• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Pembelajaran Lingkungan Hidup di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA ENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN PADA PROGRAM ADIWIYATA

B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Penunjang Pembelajaran Lingkungan Hidup di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta

1. Sarana pemanfaatan air limbah

Hasil Wawancara

SM “Jadi, dulu mulai tahun 2014 sekolah itu punya inovasi memanfaatan air bekas wudhu buat nyiram tanaman. Ada di lantai 3 itu ada bak khusus yang cukup besar gunanya untuk menampung air bekas wudhu, yang nantinya disalurkan untuk menyirami semua tanaman yang ada di sekolah...”

EH “Kan pastinya setiap hari ada yang penggunakan air buat wudhu, ditambah adanya sholat berjamaah yang dilakukan secara rutin. Dari situ kan kita menggunakan air yang tidak sedikit. Jadi kita berinisiatif untuk memanfaatkan bekas air wudhu itu buat menyiram tanaman.”

HI “Sekolah punya sarana itu kaya alat berupa tangki besar yang digunakan untuk menampung limbah air wudhu. Limbah air wudhu tersebut nantinya digunakan untuk menyirami tanaman. Dari situ siswa mendapat pembelajaran tentang air wudhu yang bisa dimanfatkan untuk menyirami tanaman.”

HO “Jadi kita itu memanfaatkan limbah air wudhu buat menyiram tanaman. tapi kalau limbah air lainnya ya masuk ke dalam sumur resapan mbak. soalnya kan pasti kotor.”

NM “Sekolah punya inovasi buat memanfaatkan limbah air wudhu. Itu buat menyiram tanaman, pohon, bunga yang ada di taman. Itu tersedia alatnya sendiri.” MR kita itu punya tangki besar buat nampung limbah air

wudhu. Air wudhu kan ga kotor- kotor banget ya mbak, makanya kita manfaatkan buat menyiram tanaman yang ada di sekolah. dari situ kan siswa bisa

belajar, “oh ya ya... bekas air wudhu bisa dimanfaatin lagi. Jadi bisa menghemat air buat nyiram bunga.” Kesimpulan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki sarana

untuk pembelajaran lingkungan hidup berupa sarana untuk menampung limbah air wudhu yang digunakan untuk menyirami tanaman. selain untuk mengatasi permasalahan lingkungan, penggunaan sisa air wudhu merupakan sarana pembelajaran bagi peserta didik untuk memanfaatkan air semaksimal mungkin.

2. SaranaGreen House

Hasil Wawancara

SM “Sekolah punya itu Green House. Itu ada di halaman depan, yang berfungsi untuk memberikan pembelajaran bagaimana merawat dan membududayakan tanaman.”

EH “Green House ada. Letaknya berada di halaman depan. Biasanya anak- anak melakukan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada hari jumat.” HI “Ada Green House disana. Itu kita buat sejak tahun

2012 kalo ga salah. Terus ita selalu mengembangkan dan pastinya merawatnya. Ya buktinya sampai sekarang.”

HO “Ada itu Green House, itu juga biasanya anak- anak PMR yang melakukan penanaman dan pemeliharaan. Dibantu juga sama guru dan pembina UKS juga.” NM “Alhamdullillah sekolah punya sarana Green House.

Waktu itu di buat untuk ikut Adiwiyata Nasional.” MR “Ada lahan khusus buat Green House. Ada berbagai

tanaman kita tanam disana.”

AA “Punya mbak, biasanya kalau kita lagi latihan PMR, bu Nur nyuruh kita buat nanem tanaman disana. Biasanya juga kita bareng- bareng bersihin Green House-nya.”

Kesimpulan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki sarana pembelajaran lingkungan hidup berupa Green House. Sejak sekolah mendaftarkan diri menjadi sekolah Adiwiyata yaitu sekitar tahun 2012, sekolah berupaya menyediakan sarana- sarana untuk pembelajaran bagi

181

peserta didik salah satunya yaitu green house.Green House yang dimiliki sekolah dalam keadaan hijau, bersih, tertata rapih dan terawat.

3. Ketersediaan sarana TOGA

Hasil Wawancara

SM “Jadi tidak hanya Green House, sekolah juga mempunya kegiatan menanam TOGA yaitu tanaman Obat dan Keluarga. Itu bisanya dilakukan di Lab IPA, dan biasanya dikendalikan oleh anak- anak yang mengikuti PMR.”

