• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 14 Untuk menganalisis neraca Kabupaten Barito Selatan periode tahun 2011-2016 digunakanlah beberapa analisis rasio seperti :

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah entitas dengan kewajiban lancarnya untuk melihat kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban lancarnya.

Ada beberapa macam rasio likuiditas, namun yang lazim dipakai,termasuk untuk melihat neraca Kabupaten Barito Selatan adalah rasio lancar. Neraca pada pemerintah daerah sedikit ada perbedaan dengan neraca pada perusahaan, untuk itu dilakukan penyesuaian pada aktiva lancar.

Tabel 3. 6 Rasio Lancar

Kabupaten Barito Selatan Tahun 2011-2016 (000 Rupiah)

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Aset Lancar 76.223.124, 572

106.140.112,941 115.027.311,266 111.753.428,494 90.906.088,867 78.530.558,655 Kewajiban

Lancar 14.054.053,131

10.730.000,000 1.720.312,100 1.839.539,236 3.046.629,214

Rasio Lancar 5,42 9,891902418 64,96 49,41 25,77

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Dengan rasio lancar sebagaimana ditunjukkan dalam tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa posisi keuangan Kabupaten Barito Selatan sangat likuid dengan kemampuan pengembalian hutang lancar mencapai rata-rata mencapai 31,09 terhadap aset lancarnya.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini disebut juga rasio leverage (daya ungkit) yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh suatu entitas dengan dana yang dipinjam dari kreditur entitas tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva entitas dibiayai oleh hutang sehingga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman.

Adapun rasio yang tergabung dalam rasio leverage adalah:

a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)

Merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan suatu entitas dan menunjukkan kemampuan modal sendiri dari entitas tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 15 Tabel 3.7

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Kabupaten Barito Selatan Tahun 2012-2016 (JutaRupiah)

URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016

Kewajiban 10.730.000,000 0 2.316.095.734 2.135.322.870 3.046.629,214 Ekuitas 1.274.230.295,477 1.476.667.672,819 1.657.107.408,085 1.277.520.498,668 1.560.512.579,44

9 Total Debt

to equity Ratio

0,00842077 0 0,001397674 0,001671459 0,001952326

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Dengan rasio hutang terhadap ekuitas sebagaimana ditunjukkan dalam tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa posisi keuangan Kabupaten Barito Selatan memiliki kemampuan modal untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

b. Total Debt to Total Asset Ratio(Rasio Hutang terhadap Total Aktiva) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang (baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang) dengan jumlah seluruh aktiva (aset). Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.

Tabel 3.8

Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva

Kabupaten Barito Selatan Tahun 2011-2015 (dalam juta rupiah)

URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016

Kewajiban 10.730.000,000 0 2.316.095,734 2.135.322.870 3.046.629.214,86 Aktiva 1.284.960.295,477 1.476.667.672,879 1.657.707.408,085 1.273.883.694,476 1.165.868.653,467 Total Debt to Total

Aset Ratio

0,0084

-

0,0014

0,0017 0,0026

Sumber:Laporan Realisasi APBDKabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 16 3. Rasio Aktivitas

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas entitas dalam menggunakan aktiva(aset) yang dimilikinya, atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan sumber daya entitas. Dikarenakan adanya perbedaan antara laporan keuangan pemerintah dengan laporan keuangan perusahaan, maka dalam laporan keuangan Kabupaten Barito Selatan yang dapat dilihat adalah tingkat rasio pemanfaatan sumber daya entitas dalam menggali PAD. Ada 2 rasio yang digunakan dalam mengukur aktivitas laporan keuangan Kabupaten Barito Selatan,yaitu:

a. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) Tabel 3.9

Rasio Perputaran Aktiva Tetap Kabupaten Barito Selatan tahun 2011 – 2016

URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016

PAD 25.097.950,503 24.893.346,644 24.893.346,644 24.893.346,644 24.893.346,644 Aktiva

Tetap 1.150.519.599,964 1.331.285.423,039 1.495.005.890,784 1.106.058.399,224 1.401.860.757,371 Rasio

Perputaran aktiva tetap

0,021 0,018 0,016 0,022 0,017

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Dengan rasio perputaran aktiva tetap sebagaimana ditunjukkan dalam tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 perputaran aktiva sebesar 0,017persen.

b. Perputaran total aktiva (total assets turn over) Tabel 3.10

Rasio Perputaran Total Aktiva

Kabupaten Barito Selatan Tahun 2011 – 2015 (juta rupiah)

URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016

PAD 25.097.950,503 24.893.346,644 32.726.181,438 38.343.109,568 44.019.869,814 Total Aktiva

1.284.960.295,477

1.476.661.672,879 1.657.707.408,085 1.279.655.821,538 1.563.559.208,664 Rasio

Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Dengan rasio perputaran total aktiva sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva berada di 2,3 persen.

