• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketersediaan infrastruktur dan aksesibilitas yang belum memadai Kabupaten Barito Selatan memiliki wilayah geografis yang dimana

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH

1. Ketersediaan infrastruktur dan aksesibilitas yang belum memadai Kabupaten Barito Selatan memiliki wilayah geografis yang dimana

sebagian besar transportasi melewati alur sungai, sehingga pembangunan daerah bidang sarana prasarana infrastruktur memiliki berbagai kendala.

Transportasi dari kecamatan ke ibukota kabupaten dan sebaiknya sebagian besar melewati sungai. Dimana hanya beberapa kecamatan yang bisa ditempuh lewat darat.

Dari Permasalahan “Ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas yang belum memadai“, ditegaskan dengan data dibawah ini:

a. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur terutama prasarana jalan dan jembatan, serta prasarana lalu lintas air antar kecamatan dan desa

Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran penting. Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah membangun jalan sepanjang 1.037,56 km jalan kabupaten, 30 km jalan negara dan 97,9 km jalan provinsi. Dari total panjang jalan kabupaten, sepanjang 152,56 km jalan sudah di-aspal atau sekitar 15 persen, 13 persen beton, 19 persen kerikil, dan sisanya (53 persen) tanah. Kondisi jalan yang baik sekitar 14,67 persen, sedang 42,55 persen, rusak ringan 28,44 persen dan yang rusak berat 14,34 persen.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 3 Tabel 4.1

Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Barito Selatan (km), 2016

Jenis dan Kondisi Jalan Panjang Jalan Jenis Permukaan

1 Aspal 152,56

2 Beton 132,77

3 Kerikil 188,04

4 Tanah

Jumlah 540,20

1.013,57 Kondisi Jalan

1 Baik 185,47

2 Sedang 420,46

3 Rusak Ringan 263,15

4 Rusak Berat

Jumlah 144,49

1.013,57

Sumber: Kabupaten Barito Selatan Dalam Angka 2017

Berdasarkan tabel 4.1 panjang jalan Kabupaten yang berkondisi baik 185,47 km dan kondisi sedang sepanjang 420,46 km. Sehingga memerlukan fasilitas keselamatan jalan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan.

Semakin membaiknya akses jaringan jalan ke semua wilayah baik antar kecamatan, kabupaten, hingga antar provinsi mesti diimbangi dengan pelayanan umum seperti jasa layanan angkutan secara terpadu untuk memenuhi lalu lintas jalan barat-timur dan utara-selatan. Kondisi sarana dan prasarana sektor angkutan, khususnya terminal yang memadai dan modern masih belum memadai.

Kabupaten Barito Selatan adalah salah satu kabupaten yang memiliki jumlah ruas jalan cukup banyak yaitu sejumlah 207 ruas jalan.

Sejak beberapa tahun terakhir kondisi sebagian jaringan jalan dan jembatan telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Kondisi tersebut merupakan bentuk penggunaan infrastruktur oleh masyarakat sebagai alat pendukung perkembangan diberbagai segi kehidupan.

Walaupun tingkat kerusakan bervariasi dan lokasinya tidak merata namun kerusakan jaringan jalan dan jembatan tersebut telah mengganggu kelancaran arus transportasi darat yang akan menghambat kelancaran berbagai aktifitas kehidupan di masyarakat, baik aktifitas pemerintahan, aktifitas dunia usaha maupun aktifitas masyarakat itu sendiri.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 4 Berdasarkan data Total Jumlah panjang jalan Kabupaten Barito Selatan, ditinjau dari Jalan yang mantap adalah 59,78% , hal tersebut terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karena di samping bertambahnya jumlah panjang namun masih banyak yang belum fungsional. Pada RPJMD tahun 2017 sd 2022 perlu memprioritaskan peningkatan dan pemeliharaan jalan untuk menambah jalan mantap menjadi paling tidak 70,04% untuk seluruh jalan kabupaten.

Pembangunan jalan baru dapat dilakukan bila sangat penting sekali seperti untuk menunjang pariwisata yang dicanangkan pemerintah. Hal tersebut dilakukan terkait dengan kelancaran arus transportasi barang dan orang dalam menunjang perbaikan ekonomi masyarakat.

Konektivitas Antar Wilayah Kecamatan Di Barito Selatan belum semua tersambung Jalan Darat

Wilayah Kabapaten Barito Selatan terdiri dari 6 Kecamatan, dan 3 Kecamatan yakni Kecamatan Dusun Selatan, Gunung Bintang Awai dan Karau Kuala yang tersambung jaringan jalan kabupaten dapat teraksesibilitas dengan ibukota kecamatan, sedang 3 kecamatan (Dusun Utara, Dusun Hilir dan Jenamas ) belum terhubung melewati jalan secara langsung dengan ibukota kabupaten, hanya dapat melewati angkutan sungai.

