• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

C. Keterbatasan Penulis

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena berbagai keterbatasan dari peneliti. Keterbatasan peneliti antara lain:

1. Siklus I dan II hanya dilakukan satu kali pertemuan, hal ini karena

keterbatasan waktu saat penelitian.

2. Kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti dalam diskusi tentang materi pembelajaran dan langkah-langkah proses pembelajaran yang akan dijalankan yang mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan sehingga tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan skenario pembelajaran.

3. Kurangnya persiapan yang lebih baik dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas yaitu kelas XB, mengingat biaya, waktu dan kemampuan penulis, padahal masih ada kelas yang mempunyai karakteristik sama dengan subjek penelitian.

Daftar Pustaka

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bhineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Buzan, Toni. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Gramedia

Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta : UGM.

Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.

Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya.

Irawan, Prasetyo. 1995. Teori Belajar, Motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan Model-model Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang.

Nasution. 2003. Asas- asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.

Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogykarta : Kanisius.

Muhibbinsyah. 1995. Psikologi Penelitian. Bandung : Rosda.

Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandug : Remaja Rosda Karya.

Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaa.

Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Ruampuk, D. 1998. Media Intruksional IPS. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaa.

Sadiman, Arif. 1984. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Svatenson, Ingemar. 2004. Learning Maps and Memory Skills. Jakarta : Gramedia.

Sumaatmadja,Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Alumni.

Surakhmad, Winarno. 1990. Psikologi Pemuda Sebuah Pengantar dalam Perkembangan Pribadi danInteraksi. Bandung : Rosda.

Syaiful, Bahri. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Wicoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan PIkiran.

Bandung : Kaifa.

Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

Wiriatmojo, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rosdakarya.

Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lampiran I

Hal : Pengisian Kuesioner

Kepada Yth:

Siswa-siswi kelas Xb SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma bermaksud mengadakan kegiatan penelitian. Topik penelitiannya adalah “Pengguanaan Media

Mind Map dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/Saudari menjadi responden. Saya berharap Saudara/Saudari berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara/Saudari dan memastikan bahwa jawaban Saudara/Saudari hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ini.

Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini akan mengganggu aktivitas Saudara/ Saudari. Oleh sebab itu, saya mohon maaf karena sudah mengganggu aktivitas Saudara/ Saudari.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2009 Hormat saya

.

Peneliti

Kuesioner Penelitian

I. Identitas Responden

Nama :

Jenis kelamin :

Kelas :

II. Petunjuk pengisisan

1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan-pertanyaan

dibawah ini.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan apa yang anda rasakan

sebenarnya.

3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada lembar angket yang telah

disediakan. Petunjuk khusus

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. Keterangan :

- SS = Sangat Setuju

- S = Setuju

- R = Ragu-ragu

- TS = Tidak Setuju

Pertanyaan-pertanyaanberkaitan dengan motivasi belajar

No Pertanyaan SS S R TS STS

1 Saya tidak suka menunda

pekerjaan yang diberikan oleh guru

2 Gangguan konsentrasi tidak akan

menghambat saya dalam belajar

3 Saya lebih suka mengisi waktu

luang saya dengan membaca buku-buku pelajaran

4 Saya akan semangat belajar jika

mendapat pujian dari orang lain

5 Saya akan belajar walaupun tidak

ada ulangan

6 Jika prestasi yang saya peroleh

sebelumnya sudah membuat saya merasa puas, saya tidak perlu meningkatkan prestasi lagi

7 Pelajaran yang telah saya peroleh

akan saya pelajari lagi di rumah

8 Saya akan tetap berusaha untuk

mengerjakan tugas walaupun saya mengalami kesulitan

9 Saya senang menunda pekerjaan

rumah yang diberikan oleh guru

10 Saya meminta tolong kepada

11 Saya berusaha mencari buku-buku yang lain untuk menambah pengetahuan saya

12 Saya merasa malas untuk

mengikuti pelajaran yang bersifat hafalan

13 Saya merasa perlu mencatat

penjelasan yang diberikan oleh guru

14 Saya bertanya kepada guru jika

menemukan soal yang sulit

15 Saya aktif bertanya dan menjawab

pertanyaan di kelas untuk mendapatkan tambahan nilai

Lampiran II

Perhitungan motivasi siklus I

Data mengenai motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus I disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut

Jumlah kasus (N) = 15

Data terendah = 43

Data tertinggi = 66

Data yang diperoleh :

Range = data tertinggi - data terendah = 66 – 43

= 23

Banyak kelas = 1 + (3,322) log N = 1 + (3,322) log 15 = 1 + 3,91

= 4,91 dibulatkan menjadi 5 Panjang kelas = jarak/k

= 23/5

= 4,6 dibulatkan 5 Distribusi frekuensi siklus I

No motivasi frekuensi presentase

1 43 – 47,99 2 11,1% 2 48 – 52,99 2 11,1% 3 53 – 57,99 7 38,9% 4 58 – 62,99 6 33,3% 5 63 – 67,99 1 5,6% jumlah 18 100%

Untuk mengetahui perhitungan motivasi digunakan pedoman nilai acuan patokan (PAP II) sebagai berikut (Masdjo, 1995:157)

Tingkat penguasaan kompentensi Kriteria penilaian

Dibawah 46% Sangat kurang

46% - 55% Kurang

56% - 65% Cukup

66% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat tinggi

Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 5 x 15 = 75, dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 15 = 15. Maka dengan menguunan model penliaian model PAP II skor batas bawah dari masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut :

Rumus skor : nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi

= 15 + 81% (75 – 15) = 15 + 48,6

= 63,6 = dibulatkan 64

Batas bawah kategori tinggi

= 15 + 66% (75 – 15) = 15 + 39,6

= 54,6 dibulatkan 55

Batas bawah kategori cukup

= 15 + 56% (75 – 15) = 15 + 33,6

Batas bawah kategori kurang = 15 + 46% (75 – 15) = 15 + 27,6 = 42,6 dibulatkan 43 Skor Nilai motivasi Frekuensi relatif Interpretasi penilaian 15 – 42,99 - - Sangat kurang 43 – 48,99 2 11,1% Kurang 49 – 54,99 6 33,3% Cukup 55 – 63,99 9 50,0% Tinggi 64 – 75 1 5,6% Sangat tinggi jumlah 18 100%

Perhitungan Mean Motivasi siklus

Skor Frekuensi (Fi) Nilai tengah (Xi) Fi Xi

43 – 47,99 2 45,495 90,99 48 – 52,99 2 50,495 100,990 53 – 57,99 7 55,495 388,465 58 – 62,99 6 60,495 362,970 63 – 67,99 1 65,495 65,495 18 1008,91

Berdasarkan perhitungan mean variabel pada siklus I adalah 56,1. Jadi sesuai dengan perhitungan dengan PAP II motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada pada kategori tinggi.

Perhitungan motivasi siklus II

Data mengenai motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus I disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut

Jumlah kasus (N) = 15

Data terendah = 44

Data tertinggi = 64

Data yang diperoleh:

Range = data tertinggi - data terendah = 64 - 44

= 20

Banyak kelas = 1 + (3,322) log N = 1 + (3,322) log 15 = 1 + 3,91

= 4,91 dibulatkan menjadi 5 Panjang kelas = jarak/k

= 20/5 = 4

Distribusi frekuensi siklus II

No motivasi frekuensi presentase

1 44 – 48,99 3 16,7% 2 49 – 53,99 1 5,6% 3 54 – 58,99 11 61,1% 4 59 – 63,99 2 11,1% 5 64 – 68,99 1 5,6% jumlah 18 100%

Untuk mengetahui perhitungan motivasi digunakan pedoman nilai acuan patokan (PAP II) sebagai berikut (Masdjo, 1995:157)

Tingkat penguasaan kompentensi Kriteria penilaian

Dibawah 46% Sangat kurang

46% - 55% Kurang

56% - 65% Cukup

66% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat tinggi

Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 5 x 15 = 75, dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 15 = 15. Maka dengan menguunan model penliaian model PAP II skor batas bawah dari masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut :

Rumus skor : nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi

= 15 + 81% (75 – 15) = 15 + 48,6

= 63,6 dibulatkan 64

Batas bawah kategori tinggi

= 15 + 66% (75 – 15) = 15 + 39,6

= 54,6 dibulatkan 55

Batas bawah kategori cukup

= 15 + 56% (75 – 15) = 15 + 33,6

Batas bawah kategori kurang = 15 + 46% (75 – 15) = 15 + 27,6 = 42,6 dibulatkan 43 Skor Nilai motivasi

Frekuensi relatif Interpretasi penilaian

15 – 42,99 - - Sangat kurang 43 – 48,99 3 16,7% Kurang 49 – 54,99 2 11,1% Cukup 55 – 63,99 12 66,7% Tinggi 64 – 75 1 5,6% Sangat tinggi jumlah 18 100%

Perhitungan Mean Motivasi siklus

Skor Frekuensi (Fi) Nilai tengah (Xi) Fi Xi

44 – 48,99 3 46,495 139,485 49 – 53,99 1 51,495 51,495 54 – 58,99 11 56,495 621,445 59 – 63,99 2 61,495 122,99 64 – 68,99 1 66,495 66,495 18 1001,91

Berdasarkan perhitungan mean variabel pada siklus II adalah 55,7. Jadi sesuai dengan perhitungan dengan PAP II motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada pada kategori tinggi.

Perhitungan prestasi siklus I

Data mengenai prestasi siswa-siswi XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus I disusun tabel frekuensi sebagai berikut:

Jumlah kasus (N) = 18

Data terendah = 42,5

Data tertinggi = 85

Dari data diperoleh:

Range = data tertinggi –data terendah

= 85 - 42,5 = 42,5

Banyak kelas = 1 + (3,322) log 18 = 1 + 4,17

= 5,17

Panjang kelas = jarak/banyak kelas = 42,5/5

= 8,5

Distribusi Frekuensi Siklus I

No Nilai ulangan harian Frekuensi Persentase

1 42,5 – 50,99 14 77,78% 2 51 – 59,49 - - 3 59,5 – 67,99 1 5,56% 4 68 – 76,49 2 11,11% 5 76,5 – 85 1 5,56% Jumlah 18 100 %

Untuk mengetahui penilaian prestasi digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II), sebagai berikut (Masdjo, 1995:15)

Tingkat penguasaan kompetensi Kriteria penilaian

Dibawah 46% Sangat kurang

46% - 55% Kurang

56% - 65% Cukup

66% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat tinggi

Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0, maka dengan menggunakan penilaian model PAP II skor batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut :

Rumus skor : nilai terendah +%(nilai tertinggi-nilai terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi

= 0 + 81% (100 – 0) = 81

Batas bawah kategori tinggi

= 0 + 66% (100 – 0) = 66

Batas bawah kategori cukup

= 0 + 56% (100 – 0) = 56

Batas bawah kategori kurang

= 0 + 46% (100 – 0) = 46

Interpretasi penilaian prestasi siklus II

Skor Nilai ulangan

harian Frekuensi relatif Interpretasi Penilaian 0 – 45,99 12 66,67% Sangat kurang 46 – 55,99 2 11,11% Kurang

56 – 65,99 - - Cukup

66 – 80,99 3 16,67% Tinggi

81 – 100 1 5,56% Sangat tinggi

Jumlah 18 100%

Perhitungan Mean Prestasi Siklus II Nilai ulangan harian Frekuensi

(Fi) Nilai tengah (Xi) FiXi 42,5 – 50,99 14 46,745 654,43 51 – 59,49 - 55,245 - 59,5 – 67,99 1 63,745 63,745 68 – 76,49 2 72,245 144,49 76,5 – 85 1 80,75 80,75 Jumlah 18 943,415

Mean (x)

Berdasarkan perhitungan Mean variabel pada siklus I adalah 52,41. Jadi sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II, prestasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada dalam kategori kurang.

