• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5. Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting

Hasil overlay peta klasifikasi kemampuan lahan dengan peta penggunaan/penutupan lahan eksisting Sub DAS Ciliwung Hulu, diperoleh peta ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan eksisting terhadap kemampuan lahan (Gambar 18). Menurut hasil analisis peta, luas kesesuaian penggunaan/penutupan lahan eksisting terhadap kemampuan lahan sebesar 9.723,64 Ha atau 66,66% dari total luas wilayah penelitian, sedangkan sekitar 4.863,18 Ha atau 33,34% dari total luas wilayah penelitian tidak sesuai terhadap kemampuan lahannya dengan 22 bentuk kombinasi ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan eksisting terhadap kemampuan lahan. Ketidaksesuaian terbesar terjadi pada kelas kemampuan lahan II dengan faktor

pembatas kemiringan lereng (t) dan tingkat erosi (e) dengan penggunaan pemukiman sebesar 655,59 Ha atau 4,49% dari total luas wilayah penelitian. Kelas kemampuan lahan III dengan faktor pembatas kemiringan lereng (t) dengan penggunaan pemukiman sebesar 639,64 Ha atau 4,39% dari total luas wilayah penelitian. Diikuti luas kelas kemampuan lahan VII dengan faktor pembatas tingkat erosi (e) dengan penggunaan pemukiman, yaitu 511,35 Ha atau 3,51% dari total luas wilayah penelitian. Tabel 11 menampilkan secara rinci urutan 10 besar luas kombinasi ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan eksisting terhadap kemampuan lahan.

Tabel 11. Urutan 10 Besar Luas (Ha) dan Proporsi (%) Kombinasi Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan

No. Kombinasi Ketidaksesuaian Luas (Ha) Luas (%)

1 II t, e  Pemukiman 655.59 4.49

2 III t  Pemukiman 639.64 4.39

3 VII e  Pemukiman 511.35 3.51

4 III e  Pemukiman 468.15 3.21

5 VII t  Kebun / Perkebunan 400.66 2.75

6 VI e  Pemukiman 337.01 2.31

7 III t, e  Pemukiman 302.39 2.07

8 VIII s  Kebun / Perkebunan 210.34 1.44

9 II e  Pemukiman 189.07 1.30

10 VII t  Tegalan / Ladang 141.42 0.97

Jumlah poligon penggunaan/penutupan lahan eksisting yang tidak sesuai terhadap kemampuan lahan berjumlah 2.159 poligon dari total poligon di daerah penelitian. Poligon ketidaksesuaian terbanyak berjumlah 251 poligon pada kombinasi ketidaksesuaian kelas kemampuan lahan VII dengan faktor pembatas erosi dengan penggunaan pemukiman. Ketidaksesuaian kelas kemampuan lahan VII dengan faktor pembatas erosi dengan penggunaan kebun/perkebunan memiliki jumlah 201 poligon. Kemudian diikuti oleh kelas kemampuan lahan IV dengan faktor pembatas kemiringan lereng dan tingkat erosi dengan penggunaan pemukiman memiliki jumlah 192 poligon. Urutan 10 besar jumlah poligon terbanyak digambarkan pada Gambar 16.

Urutan 10 besar luas rata-rata poligon terluas digambarkan pada Gambar 17. Luas rata-rata terluas pada kombinasi kelas kemampuan lahan VII dengan faktor pembatas kemiringan lereng dengan penggunaan kebun/perkebunan, yaitu 14,84 Ha. Diikuti oleh kelas kemampuan lahan III dengan faktor pembatas kemiringan lereng, tingkat erosi, dan drainase tanah dengan penggunaan pemukiman sebesar 14,48 Ha, dan kelas kemampuan lahan VIII dengan faktor pembatas tekstur tanah dengan penggunaan kebun/perkebunan sebesar 11,69 Ha.

