• Tidak ada hasil yang ditemukan

NI KETUT SUTIARI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

NRP : I 051060111

Disetujui, Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S. Dr. Ir. Hadi Riyadi, M.S. Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Gizi Masyarakat dan Sumberdaya

Keluarga

Dr. Ir. Hadi Riyadi, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Judul penelitian ini adalah Konsumsi, Status Gizi, dan Kesehatan Masyarakat Vegetarian dan Nonvegetarian di Bali. Pengambilan judul penelitian ini dilatarbelakangi semakin tingginya minat masyarakat terhadap pola konsumsi vegetarian, yang ditandai dengan semakin banyaknya tempat-tempat yang menyediakan menu vegetarian dan tempat perkumpulan vegetarian, seperti di daerah Bali.

Selama mempersiapkan dan melakukan penelitian sampai akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini, saya mendapat bimbingan banyak yang tidak ternilai harganya dari pembimbing saya: Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS (ketua komisi) dan Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS (anggota). Kebijaksanaan, kesabaran, dan ketelatenan beliau adalah sangat berguna dan dapat memberikan pelajaran yang berharga..

Penyelesaian tesis ini juga tidak terlepas dari masukan, saran, dan koreksi dari Bapak Prof. Dr. Ir. Fasial Anwar, MS yang bertindak sebagai penguji luar komisi pembimbing pada saat ujian tesis.

Pihak lain yang sangat pantas memperoleh ucapan terima kasih karena tanpa mereka, penulisan tesis ini tidak bisa sampai akhir. Mereka adalah:

1. I Wayan Sukrawan dan Ni Nyoman Sukreni, bapak dan ibu saya yang penuh kasih sayang dan perhatian mereka serta doa-doanya yang tulus. Kasih sayangmu yang tidak mampu dibalas akan selalu terpatri di dalam hati saya sampai kapan pun.

2. Suami saya tercinta, I Putu Agus Maherawan, S.T dan anak tercinta I Putu Wiyanta Wisnawa, atas doa dan cinta kasih serta pengertian dan perhatiannya, serta anak saya yang masih dalam kandungan terima kasih atas kesabaran dan semangat yang diberikan.

3. Kakak saya, Ni Luh Suryani, S.St, I Made Sriana, S.Pd dan I Komang Suardana, yang telah memberikan semangat saya untuk menyelesaikan studi saya.

memberikan perhatian dan dorongan untuk menyelesaikan studi saya.

5. Keponakan-keponakan saya (Panji, Pandu, Ngurah, Dek Arya, dan Nyoman Ardi) yang lucu dan cerewet sehingga menghibur saya.

6. Ketua Program Studi, Bapak dr. Partha Muliawan, M.Sc dan Pembantu Ketua I Program Studi IKM, Universitas Udayana, Bapak dr. K. Tangking Widarsa, MPH, yang telah memberikan kesempatan dan semangat untuk melanjutkan studi ke jenjang Master; serta tidak lupa kepada pegawai administrasi, atas bantuan yang diberikan.

7. Para kolega saya (civitas akademika) di Program Studi IKM, Universitas Udayana: Ir. Nengah Sujaya, M.Agr. Sc, Ph.D, dr. Ayu Swandewi, dr. I Made Adi Wirawan, I Putu Ayu Indrayathi, S.E, Ni Made Utami Dwipayanti, S.T, M.BEnv, Putu Widarini, S.KM, dr. Pande Januraga, Pasek Kardiwinata, dr. Putu Wulan, Putu Suariyani, S.KM, Kadek Tresna Adhi, S.KM, Hita Pertiwi serta teman-teman lain yang tidak dapat disebut satu persatu. Kalian tidak hanya senior (kakak atau pun abang) tetapi juga adik-adik dan teman-teman yang baik dan solid dalam kerja sama.

8. Rektor dan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Ketua, Pengajar, dan Pegawai Administrasi Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, yang telah memberi perhatian, mengajar, dan memberikan pelayanan administrasi dan akademik kepada saya selama kuliah di IPB.

9. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional yang memberikan beasiswa BPPS selama studi saya di IPB ini

10. Teman-teman saya pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga: Ibu Nur Rahmi Amma, S.KM, Cica Yulia, S.Pd, Ibu Sri Darningsih, S.Pd, Merynda Indriyani Syafutri, S.TP, Febrina Sulistyawati, S.TP, Rusman Efendi, S.KM, Fahmi Abdul Hamid, S.KM, Guspri Devi Artanti, S.Pd, Nunung Cipta Dainy, S.P, Nur Riska Tadjoedin, S.Pd, Mba Wiwik Widyawati, Nita Yulianis, S.P, Arfiati, S.P, dan teman-teman lain yang tidak bisa sebutkan satu persatu.

(Koming), Rai Widarta, dan Sukanata, terima kasih atas semangat dan kerja samanya selama ini.

12. Teman-teman yang lain: Pak Rai Temaja, Pak Agung Arta, Pak Dewa Sastra, I Nyoman Sukarta, Surya Wirawan, Yuli, Mbak Diah, I Wayan Arnata, dan Ahyar, atas kerja samnya selama studi di IPB.

13. Bapak dr. I Dewa Putu Sidania selaku Kepala UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, beserta stafnya yaitu Ibu Anak Agung Adnyani, Bapak I Wayan Tama, Bapak Agus Suteja, serta adik-adik alumni Akademi Gizi Denpasar (Pramesti Dewi, Ekayanti, Sekarini dan Yuliasih) yang telah membantu di dalam pengumpulan data untuk menyelesaikan tesis ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mewarnai hidup saya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas atas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/i semuanya. Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juili 2008

Penulis

Penulis dilahirkan di Singaraja, Provinsi Bali, tanggal 26 Desember 1977 sebagai anak ke empat dari empat bersaudara, dari pasangan Ibu Ni Nyoman Sukreni dan Bapak I Wayan Sukrawan. Penulis menikah dengan I Putu Agus Maherawan, ST yang dikaruniai seorang putera bernama I Putu Wiyanta Wisnawa dan satu lagi masih berada di dalam kandungan.

Tahun 1990 penulis tamat SD Negeri 5 Kampung Baru, Singaraja, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Singaraja dan tamat pada tahun 1993. Selanjutnya penulis diterima di SMA Negeri 1 Singaraja dan tamat tahun 1996. Setelah tamat SMA, penulis melanjutkan ke Akademi Gizi, Denpasar tahun 1996 sampai dengan 1999. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan program Sarjana pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Universitas Udayana-Denpasar dan tamat tahun 2003. Tahun 2001 sampai sekarang penulis resmi sebagai anggota profesi yaitu Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) wilayah Bali.

Sejak Januari tahun 2005 sampai sekarang, penulis diterima sebagai staf pengajar pada Program Studi IKM, Universitas Udayana-Denpasar. Dan pada tahun 2006, penulis berkesempatan mengikuti Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMK).

Halaman

DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR ... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Rumusan Masalah... 5 Tujuan Penelitian ... 5 Hipotesis Penelitian ... 6 Manfaat Penelitian ... 7 TINJAUAN PUSTAKA Vegetarian ... 8 Aspek Gizi Diet Vegetarian ... 11 Konsumsi Pangan dan Kesehatan ... 13 Konsumsi Energi dan Protein ... 15 Status Gizi ... 16 KERANGKA PEMIKIRAN ... 29 METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32 Cara Pengambilan Sampel ... 32 Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 34 Pengolahan dan Analisis Data ... 35 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penlitian... 40 Gambaran Umum Sampel... 41 Kebiasaan Makan... 47 Analisis Konsumsi ... 51 Status Gizi ... 56 Kadar Hemoglobin (Hb) ... 61 Profil Lipid Darah ... 64 Status Kesehatan ... 74 Hubungan Profil Lipid Darah dengan Berat Badan dan IMT... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN... 95

