannya dengan baik.

100 5.2 Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas secara umum dalam bidang pendidikan khususnya pada bidang matematika. Saran yang dapat peneliti berikan bagi guru matematika kelas VIII SMP N 15 Semarang adalah sebagai berikut :

(1). Pembelajaran dengan model PBL efektif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran PBL ini dapat digunakan oleh guru dalam mengajar materi prisma dan limas.

(2). Guru matematika SMP N 15 Semarang sebagai fasilitator diharapkan lebih memahami dan melaksanakan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran PBL. Model pembelajaran PBL dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa, salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dengan gaya kognitif siswa.

(3). Guru matematika SMP N 15 Semarang sebaiknya memberikan pemahaman kepada siswa yang termasuk kedalam gaya kognitif impulsif untuk selalu mengecek hasil jawaban, lebih teliti dalam mengerjakan dan tidak buru-buru dalam mengerjakan permasalahan supaya lebih teliti dalam melakukan perhitungan sehingga dapat

101

meminimalisir terjadinya kesalahan perhitungan serta senantiasa berlatih mengerjakan soal cerita agar lebih terampil dalam mengerjakan permasalahan.

102 Daftar Pustaka,

Aisyah, N. 2007. Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika. online,Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajaranM atematika_Unit_5_0. Pdf), diakses tanggal 25 Maret 2016.

Ari, A. A., & Katrancı, Y. 2014. The Opinions of Primary Mathematics Student-teachers on Problem-based Learning Method. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 116, 1826-1831.

Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Amalludin, S., Pujiastuti, E. and Veronica, R.B., 2016. Keefektifan Problem Based Learning berbantu Fun Math Book Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII. Unnes Journal of Mathematics Education, 5(1).

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya.

Effendi, L.A. 2012. Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 13 No. 2.

Faradillah, A. 2014. The Profile of Junior High School Students Reasoning in Solving Mathematics Open-Ended Problem According to Reflective Impulsif Cognitive Style. Makalah. Proceeding of International Conference On Research, Implementation, And Education Of Mathematics And Sciences 2014, Yogyakarta State University, 18-20 May 2014.

Hmelo-Silver, C. E. 2004. Problem-based learning: What and how do students learn?. Educational psychology review, Volume 16 No. 3. Hal. 235-266.

Hake, R.R. 1998. Interactive-engagement Methods in Introductory Mechanics Courses. Journal of Physics Education Research. Vol 66(1) : 64-74

Heh, J. S. 1999. Evaluation model of problem solving. Mathematical and Computer Modelling30,11-12, 197-211.Indrianawati, I. & Wahyudi, E., 2014. Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model PBL dan Model Pembelajaran Kooperatif STAD. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, Vol 2(2).

103

Jena, P. C. 2014. Cognitive Styles and Problem Solving Ability of Under Graduate Students. International Journal of Education and Psychological Research (IJEPR). Volume 3, Issue 2.

Nugroho dkk. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website pada Mata Pelajaran Programmable Logic Controller (Doctoral dissertation, UNY).

Levene, H. 2003. Contributions to Probability and Statistics: Essay in Honor of Harold Hotteling. I. Oklin, et. al. Eds. Staford University Press, Stanford, CA,pp.278-292. Tersedia di

http://www.itl.nist.gov/div898/software/dataplot/refman1/auxillar/leve test.html [diakses 12-5-2016]

Nugroho dkk. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website pada Mata Pelajaran Programmable Logic Controller (Doctoral dissertation, UNY).

Polya, G. 1957. How to solve it: A new aspect of mathematical method. Princeton university press.

Purnomo, D.J., Asikin, M. & Junaedi, I., 2015. Tingkat Berpikir Kreatif pada Geometri Siswa Kelas VII ditinjau dari Gaya Kognitif dalam Setting Problem Based Learning. Unnes Journal of Mathematics Education. Vol 4 No. 2.

Rifa’i, A. & Catharina T. A. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES.

Rosey, F., Keller, J., & Golomer, E. 2010. Impulsive-reflective attitude, behavioural inhibition and motor skills: Are they linked?. International Journal of Behavioral Development.

Siegel, S. 1994. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.

Survei International TIMMS. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/timss (di unduh 15 agustus 2011).

Sudjana. 2000. Metoda Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

104

Tambychik, T., & Meerah, T. S. M. 2010. Students’ difficulties in mathematics

problem-solving: what do they say?. Procedia-Social and Behavioral Sciences,8, 142-151.

Ulya, H., 2015. Hubungan gaya kognitif dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jurnal Konseling Gusjigang, volume 1 No. 2. Wardhani, S. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Matematika di SMP/MTs. Diklat Guru Pemandu/Guru

Inti/Pengembang Ma-tematika SMP Jenjang Dasar. Yogya-karta.

Hal 20 (2010).

Warli. 2009. Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Kognitif Reflektif-Impulsif (Studi Pendahuluan Pengembangan Model KBR-I). Makalah. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 M-567.

Warli., & Fadiana, M. J. 2014. Design of Mathematic Learning Based on Cognitive. Makalah. In Proceeding of International Conference On Research, Implementation And Education Of Mathematics And Sciences 2014. Yogyakarta State University.

Warli., & Fadiana, M. J. 2015. Math Learning Model That Accommodates Cognitive Style to Build Problem-Solving Skills. Higher Education Studies, volume 5 No. 4. Hal 86.

105

106

DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK UJI COBA VIII B NO KODE 1 UC-01 2 UC-02 3 UC-03 4 UC-04 5 UC-05 6 UC-06 7 UC-07 8 UC-08 9 UC-09 10 UC-10 11 UC-11 12 UC-12 13 UC-13 14 UC-14 15 UC-15 16 UC-16 17 UC-17 18 UC-18 19 UC-19 20 UC-20 21 UC-21 22 UC-22 23 UC-23 24 UC-24 25 UC-25 26 UC-26 27 UC-27 28 UC-28 29 UC-29 30 UC-30 Lampiran 1

107

DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN VIII D

31 UC-31

32 UC-32

108

DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK KONTROL VIII A 1 E-01 2 E-02 3 E-03 4 E-04 5 E-05 6 E-06 7 E-07 8 E-08 9 E-09 10 E-10 11 E-11 12 E-12 13 E-13 14 E-14 15 E-15 16 E-16 17 E-17 18 E-18 19 E-19 20 E-20 21 E-21 22 E-22 23 E-23 24 E-24 25 E-25 26 E-26 27 E-27 28 E-28 29 E-29 30 E-30 31 E-31 32 E-32

109 NO KODE 1 K-01 2 K-02 3 K-03 4 K-04 5 K-05 6 K-06 7 K-07 8 K-08 9 K-09 10 K-10 11 K-11 12 K-12 13 K-13 14 K-14 15 K-15 16 K-16 17 K-17 18 K-18 19 K-19 20 K-20 21 K-21 22 K-22 23 K-23 24 K-24 25 K-25 26 K-26 27 K-27 28 K-28 29 K-29 30 K-30 31 K-31 32 K-32

110