• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PEMBAHASAN

6.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa keterbatasan sebagai berikut :

a. Sampel penelitian yang diambil dari kelompok lansia yang tidak melakukan senam diambil pada saat melakukan posyandu lansia yang dilakukan sekali dalam sebulan, sehingga membutuhkan waktu yang agak lama.

b. Kuesioner MoCA-Ina adalah kuesioner yang aslinya berasal dari luar negeri yng di modifikasi di Indonesia, yang berisi pertanyaan dan responden menjawab tetapi juga responden diharuskan menggambar dan menulis, ada beberapa poin pertanyaan , lansia rata-rata mengalami kesulitan dalam menjawab kuesioner item A : Kemampuan mengenal ruang dan betuk yang terdiri dari beberapa perintah : Menelusuri Jejak Secara bergantian (Alternating Trial Making), Kemampuan visuokonstruksional ( menggambar

kubus dan jam dinding)

6.3 Implikasi Penelitian terhadap Lansia, Puskesmas dan Dinas Kesehatan

6.3.1 Implikasi terhadap Lansia dan masyarakat di Desa Dauh Puri Kauh

Dampak yang dapat dirasakan bagi lansia dan masyarakat setelah dilakukan penelitian ini adalah lansia dan masyarakat di Desa Dauh Puri Kauh mengetahui manfaat yang didapat ketika mereka mengikuti senam kesegaran jasmani secara rutin dan berkesinambungan. Lansia dan masyarakat lebih termotivasi untuk rajin mengikuti senam kesegaran jasmani lansia untuk

77

mencegah kemunduruan fungsi kognitif dan gangguan keseimbangan tubuh lansia.

Pencegahan gangguan fungsi kognitif dan gangguan keseimbangan dapat meningkatkan aktivitas lansia yang berdampak akan menurunkan ketergantungan sehingga beban pada keluarga dan Negara dapat dikurangi. Lansia di Desa Dauh Puri Kauh juga mengetahui faktor-faktor yang berpeluang untuk mempertahankan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuhnya.

6.3.2 Implikasi terhadap Program Kesehatan di Puskesmas II Denpasar

Barat

Rata-rata responden dalam penelitian ini adalah usia 65 tahun ke atas. Semakin meningkat usia, maka fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh akan terganggu. Hasil penelitian ini menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang mendukung beberapa kebijakan yang telah ada. Penelitian ini mendukung kebijakan operasional seperti pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Program Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) serta Program Kesehatan Lansia itu sendiri , dimana sasarannya adalah lansia.

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan dampak bagi Puskesmas II Denpasar Barat sebagai pelaksana operasional kebijakan program kesehatan Lansia. Penelitian ini meningkatkan pengetahuan petugas dalam mencegah gangguan fungsi kognitif dan gangguan keseimbangan pada lansia, dan sesuai dengan fungsi Puskesmas yang meliputi upaya promotif dan preventif, hasil

78

penelitian ini melahirkan upaya upaya promotif dan preventif pada pencegahan penyakit akibat usia lanjut atau Penyakit Tidak Menular (PTM).

Dapat diketahui bahwa perubahan-perubahan pada lansia terutama perubahan pada system saraf sangat mempengaruhi penurunan koordinasi dan kemampuan lansia dalam beraktifitas. Namun seiring dengan kemajuan Zman setelah ditemukan metode dan teori baru yang menyatakan bahwa perubahan-perubahan lansia dapat diantisipasi dan diminimalisir terutama perubahan-perubahan fisiologis atau fungsi otak.

6.3.3 Implikasi bagi Dinas Kesehatan Kota Denpasar

Dinas Kesehatan Kota Denpasar merupakan institusi pengambil kebijakan dan penentu program, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar dalam membuat kebijakan baru bagi program Lansia. Program senam lansia menjadi pilihan dalam meningkatkan fungsi kognitif lansia dan mengurangi gangguan keseimbangan yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dan mengurangi beban ketergantungan terhadap keluarga.