Halaman

1 Tahapan kekurangan zat gizi dan cara penilaian status gizi ... 17

2 Kadar hemoglobin dan hematokrit untuk batas anemia pada populasi ... 21

3 Pedoman profil lemak darah ... 25

4 Klasifikasi hiperkolesterolemia menurut NCEP ... 25

5 Klasifikasi hipertensi ... 28

6 Perhitungan angka kecukupan energi (AKE) laki-laki dewasa ... 36

7 Perhitungan angka kecukupan protein laki-laki dewasa ... 36

8 Penggolongan status gizi orang dewasa menurut nilai IMT... 37

9 Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik... 38

10 Kelompok umur sampel ... 41

11 Lama pendidikan sampel ... 42

12 Pekerjaan utama sampel... 43

13 Pekerjaan sampingan sampel ... 44

14 Aktivitas dan frekuensi olah raga sampel ... 45

15 Lama menjadi vegetarian ... 46

16 Pengetahuan gizi sampel... 47

17 Rata-rata konsumsi, kecukupan gizi yang dianjurkan dan tingkat konsumsi energi dan zat gizi sampel ... 53

18 Rata-rata skor asam amino (SAA) dan mutu cerna (MC) konsumsi pangan sampel ... 56

19 Berat badan, IMT, dan RPP ... 57

22 Kadar profil lipid darah... 65

23 Distribusi sampel menurut kadar kolesterol total darah... 67

24 Distribusi sampel menurut kadar kolesterol LDL darah... 68

25 Distribusi sampel menurut kadar kolesterol HDL darah ... 70

26 Distribusi sampel menurut kadar trigliserida (TG) darah ... 71

27 Distribusi sampel menurut rasio kolesterol total dengan kolesterol HDL ... 73

28 Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik menurut kelompok sampel ... 75

29 Distribusi sampel menurut tekanan darah sistolik ... 76

30 Distribusi sampel menurut tekanan darah diastolik ... 77

31 Hubungan antara profil lipid darah dengan berat badan dan IMT... 78

32 Kejadian hipertensi berdasarkan status gizi baik dan gabungan kegemukan dan obesitas ... 79

Halaman 1 Struktur hemoglobin ... 21 2 Volume sel darah merah (red blood cells volume) ... 22 3 Hubungan konsumsi makan, status gizi, dan kesehatan

pada kelompok vegetarian ... 30 4 Kadar hemoglobin darah (Hb) menurut status vegetarian ... 62 5 Distribusi anemia menurut status vegetarian ... 64

