• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUA

Perbuatan terdakwa AHMAD HANAFI Alias IFANQ, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 50 jo. pasal 22 huruf a, b UU RI Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

ATAU KETIGA

Perbuatan terdakwa AHMAD HANAFI Alias IFANQ, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 51 ayat (2) jo Pasal 36 Jo Pasal 30 ayat (1), (2) , (3) Jo Pasal 32 ayat (2) Jo Pasal 34 ayat (1) b UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

DAN

Kedua Perbuatan terdakwa AHMAD HANAFI Alias IFANQ sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Menimbang bahwa untuk menentukan sejauh mana tanggung jawab terdakwa terhadap Dakwaan Jaksa/ Penuntut Umum tersebut, Majelis akan mempertimbangkan sejauh mana unsur-unsur dari pidana yang didakwakan telah dipenuhi oleh terdakwa;

Menimbang bahwa dalam membuktikan Dakwaan Jaksa/ Penuntut Umum Majelis akan mengacu pada ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP yaitu akan melihat Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan Terdakwa;

Menimbang bahwa lebih lanjut ditentukan bahwa dalam menentukan kesalahan terdakwa harus sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam Pasal 183 KUHAP yang menetapkan batas minimal pembuktian yaitu didukung oleh dua alat bukti yang sah dan keyakinan Hakim, bahwa

suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya;

Menimbang pula menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tetang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan “Tidak seorangpun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila Pengadilan karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat keyakinan

Menimbang bahwa karena dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun secara Kombinasi yang menggabungkan antara Dakwaan Alternatif dan Kumulatif maka majelis diberi kebebasan untuk membuktikan dakwaan alternative yang sesuai dengan fakta- fakta yuridis, apabila dakwaan tersebut telah terbukti maka dakwaan alternative lainnya tidak perlu dibuktikan lagi dan Majelis Hakim akan langsung membuktikan dakwaan kumulatif;

Menimbang bahwa dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat sama dengan Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Tuntutannya yang membuktikan bahwa Terdakwa melanggar Pasal 51 ayat (2) jo Pasal 36 Jo Pasal 30 ayat (1), (2) , (3) Jo Pasal 32 ayat (2) Jo Pasal 34 ayat (1) b UU RI Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagaima Dakwaan Kesatu Alternatif bagian Ketiga yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :

1. Setiap Orang;

2. Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum, Mengakses Komputer dan/ atau Sistem Elektronik Milik Orang Lain Dengan Cara Apapun Dengan Tujuan Untuk Memperoleh Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik;

3. Dengan Melanggar, Menerobos, Melampaui atau Menjebol Sistem Pengamanan;

4. Memindahkan atau Mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang Lain yang Tidak Berhak;

5. Memproduksi, Menjual, Mengadakan untuk Digunakan, Mengimpor, Mendistribusikan, Menyediakan atau Memiliki Sandi Lewat komputer, Kode Akses atau hal yang sejenis dengan itu yang Ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi dapat diakses Dengan Tujuan Memfasilitasi Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33;

6. Mengakibatkan Kerugian Bagi Orang Lain;

7. Dilakukan oleh Orang Melakukan, Menyuruh Melakukan, atau Turut Serta Melakukan; Menimbang bahwa tentang unsur kesatu: “Setiap Orang” akan dibuktikan sebagai berikut:

Menimbang bahwa untuk memperjelas pengertian setiap orang, maka perlu kiranya mempertimbangkan pendapat-pendapat para ahli hukum yang diantaranya adalah Andi Hamzah didalam Buku Hukum Pidana Ekonomi (Jakarta, Erlangga, 1996) halaman 26 menyatakan “ancaman pidana ditujukan terhadap orang ternyata dari rumusan tindak pidana yang dimulai dengan kata ‘Barang Siapa’ dan kata ini menunjuk kepada siapa saja orang yang melakukan perbuatan yang dirumuskan didalam pasal tersebut diancam dengan Pidana;