79

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 60 responden yang mengikuti senam kesegaran jasmani lansia maupun yang tidak mengikuti senam kesegaran jasmani lansia di Desa Dauh Puri Kauh dapat diambil simpulan sebagai berikut :

a. Gambaran karakteristik lansia di posyandu lansia Desa Dauh Puri Kauh adalah: Sebagian besar adalah kelompok umur 60-74 tahun. Berdasarkan jenis kelamin diketahui lansia perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Berdasarkan pendidikan lansia yang bersekolah lebih banyak daripada yang tidak sekolah. Lansia ditemukan lebih banyak yang masih bekerja dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Hasil penelitian didapatkan lansia sebagian besar tidak memiliki penyakit kronis, serta lebih banyak yang memiliki hobby.

b. Ada hubungan yang signifikan antara SKJ Lansia dengan fungsi kognitif pada kelompok Posyandu Lansia di posyandu lansia Desa Dauh Puri Kauh

c. Ada hubungan yang signifikan antara SKJ Lansia dengan keseimbangan tubuh pada kelompok Posyandu Lansia di posyandu lansia Desa Dauh Puri Kauh

80

d. Ada perbedaan fungsi kognitif antara lansia yang mengikuti senam kesegaran jasmani dengan lansia yang tidak mengikuti senam kesegaran jasmani di posyandu lansia Desa Dauh Puri Kauh.

e. Ada perbedaan keseimbangan tubuh antara lansia yang mengikuti senam kesegaran jasmani dengan lansia yang tidak mengikuti senam kesegaran jasmani di posyandu lansia Desa Dauh Puri Kauh.

f. Faktor yang berpeluang bagi lansia memiliki fungsi kognitif normal adalah memiliki hobby dan melakukan SKJ lansia.

g. Faktor yang berpeluang bagi lansia memiliki keseimbangan tubuh adalah status pekerjaan, riwayat penykit dan melakukan SKJ lansia.

7.2 Saran

a. Untuk menghambat penurunan fungsi kognitif dan gangguan keseimbangan pada lansia disarankan lansia di Desa Dauh Puri Kauh untuk melakukan SKJ secara rutin seminggu tiga kali.

b. SKJ lansia dapat menjadi salah satu kegiatan pada Posyandu Lansia disamping pemeriksaan skreening penyakit tidak menular.

c. Selain senam kesegaran jasmani juga disarankan lansia tetap melakukan aktivitas lain yaitu mempunyai hobby atau kegemaran : membaca, berkebun, bersosialisai dengan teman.

d. Adanya hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan keseimbangan menyebabkan lansia yang tidak bekerja tetap harus dimotivasi baik oleh kader yang dapat disampaikan kepada keluarga untuk tetap beraktivitas baik

81

di dalam maupun di luar rumah. Lansia yang bekerja pun diusahakan dapat mempunyai waktu untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.

e. Bagi tiga Posyandu Lansia yang belum memiliki program latihan senam kesegaran jasmani agar segera dapat melaksanakan senam kesegaran jasmani secara rutin.

f. Mengingat pentingnya SKJ lansia dalam mencegah gangguan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh lansia maka disarankan pihak Desa memasukkan SKJ sebagai kegiatan wajib bagi warga lansianya.

g. Puskesmas II Denpasar Barat sebagai Pembina wilayah agar dapat mendorong segera terbentuknya senam kesegaran jasmani dengan memberikan pelatihan insturktur senam kesegaran jasmani pada Posyandu Lansia Banjar Seblanga, Banjar Bumi Werdi dan Banjar Abian Tegal yang belum melakukan senam kesegaran jasmani.

h. Dinas Kesehatan Kota Denpasar sebagai Institusi pengambil kebijakan termasuk program Lansia diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang berkenaan denga terlaksananya Senam Kesegaran Jasmani di setiap Posyandu Lansia di seluruh wilayah kota Denpasar, dengan merencanakan anggaran bagi pelatihan instruktur senam kesegaran jasmani.

82

DAFTAR PUSTAKA

Achmanagara, A.A. 2012. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Keseimbangan Lansia di Desa Pamijen Sokaraja Banyumas.