Gambar 16. Urutan 10 Besar Jumlah Poligon Terbanyak Kombinasi Ke- tidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan

Tabel 12 menyajikan urutan 10 besar desa terluas yang mengalami ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan terhadap kemampuan lahan. Luas ketidaksesuaian terbesar terjadi di Desa Tugu Selatan di Kecamatan Cisarua dengan luas ketidaksesuaian sebesar 640,94 Ha atau 4,39% dari total luas wilayah penelitian. Menurut hasil cek lapang, kombinasi ketidaksesuaian terluas pada kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas kemiringan lereng dan tingkat erosi dengan penggunaan pemukiman terjadi pada pada desa tersebut (gambar disajikan pada Lampiran 5.d). Diikuti oleh Desa Tugu Utara di Kecamatan Cisarua sebesar 535,69 Ha atau 3,67% dari total luas wilayah penelitian, dan Desa

Cipayung Datar di Kecamatan Megamendung sebesar 382,89 Ha atau 2,62% dari total luas wilayah penelitian.

Gambar 17. Urutan 10 Besar Luas Rata-Rata Poligon Terbesar Kombinasi Ke- tidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan (Ha)

Tabel 12. Urutan 10 Besar Luas (Ha) dan Proporsi (%) Desa Terbesar Kombinasi Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan

No Kecamatan Desa Luas (Ha) Luas (%)

1 Cisarua Tugu Selatan 640.94 4.39

2 Cisarua Tugu Utara 535.69 3.67

3 Megamendung Cipayung Datar 382.89 2.62

4 Cisarua Cibeureum 315.98 2.17

5 Megamendung Megamendung 294.37 2.02

6 Cisarua Kopo 278.24 1.91

7 Megamendung Gadog 231.86 1.59

8 Cisarua Batu Layang 214.31 1.47

9 Ciawi Pandansari 195.11 1.34

Gambar 18. Peta Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting tahun 2010 terhadap Kemampuan Lahan

Gambar 19 menunjukkan urutan 10 besar jumlah poligon ketidaksesuaian terbanyak untuk kombinasi penggunaan/penutupan lahan terhadap kemampuan

lahan di wilayah Sub DAS Ciliwung Hulu. Jumlah poligon ketidaksesuaian terbanyak terjadi pada Desa Megamendung di Kecamatan Megamendung sebanyak 356 poligon, diikuti oleh Desa Cipayung Datar di Kecamatan Megamendung sebanyak 315 poligon dan Desa Tugu Selatan di Kecamatan Cisarua sebanyak 151 poligon.

Gambar 19. Urutan 10 Besar Desa dengan Jumlah Poligon Terbanyak Kombinasi Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan

5.5.1. Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan Wilayah Menurut Gambar 20 ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan

eksisting terhadap kemampuan lahan dominan terjadi pada kemampuan lahan kelas III sebesar 1.514,11 Ha atau 31% dari luas total ketidaksesuaian. Kemudian kelas kemampuan lahan VII dengan luas 1.207,51 Ha atau 25% dari luas total ketidaksesuaian, dan kelas kemampuan lahan II sebesar 844,66 Ha atau 17% dari luas total ketidaksesuaian.

Menurut hasil analisis, kemampuan lahan kelas I tidak mengalami ketidaksesuaian penggunaan lahan. Karena lahan kelas I tidak memiliki faktor pembatas, sehingga sesuai untuk berbagai pilihan penggunaan lahan.

Secara lebih rinci luas (Ha), persentase (%) terhadap total luas penggunaan lahan dan total luas wilayah, jumlah poligon, luas rata-rata poligon (Ha), dan

bentuk kombinasi ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan eksisting

terhadap kemampuan lahan menurut klasifikasi kelas kemampuan lahan disajikan pada Lampiran 8.