Menimbang bahwa dengan demikian sasaran yang dituju oleh pidana adalah orang atau dengan kata lain hal tersebut ditujukan terhadap subjek hukum pidana yang lebih lanjut diuraikan oleh Muladi dan Barda Nawawi Arief dalam buku Teori- teori dan kebijakan pidana (bandung: Alumni

1998) halaman 97 pengertian subjek tindak pidana meliputi 2 (dua) hal yaitu siapa yang melakukan tindak pidana dan siapa yang dapat dipertanggung jawabkan;

Menimbang, bahwa pada dasarnya kata “Setiap Orang” menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggung jawab atas perbuatan/ kejadian yang didakwakan itu atau setidak-tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya kata “barang siapa” menurut putusan Mahkamah Agung RI Nomor :1398 K/ Pid/1994 tanggal 30 juni 1995 identik dengan “setiap orang” atau “Hij” sebagai siapa saja yang harus dijadikan terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subjek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta pertanggung jawaban dalam segala tindakan;

Menimbang bahwa didepan persidangan telah diajukan Terdakwa AHMAD HANAFI ALIAS IFANQ sebagai manusia yang bebas yang dapat mengarahkan dirinya sendiri, dewasa dan sempurna akalnya.

Menimbang bahwa di persidangan Terdakwa AHMAD HANAFI ALIAS IFANQ telah membenarkan identitas yang ada dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum, demikian juga keterangan para saksi di persidangan, bahwa yang dimaksud dengan terdakwa dalam perkara ini adalah Terdakwa AHMAD HANAFI ALIAS IFANQ yang dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani;

Menimbang bahwa dengan demikian jelaslah sudah pengertian yang dimaksud Barang siapa telah terpenuhi terhadap diri Terdakwa AHMAD HANAFI ALIAS IFANQ sehingga Majelis berpendirian unsur ini telah terpenuhi;

Menimbang bahwa tentang unsur kedua: “Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum, Mengakses Komputer dan/ atau Sistem Elektronik Milik Orang Lain Dengan Cara Apapun, Dengan Tujuan Untuk Memperoleh Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik” akan dibuktikan sebagai berikut:

Menimbang bahwa yang dimaksud Dengan Sengaja adalah adanya kesadaran dalam hati atau niat, dan dilanjutkan dengan perbuatan ;

Menimbang bahwa pengertian Melawan Hukum diartikan secara berbeda-beda oleh pakar-pakar hukum antara lain Lamintang memamakai istilah “Tidak Sah”, Hezewinkel-Suringa memakai istilah Zonder Bevoegdheid (tanpa kewenangan) sedangkan hoge raad memakai istilah Zonder

Eigenrecht (tanpa hak), jadi melawan hukum juga dapat diartikan sebagai bukan hanya melanggar peraturan perundang- undangan yang ada dan berlaku, akan tetapi juga termasuk melanggar tata susila, dan atau melanggar kepatutan;

Menimbang bahwa yang dimaksud dengan Mengakses adalah jalan masuk atau membuat jalan masuk atau meneruskan; Menimbang bahwa menurut Pasal 1 butir 15 UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dimaksud dengan Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan sistem elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan;

Menimbang bahwa menurut Pasal 1 butir 14 UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dimaksud dengan Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika dan penyimpanan;

Menimbang bahwa menurut Pasal 1 butir 5 UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dimaksud dengan Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisa,

menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/ atau menyebarkan informasi elektronik; Menimbang yang dimaksud dengan Memperoleh adalah mendapat, mencapai sesuatu dengan usaha;

Menimbang bahwa menurut Pasal 1 butir 1 UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dimaksud dengan Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,

foto electronik data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya;

Menimbang bahwa menurut Pasal 1 butir 4 UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dimaksud dengan Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal atau sejenisnya yang dapat dilihat, ditampilkan dan/ atau di dengar melalui Komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu

memahaminya;

Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dengan keterangan terdakwa di peroleh fakta hukum PT. Telkomsel telah mengalami kehilangan revenue atau kebocoran pendapatan karena seseorang telah melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan di Telkomsel dengan cara pengisian Voucer prabayar telkomsel ( Simpati dan As ) secara illegal yaitu sekitar awal bulan Oktober tahun 2011 sampai dengan akhir bulan November tahun 2011, yang terjadi di Data Center TB Simatupang yang beralamat di Jl. TB. Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan;

Menimbang bahwa kebocoran pendapatan dapat diketahui dari kontrol periodik yang dilakukan oleh divisi revenue assurance yang ada di PT. Telkomsel, kontrol periodik ini melakukan rekonsiliasi end to end mulai sejak produk atau service dipakai oleh customer (pelanggan) kemudian dirating (ditarif), charging (dihargai) dan billing (ditagih) ke customer (pelanggan) sampai masuk kedalam pembukuan revenue PT. Telkomsel;

Menimbang bahwa terjadi telah pengisian pulsa secara ilegal di sistem Rechage PT. Telkomsel dapat diketahui dengan dilakukannya kontrol periodik yang dilakukan divisi revenue assurance yang menemukan besarnya transaksi Top Up melalui Tcash pada periode bulan Oktober 2011 sebesar Rp 2.6 Milyar sangat jauh dari transaksi rata-rata perbulannya, dimana setiap bulannya

biasanya hanya Rp 400 juta;

Menimbang bahwa dari jumlah tersebut pihak Telkomsel merasa curiga dan melakukan pengecekan terhadap besarnya transaksi Top Up Tcash dari pembukuan revenue dan ditemukan nilai transaksi yang dibukukan periode oktober masih sekitar Rp 400 jutaan (legal/resmi). Jadi dari hal tersebut dapat disimpulkan telah terjadi transaksi ilegal diluar dari System yang resmi, selanjutnya pihak Telkomsel melakukan pengecekan ke arah teknis system Top Up Tcash dan ditemukan banyak transaksi yang berasal dari IP address (alamat Internet Protokol) yang tidak masuk dalam IP address yang legal;

Menimbang bahwa selain di system Top Up Tcash, juga ditemukan Ilegal Recharge di system Top Up CAM. Didalam system Top Up CAM juga terjadi modus yang sama;

Menimbang bahwa Pihak Telkomsel menemukan pada Transaksi only Tsel (Transaksi yang ada di URP tapi tidak ada di pembukuan keuangan PT. Telkomsel), kemudian melonjak sangat jauh di bulan oktober 2011 melebihi pola transaksi bulan- bulan sebelumnya. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan telah terjadi kebocoran yang tidak lumrah/ tidak lazim. Kejadian

Menimbang bahwa kemudian terdakwa ditangkap pada hari Selasa, tanggal 3 Januari 2012 sekitar Jam 18.00 Wib, di Area Parkir Terminal 1 A Bandara Soekarno hatta, oleh Petugas kepolisian dari Subdit IT dan Cyber Crime Dit Tipideksus Bareskrim Polri karena telah melakukan perbuatan

masuk ke dalam system elektronik PT. Telkomsel dan melakukan pengisian pulsa secara illegal;

Menimbang bahwa dalam melakukan perbuatannya terdakwa selalu mengadakan komunikasi di Team speak dengan menggunakan nama samaran antara lain IFoNe adalah terdakwa sendiri, Upil adalah Setia Perkasa alias UPIL, dan soun yang tidak diketahui Terdakwa siapa

pemiliknya . Server adalah FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL2GB, BeibehAja adalah DWI YUNIANTO WIDYO NUGROHO alias BABEHDYO, ZLN adalah INDRA AJIAYASA dan LUNDU adalah MOHAMAD SUSANTO alias FISH LOVER. Sedangkan nama samaran lainnya terdakwa tidak mengetahui dan mengenalnya.