Annafisah, Z, dan Rosdiana, I.2012. Pengaruh Senam Lansia terhadap Keseimbangan Tubuh yang Diukur Menggunakan Romberg Test pada Lansia Sehat Studi di Desa Plamongansari Kecamatan Pedurungan Semarang. 2012 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Sains Medika, volume 4 : 146.

Badan Pusat Statistik, 2013.Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Semester I, 1, pp 1-16, Available at http://www.depkesw.go.id/downloads/Buletin Lansia pdf. Accessed November, 6, 2014.

Bucher et al. 2002. Effects of Physical Activity on Health Status in Older Adults II. Intervention studies. Annual review of public health,13,pp 469-488. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1599599 Accessed December 18, 2014.

Darmojo, R.B. 2002. Beberapa Masalah dan Konsep Strategik Dalam Pengembangan Geriatri

Delitto,A. 2003. The Link Between Balance Confidence and Falling. Physical Therapy Research That Benefits You, American Physical Therapy Association: pp 9-11

Depkes. 2003. Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Edisi 2, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ellis, H.C.1993. Storage and Retieval Proces Long Term Memory

Ferri, C, Prince M, Brayne C, Brodaty H, Fratiqlioni L, Ganguli M, Hall K, Huang Y.2005. Global Prevalence of Dementia . a Delphi consensus study. Lancet, 366(9503), 2012 – 2017.

Foster MD, Norman L. 2011. Alzheimer ‘s & Dementiac. The Journal of the Alzheimer’s Asssociation: volume 10

Hartati, 2010. Clock Drawing : Asesmen Untuk Demensia, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang.

83

Henniwati, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Hesti, Harris S, Mayza A dan Prihartono J. 2004. Pengaruh Gangguan Kognitif Terhadap Gangguan Keseimbangan Pada Lanjut Usia.

Howe TE, Rochester L, Jackson A, Banks PMH, Blair VA. 2008. Exercise for Improving balance in Older People Available at http://www.researchgate.net/... Accessed December 18, 2014.

Hussain A.2008. Brain inspired Cognitif. Amerycan .Family Physician, 83(1),80-81

Johnston. 2001. Falls in eldely. UCSF Division of Geriatric cs Primary CareLecture Series.

King, B.M, 2009. Hazzard’s Geriatric Medicine And Gerontology Sixth Edition. Kuntjoro, ZS, 2002. Lansia dan Pekerjaan

Lee, Scuuds. 2003. National Throws Coaches Association,2009: Winter,1995 dalam Howe, Rochester, Jackson, Banks and Blair,2008

Lumbantobing, S.M. 2006. Kecerdasan pada Usia Lanjut dan Demensia. Jakarta:Fakultas Kedokteran Indonesia.

Markam, S, 2005 Latihan Vitalisasi Otak (Senam untuk Kebugaran Fisik dan Otak). Jakarta: Grasindo.

Martono, H. dan Pranarka K. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi 4 Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Maryam, S. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Maryam,S dan Nasution, Y. 2010. Pengaruh Latihan Keseimbangan Fisik Terhadap Keseimbangan Tubuh Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha

Wilayah Pemda DKI Jakarta,

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2010.917_2085-8930.pdf, diperoleh

tanggal 2 april 2014

Maryati H, dkk, 2013, Gambaran Fungsi Kognitif pada Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto. Journal Metanbolisme Vol.2 No. 2

Mauk, K.L. 2010. Gerontological nursing competencies for care (2 ed). Sudbury: Janes and Barlett Publisher.

84

Meidiary, A. 2012. Masalah Kesehatan Intelegensia pada Usia Lanjut.

Miller, Carol A. 2004. Nursing for wellness in older adults. Theory and practice (4 ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Monginsidi R, 2013. Profil penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia di Yayasan-Yayasan Manula di Kecamatan Kawangkaon. E-Clinik Volume 1 No. 1

Morgenthal AP, 2001. The Age-Related Challenges of Posture an Balance. In:Bougie JD, The Aging Body. New York : Mc Graw-Hill, 2001: 45-64. Nasreddine,2012. The Montreal Cognitif Assesment (MoCA)

Nopembri, S. 2010. Meningkatkan Gaya Hidup Aktif Para Lansia Melalui Aktivitas Jasmani dan Olah Raga.

