• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID): Baik sepakat ya?

(RAPAT : SETUJU)

Poin 4, Komisi I DPR RI mendesak Kemkominfo, kembalinya tidak usah. Untuk menjalani proses perpanjangan. Untuk menjalankan, kok menjalani jadinya. Untuk menjalankan proses perpanjangan ijin penyelenggaraan penyiaran dari LPP, LPS yang jatuh tempo dari tahun 2016 sesuai Peraturan Perundang yang berlaku dan atas rekomendasi Komisi I DPR RI.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI) :

Rapat sebelumnya rekomendasinya, Pemerintah mempelajari tentang kemungkinan moratorium atau menunda atau ijinnya ditunda pembatalan atau ditunda perijinannya. Maksudnya begitu, tapi tidak perlu kita tulis begini ya, saya rasa hasil rapatnya sudah mengikat, jadi kita baca sebagai poin 4 begini.

Komisi I DPR RI mendesak Kemkominfo untuk menjalankan proses perpanjangan ijin penyelenggaraan penyiaran IPP, ini IPP atau LPP eh IPP dari lembaga penyiaran swasta. Tolong tambahkan dari disitu, yang jatuh tempo di 2016, sesuai dengan Peraturan Perundang yang berlaku. Sepakat? Setuju ya?

(RAPAT : SETUJU) Baik.

KETUA (Drs. MAHFUZ SIDDIK, M.Si) : Saya hanya memberikan catatan saja. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Silakan Ketua.

KETUA (Drs. MAHFUZ SIDDIK, M.Si) :

Poin 4 ini karena kita rapat menyimpulkan perpanjangan disini tapi kan hanya dengan satu pihak ya? sebenarnya dari timeline yang sudah ada dari tahapan-tahapan itu yang diperlukan Kemkominfo ini agar lebih aktif berkomunikasi dengan KPI. Kenapa? Karena dari hasil pemantauan yang ada, ini KPI nampaknya masih belum fokus dalam penyesuaian tahapan-tahapan dari proses perpanjangan ijin. Ini banyak Anggota komisionernya juga yang masih sibuk kunjungan ke daerah-daerah. Ini yang tidak terkait langsung dengan urusan perpanjangan ijin.

Nah karena sekretaris KPU ini anak buahnya Bu Sekjen, kan sekretaris KPU ini anak buahnya Bu Sekjen. Kepala sekretariatnya mungkin perlu diingatkan juga, agar apa namanya, agenda kunjungan-kunjungan ke daerah itu bisa diminimalkan sehingga mereka itu fokus kepada pelaksanaan tahapan. Itu yang pertama.

Dan yang kedua, kami di Komisi I pernah mengingatkan bahwa KPI ini bersifat kolektif kolegial. Jadi seluruh tahapan perpanjangan yang menjadi tanggungjawab KPI itu harus dilakukan secara kolektif kolegial berdasarkan putusan pleno. Jadi tidak sektoral. Karena kalau sektoral nanti yang satu tahu dan yang satu tidak tahu bisa berpotensi masalah. Mungkin juga pihak Kemkominfo juga begitu mengundang KPI untuk kordinasi juga tidak sektoral. Ini mungkin catatan saja untuk poin yang 4.

Terima kasih

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Jadi formasi begini saja yang tadi tidak usah diubah kemudian dibawahnya sebagai catatan.

F-GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, ST., M.Si) :

Ini kesimpulan seperti ini mirip sekali itu sudah beberapa kali dan berulang lagi begitu Ibu. Kesimpulannya begini lagi. Sesuatu yang lain lah, masa sama terus. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Makanya memang tadi ada kata kembali disitu, kembali mendesak. Yang kita hapus kata kembali itu yang kita tegaskan.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, MSc.) : Ibu Pimpinan.

Tadi saya rasa pembicaraan kita menaikkan harga dari pada sewa frekuensi bisa dijadikan kesimpulan kemudian yang kedua juga untuk siaran TV, untuk SK Menteri kek, atau apa namanya untuk hal-hal yang sifatnya kenegaraan itu wajib untuk menyiarkan.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Kalau yang masalah tarif mungkin, saya minta pandangan Pak menteri dulu deh.

MENKOMINFO :

Saya sih tidak menjadi masalah kalau dituangkan sebagai salah satu catatan rapat hari ini bahwa misalkan perlu dipertimbangkan atau dikaji untuk meningkatkan PNBP dari sektor penyiaran, tapi bahwa besarnya berapa dan lain bagaimana tapi tentunya kami butuh waktu karena kan kami juga harus melalui proses kalau misalnya besaran harus melalui proses revisi dari Peraturan Pemerintah, Ibu.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Bagaimana apakah mau kita masukan ke kesimpulan juga? F-PAN (BUDI YOUYASTRI) :

Masukkan Pimpinan, saya setuju. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Setuju ya, jadi poin 5?