Menimbang bahwa dalam percakapan terdakwa dengan Teman- temanya lainnya seperti FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL2GB, DWI YUNIANTO WIDYO NUGROHO alias BABEHDYO, INDRA AJIYASA dan MOHAMAD SUSANTO alias FISHLOVER terdakwa membicarakan tentang instalasi game online di server PT. Telkomsel, dimana terdakwa

menyarankan untuk instalasi ssh di server milik PT. Telkomsel yang kosong, terdakwa juga menyarankan jangan instal di server ovo, karena terdakwa tahu server ovo itu dipakai oleh PT. Telkomsel untuk aktivitas jaringan komunikasi;

Menimbang bahwa kemudian FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL2GB alias Server meminta tolong untuk memecahkan kode DEC16C52A682ABA27276CEB62F6BFBF138DADF6B <<<

Menimbang bahwa selanjutnya terdakwa menyarankan SETIA PERKASA alias UPIL mengarahkan server yang di instal game online ke server bigIP (F5). Kode DEC16C52A682ABA27276CEB62F6BFBF138DADF6B <<&lt menurut FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL2GB alias Server adalah SHA1, akan tetapi terdakwa tidak mengerti SHA1 apa.

Menimbang bahwa terdakwa dan teman-temannya telah masuk kedalam server PT. Telkomsel pada saat berkomunikasi di Teamspeak, karena FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL2GB alias Server telah melakukan instalasi Teamspeak di server PT. Telkomsel, sehingga dengan sendirinya kami semua telah masuk kedalam sistem internal PT. Telkomsel;

Menimbang bahwa Terdakwa mempunyai hubungan dengan FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL DUA GEBE / RIZAL2GB, MOHAMAD SUSANTO alias FISHLOVER, DWI YUNIANTO WIDYO NUGROHO, S.I.P. alias BABEHDYO, LUKMAN, SETIA PERKASA alias UPIL, INDRA AJIYASA sebagai teman dan kami bergabung dalam forum Cyber Phreaking, kegiatan yang dilakukan adalah mencari kelemahan- kelemahan pada jaringan Telekomunikasi yang ada di Indonesia khususnya Telkomsel dan terdakwa beserta dengan teman-temannya mempunyai peran masing-masing yaitu:

1. FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL DUA GEBE / RIZAL2GB adalah orang menemukan kelemahan di server PT. Telkomsel, selanjutnya memberikan akses illegal ke server PT.Telkomsel kepada mereka;

2. MOHAMAD SUSANTO alias FISHLOVER mempunyai nama samara di teamspeak adalah LUNDU, kegiatan yang dilakukan adalah main game online, membuat script pengisian pulsa;

3. DWI YUNIANTO WIDYO NUGROHO, S.I.P. alias BABEHDYO mempunyai nama samaran adalah BabehAja, kegiatannya adalah main game online di teamspeak yang ada di server PT. Telkomsel. Kemudian dia juga melakukan scanning IP Address;

4. LUKMAN adalah saudara ipar Terdakwa,Terdakwa pernah memberikan kartu simpati Telkomsel yang berisi pulsa masing-masing Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dengan

jumlah 10 simcard. Terdakwa juga memberikan APN (Akses Point Name) Campina dengan cara memberikan petunjuk kepada Tersangka LUKMAN untuk menggantikan APN (Akses Point Name) standar ke APN (Akses Point Name) CAMPINA. Sehingga LUKMAN dapat melakukan akses internet gratis;

5. SETIA PERKASA alias UPIL mempunyai peranan untuk melakukan Processlist dari database server PT. Telkomsel, maksudnya SETIA PERKASA alias UPIL melakukan pengamatan dan analisa terhadap aktivitas database server yang sedang berjalan pada server PT. Telkomsel;

6. INDRA AJIYASA mempunyai peranannya adalah melakukan permainan game online, melakukan penjualan pulsa langsung melalui website dan kaskus;