Ini menunjukkan bahwa sebagian besar aset tidak sepenuhnya dapat digunakan secara langsung dalam menghasilkan PAD.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 17 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Di setiap organisasi seperti halnya organisaasi Perangkat Daerah (PD) yang berada dalam suatu wilayah administrasi merupakan satuan entitas akuntansi. Hal tersebut berarti bahwa Perangkat Daerah (PD) tersebut bertanggung jawab terhadap anggarannya masing-masing termasuk dalam pencatatan akuntansinya. Realisasi dari anggaran tersebut disusun dalam Laporan Realisasi Anggaran yang harus dilaporkan secara fungsional kepada Bendahara Umum Daerah/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yaitu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan secara administratif harus dilaporkan kepada Perangkat Daerah (PD),yaitu Pejabat Pengguna Anggaran masing-masing PD.

Dari segi pengawasan terhadap rangkaian pengelolaan keuangan daerah, pada periode tahun 2012-2016 disusun laporan keuangan sebagai entitas pelaporan yang menyajikan laporan keuangan seperti laporan realisasi anggaran, neraca,laporan arus kas, laporan operasional dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan inilah yang kemudian akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dimana pengelolaan keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan yang dikelola oleh setiap PD dan dikoordinir oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang mengemban fungsi sebagai SKPKD.

Pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis realisasi anggaran, laporan realisasi anggaran, neraca, hingga catatan atas laporan keuangan disusun secara otonomi oleh PD sebagai entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi dan dikompilasi oleh Badan Keuangan Daerah sebagai entitas pelaporan menjadi Laporan Keuangan Kabupaten Barito Selatan. Sedangkan Laporan Arus Kas disusun secara sentralistik oleh Badan Keuangan Daerah.

Pengelolaan keuangan daerah tersebut tetap berpedoman pada aturan yang berlaku dimana kebijakan akuntasi yang diterapkan dalam Pengelola Belanja Daerah secara umum telah sesuai dengan ketentuan SAP walaupun masih terdapat beberapa kebijakan yang belum sepenuhnya mengikuti SAP.

Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan Kabupaten Barito Selatan dapat dikatakan telah mencapai target dengan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari positifnya hasil opini audit BPK Kabupaten Barito Selatan pada Tabel 3.11.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 18 Tabel 3.11

Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2011 – 2016

Tahun Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah Kabupaten Barito Selatan Tengah 2011 Tidak Memberikan Pendapat(TMP)/Disclaimer

2012 Wajar Dengan Pengecualian(WDP)

2013 Tidak Memberikan Pendapat(TMP)/Disclaimer 2014 Wajar Dengan Pengecualian(WDP)

2015 Tidak Memberikan Pendapat(TMP)/Disclaimer 2016 Wajar Dengan Pengecualian(WDP)

Sumber : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Selatan,2017

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran belanja tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur 2013-2016

(dalam jutaan rupiah)

NO URAIAN

TOTAL BELANJA UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN

APARATUR (RP)

TOTAL PENGELUARAN (BELANJA + PEMBIAYAAN

PENGELUARAN) (RP) PRESENTASE

( a) ( b ) (a) / (b) X

100%

1 Tahun Anggaran 2013 341.740.508 690.165.703 49,52

2 Tahun Anggaran 2014 366.408.625 690.165.703. 53,09

3 Tahun Anggaran 2015 419.573.276 859.607.856. 48,81

4 Tahun Anggaran 2016 480.490.486 939.598.457 51,14

Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Berdasarkan uraian dan penyajian tabel diatas selanjutnya diuraikan kesimpulan analisis kebijakan penggunaan anggaran belanja antara lain : a. Proporsi belanja tidak langsung dalam APBD Kabupaten Barito Selatan

setiap tahunnya rata-rata masih 50,48% dari total belanja daerah.

b. Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam APBD Kabupaten Barito Selatan setiap tahunnya rata-rata masih 41,50% dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 19 total belanja daerah, sementara arah yang diinginkan secara nasional mengenai proporsi belanja untuk lebih didominasi oleh pemenuhan kebutuhan di luar belanja untuk aparatur.

c. Faktor penyebab yang melatar belakangi masih dominannya proporsi belanja tidak langsung antara lain karena di dalam belanja tidak langsung teralokasi belanja bantuan sosial, belanja hibah, serta belum diterapkannya system penganggaran dengan menggunakan Standar Analisa Belanja (SAB), belum efektifnya pola pengintegrasian antara target capaian pada Standard Pelayanan Minimum dengan penganggarannya.

Selain itu, masih belum optimalnya pemanfaatan potensi serta rendahnya realisasi PAD menyebabkan masih sebagian besar alokasi DAU diserap untuk memenuhi kebutuhan belanja tidak langsung khususnya pada belanja wajib, sehingga alokasi belanja langsung menjadi sangat terbatas.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Pencapaian prinsip efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah tercermin dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pertahunnya.

