• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

dan Nonvegetarian Di Bali. Dibimbing olehALI KHOMSAN dan HADI RIYADI Adanya pola konsumsi vegetarian, masalah gizi dan keuntungan yang bisa ditimbulkan oleh pola hidup vegetarian serta terdapatnya tempat perkumpulan vegetarian, maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat konsumsi gizi, status gizi dan kesehatan masyarakat vegetarian di Bali. Tujuan penelitian ini adalah:menilai dan membandingkan tingkat konsumsi zat gizi, status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang-pinggul, status gizi berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) dan profil lipid darah antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali; membandingkan tekanan darah antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali; menganalisis hubungan antara profil lipid darah dengan berat badan dan indeks massa tubuh (IMT); dan hubungan antara IMT dengan tekanan darah. Sampel teridiri pria vegan 24 orang, pria laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 41 orang dan pria nonvegetarian 49 orang. Sampel diambil secara acak stratifikasi. Data konsumsi zat gizi diperoleh dengan metode recall selama 2 hari berturut-turut (2x24 jam). Indeks massa tubuh dinilai berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan di lokasi penelitian dengan menggunakan masing-masing timbangan injak digital Camry dengan tingkat ketelitian 0.1 kg dan microtoice dengan ketelitian 0.1 cm. Lingkar pinggang-pinggul diukur dengan menggunakan pita ukur. Kadar Hb darah sampel diukur dengan metode Cyanmethemoglobin dan kadar kolesterol (total dan kolesterol HDL) dan trigliserida dengan metode langsung yang dilakukan oleh petugas laboratorium daerah Dinas Kesehatan Provinsi Bali, demikian juga dengan data tekanan darah, diukur oleh petugas laboratorium yang sama dengan menggunakan alat sphygnomanometer. Kolesterol LDL ditentukan dengan metode indirect (tidak langsung).

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (p>0,05) di antara ketiga kelompok pada tingkat konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, lemak, Fe dan vitamin C), demikian juga pada IMT dan tekanan darah. Rata-rata kadar Hb pada kelompok laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian lebih rendah (13,0 g/dl) dibandingkan dengan vegan dan nonvegetarian. Analisis profil lipid darah menunjukkan ada perbedaan nyata (p<0,05) rata-rata kadar serum kolesterol total antara masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian dengan nonvegetarian. Kadar kolesterol HDL lebih tinggi secara signifikan (p<0,05) pada kelompok vegan, dan kolesterol LDL serta rasio kolesterol total dengan HDL lebih rendah signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok lainnya. Uji korelasi pearson menunjukkan ada hubungan nyata antara kadar profil lipid darah dengan berat badan dan IMT, serta antara IMT dengan tekanan darah (sistolik dan diastolik) pada kelompok vegetarian dan nonvegetarian. Pada akhirnya dapat disimpulkan pemenuhan kebutuhan zat gizi ketiga kelompok relatif sama, dan kelompok vegan memiliki kadar profil lipid darah yang lebih bagus dibandingkan dengan dua kelompok lainnya.

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pola Konsumsi, Status Gizi, dan Kesehatan Masyarakat Vegetarian dan Nonvegetarian di Bali adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2008

Ni Ketut Sutiari NRP. I051060111

Vegetarian and Non-Vegetarian Societies in Bali. Under direction of ALI KHOMSAN, and HADI RIYADI