Gambar 20. (a) Luas (Ha) dan (b) Proporsi (%) Ketidaksesuaian Penggunaan/ Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan

Gambar 21. Urutan 5 Besar Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan

Eksisting terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Kemampuan Lahan (%)

Menurut Gambar 21 kombinasi ketidaksesuaian terbesar pada lahan kelas III menjadi pemukiman sebesar 53,33% dari total luas lahan kelas III (gambar disajikan pada Lampiran 5.e), diikuti dengan kombinasi ketidaksesuaian lahan kelas II menjadi pemukiman sebesar 51,09% dari total luas lahan kelas II dan kombinasi ketidaksesuaian lahan kelas VI menjadi pemukiman sebesar 25,12%

b) Proporsi Ketidaksesuaian menurut Kemampuan Lahan (%) a) Luas Ketidaksesuaian menurut

dari total luas lahan kelas VI. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di lapang bahwa pemukiman padat penduduk umumnya terbangun di lahan-lahan yang tidak begitu curam namun secara penggunaan menurut klasifikasi kemampuan lahan sudah tidak sesuai digunakan untuk pemukiman atau penggunaan lahan sangat intensif dan vila-vila mewah banyak terbangun di wilayah-wilayah dengan kemiringan lereng di atas 15%. Kelas kemampuan lahan yang paling tinggi mengalami ketidaksesuaian dengan penggunaan/penutupan lahan adalah lahan kelas III. 5.5.2. Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting terhadap

Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting

Berdasarkan Gambar 22 penggunaan/penutupan lahan hutan tidak mengalami ketidaksesuaian terhadap klasifikasi kemampuan lahan, karena hutan yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air yang sesuai dengan faktor pembatas apapun di semua kelas kemampuan lahan. Penggunaan/penutupan lahan

eksisting terluas yang tidak sesuai dengan klasifikasi kemampuan lahan adalah pemukiman sebesar 3.442,13 Ha atau 71% dari total luas ketidaksesuaian. Hal tersebut sejalan dengan fakta di lapangan bahwa daerah penelitian yang berada di kawasan wisata Puncak ini banyak di bangun vila-vila mewah ataupun tempat wisata lainnya pada tingkat kemampuan lahan yang tidak semestinya. Kemudian diikuti dengan kebun/perkebunan yang memiliki luas 662,44 Ha atau 14% dari total luas ketidaksesuaian. Daerah penelitian merupakan kawasan produksi teh tertinggi, oleh karena itu banyak lahan-lahan yang digunakan untuk penggunaan/penutupan lahan kebun teh tanpa melihat daya dukung wilayah tersebut.

Secara lebih rinci luas (Ha), persentase (%) terhadap total luas penggunaan lahan dan total luas wilayah, jumlah poligon, luas rata-rata poligon (Ha), dan bentuk kombinasi ketidaksesuaian penggunaan/penutupan lahan eksisting

terhadap kemampuan lahan menurut klasifikasi penggunaan lahan disajikan pada Lampiran 9.

Seperti yang terlihat pada Gambar 23 kombinasi terbesar terjadi pada penggunaan lahan rumput/tanah kosong pada lahan kelas III sebesar 62,25% dari total luas rumput/tanah kosong (gambar disajikan pada Lampiran 5.f), diikuti

dengan kombinasi pemukiman pada lahan kelas III sebesar 43,10% dari total luas pemukiman dan kombinasi sawah irigasi pada lahan kelas VI sebesar 39,10% dari total luas sawah irigasi. Penggunaan/penutupan lahan eksisting yang tidak sesuai terhadap kemampuan lahan terbesar terjadi pada penggunaan pemukiman dan rumput/tanah kosong.

Gambar 22. (a) Luas (Ha) dan (b) Proporsi (%) Ketidaksesuaian Penggunaan/ Penutupan Lahan Eksisting terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting

Gambar 23. Urutan 5 Besar Ketidaksesuaian Penggunaan/Penutupan Lahan

Eksisting terhadap Kemampuan Lahan menurut Klasifikasi Penggunaan/Penutupan Lahan Eksisting (%)

b) Proporsi Ketidaksesuaian menurut Penggunaan Lahan (%) a) Luas Ketidaksesuaian menurut

5.6. Ketidaksesuaian Peruntukan Lahan RTRW terhadap Kemampuan

Dokumen terkait