• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis rasio memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio antara lain:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda,

misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian npersediaan. 3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi

oleh cara penafsiran yang berbeda dan bias merupakan hasil manipulasi. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan

perkiraann.

F. Likuiditas

Likuiditas merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2004:31).

Masalah likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera dipenuhi. Jumlah alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada periode tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang memiliki “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finacialnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar” (Riyanto, 2001:25)

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan menggambarkan kekuatan finansial jangka pendeknya.

2. Current ratio, Quick ratio, Cash ratio

Likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang lancarnya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban tersebut. Berikut ini ada 3 macam rasio likuiditas yang biasa digunakan dalam perusahaan dan yang dpakai penulis dalam penelitian ini meliputi:

a. Current ratio Current ratio = x 100% Lancar Hutang Lancar Aktiva

Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan harta hutang lancar dari kegiatan operasional. Rasio ini menunjukkan sejauh mana harta lancar menutupi hutang lancar. Sebagai pedoman umum, tingkat current ratio 2,00 sudah dianggap baik (considerd acceptable) (Syamsuddin, 2000:44) b. Quick ratio Quick ratio = x 100% Lancar Hutang Persediaan -lancar Aktiva

Quick Ratio merupakan kemampuan aktiva lancar dikurangai dengan persediaan untuk membayar hutang lancar. (Darsono, 2005:52)

c. Cash ratio Cash ratio = x 100% Lancar Hutang Bank dan Kas

Rasio kas merupakan perbandingan antara kas dan bank dengan hutang lancar. Tidak ada rasio kas yang normal dan sesuai bagi semua perusahaan. Diberbagai jenis industri, manajemen harus mengevaluasi rasionya sendiri dalam mencapai tujuan perusahan dan menjalankan kebijakannya. Walaupun tidak ada tolok ukur angka rasio yang paling

ideal, angka rasio yang semakin tinggi akan semakin baik (Kuswadi, 2006:134)

3. Cara Meningkatkan Likuiditas

Likuiditas merupakan hubungan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Perubahan terhadap aktiva lancar maupun hutang lancar baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tapi dalam tingkat yang berbeda akan mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan.

Pengertian modal kerja adalah perbedaan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Adapun transaksi yang dapat menambah modal kerja perusahaan adalah:

a. Adanya keuntungan dari hasil operasi perusahaan b. Meningkatkan modal perusahaan

c. Adanya pengurangan aktiva tetap

d. Adanya peningkatan hutang jangka panjang (Sugiyarto dan Winarni, 2005:18)

Transaksi yang dapat mengurangi modal kerja adalah: a. Adanya kerugian

b. Pertambahan aktiva tetap c. Adanya pembayaran deviden d. Penurunan jumlah modal (Sugiyarto dan Winarni, 2005:18)

G. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas.

Dalam kegiatan perusahaan, profit merupakan elemen terpenting agar kelanjutan dari perusahaan dapat terjamin. Setiap usaha selalu mengutamakan keuntungan dalam tujuan pendirian perusahaan, baru setelah tujuan perusahaan yang lain seperti; kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan saiangan dipasar (survive), kemampuan perusahaan untuk tumbuh (growth) ditengah persaingan dan kemampuan perusahaan mengadakan ekspansi usaha (developt).

Tanpa adanya kemampuan untuk memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya yang ada dalam perusahaan, semua tujuan perusahaan tersebut tidak akan dicapai. Untuk mewujudkan ini diperlukan pelaksanakan proses manajemen yang efektif dan efisien dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Namun tingkat kesfisienan sebuah perusahaan tidak dapat hanya dilihat dari laba yang diperoleh saja, tetapi juga harus memperbandingkan laba tersebut dengan dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan bagaimana usaha untuk memperbesar laba (provit) tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya karena profitabilitas yang tinggi merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi.

Menurut Riyanto (2001:35) bahwa rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Sedangkan menurut Harahap (2004:304) alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba disebut rasio rentabilitas atau disebut juga rasio profitibilitas. Rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin tinggi pula tingkat efisiensi dari modal yang digunakan dalam menghasilkan laba, demikian juga sebaliknya profitabilitas yang rendah menunjukkan rendahnya efisiensi dalam mendayagunakan modal.

2. Jenis-jenis rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas yang sering digunakan adalah:

1. Gross Profit Margin.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba kotor dari setiap rupiah penjualan bersih.

Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Proyek Pendapatan Kotor Laba Margin Profit Gross =

2. Operating Profit Margin.

Rasio ini menunjukkan besarnya laba operasi yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan atau mengukur kemampuan setiap rupiah penjualan bersih dalam menghasilkan laba operasi.

Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Proyek Pendapatan Pajak Sebelum Laba Margin Profit Operating =

3. Net Profit Margin.

Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Proyek Pendapatan Pajak Setelah Laba Margin Profit Net =

4. Return On Investment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Rasio ini dapat dihitung dangan menggunakan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total Pajak Sesudah Laba Investment On Return =

3. Cara Meningkatkan Profitabilitas

Profitabilitas pada dasarnya memunjukkan hubungan antara penjualan dengan laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu dalam usaha untuk meningkatkan tingkat kemampulabaan, focus utamanya adalah pada dua factor yaitu penjualan dan laba perusahaan.

Adanya beberapa hal yang dapat meningkatkan profitabilitas yaitu: a. Meningkatkan Efisiensi

1. Net Operating Income adalah kelebihan net sales diatas seluruh biaya-biaya produksi. Jadi meningkatkan efisiensi artinya berusaha agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat ditekan atau diturunkan tanpa mengurangi volume penjualan atau persentase kenaikan penjualan lebih besar dari kenaikan biaya-biaya.

2. Meningkatkan efektifitas merupakan pencapaian sasaran yang telah ditentukan atau daslam hal ini efektifitas merupakan kemampuan mencapai volume penjualan sesuai dengan yang direncanakan yang sesuai dengan dana yang disesuaikan atau mempertinggi volume penjualan laba bersih dari biaya.

b. Meningkatkan Turn Over of Operating Asset

1. Memperbesar jumlah penjualan relative lebih besar dari besar pertambahaan operating asset.

2. menambah penjualan sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan operating assets sebenar-benarnya.

BAB III

Dokumen terkait