There are consumption types of vegetarian, nutrition problems, advantages due to vegetarian lifestyles, and vegetarian societies. We then interested in conducting a study to examine nutritional consumption levels, nutrition status and the health of vegetarian societies in Bali. The aims of this study were assessing and comparing nutritional consumption levels, nutrition status, based on Body Mass Index, waist-to-hip ratio, haemoglobin and lipid profile between vegetarians and non-vegetarians in Bali; comparing blood pressure between vegetarians and non-vegetarians in Bali; analysing the association between lipid profile and weight and body mass index (BMI); and analysing the association between BMI and blood pressure. There were three sample’s strata i.e. stratum1: male vegans, stratum 2: male lacto-vegetarians and lacto-ovo-vegetarians, stratum 3: male non-vegetarians. The samples are selected with stratified random sampling. Nutritional consumption levels were obtained using recall method of 2 consecutive days (2x24 hours). BMI was assessed based on the measurements of height and weight using digital weight scale Camry with 0.1 kg precision and microtoice with 0.1 cm precision. Waist-to-hip ratios were measured using measuring tapes. Haemoglobin levels were measured using cyanomethaemoglobin method, cholesterols (HDL and total) were assessed using CHOD-PAP while triglyceride using GPO-PAP, performed by laboratory officers of Bali Provincial Health Office. Health status (blood pressure) was measured by laboratory officers of Bali Provincial Health Office using sphygmomanometers. LDL was determined by indirect method.

The study showed that no significant difference (p>0.05) in nutritional consumption levels (energy, protein, fat, iron and vitamin C) between groups, that way also with blood pressure and BMI. Mean haemoglobin in lacto-vegetarians and lacto-ovo-vegetarians was significantly (p<0.05) than vegans and non-vegetarians. Lipid profile analysis indicates that there was significant difference (p<0.05) in the means of total serum cholesterol levels between lacto-vegetarians and lacto-ovo-vegetarians and non-vegetarians. Mean HDL cholesterol in vegans was significantly (p<0.05) higher than the others. Vegans had significantly (p<0.05) lower LDL cholesterol and ratio total serum cholesterol and HDL than the others. Pearson correlate showed that weight and BMI, and lipid profile were significant related. Blood pressure and BMI is significant related too. Finally, requirement of energy and other nutrients in three groups is equal. Vegans have the better lipid profile levels than lacto-vegetarians and lacto-ovo-vegetarians and non-vegetarians.

Vegetarian dan Nonvegetarian di Bali. Dibimbing oleh ALI kHOMSAN, dan HADI RIYADI.

Pola konsumsi makanan vegetarian sampai sekarang masih diminati oleh masyarakat. Di Indonesia, perkembangan jumlah penganut vegetarian dapat diukur dari meningkatnya usaha makanan vegetarian di beberapa daerah seperti di Bali, Surabaya, Jakarta, dan Medan. Vegetarian adalah salah satu ajaran yang terangkum dalam ajaran agama Hindu di Bali. Pola konsumsi vegetarian dapat mempengaruhi status gizi dan kesehatan anggotanya. Mengingat pola konsumsi makanan vegetarian, masalah gizi dan keuntungan yang ditimbulkannya serta adanya tempat perkumpulan vegetarian di Bali, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat konsumsi gizi, status gizi dan kesehatan masyarakat vegetarian dan nonvegetarian di Bali.Penelitian ini bertujuan adalah: untuk menilai dan membandingkan tingkat konsumsi gizi, status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang-pinggul; menilai dan membandingkan status gizi berdasarkan kadar hemoglobin darah dan profil lipid darah; dan menganalisis hubungan antara kadar profil ipid darah dengan berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) serta hubungan antara IMT dengan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain crossectional study. Penelitian ini dilakukan di Pesraman Sri Sri Radha Rasesvara (Kecamatan Abiansemal, Badung) dan Asram Sai Study Group (SSG) (Kota Denpasar), Provinsi Bali serta daerah di sekitar pesraman. Penelitian dilakukan selama dua bulan dari bulan April sampai Mei 2008. Pemilihan lokasi ditentukan dengan metode purpossive (sengaja), dengan pertimbangan bahwa di tempat tersebut terdapat sekelompok vegetarian dan nonvegetarian.