Parwati, N. 2013. Senam Tera Indonesia Meningkatkan Jantung Paru Lansia di Panti Werdha Wana Seraya Denpasar. Public Health and Preventif medicine Archive , I (2303-1816): pp 35 – 40

Petersen RC, Smith G, Kokmen E, Ivink RJ, Tangalos EG. 2002. Memory Function in Normal Aging, Neurology, volume 42(2): 396-401London.

Phillips, J.O.2011. “Find your balance”Hearing Health Magazine, 20 – 24.

Pujiastuti. 2002. Pelatihan Musculoskeletal untuk PembinaanKemampuan Fungsi Kognitif : Kumpulan Makalah Simposium Pembinaan Kesehatan Pasien dan Aspek Pelatihan mjuskuloskeletal, Hal.31-35, Semarang

Puskesmas II Denpasara Barat, 2013. Laporan Tahunan Puskesmas II Denpasar Barat.

Pusksmas II Denpasar Barat, 2013. Laporan Bulanan Program Lansia Puskesmas II Denpasar Barat.

Rahayu S, Purwanta, Harjanto D. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke Posyandu di Puskesmas Cebogan Salatiga. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan , Volume 6/Nomor1/Juni 2010. Yogyakarta ISSN.

Ramdhani, N. 2012. Gambaran Fungsi Kognitif dan Keseimbanagn pada Lansia di Kota Manado.

Reuser M, Bonneux L and Wllekens F. 2011. The effect of Risk Factor on the Duration of Cognitif Impairment.

85

Rudman, D. 1909. The Book Of Antiaging Mind-Body –Spirit.

Salzman, B.2010. Gait and Balance Disorders in Older Adults. Amerycan Family Physician, 82(1), 61 – 68.

Sarah JB, Hammersley R, Veerman JL. 2014. Does physical activity prevent cognitive decline and dementia? . BMC Public Health. Available at http://www.biomedcentral.com/1471-2458/14/510. Accessed December, 6, 2014.

Sastroasmoro dan Ismael, 2011. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke 4. Jakarta:Sagung Seto

Setianto. 2004. Pengaruh Aktivitas Sehari-hari Terhadap Keseimbangan Pada Lansia.

Shinta Kusuma, 2013. Cara atasi Kebosanan Orang Tua. Majalah Cermin Dunia Kedokteran No. 48, Jakarta.

Sidiarto. 2003. Tatalaksana dan System Asuhan pada penyakit Alhzeimer/Demensia. Berkala Neuro Sain, 1(1):31-38

Singh,M.A.F, 2000. Exercise, Nutrition, and the older Woman:wellnessfor woman over fifty.

Suprianto,J.2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta

Tilarso, H. 1988. Latihan Fisik dan Usia Tua. Majalah Cermin Dunia Kedokteran, no 48, Jakarta

Turana, Y. 2013. Prinsip Penting Cognitive Stimulation Therapy: Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Semester I, I, pp 19-24.

Turana Y, Mayza A, Pujiastuti H. 2013. Panduan Stimulasi Program Stimulasi Otak pada Lansia.

Wahyudi, N. 2000. Perawatan Lanjut Usia, Jakarta, EGC.

Wallace,M..2008. Essential of Gerontological nursing. New York: Springer Publishing Company.

86

Wibowo,A.S. 2007. Managemen Demensia Alzheimer dan Demensia Vaskuler.

http:abgnet.blogspot.com/2007/09/managemen-demensia-alhzheimer-dan.html, diambil 6 Oktober 2014.

WHO. 1998. Women Ageing and Health Achieving Health Across the Life Span, Geneva:WHOMPR/AHE/HPD/95. 12rd ed.