Perhitungan prestasi siklus II

Data mengenai prestasi siswa-siswi XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus II disusun tabel frekuensi sebagai berikut:

Jumlah kasus (N) = 18

Data terendah = 62,5

Data tertinggi = 100

Dari data diperoleh:

Range = data tertinggi –data terendah

= 100 - 62,5 =37,5

Banyak kelas = 1 + (3,322) log 18 = 1 + 4,17

= 5,17

Panjang kelas = jarak/banyak kelas = 37,5/5

= 7,5

Distribusi Frekuensi Siklus II

No Nilai ulangan harian Frekuensi Persentase

1 62,5 – 69,99 6 33,33% 2 70 – 77,49 6 33,33% 3 77,5 – 84,99 2 11,11% 4 85 – 92,49 3 16,67% 5 92,5 – 100 1 5,56% Jumlah 18 100 %

Untuk mengetahui penilaian prestasi digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II), sebagai berikut (Masdjo, 1995:15)

Tingkat penguasaan kompetensi Kriteria penilaian

Dibawah 46% Sangat kurang

46% - 55% Kurang

56% - 65% Cukup

66% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat tinggi

Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0, maka dengan menggunakan penilaian model PAP II skor batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut :

Rumus skor : nilai terendah +%(nilai tertinggi-nilai terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi

= 0 + 81% (100 – 0) = 81

Batas bawah kategori tinggi

= 0 + 66% (100 – 0) = 66

Batas bawah kategori cukup

= 0 + 56% (100 – 0) = 56

Batas bawah kategori kurang

= 0 + 46% (100 – 0) = 46

Interpretasi penilaian prestasi siklus II

Skor Nilai ulangan

harian Frekuensi relatif Interpretasi Penilaian 0 – 45,99 - - Sangat kurang 46 – 55,99 - - Kurang

56 – 65,99 4 22,22% Cukup

66 – 80,99 10 55,56% Tinggi

81 – 100 4 22,22% Sangat tinggi

Jumlah 18 100%

Perhitungan Mean Prestasi Siklus II

Nilai ulangan harian Frekuensi (Fi) Nilai tengah (Xi) FiXi 62,5 – 69,99 6 66,245 397,47 70 – 77,49 6 73,745 442,47 77,5 – 84,99 2 81,245 162,49 85 – 92,49 3 88,745 266,235 92,5 – 100 1 96,250 96,25 Jumlah 18 1364,915

Mean (x)

Berdasarkan perhitungan Mean variabel pada siklus II adalah 75,83. Jadi sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II, prestasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada dalam kategori tinggi.

Lampiran III

No Skor motivasi siklus I Jmlh 1 4 1 3 4 2 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 57 2 3 1 3 4 4 5 4 4 2 4 3 4 4 5 3 53 3 4 2 2 4 3 5 3 4 4 4 4 3 4 4 3 53 4 4 2 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 53 5 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 5 5 4 52 6 3 3 4 5 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 52 7 3 3 2 4 2 4 2 4 2 2 2 3 4 4 4 45 8 5 4 3 4 3 2 4 4 5 5 4 5 5 5 4 62 9 5 4 3 3 3 5 3 5 5 5 5 3 3 5 4 61 10 5 2 2 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 59 11 3 2 2 5 2 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 43 12 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 60 13 4 2 2 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 56 14 4 3 4 2 3 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 54 15 5 2 2 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 66 16 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 5 3 5 4 3 58 17 3 2 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 57 18 3 2 4 2 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 59

No Skor motivasi siklus I Jmlh

1 4 2 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 4 4 4 51 2 4 4 5 3 4 4 5 4 3 3 5 4 4 5 5 62 3 4 3 3 2 3 5 4 4 5 3 4 2 5 4 3 54 4 4 3 3 3 4 1 4 4 4 5 5 3 5 3 4 55 5 5 2 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 63 6 3 2 4 4 3 5 5 3 3 4 5 4 5 4 3 57 7 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 8 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 56 9 3 2 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 57 10 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 11 3 2 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 46 12 5 2 2 2 3 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 58 13 4 2 2 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 54 14 4 4 1 4 1 5 4 4 2 2 1 4 2 2 5 45 15 4 3 3 2 3 4 3 3 5 5 3 3 5 5 5 56 16 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 44 17 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 5 55 18 4 4 5 3 4 5 5 4 3 3 5 4 5 5 5 64