Pemerintah Daerah berencana untuk menyambung konektivitas antar kecamatan dengan ibukota kabupaten , dengan melakukan :

1. Untuk menghubungkan dari Kecamatan Jenamas ke ibukota Kabupaten dilakukan lanjutan peningkatan jalan , melalui jalan Nasional di Pasar Panas – Jalan Adaro - Jalan Rantau Kujang – Jenamas. Perlu dilanjutkan pembangunan Jalan yang sudah ada tersebut.

2. Untuk menghubungkan dari Kecamatan Jenamas ke Dusun Hilir direncanakan pembuatan Jalan Tambak Bajai (perbatasan dengan Kapuas)- Jalan Bakuta – Sei Jaya – Jl Mahajandau – Jalan Mengkatif yang diusulkan ditangani oleh Pemprov Kalteng.

3. Untuk menghubungkan kecamatan Karau Kuala menuju ibukota Kabupaten , dilakukan peningkatan jalan yaitu dari Bangkuang – Telang (Batas Kab.Barito Timur ) sepanjang 6,5 km diteruskan jalan Telang/ Siong (jalan di wilayah Bartim).

4. Untuk menghubungkan kecamatan Dusun Utara ke ibukota kabupaten , dengan melanjutkan pembangunan jalan Kabupaten bernilai strategis (menuju ibukota kecamatan Dusun Utara ;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 5 Pendang), dimulai dari titik nol di jalan Nasional ( Palangka Raya-Timpah- Kalahien-Buntok) ke Pendang ,panjang jalan ; 16,96 km.

Disamping itu untuk menunjang Pariwisata Danau Malawen di bangun jalan kebupaten dari Jl.Barito Raya menuju Desa Sababilah sepanjang 4,8 km, disamping sebagai jalan alternatif masuk/keluar ke kota Buntok, karena saat ini satu satunya jalan masuk/keluar ke kota Buntok adalah Jalan Nasional ; Jalan Buntok –Ampah (km.6 muka di kantor Bappeda sd km.11,5 di Bundaran Sanggu) , dengan panjang 5,5 km).

Pengembangan Terminal angkutan Darat

Salah satu pengembangan prasarana wilayah yang terkait dengan rencana pengembangan transportasi adalah sarana dan prasarana terminal penumpang diantaranya adalah Terminal angkutan darat dimana bus antar propinsi atau bus antar wilayah dalam propinsi dapat melakukan transit sesuai dengan jalur tujuan.

Kondisi saat ini Kabupaten Barito Selatan memiliki 1 unit terminal tipe C di Kecamatan Dusun Selatan. Dengan memperhatikan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan rencana sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang ada, jenis dan kelas pelayanannya, maka rencana terminal angkutan penumpang dan barang sebagai penunjang operasional angkutan di Kabupaten Barito Selatan sebagai berikut : Terminal Penumpang Buntok Tipe B, Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C di Bangkuang, Tabak Kanilan, Jenamas dan di Pendang, Terminal Barang Beringin Tipe B di Buntok.

b. Belum maksimalnya sistem dan jaringan transportasi, komunikasi, dan informasi yang mendukung aktivitas ekonomi kerakyatan sehinngga memerlukan biaya operasional dan perawatan sarana prasarana angkutan sungai danau dan penyeberangan.

Karateristik geomorfologi pembentukan wilayah Kabupaten Barito Selatan yang terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, menyebabkan Kabupaten Barito Selatan membutuhkan tranportasi antar moda yang memadukan antara transportasi darat dan sungai.

Angkutan penyeberangan sebagai penghubung jaringan transportasi darat (jalan raya) dalam kerangka tatanan transportasi daerah berfungsi mempersatukan wilayah kabupaten yang terdiri dari beberapa sungai/anjir memegang peranan yang penting dan strategis.

Selain itu, potensi sungai yang dapat dilayari sampai jauh ke pedalaman,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 6 khususnya mengangkut batu bara dan kayu melalui sungai dalam jumlah besar, sehingga potensi ini perlu dikembangkan sebagai alternatif jalan raya atau angkutan sungai, jauh lebih murah daripada angkutan jalan raya. Alat angkutan terdiri dari perahu, speed boat, perahu rumah, kapal sungai, bus air, dan truk air.