Wijianto, 2013. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani Lanjut Usia Dan Senam Yoga Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Ditinjau Dari Indeks Massa Tubuh (Studi Experimen Pada Anggota Pusat Pelayanan Terpadu Lanjut Usia Colomadu )

Willson B, Emsile H, Quirk K, Evans J. 2001. Journal of neurology, neurosurgery, and psychiatry, volume: 70(4),pp.477-82.Available at:http:www.pubmedcentral.nih.go/articlerender.fcgi?artid=1737370&tool=p mcentrez&rendertypa. Accessed November, 3, 2014

Wreksoatmodjo, BR. 2015. Aktivitas Kognitif Mempengaruhi Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta, Cermin Dunia Kedokteran-224, vol.42 no.1

Yaffe K, Barnes D, Nevitt M, Lui LY, Covinsky K. 2001. A Prospective Study of Physical Activityand Cognitive Decline in Eldery Women. Arch Intem Med, volume 161 (14) : 1703-1708.

87

a

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada , Yth. Bapak/Ibu

Di Desa Dauh Puri Kauh Denpasar

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana :

Nama : Lanawati NIM : 1392161010

bersama dengan Dr. dr. RA Tuty Kuswardhani SpPD, K-Ger,Finasim,MARS dan Rina Listyowati SSiT, MKes sebagai pembimbing akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Senam Kesegaran Jasmani Lansia dengan Fungsi

Kognitif dan Keseimbangan Tubuh di Posyandu Lansia Desa Dauh Puri Kauh Denpasar”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh di Desa Dauh Puri Kauh. Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut sebagai akibat proses penuaan otak antara lain gangguan kognitif dan keseimbangan tubuh. Penurunan fungsi kognitif merupakan penyebab terjadinya ketidak mampuan dalam melakukan aktivitas normal sehari, dan juga merupakan penyebab terjadinya ketergantungan terhadap orang lain. Sementara itu gangguan keseimbangan tubuh menjadi penyebab utama kasus jatuh atau cedera pada usia lanjut. Proses penuaan otak dapat diperlambat dengan berbagai cara yaitu aktivitas fisik, stimulasi mental dan aktifitas sosial.

Prosedur penelitian ini adalah responden akan dinilai fungsi kognitifnya dan akan diukur keseimbangan tubuhnya, berat badan, tekanan darah pada saat baring dan duduk, menjawab kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin,

b

pekerjaan, riwayat aktivitas sosial, riwayat penyakit. Kuesioner akan dibacakan dan diisi oleh peneliti. Pada pengukuran keseimbangan tubuh responden akan dilakukan serangkaian kegiatan dengan mata terbuka dan tertutup. Resiko yang terjadi dalam proses penelitian ini adalah responden jatuh saat diukur keseimbangan, namun peneliti akan berdiri disamping responden dan menjaga responden. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemegang kebijakan. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai antisipasi dalam mencegah gangguan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh pada lansia. Bagi pemegang kebijakan, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pembuatan program pencegahan gangguan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh lansia, sehingga kualitas hidup lansia meningkat.

Pemilihan responden dalam penelitian ini adalah lansia berumur minimal 60 tahun sampai dengan 80 tahun dan dilakukan secara adil sesuai dengan kriteria penelitian dan tidak membedakan golongan sosial dan ekonomi tertentu. Peneliti juga akan memperlakukan responden secara adil selama proses penelitian. Bpk/Ibu dapat bertanya lebih lanjut mengenai penelitian ini secara langsung kepada peneliti atau lewat telepon pada nomor 08123618721. Bpk/Ibu juga memiliki hak untuk ikut atau tidak ikut berpartisipasi serta mengundurkan diri dalam penelitian ini. Jika Bpk/Ibu bersedia menjadi responden, Bpk/Ibu dapat menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang terlampir.

Kami sebagai peneliti berterimakasih kepada Bapak/Ibu yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jawaban serta hasil pengukuran Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya dan peneliti akan berusaha semaksimal mungkin menjaga kenyamanan selama proses penelitian. Semoga keikutsertaan Bapak/Ibu dapat memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan kesehatan lansia. Terimakasih.