Lampiran IV

RPP dan Silabus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMA BOPKRI 2

Mata pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X/Gasal

Standar Kompetensi :Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan

permintaan,

penawaran, harga keseimbangan, dan pasar

Kompetensi dasar :Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah

keseimbangan

Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian elastisitas dan

macam-macam elastisitas

: 2. Menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan menggunakan tabel, grafik dan matematis

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan proses terbentuknya harga dan output dalam

keadaan keseimbangan

2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian elastisitas dan macam-macam

elastisitas

3. Siswa mampu menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan

menggungakan tabel, grafik dan matematis

B. Materi Pembelajaran

a. Elastisitas

Elastisitas adalah reaksi pembeli (dalam hal jumlah yang mau dibeli) bila ada perubahan harga. Agar dapat dibandingkan dua-duanya dibandingka dalam %. Atau dengan kata lain elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Pengertian inelastis dan elastis adalah sebagai berikut :

• Elastisitas disebut elastis jika KOEFESIEN ELASTIS ε › 1

• Elastisitas disebut inelastis jika KOEFESIEN ELASTIS ε ‹ 1

• Elastisitas disebut uniter jika KOEFESIEN ELASTIS ε = 1

Macam-macam elastisitas

Ada beberapa macam elatisitas diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Inelastis sempurna adalah permintaan dimana kuantitas yang diminta sama sekali tidak memberikan tanggapan terhadap perubahan harga. Contoh : insulin merupakan kebutuhan mutlak bagi penderita diabetes, sehingga kuantitas yang diminta tidak menanggapi sama sekali perubahan harga, persentase perubahan yang diminta nol sehingga elaitisitasnya nol.

2. Inelastis adalah permintaan yang memberikan sedikit saja tanggapan terhadap perubahan harga. Permintaan inelastis selalu mempunyai nilai antara nol (0) dan -1.

Contoh : layanan telepon umunya dianggap keharusan, tetapi bukan keharusan yang mutlak. Karena ketika ada perubahan harga pada tarif telepon pasti akan ada penurunan kuatitas yang memakai layanan telepon tetapi sangat kecil.

3. Elastisitas uniter adalah hubungan permintaan dimana persentase perubahan kuantitas peroduk yang diminta adalah sebesar persentase perubahan harga dalam nilai absolutnya (nilai elastisitasnya sebesar -1).

Contoh : jika harga daging sapi meningkat sebesar 10%, ternyata menurunkan kuantitas permintaan atas daging sapi tersebut sebesar 10%.

4. Elastis adalah hubungan permintaan dimana persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar dalam nilai absolut dibandingkan persentase perubahan harga (elastisitas permintaan dengan nilai absolut yang lebih besar dari 1).

Contoh : permintaan akan buah pisang akan cenderung cukup elastis karena ada banyak barang subtitusi bagi pisang (buah-buah yang lain). Jika 10% kenaikan harga pisang menyebabkan 30% penurunan kuantitas buah pisang diminta. Dan nilai absolutnya sebesar -3 melebihi dari 1.

5. Elastis sempurna adalah permintaan dimana kuantitasnya jatuh ke nol jika terjadi sedikit perubahan harga.

Contoh : andaikan anda membuat produk yang dapat dijual pada harga yang tetap dan sudah ditentukan sebelumya. Jika anda menetapkan harga yang hanya satu sen saja lebih mahal, tidak ada seorangpun yang akan membeli peroduka anda karena orang akan langsung membeli dari perusahaan lain yang tidak menaikkan harganya. Perusahaan minyak domestik di amerika mengalami hal seperti ini.

Elastisitas Permintaan

Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan

1. Barang kebutuhan pokok kebanyakan lebih bersifat inelastis, meskipun harga naik masyarakat tetap membutuhkan tetap membutuhkan dan membelinya. Sebaliknya barang mewah bersifat elastis karena tidak mutalk diperlukan untuk hidup, pembelinnya dapat ditunda, lagipula hanya lapidan masyarakat yang cukup kaya yamg mampu membelinya. Jumlah pembeli akan menjadi besar hanya jika harga turun

2. Subtitusi permitaan akan suatu barang bersifat inelastis jika barang tersebut tidak ada penggantinya yang baik. Jika ada barang penggantinya permintaan akan lebih elastis. Misalnya garam tidak ada barang penggantinya, tetapi merk-merk rokok, sabun ada penggantinya.