Menimbang bahwa sedangkan perbuatan tersebut bermula sekitar bulan Juni 2011, ketika terdakwa diajak oleh FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL DUA GEBE / RIZAL2GB untuk mempelajari Jaringan komunikasi PT. Telkomsel, setelah itu Tersangka FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL DUA GEBE / RIZAL2GB memberikan akses berupa internet gratis melalui VPN (Virtual private Network) yang langsung menuju server OVO milik PT. Telkomsel dan dari VPN (Virtual private Network) tersebut terdakwa mendapatkan tugas untuk mencari dan mempelajari IP Address yang ada didalam server Intenal PT. Telkomsel. Setelah itu FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL DUA GEBE / RIZAL2GB menemukan URL (Uniform Resource Locator) Recharge untuk pengisian pulsa secara illegal, selanjutnya terdakwa diminta untuk melakukan pengetesan di URL tersebut melalui browser internet (firefox, opera, google crome dan lain-lai) dan akhirnya berhasil. Setelah berhasil, terdakwa dan FACHRIZAL AHMADSUMARDJO alias RIZAL DUA

GEBE / RIZAL2GB melakukan pengisian pulsa ke nomor MSISDN (Mobile Subscriber Integrated Services Digital Network Number) mereka, selanjutnya Pengisian pulsa secara illegal mereka lakukan sekitar bulan Juli 2011;

Menimbang bahwa dalam melakukan perbuatannya terdakwa menggunakan harddisk S/N : WCASU7096625 kapasitas 500 GB dari CPU i- cute warna Hitam merupakan milik terdakwa yang mempunyai tampilan sebagai berikut:

1. Terdapat tampilan Dekstop

2. Di dalam folder : C:\xampp\htdocs, terdapat file aplikasi perangkat lunak yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman php atau Hypertext Prepocessor yaitu script atau bahasa pemrograman yang di jalankan melalui web browser (perangkat lunak/software yang digunakan untuk melakukan interaksi dengan dokumen elektronik yang saling terkoneksi melalui jaringan internet, seperti internet explorer atau mozilla firefox) : pada file recharge.php adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan pengisian pulsa;

3. Dokumen elektronik berupa Microsoft Office Exel Worksheet dengan nama file “user VOC atau Vasconfig.xlsx” yang tersimpan pada folder “DUMP” detail folder: D (APLIKASI)\t53l\DUMP;

4. Didalam Barang Bukti Digital Hanafi 01\By IFoNe/ Dump terdapat dokumen/informasi elektronik Smaf Server Addres.xlsx

5. Didalam Barang Bukti Digital Hanafi 01\By IFoNe/ Dump terdapat dokumen/informasi elektronik smaf_code_ref.xlsx 6. Didalam Barang Bukti Digital HANAFI @IFANQ\Bukti Digita Hanafi 01\t53l terdapat dokumen/informasi elektronik

APNANE.txt

7. Ditemukan arsip komunikasi (chatting) dengan menggunakan aplikasi Team Speak, arsip komunikasi tersimpan pada \Users\CyberTsel\AppData\Roaming\TS3Client\chats

Menimbang bahwa selanjutnya terdakwa menginstal tampilan desktop diatas dan menggunakan beberapa aplikasi dan menyalin data eletronik “scan tsel” yang khusus digunakan terdakwa untuk melakukan kegiatan illegal akses dan illegal recharge ke server PT. Telkomsel antara lain :

1. Aircard Watcher adalah aplikasi untuk menjalankan modem yang saya gunakan sehingga dapat terhubung ke jaringan Internet;

2. Notepad++ adalah aplikasi untuk memudahkan membaca file dalam format *.txt atau text, khusus digunakan terdakwa untuk membaca konfigurasi yang ada di server PT. Telkomsel;

3. Teamspeak3 Client adalah aplikasi yang digunakan untuk chatting atau komunikasi dengan teman-teman cyber phreaking yaitu FACHRIZAL AHMAD SUMARDJO alias RIZAL2GB, SETIA PERKASA alias UPIL, DWI YUNIANTO WIDYO NUGROHO alias BABEHDYO dan INDRA AJIYASA alias ZLN);

4. Tunnelier adalah aplikasi untuk melakukan Tunneling / membuat hubungan koneksi dengan server secara langsung, aplikasi ini digunakan untuk menghubungkan komputer terdakwa dengan

server PT. Telkomsel.