KETUA (Drs. MAHFUZ SIDDIK, M.Si) :

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Diberikan tengat waktu juga begitu? Tidak ya?

Saya rasa Pak menteri, ini sudah cukup akomodatif poin 5 ini, beliau justru yang menyarankan tidak apa masuk. Jadi kita rasanya tidak perlu memberian tenggat dan kita.

KETUA (Drs. MAHFUZ SIDDIK, M.Si) :

Saya justru usul rumusannya begini. Komisi I DPR RI meminta Kemkominfo untuk merevisi Peraturan Pemerintah mengenai BHP televisi dan radio.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Jadi bahasanya bukan PNBP lagi Pak menteri, jadi kami menunjuk. KETUA (Drs. MAHFUZ SIDDIK, M.Si) :

BHP, revisi

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Iya BHP langsung menunjuk ke BHP dan bukan mengkaji menyebut langsung merevisi.

KETUA (Drs. MAHFUZ SIDDIK, M.Si) :

Merevisi Peraturan Pemerintah yang mengatur, merevisi Peraturan Pemerintah. Yang mengatur tentang BHP.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Yang merevisi Peraturan Pemerintah ya bukan IPP. MENKOMINFO :

Boleh usul?

Ini mengusulkan kepada diri sendiri ini Ibu. Komisi I DPR RI meminta Kemkominfo untuk mengusulkan revisi, karena yang merevisi bukan kami Ibu, itu Presiden yang merevisi, jadi tidak boleh saya mendahului Presiden ini Ibu. Mengusulkan Peraturan Pemerintah tarif PNBP untuk penyiaran.

PNBP, pendapatan negara bukan pajak. Untuk meningkatkan pendapatan tentunya, untuk meningkatkan PNBP. Kan revisi nantinya turun Ibu.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

MENKOMINFO :

Tidak, pendapatan negara bukan pajak, jadi salah satu didalamnya adalah BHP.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Ya maksudnya kita tadi langsung menunjuk yang dinaikkan tadi BHP nya. MENKOMINFO :

Karena Peraturan Pemerintah PNBP Ibu, PHP nya itu tidak. KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Oh Peraturan Pemerintah nya itu namanya Peraturan Pemerintah PNBP? MENKOMINFO :

Didalam nya ada BHP fekuensi. Intinya bottom line nya naik lah kalau yang begitu, begituan Pak.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Jadi poin 5, menjadi Komisi I DPR RI meminta Kemkominfo untuk mengusulan revisi Peraturan Pemerintah tarif pendapatan bukan pajak atau PNBP untuk penyiaran dalam rangka menyiapkan pendapatan PNBP.

Ini pendapatannya dua kali dong. Meningkatkan PNBP saja ya? Kita sepakati ya?

(RAPAT : SETUJU)

Baik ada lagi yang mau ditambahkan 10 kalau mau ada lagi? F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, MSc.) :

Siaran ini bagaimana, dibuatkan Permen, kepmen. Yang bawah siaran stasiun televisi itu wajib untuk menyiarkan secara langsung hal-hal yang berkaitan, karena ini sudah benar-benar dan kalau saya anggap sudah keterlaluan, kalau 17 Agustus siaran tunda, itu sangat-sangat keterlaluan stasiun televisi ini, gitu.

KETUA RAPAT (MEUTYA VIADA HAFID):

Ibu Evita, saya sepakat sekali, tapi alangkah lebih kuatnya justru kita masukkan di Undang-Undang penyiaran pengaturan tentang itu, tidak hanya di Peraturan tentang menteri. Jadi ini lima cukup ? tidak ada yang perlu tambah lagi?

Baik kalau begitu Al-hamdu lillahi rabbil 'alamin, rapat kerja Komisi I dengan kementerian komunikasi dan informasi hari ini sudah selesai. Pak menteri terima kasih sekali. Kemudian juga Ibu Farida, Ibu Niken, sekali lagi selamat, Pak Basuki

terima kasih dan seluruh jajaran, mudah-mudahan rapat ini tidak hanya kita sepakati disini tapi dalam sesungguhnya betul-betul sama-sama kita jalankan.

Baik sudah semua ya? rapat kerja ini kita tutup dengan mengucapkan Al-hamdu lillahi rabbil 'alamin.

Dokumen terkait