Sampel adalah bagian dari popuplasi. Sampel penelitian ini adalah sampel laki-laki yang terdiri dari tiga (3) strata dengan pertimbangan risiko kematian pada laki-laki obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita, kemudian penelitian status gizi dan kesehatan terhadap kelompok laki-laki dewasa (vegetarian) di Bali belum ada dan apabila memakai sampel wanita dewasa, maka perlu diperhatikan faktor perancu (confounding factor) yaitu masa menopause yang dapat mengacaukan (mempengaruhi) pengukuran kadar profil lipid darah (koleseterol total). Besar sampel didasarkan pada alokasi proporsional. Ketiga strata terdiri dari kelompok vegan, laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian dan nonvegetarian, dengan jumlah masing-masing strata 24 orang; 41 orang dan 49 orang. Sampel penelitian dipilih secara acak stratifikasi berdasarkan kerangka sampling masing-masing strata yang memnuhi kriteria inklusi yaitu laki-laki berusia di atas 20 tahun, kesehatannya baik (sehat jasmani dan mental), dan besedia menjadi sampel penelitian, khusus sampel vegetarian: telah mengonsumsi diet vegetarian selama ≥1 tahun.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi: data identitas sampel; konsumsi makan; status gizi; dan tekanan darah. Data identitas sampel (nama, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan pekerjaan baik utama maupun pekerjaan sampingan serta aktivitas); kebiasaan makan; riwayat kesehatan (keluhan sakit, segala jenis penyakit yang pernah

recall selama 2 hari berturut-turut (2x24 jam). Data status gizi meliputi indikator: berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang-pinggul, kadar Hb darah, dan kadar serum profil lipid darah (kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL). Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan masing-masing timbangan injak digital Camry dengan tingkat ketelitian 0.1 kg dan microtoice dengan ketelitian 0.1 cm. Sedangkan lingkar pinggang-pinggul diukur dengan menggunakan pita ukur. Status gizi dengan pemeriksaan biokimia yaitu dengan pengambilan sampel darah tidak dalam keadaan puasa (non fasting). Kadar Hb darah sampel diukur dengan metode Cyanmethemoglobin dan kadar kolesterol total, dan kolesterol HDL dilakukan dengan metode CHOD-PAP (uji kolorimetrik enzimatik), sedangkan pengukuran trigliserida dilakukan dengan metode GPO-PAP. Kolesterol LDL ditentukan dengan metode indirect. Pengukuran (pemeriksaan biokimia) terhadap sampel dilakukan tidak dalam keadaan puasa (non fasting). Data tekanan darah (dengan menggunakan alat sphygmomanometer) dibantu oleh petugas laboratorium daerah Dinas Kesehatan Provinsi Bali, demikian juga dengan uji Hb darah dan profil lipid darah dibantu oleh petugas laboratorium yang sama. Data sekunder seperti data keadaan umum lokasi penelitian diperoleh dari pengurus pesraman yang berada di tempat penelitian.

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan Program SPSS versi 12.0 for Windows. Pada penelitian ini data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal. Selanjutnya, perbedaan tingkat konsumsi energi, protein, lemak, vitamin C, Fe, IMT, RPP, kadar Hb darah dan profil lipid darah antara ketiga strata dianalisis dengan Analysis of Variance

(ANOVA) dan apabila diketahui ada beda kemudian dilanjutkan dengan Post Hoct test (Bonferroni atau Tamhane), demikian pula uji beda tekanan darah ketiga strata. Sedangkan untuk melihat hubungan antara dua peubah yaitu profil lipid darah dengan berat badan; kadar profil lipi darah dengan IMT; dan IMT dengan tekanan darah digunakan uji Korelasi Pearson. Uji tersebut di atas dinyatakan berbeda dan berhubungan secara signifikan (nyata), apabila nilai p<α., dengan nilai α =0,05 dan sangat nyata p<0,01.