Denpasar, Januari 2015 Peneliti

c

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :………

Umur : …………tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan

Alamat : ………

Setelah mendengarkan dan memahami penjelasan dari peneliti, dengan ini menyatakan Bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Megister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana dengan judul “Hubungan Senam Kesegaran Jasmani

Lansia dengan Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh di Posyandu Lansia Desa Dauh Puri Kauh Denpasar”

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manamun dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, ………..2014 Hormat saya

d

BARTHEL INDEX Lampiran 3

NAMA SUBYEK : ……….. KODE :

UMUR : TAHUN

POSYANDU LANSIA : ………. KODE :

A. ACTIVITIES OF DAILYLIVING (INDEKS ADL BARTHEL) SKOR

1. Mengontrol BAB (Buang Air Besar) :

0 : Inkotinen / Tidak Teratur (Perlu Enema) 1 : Kadang-kdang Inkotinen (1x Seminggu) 2 : Kontinen Teratur

2. Mengontrol BAK (Buang Air Kecil) :

0 : Inkotinen atau pakai Kateter dan tak terkontrol 1 : Kadang-kadang Inkotinen (Maksimum 1 x 24 Jam) 2 : Mandiri

3. Membersihkan Diri (Lap Muka, Sisir Rambut, Sikat Gigi)

0 : Butuh Pertolongan Orang lain 1 : Mandiri

4. Penggunaan Toilet

(Melepas, Memakai Celana, Menyeka, Menyiram) 0 : Tergantung Pertolongan orang lain.

1 : Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas tetapi dapat Mengerjakan sendiri beberapa aktivitas lain.

2 : Mandiri

5. Makan

0 : Tidak mampu

1 : Perlu seseorang menolong memotong makanan 2 : Mandiri

6. Berpindah Tempat dari Tidur ke Duduk

0 : Tidak mampu

1 : Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 2 : Bantuan minim, 1 orang

3 : Mandiri

7. Mobilisasi / Berjalan

0 : Tidak mampu

1 : Bisa Berjalan dengan Kursi Roda

2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang / walker 3 : Mandiri

8. Berpakaian (memakai baju)

0 : Tergantung orang lain

1 : Sebagian dibantu (mis. Mengancing baju) 2 : Mandiri

9. Naik Turun Tangga

0 : Tidak mampu 1 : Butuh pertolongan 2 : Mandiri (naik turun)

10. Mandi

0 : Tergantung orang lain 1 : Mandiri

e

Lampiran 4

Judul Penelitian : “Hubungan Antara Senam Kesegaran Jasmani Lansia

dengan Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh di Posyandu Lansia Desa Dauh Puri Kauh Denpasar”

KUESIONER KARAKTERISTIK LANSIA

Pendahuluan :

1. Ucapkan salam (misalnya selamat pagi, selamat siang) 2. Perkenalkanlah diri terlebih dahulu

3. Jelaskan tujuan dari penelitian

4. Tanyakan kesanggupan menjadi responden dan bersedia menjawab pertanyaan dengan jujur.

5. Ucapkan terimakasih kepada responden atas kesediaannya menjawab pertanyaan dan menjadi subyek penelitian.

NOMOR URUT RESPONDEN: ………..

IDENTITAS LANSIA Diisi Jawaban Lansia KODE

1. Nama Lansia:

2. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Tgl/bln/thn/lahir

4. Umur ……. tahun

5. Alamat

6. Riwayat Pendidikan 0. Tidak Sekolah 1. SD/Sederajat 2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. Akademi/Universitas 7. Riwayat Pekerjaan 0. Tidak Bekerja

1. Swasta 2. PNS

f 8. Status Pekerjaan Sekarang 0. Sudah Pensiun 1. Masih bekerja 9. Hobi/Aktivitas dalam kegiatan sehari-hari • Kesenian • Membaca buku • Olah Raga

• Rekreasi/bergaul dengan teman • Berkebun 1.Ya 2. Tidak 1.Ya 2.Tidak 1.Ya 2.Tidak 1.Ya 2. Tidak 1.Ya 2.Tidak 10. Riwayat penyakit

yang pernah diderita

• Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

• Tekanan Darah Rendah (Hipotensi) • Penyakit Jantung • Penyakit Stroke • Kencing Manis (DM) 1.Ya 2.Tidak 1.Ya 2.Tidak 1.Ya 2.Tidak 1.Ya 2.Tidak 1.Ya 2.Tidak PEMERIKSAAN