3. Bagian dari pengeluaran total jika pengeluaran untuk membeli barang tertentu hanya merupakan sebagain kecil saja dari seluruh anggaran belanja keluarga kenaikan harga tidak begitu mempengaruhi jumah barang yang dibeli. Sebaliknya, jika pembelian barang tertentu menghabiskan bagian yang cukup besar dari belanja keluarga permintaan akan barang tersebut akan lebih bersifat elastis. Pada umunya permintaan inelastis pada harga rendah dan bersifat elastis pada harga tinggi.

4. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan harga yang baru. Dalam jangka pendek perubahan harga dapat merupakan kejutan. Tapi dalam jangka waktu panjang orang dapat menyesuaikan diri dengan harga yang tidak berubah itu, mungkin juga sudah mendapatkan barang pengganti yang lebih baik maka dalam jangka panjang permintaan akan lebih elastis

Rumus elastisitas :

Ket : = Elastisitas

= perubahan permintaan = harga

= perubahan harga =

kunatitas/jumlah

Tapi rumus diatas sudah disempurnakan. Rumus elastisitas yang sudah diempurnakan adalah sebagai berikut :

Elastisitas penawaran

Kurva penawaran menggambarkan hubungan yang terdapat antara harga (P) suatu barang dengan jumlah yang akan dijual. Jika harga tinggi para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada jika harga rendah. Jika para penjual segera dapat menambah jumlah barang yang ditawarkan, penawaran disebut elastis. Sebaliknya jika kenaikan harga tidak dapat segera diikuti dengan bertambahya jumlah yang akan dijual penawaran dikatakan inelastis.

Koefisien elastisitas penawaran :

Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas penawara

1. Jangka waktu yang pendek. Dalam waktu satu atau beberapa hari saja semua input tetap oleh karena itu para penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah baran yang ditawarka tergantung pada banyaknya persediaan barang pada saat itu. Maka dalam jangka waktu pendek penawaran bersifat inelastis.

2. Jangka pendek. Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan cara menambah inout variabel, tetapi tidak cukup lam untuk memperbesar kapasitas produksi. Dengan keadaan seperti ini penawaran bisa elastis dan inelastis tergantung jenis barang dan proses produksinya. Contohnya hasil pertanian umunya bersifat inelastis, sedang hasil pabrik lebih elastis

3. Jangka panjang. Diartikan jangka yang cukup lama sehingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap. Untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.

C. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab c. Diskusi

D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

No Kegiatan Alokasi waktu Metode

1.

2.

Pendahuluan :

a. Guru memeriksa kesiapan

siswa dan kelas

b. Guru mengucapkan salam

pembuka

c. Guru menyampaikan

indikator dan pokok persoalan yang akan dibahas

d. Guru bersama siswa

melakukan apersepsi Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan materi

tentang fungsi permintaan, penawaran, pengertian elastisitas dan

macam-macamnya serta menentukan elastisitas permintaan dan penawaran dengan mind map

b. Guru meminta siswa untuk

1’ 1’ 3’ 5’ 10’ 10’ 10’ Ceramah Ceramah Ceramah Tanya jawab Ceramah Diskusi Presentasi

3.

berdiskusi dengan teman sebangkunya

c. Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi

d. Guru meminta siswa yang

lain untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang kurang jelas

e. Guru memberikan soal

individual tentang fungsi permintaan, penawaran dan elastisitas permintaan dan penawaran dan memberikan tugas membuat/meringkas dengan bentuk mind map untuk materi selanjutnya

Penutup

a. Guru bersama-sama dengan

siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang dibahas

b. Guru bersama-sama siswa

merefleksikan makna pembelajaran hari ini

c. Guru memberikan arahan dan

motivasi kepada siswa

d. Guru mengucapkan salam

penutup dan terima kasih kepada siswa 15’ 20’ 5’ 5’ 3’ 2’ Tanya jawab Tanya jawab Tanya jawab Ceramah Ceramah

E. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber Pelajaran a. Pegangan guru

Gilarso,T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius Mankiw, NG.2004. Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro).