EH “Ya, selain Green House sekolah juga punya kegiatan menanam TOGA. Penanaman TOGA biasanya dilakukan di Laboratorium IPA.”

HI “Ada. Penanaman TOGA biasanya dilakukan di Laboratorium IPA sana lantai atas. Tapi ada juga yang diletakkan di ruang UKS.”

MR “TOGA juga punya, itu seringnya anak- anak PMR yang membuatnya. Dari belajar menanam TOGA kan siswa jadi bisa tahu dan bisa mempraktekannya di rumah. Jadi kalau sakit apa gitu, ga perlu harus beli obat.”

NF “TOGA juga saya yang membinanya. Kan ada TOGA basah sama TOGA kering. Kalo TOGA basah itu ada di Lab IPA. Kalo TOGA kering ada disini, diruang UKS.”

Kesimpulan Sekolah memiliki sarana untuk menanam obat- obatan yang biasa disebut dengan TOGA. Dengan adanya sarana penanaman TOGA, sekolah memberikan pembelajaran kepada peserta didik untuk dapat menanam sendiri obat- obatan keluarga yang dapat dipraktekkan di rumah. Dengan adanya sarana TOGA, SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta telah memenuhi salah satu indikator pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan yaitu ketersediaan sarana pembelajaran lingkungan hidup.

4. Ketersediaan Kolam Ikan

Hasil Wawancara

SM “Di RTH itu ada kolam ikan kecil dan berbagai satwa seperti burung dan tupai. Dengan adanya ikan, burung, dan tupai tersebut siswa mendapat pendidikan

mengenai fungsi ekologis. Jadi siswa bisa tahu bagaimana keterkaitan antara flora dan fauna dalam satu tempat.”

EH “Sekolah punya kolam ikan yang letaknya bersamaan dengan Ruang Terbuka Hijau. Kondisinya selalu bersih karena ada petugas yang rutin membersihkan. Kadang juga siswa yang memberi makanan kepada ikan- ikan yang ada di kolam tersebut...”

HI “Dengan adanya kolam ikan, siswa dapat belajar merawat kolam maupun ikannya dengan memberikan makanan setiap hari.”

NF “Kolam ikan ada di RTH situ, biasanya saya dan anak-anak yang sering memberi makan ikan, sama burung dan tupai yang ada disana. Itu kan buat pembelajaran anak- anak juga ya mbak untuk peduli sama binatang.” Kesimpulan SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki sarana kolam ikan untuk pembelajaran lingkungan hidup bagi peserta didik. Kolam ikan yang dimiliki sekolah berjumlah satu dan ukurannya tidak terlalu besar. Ada tiga ekor ikan di dalam kolam tersebut. Kondisi kolam dalam keadaan bersih dari kotoran, lumut, dan air dalam kondisi bersih atau tidak keruh.

5. Ketersediaan Sarana Biopori dan Sumur Resapan

Hasil Wawancara

SM “Selain itu sekolah juga melakukan pengadaan sarana proses belajar mengajar terkait lingkungan hidup berupa biopori dan sumur resapan. Kegiatan bioporo dilakuan oleh siswa yang dibantu oleh guru pembimbing dengan cara melubangi permukaan tanah pada bagian- bagian tertentu. Dengan begitu dapat mencegah genangan air atau banjir. Sekolah juga punya sumur resapan kurang lebih ada tujuh. Letaknya terpencar, itu kan juga buat pembelajaran siswa.” EH “Sekolah buat lubang- lubang semacam biopori juga.

Waktu itu yang buat guru Biologi sama siswa siswa juga. Tapi ada yang buat anak- anak ekskul PMR juga. Sumur resapan juga ada.”

HI “Ada biopori juga, yang dibuat anak- anak untuk resapan air. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan oleh anak- anak ekstrakulikuler PMR. Sumur resapan juga jelas ada.”

183

HO “...kita pernah buat itu kok. Sumur resapan juga ada, jumlahnya disini dua, di sebelah sana satu, dan di sana juga ada satu lagi, jadi jumlah ada empat.”

MR “Punya. Sekolah kan ada ekskul PMR, nah anak- anak PMR itu yang biasanya buat biopori. Dibantu juga sih sama pembinanya. Sumur resapan juga kita punya, cukup banyak jumlahnya.”

Kesimpulan Ketersediaan sarana biopori dan sumur resapan merupakan salah satu sarana untuk pembelajaran lingkungan hidup bagi peserta didik di SMP