5. OpenVpn GUI adalah aplikasi untuk melakukan Tunneling / membuat hubungan koneksi dengan server secara langsung, aplikasi ini digunakan untuk menghubungkan komputer terdakwa

dengan server PT. Telkomsel;

6. Proxyfier adalah aplikasi yang digunakan untuk mendukung software internet yang tidak bisa bekerja melalui proxy server sehingga dapat bekerja melalui HTTPS proxy atau sOcKs proxy.

Dengan demikian software terdakwa yang tidak support proxy bisa bekerja layaknya menggunakan koneksi direct dengan menggunakan bantuan proxifier ini. Jadi system kerjanya adalah menghubungkan jaringan lokal komputer terdakwa melalui proxy supaya koneksi menjadi direct atau langsung menuju server yang kita inginkan dalam hal ini server PT. Telkomsel dan yang dimaksud dengan HTTPS adalah HTTP secure dalam artian koneksinya terenkripsi, sedangkan Sock proxy adalah suatu protokol proxy untuk lingkungan client/server;

7. Putty adalah aplikasi untuk melakukan Tunneling / membuat hubungan koneksi dengan server secara langsung, aplikasi ini digunakan untuk menghubungkan komputer terdakwa dengan server PT. Telkomsel;

8. IP Scan adalah aplikasi untuk melakukan pencarian IP Address beserta port yang terbuka. Terdakwa menggunakan aplikasi ini untuk mencari IP Address dan port yang terbuka di server-server PT. Telkomsel;

9. TightVNC adalah aplikasi untuk melakukan remote / mengendalikan komputer dari jarak jauh, aplikasi ini digunakan untuk mengendalikan server-server PT. Telkomsel;

10. Scan Tsel adalah Informasi elektronik yang terdakwa dapat dari aplikasi IP Scanner yang terdakwa gunakan;

11. VVCAP adalah aplikasi yang menggantikan fungsi print screen atau capture data elektronik. Aplikasi ini digunakan untuk capture data elektronik PT. Telkomsel yang terdakwa dapatkan dari server PT. Telkomsel;

Menimbang bahwa informasi elektronik yang ada di Dokumenelektronik berupa Microsoft Office Exel Worksheet dengan nama file “user VOC atau Vasconfig.xlsx” yang tersimpan pada folder “DUMP” detail folder: D (APLIKASI)\t53l\DUMP tersebut terdakwa dapatkan dari salah satu database MYSQL server PT. Telkomsel yang berisikan user dan password data MYSQL server yang lain. Fungsi Informasi elektronik diatas dapat berguna untuk masuk atau login ke data base MySQL server PT. Telkomsel.

Menimbang bahwa Informasi elektronik diatas merupakan informasi elektronik yang terdakwa dapatkan dari server PT. Telkomsel secara Illegal, akan tetapi terdakwa tidak tahu kegunaannya untuk apa karena infromasi elektronik ketika terdakwa dapatkan dan langsung disalin ke dalam mesin komputer terdakwa dan dijadikan sebagai bahan referensi yang tidak secara langsung dipelajari oleh terdakwa; Menimbang bahwa dokumen/informasi elektronik APNANE.txt diatas merupakan rekapan APN (accsess Point Name) yang terdakwa kumpulkan dari hasil pencarian di server-server milik PT. Telkomsel.

Daftar APN (accsess Point Name) tersebut berguna untuk mendapatkan sambungan internet gratis. Setahu saya APN (accsess Point Name) yang ada diatas adalah APN (accsess Point Name) milik Perusahaan atau corporate. Dimana Perusahaan- perusahaan yang menggunakan APN (accsess Point Name) tersebut diatas harus membayar untuk mendapatkan sambungan internet dari PT. Telkomsel. Dengan APN (accsess Point Name) diatas maka terdakwa akan mendapatkan koneksi internet yang gratis, artinya terdakwa menumpang ke APN (accsess Point Name) perusahaan yang terdakwa gunakan seperti APN (accsess Point Name) diatas.

Menimbang bahwa terdakwa masuk kedalam jaringan internal server PT. Telkomsel dengan menggunakan VPN (Virtual

Dokumen terkait