SILPA per tahun diharapkan menurun baik secara nominal maupun persentasenya. Tingginya SILPA menjadi catatan penting terhadap perekonomian makro Kabupaten Barito Selatan dimana hal tersebut menggambarkan belanja pemerintah kurang diberdayakan sehingga tidak optimal dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Perkembangan SILPA pertahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.13 SILPA

Kabupaten Barito SelatanTahun 2011-2016 (Rupiah)

Tahun SILPA(Rp)

2011 70.952.911.064,17

2012 100.302.028.358,59

2013 105.127.908.123,70

2014 111.937.850.496,15

2015 98.506.299.278,96

2016 84.988.100.274,37

Sumber: Badan Pengeloaan Keuangan dan aset Daerah Barito Selatan,2017

Analisis pembiayaan Kabupaten Barito Selatan dalam kurun waktu tahun 2012-2016 dapat dijelaskan secara rinci ditunjukkan pada tabel berikut:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 20 Tabel 3.14

Defisit Riil dan Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Barito Selatan Tahun Anggaran 2012-2016

(dalam juta rupiah)

2012 2013 2014 2015 2016

NO Uraian Realisasi

(Rp) Realisasi (Rp) Realisasi

(Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp) 1 PENDAPATAN DAERAH 640.720.363 708.451.583 786.257.511 853.554.305 932.032.770 2 BELANJA DAERAH 605.917.192 690.165.703 772.158.024 859.607.856 939.598.457 3 Pengeluaran Pembiayaan

Daerah 16.184.053 13.460.000 7.378.000 7.378.000 5.873.783

A. Defisit Riil 18.619.118 4.825.880 6.721.487 (13.431.551) (13.439.470) Ditutup oleh realisasi Penerimaan

Pembiayaan:

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA)

100.302.028 105.127.908 111.937.850,00 98.506.299 84.988.100

3.1.2 Penerimaan Pinjaman

Daerah 0 0 0 1.821,04 15.416,81

3.1.5 Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman 0 0 0 0 4.471,74

B. Total Realisasi Penerimaan 100.302.028 105.127.908 111.937.850 98.506.299 84.988.100 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SILPA) 81.682.910,00 100.302.028,00 105.216.363,00 85.074.748,00 69.000.000 Sumber: Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Dari Tabel 3.15 diatas tampak bahwa pada tahun 2012 sampai dengan 2014 Kabupaten Barito Selatan mengalami surplus anggaran. Surplus anggaran pada periode 2012 sampai 2014 dipergunakan sebagai pembiayaan tahun berikutnya. Dan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan anggaran.

Gambaran komposisi penutup defisit riil anggaran selama 5 tahun terakhir (2012-2016) terlihat pada Tabel 3.16 berikut ini:

Tabel 3.15

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA) Kabupaten Barito Selatan Tahun Anggaran 2012-2016

(dalam juta rupiah)

NO URAIAN

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016

RATA-RATA PERTUMB

( Rp ) % ( Rp ) % ( Rp ) % ( Rp ) % ( Rp ) %

1 Jumlah SiLPA 81.682 100 100.302 100 105.216 100 85.074 100 69.000 100 18

Sumber: Laporan Realisasi APBDKabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Berdasarkan uraian dan penyajian tabel diatas selanjutnya diuraikan kesimpulan analisis kebijakan pembiayaan daerah antara lain:

d. Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 21 dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran sebelumnya dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran berjalan yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran berkenaan. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pinjaman daerah.

e. Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.

3.2.3 Analisis Kemandirian Keuangan Daerah

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana daerah dapat menyelenggarakan otonominya secara efektif dan efisien yang bersumber dari pendanaan sendiri. Kemandirian keuangan daerah dapat diukur melalui beberapa model,salah satunya dengan rasio kemandirian keuangan daerah.

Tabel 3.16

Rasio Kemandirian Keuangan

Kabupaten Barito SelatanTahun 2011-2016 (Juta Rupiah)

Tahun Total PAD Pengeluaran Daerah Rasio PAD/

TotalPengeluaran(%) 2012 640.720.363.209,36 589.669.447.783,43 1,09

2013 708.451.583.438,31 366.408.626.258,65 1,93 2014 1.572.515.023.243,28 772.158.024.249,19 2,04 2015 853.554.305.190,09 859.607.856.407,28 0,99 2016 932.032.770.061,47 939.598.457.432,06 0,99 Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Barito Selatan, 2011-2016. Diolah

Dengan rasio kemandirian keuangan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013 rasio kemandirian berada pada angka 1,93% dan tahun 2016 berada pada angka 0,99 %.

3.3. Kerangka Pendanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2017-2022 Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3 - 22 Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.

Pendanaan program kegiatan yang diakomodir dalam periode tahun 2017-2022 sangat penting untuk dikaji. Dari dasar analisis gambaran umum pengelolaan keuangan daerah pada periode sebelumnya, dapat disusun suatu analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2017-2022.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja a. Proyeksi Pendapatan