Rencana moda angkutan penyeberangan lebih memanfaatkan keberadaan lokasi dan fungsi dermaga sungai dan anjir, terdiri dari:

a) Pelabuhan (dermaga) sungai nasional, meliputi : Pendang, Kalahien, Buntok Kota, Bangkuang, Mangkatip, Kalanis, Rangga Ilung dan Jenamas pada Sungai Barito.

b) Pelabuhan (dermaga) sungai provinsi, meliputi : Mangkatip pada Sungai Mangkatip dan Sungai Kalanis.

c) Pelabuhan (dermaga) sungai kabupaten meliputi dermaga lokal yang berfungsi sebagai penunjang mobilitas perekonomian rakyat, menghubungkan daerah perdesaan terpencil dan belum berkembang, serta transportasi lainnya belum berkembang.

c. Masih Terbatasnya infrastruktur pengairan yang mendukung ketahanan pangan

Pertanian merupakan sektor/sub-sektor yang memiliki laju pertumbuhan PDRB rata-rata relatif tinggi yaitu 2,60 persen. Oleh karena itu, ketersediaan dan operasional sarana irigasi teknis menjadi suatu kebutuhan untuk mendukung agar sektor pertanian terus dapat dipacu pertumbuhannya. Kondisi tersebut terlihat dengan data tahun 2016, dimana luas lahan pertanian dengan pengairan sederhana mencapai 35.094 Ha, sedangkan luas pengairan semi teknis 7.040 Ha. Luas lahan komoditi pertanian khususnya padi hybrida sebagian besar diarahkan di : Kecamatan Dusun Hilir 2.500 Ha; Kecamatan Dusun Selatan 2.000 Ha;

Intensifikasikan lahan lebak yaitu di : Kecamatan Jenamas 80 Ha, Kecamatan Dusun Hilir 75 Ha, Kecamatan Karau Kuala 50 Ha, Kecamatan Dusun Selatan 50 Ha, Kecamatan GB Awai 25 Ha.

Pengembangan usaha produksi padi : Kecamatan Karau Kuala 100 Ha.

Pengembangan usaha produksi palawija : Kecamatan Dusun Utara 85 Ha, Kecamatan GB Awai 125 Ha.

Apabila dikaitkan dengan ketersediaan air untuk irigasi, dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Barito Selatan yang subur adalah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 7 wilayah yang berada di dekat aliran Sungai Barito. Wilayah Kabupaten Barito Selatan bagian utara kurang subur karena wilayah tersebut merupakan perbukitan bergelombang yang kedalaman tanahnya dangkal dan kekurangan air untuk mengairi tanam-tanaman. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Selatan untuk memanfaatkan danau yang ada merupakan salah satu cara menataguna air di Kabupaten Barito Selatan agar lahan di wilayah tersebut menjadi lebih produktif. Kebijakan pembuatan sumur bor juga merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan air di wilayah tersebut sehingga lahan menjadi lebih produktif untuk tanaman perkebunan. Kebijakan yang perlu diambil terkait dengan pengembangan kawasan pertanian adalah mempertahankan lahan pertanian yang sudah ada, baik pertanian lahan basah maupun pertanian lahan kering.

Kawasan pertanian umum diarahkan tersebar di bagian tengah Kabupaten Barito Selatan, yaitu Kecamatan Dusun Selatan, Kecamatan Karau Kuala dan Kecamatan Dusun Hilir. Dengan semakin tingginya perubahan fungsi tanah pertanian menjadi kawasan terbangun, maka untuk mempertahankan kawasan pertanian khususnya sawah beririgasi teknis dan lahan abadi pertanian pangan (sawah abadi) ini perlu ditingkatkan intensifikasinya. Untuk menunjang peningkatan dari nilai manfaat melalui peningkatan pelayanan irigasi dari setengah teknis menjadi teknis dan sederhana menjadi setengah teknis. Pengembangan sawah selain padi juga dilakukan penerapan sistem mina padi, tumpang sari dan sebagainya.

d. Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi untuk masyarakat Berbagai sumber energi yang dimiliki oleh masyarakat Barito Selatan belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kepentingan masyarakat. Hal ini ditandai dengan pemanfaatan sumber energi listrik yang hingga saat ini masih hanya bisa dinikmati oleh warga diperkotaan sementara untuk wilayah pedalaman/perdesaan belum seluruhnya mampu menikmati fasilitas listrik.