Analisis konsumsi pangan menunjukkan rata-rata konsumsi energi per hari masyarakat nonvegetarian (1967 kkal) lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat vegetarian vegan (1949 kkal); dan laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian (1831 kkal). Rata-rata konsumsi protein dan lemak per hari mencapai 56,7 gram dan 42,1 gram pada masyarakat vegan; pada laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 53,5 gram dan 46,0 gram; dan 62,7 gram dan 49,3 gram pada nonvegetarian. Konsumsi Fe dan vitamin C per hari pada masing-masing masyarakat secara berurutan adalah masyarakat vegan mencapai 15,0 mg dan 107,8 mg; masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 14,1 mg dan 63,2 mg; dan masyarakat nonvegetarian 13,1 mg dan 66,5 mg. Tidak ada perbedaan tingkat konsumsi energi dan zat gizi lainnya (protein, lemak, Fe dan vitamin C) yang nyata (p>0,05) di antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

Analisis terhadap status gizi menunjukkan, tidak ada perbedaan nyata rata-rata indeks massa tubuh pada masyarakat vegetarian dan nonvegetarian, meskipun

laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 46,3%, sedangkan masyarakat nonvegetarian 30,7%. Status gizi berdasarkan nilai rasio pinggang-pinggul menunjukkan ada perbedaan nyata rata-rata rasio pinggang-pinggul (RPP) antara masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian dengan nonvegetarian. Berdasarkan nilai RPP, masyarakat nonvegetarian lebih banyak berisiko gizi lebih, tetapi tidak signifikan (nyata). Rata-rata kadar hemoglobin darah (Hb) pada masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat vegan dan nonvegetarian. Ada perbedaan nyata rata-rata kadar Hb diantara ketiga masyarakat. Kadar Hb darah tidak berhubungan nyata dengan tingkat konsumsi protein, zat besi (Fe) dan vitamin C. Kategori status gizi berdasarkan kadar Hb darah, masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian lebih banyak mengalami anemia (Hb<13,0 g/dl) dibandingkan dengan masyarakat vegan dan nonvegetarian, yaitu 39,0%.

Analisis profil lipid darah menunjukkan rata-rata (±SD) kadar serum kolesterol total pada masing-masing masyarakat adalah: vegan 172,7±35,6 mg/dl; masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 156±38,0 mg/dl; dan masyarakat nonvegetarian 179,3±28,7 mg/dl. Ada perbedaan nyata rata-rata kadar serum kolesterol total antara masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian dengan nonvegetarian. Kadar serum kolesterol LDL pada masyarakat vegetarian lebih rendah secara signifikan (nyata) dibandingkan dengan masyarakat nonvegetarian. Rata-rata (±SD) kadar kolesterol HDL masyarakat vegan; laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian; dan nonvegetarian secara berturut-turut adalah 62,3±6,3 mg/dl; 46,9±14,9 mg/dl; dan 41,0±12,4 mg/dl. Kadar kolesterol HDL pada masyarakat vegan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Sedangkan uji beda rata-rata kadar trigliserida (TG) menunjukkan ada perbedaan nyata di antara masyarakat vegetarian, yaitu kadar TG masyarakat vegan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan laktovegetarian dan laktoovovegetarian. Proporsi dengan kadar serum TG tinggi paling banyak pada masyarakat vegan (79,2%) dari pada lainnya. Rasio kolesterol total/kolesterol HDL pada masyarakat vegan lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian dan nonvegetarian.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata (±SD) tekanan darah sistolik masyarakat vegan mencapai 115±13,5 mmHg; masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 121±11,7 mmHg dan nonvegetarian 122±18,8 mmHg. Sedangkan rata-rata (±SD) tekanan darah diastolik masing-masing masyarakat mencapai berturut-turut: 75±10,0 mmHg masyarakat vegan; masyarakat laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian 78±9,7 mmHg; dan nonvegetarian 77±13,1 mmHg. Tidak ada perbedaan rata-rata tekanan darah (sistolik dan diastolik) secara signifikan (p>0,05) antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian. Sedangkan analisis hubungan menunjukkan ada hubungan nyata antara profil lipid darah dengan berat badan dan IMT; dan ada hubungan antara IMT dengan tekanan darah (sistolik dan diastolik).

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau

DAN NONVEGETARIAN

Dokumen terkait