JENIS PEMERIKSAAN HASIL

BB TB IMT TEKANAN DARAH a. Saat Baring b. Saat Dudu/Berdiri BARTHEL INDEKS

TEST FUNGSI KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN

PEMERIKSAAN SKOR KODE

TEST MoCA-Ina TEST ROMBERG

g PEMEIKSA :

Lampiran 5 INSTRUMEN SKREENING

MONTREAL COGNITIVE ASSESMENT VERSI INDONESIA (MoCA-Ina)

NAMA SUBYEK : __________________________ KODE : UMUR : _________ tahun

POSYANDU LANSIA : __________________________ KODE

A. KEMAMPUAN MENGENAL RUANG DAN BENTUK / MELAKSANAKAN TUGAS

1. Menelusuri Jejak Secara Bergantian (Alternating Trail Making)

Buatlah garis yang menghubungkan sebuah angka dan sebuah huruf dengan urutan meningkat. Mulailah di sini (tunjuk angka 1) dan tariklah sebuah garis dari angka 1 ke huruf A, kemudian menuju angka 2 danselanjutnya akhiri di sini (tunjuk huruf “E)

SKOR

Nilai 0 : Setiap kesalahan yang tidak diperbaiki sendiri Nilai 1 : jika responden menggambar dengan sempurna

2. Kemampuan visuokontruksional (kubus)

Contohlah gambar di bawah ini setepat mungkin pada tempat yang disediakan di bawah ini

SKOR

Gambar Di sini

Nilai 0 : bila tidak memenuhi kriteria

Nilai 1 : bila gambar memenuhi kriteria : tiga dimensi, garis tergambar, tidak ada garis tambahan, garis relative

h sejajar dan panjang sesuai

3. Kemampuan visuokontruksional (jam dinding)

Gambarlah sebuah jam dinding, lengkapi dengan angka angkanya dan buat waktunya menjadi pukul 11 lewat 10 menit

SKOR

• Nilai 1 :Bentuk Jam

• Nilai 1 :Angka • Nilai 1: Jarum Jam

Gambar di sini :

B. PENAMAAN 4. Penamaan

“Katakan kepada saya nama binatang di bawah ini (mulai dari kiri) “

SKOR

Masing-masing diberi nilai 1

C. DAYA INGAT 5. Daya Ingat

Akan dibacakan sederet kata, kemudian responden diminta menyebutkan kembali kata-kata yang diingat, tidak masalah jika tidak berurutan :

WAJAH – SUTERA – MASJID – ANGGREK – MERAH Pemeriksaan diulang sebanyak 2 kali

• Pemeriksaan pertama • Pemeriksaan ke dua

i

D. PERHATIAN

6.a. Rentang Angka Maju (Forward Digit Span)

Akan dibacakan beberapa angka, setelah itu responden diminta untuk mengucapkan angka tepat sesuai urutannya :

2 – 1 – 8 – 5 – 4

SKOR

Nilai 1 : urutan angka diulang secara benar

6 b. Rentang Angka Mundur (Backward Digit Span)

Akan dibacakan beberapa angka, setelah itu responden di minta untuk mengucapkan angka tersebut, namun dalam urutan terbalik:

7 – 4 - 2

SKOR

Nilai 1 : urutan angka diulang secara benar

E. KEWASPADAAN

7a. Kewaspadaan

Akan dibacakan sederet huruf, kemudian responden diminta bertepuk tangan sekali setiap mendengar huruf “A”, dan tidak bertepuk tangan untuk huruf yang lainnya:

SKOR

F B A C M N A A J K L B A F A K D E A A A J A M O F A A B

Nilai 1 : jika terdapat nol sampai 1 (satu) kesalahan

(Tepuk tangan pada huruf yang salah atau tidak bertepuk tangan pada huruf “A” dihitung sebagai satu kesalahan)

j

b. Rangkaian 7 (Serial 7s) SKOR

Dokumen terkait