Jakarta: Salemba Empat

Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis b. Pegangan siswa

Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis 2. Media Pembelajaran

Buku teks, Mind Map, White Board, Spidol, Lembar soal.

F. Evaluasi

Jenis tagihan : Latihan

Teknik : Tertulis

Soal

Bentuk Instrument : Uraian Rambu-rambu penilaian

No Keterangan Skor Skor total

1

2

3

Hal-hal yang mempegaruhi elastisitas permintaan Hal-hal yang mempengaruhi elstisitas penawaran Jenis-jenis elastisitas

Semua hal-hal(4) yang mempengaruhi

permintaan dijawab dan benar dan dijelaskan nilainya 25, jika Cuma 2 dan dijelaskan nilainya 20, jika hanya menyebutkan tanpa menjelaskan nilainya 10 Semua hal-hal(3) yang mempengaruhi

permintaan dijawab dan benar dan dijelaskan nilainya 20, jika Cuma 2 dan dijelaskan nilainya 15, jika hanya menyebutkan tanpa menjelaskan nilainya10

Menyebutkan semua dan menjelaskan 25. Hanya menyebutkan tanpa menjelaskan 10 25 20 25

4 Mencari besar elastisitas permintaan

Jika menjawab benar 30, jika salah dapat nilai 5

30

Total skor 100

Yogyakarta,15 September 2009 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Sri Rahayuningsih Nuning Praptiria Utami S.Pd.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMA BOPKRI 2

Mata pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X/Gasal

Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan

permintaan,

penawaran, harga keseimbangan, dan pasar

Kompetensi dasar : Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang

Indikator : Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

G. Tujuan Pembelajaran

4. Siswa mampu mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang

5. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk pasar barang 6. Siswa mampu mengidentifikasi kebaikan dan keburukan dari bentuk pasar 7. Siswa dapat memberi contoh berbagai bentuk pasar

H. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Pasar

Pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen) dengan penjual (produsen) disuatu tempat sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk suatu kesepakatan harga jual.

2. Bentuk-bentuk pasar

a. Pasar persaingan sempurna

Adalah suatu bentuk interaksi antara bentuk permintaan dengan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan konsumen sangat banyak dan tidak terbatas

Ciri-ciri pokok pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut:

• Banyak penjual dan pembeli

• Pasar yang bebas dimasuki dan ditinggalkan

• Konsumen mengetahui kondisi pasar

• Faktor-faktor produksi bergerak bebas

• Tidak ada campur tangan pemerintah

Kebaikan pasar persaingan sempurna

• Pada pasar persaingan sempurna tidak tampak kegiatan saling

menyaingi antar penjual.

• Penjual tidak mungkin mengadakan persaingan harga, karena

harga adalah suatu yang harus diterima oleh produsen.

• Barang yang dijual produsen akan laku berapapun jumlahnya tanpa mengalami penurunan harga.

• Tidak mungkin merubah bentuk barang untuk merbut pasar,

karena adanya homogenitas

• Informasi tentang pasar telah diketahui oleh saingan usaha dan usaha untuk menyaingi perusahaan lain akan sia-sia karena jumlah saingan sangat tidak terbatas

• Harga tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun

Kelemahan-kelamahan pasar persaingan sempurna

• Pasar persaingan sulit dijumpai karena homogenitas barang sulit untuk dilaksanakan sebab konsumen lebih sering datang kepasar heterogen.

• Harga tidak bisa ditawar-tawar lagi

• Keuntungan maksimum yang didapat oleh pedagang sudah dapat

diprediksi sejak awal.

• Pasar gelap dapat muncul sewaktu-waktu

b. Pasar persaingan tidak sempurna

Adalah pasar yang jumlah penjual dan pembeli tidak sebanding atau tidak seimbang

Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna

Dokumen terkait