Terdapat rencana pengembangan PLTU di Kabupaten Barito Selatan, dimana di rencanakan di Kota Buntok yang merupakan lokasi yang potensial karena sebagai pusat pertumbuhan/PKL di Kabupaten Barito Selatan. PLTU Buntok ini direncanakan dengan memanfaatkan hasil batubara di Kecamatan GB Awai dan Dusun Utara yang di distribusikan melalui Sungai Barito. Proyeksi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2015, kebutuhan total (VA) di Barito Selatan adalah 45.182.280 VA. Sedangkan pada tahun 2030 ditargetkan semua desa dan dusun terlayani oleh listrik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 8 Tabel 4.2 Rasio Elektrifikasi (%) di Kabupaten Barito Selatan Berdasarkan

Data Desa dan Data Rumah Tangga Tahun 2012 – 2016

No. Rasio

Sumber : Memori Bupati 2016

Dari data diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Peningkatan persentase desa yang berlistrik dari tahun 2012 s/d tahun 2016 sebesar 24,73 %.

b. Peningkatan persentase rumah tangga berlistrik dari tahun 2012 s/d tahun 2016 sebesar 5,19 %.

c. Sampai dengan tahun 2016 dari 93 desa/kelurahan di Kabupaten Barito Selatan terdapat 83 desa yang sudah berlistrik dan 10 desa yang belum berlistrik.

d. Sampai dengan tahun 2016 dari 34.463 jumlah rumah tangga di Kabupaten Barito Selatan 28.324 rumah tangga sudah berlistrik atau 82,19 % dan masih terdapat 6.139 rumah tangga belum berlistrik atau sebesar 17,81%.

Jumlah pembangkit dan jaringan listrik yang dibangun oleh pemerintah non PT. PLN (Persero) sampai dengan tahun 2016 yaitu:

- Pembangkit PLTD = 22 unit dengan total daya terpasang 2.145 kVA.

- Pembangkit EBT (PLTS) = 561 unit dengan total daya terpasang 131.855Wp.

- Panjang jaringan listrik 13.455 meter sirkuit.

Pengelolaan Sumber Energi Listrik yang operasional/menyala dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Selatan. Dari 93 Desa/Kelurahan tersebut, sampai dengan tahun 2016 yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 - 9 sebanyak 48 desa, pemerintah sebanyak 35 desa dan 10 desa belum berlistrik.

Berdasarkan data saat ini jumlah rumah tangga yang belum teraliri listrik sebanyak 6.139 dari 32.263 rumah tangga. Sementara rumah tangga yang teraliri pembangkit listrik non PLN 6.441 sedangkan yang menggunakan PLN 21.883. Dengan rasio elektrifikasi desa berlistrik sebanyak 89,25 persen dan rasio elektrifikasi rumah tangga berlistrik 82,19 persen. Bagi desa yang belum teraliri listrik baik PLN dan non PLN, pemerintah daerah berupaya mengusulkan agar bagaimana desa-desa itu dapat menikmati penerangan listrik negara tersebut seperti desa lainnya.

Karena sejak kewenangan distamben dialihkan ke provinsi.

Otomatis kewenangan pembangunan tenaga kelistrikan juga dilimpahkan ke Provinsi.

e. Sarana Air Bersih

Ketersediaan air disamping untuk kepentingan pertanian, juga sangat diperlukan dan menjadi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan air bersih di Kabupaten Barito Selatan sampai saat ini sudah terpenuhi dengan baik, namun pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatif lain dalam pemenuhan akan air bersih dimasa yang akan datang.

f. Persampahan

Sumber utama timbunan sampah di kawasan perkotaan yaitu sampah domestik (rumah tangga) dan sampah non domestic meliputi sampah intitusional (sekolah, kantor, dll), sampah komersial (pasar, toko, dll), sampah aktivitas perkotaan (penyapuan jalan, lapangan, dll), sampah klinik, sampah industri, sampah konstruksi, dan lain sebagainya. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Barito Selatan dikelola langsung oleh masyarakat secara perorangan atau berkelompok. Secara perorangan sampahnya dikelola dengan cara membakar, menanam, ataupun mengupah seseorang dengan peralatan angkutnya untuk membuang sampah ketempat pembuangan sampah yang telah disediakan.

Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, pemerintah kabupaten sudah menyediakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di berbagai titik di dalam kota maupun luar kota. Penyediaan petugas seperti penyapu jalan, pengangkut sampah dan pembersih saluran/got sudah pula disediakan oleh pemerintah beserta prasarana transportasi seperti pick up dan truk sampah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4 -10 Tabel 4.3 Progres Kegiatan Bidang Kebersihan

Di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2011 – 2016

No. Kegiatan c. Pembersih Saluran / Got

115 orang

Sumber : Memori Bupati 2016