1 Kuesioner kebiasaan makan, konsumsi pangan, pengetahuan gizi, dan

riwayat kesehatan kelompok vegetarian ... 95

2 Prosedur kerja penentuan kadar hb darah dan profil lipid darah ... 104

3 Frekuensi dan kuantitas penggunaan bahan pangan ... 109

4 Jenis pangan dan rata-rata konsumsi pangan serta zat gizi ketiga kelompok... 111

5 Hasil pemeriksaan biokimia pada kelompok nonvegetarian ... 117

6 Hasil pemeriksaan biokimia pada kelompok vegan... 118

7 Hasil pemeriksaan biokimia pada kelompok laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian... 119

8 Tingkat konsumsi energi dan zat gizi serta mutu protein kelompok nonvegetarian ... 120

9 Tingkat konsumsi energi dan zat gizi serta mutu protein kelompok vegan ... 121

10 Tingkat konsumsi energi dan zat gizi serta mutu protein kelompok laktovegetarian dan lakto-ovovegetarian ... 122

11 Uji ANOVA umur dan lama pendidikan ... 123

12 Uji ANOVA konsumsi energi dan zat gizi ... 124

13 Uji ANOVA tingkat konsumsi gizi... 126

14 Uji ANOVA skor asam amino dan mutu cerna konsumsi pangan ... 127

15 Uji ANOVA indeks massa tubuh (IMT) dan rasio pinggang pinggul (RPP) ... 128

16 Uji ANOVA kadar hemoglobin darah ... 129

17 Uji ANOVA kolesterol total darah ... 130

18 Uji ANOVA kolesterol HDL darah ... 131

19 Uji ANOVA rasio kolesterol total dengan HDL... 132

21 Uji ANOVA Kadar trigliserida darah ... 134 22 Uji ANCOVA kadar profil lipid darah, IMT dan

tekanan darah ... 136 23 Ethical Clearance ... 143

Tubuh manusia tersusun atas berbagai jenis sel yang mempunyai fungsi penting, seperti menyerap zat-zat gizi, menyekresikan zat-zat yang tidak dibutuhkan, ataupun menyerap oksigen untuk pembakaran zat-zat makanan. Salah satu dari fungsi tersebut kemungkinan bisa tidak berjalan dengan baik sehingga berdampak terhadap timbulnya penyakit karena pola konsumsi pangan yang kurang seimbang.

Konsumsi pangan berpengaruh terhadap status gizi. Status gizi seseorang merupakan gambaran atas makanan yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama. Kekurangan salah satu zat gizi, konsekuensinya dapat menimbulkan penyakit defisiensi ataupun apabila kekurangan tersebut hanya bersifat marginal maka dapat menimbulkan gangguan yang lebih ringan seperti menurunnya kemampuan fungsi tubuh. Kelebihan zat gizi dapat pula berpengaruh terhadap fungsi tubuh dan menimbulkan penyakit degeneratif. Masalah gizi muncul sebagai refleksi dari konsumsi energi, protein serta zat-zat gizi lain yang diperlukan oleh tubuh (Karyadi 1992).

Penyakit kardiovaskuler dan degeneratif sudah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Anie 2002). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 melaporkan bahwa penyakit kardiovaskuler di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1985, 1992 hingga 1995 yaitu berturut-turut 9,9%, 16,6% dan 19,0% dan diduga sebagai penyebab kematian nomor satu pada tahun 1993. Menurut Mihardja et al. (1997), penyakit kardiovaskuler terjadi pada kelompok usia tua dan ada kecenderungan menyerang kelompok usia produktif. Hasil survei Indeks Massa Tubuh tahun 1995-1997 di 27 ibu kota propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih mencapai 6,8% pada laki-laki dewasa dan 13,5% pada perempuan dewasa. Anie (2002) juga menyebutkan bahwa kasus hipertensi terjadi pada usia lanjut (usila) yang gemuk 19,9% dan 29,8% pada usila dengan obesitas.

Herman et al. (2000) menyatakan bahwa pada zaman modern sekarang ini semakin banyak penyakit ditemukan yang berhubungan dengan konsumsi daging yang berlemak dan berkolesterol tinggi. Permasalahan gizi lebih biasanya ditandai

dengan konsumsi daging dan protein hewani yang berlebihan. Konsumsi pangan hewani yang berlebihan tanpa diimbangi oleh pangan nabati dan olahraga (exercise) yang teratur dapat menjadi suatu ancaman kesehatan (Mahatma 1992).

Saat ini masyarakat telah menyadari dan mengerti tentang pentingnya hubungan pangan (makanan) yang dikonsumsi dengan penyakit. Hal ini menimbulkan kebiasaan baru dalam diri masyarakat yaitu semakin banyak orang yang mengubah kebiasaan makannya, dari makanan utama yang terdiri dari daging menjadi makanan tanpa daging (sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian dan padi-padian). Orang yang mengonsumsi makanan tanpa daging biasa dikenal sebagai vegetarian. Beberapa kelompok vegetarian yang umumnya dikenal oleh masyarakat, seperti vegan, laktovegetarian, lakto-ovovegetarian, dan kelompok vegetarian lainnya. Perubahan yang dilakukan masyarakat bertujuan untuk mengurangi terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah, diabetes, hipertensi, kanker usus dan lain-lain.

Dalam rangka menghadapi semakin meluasnya masalah gizi lebih, Soekirman (1993) menganjurkan untuk menggalakkan lebih banyak mengonsumsi pangan nabati yang banyak mengandung serat. Sementara itu Mahatma (1992) menawarkan diet vegetarian sebagai alternatif menu untuk kampanye pola konsumsi makanan sehat bagi kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi. Berdasarkan sejarah diketahui bahwa orang-orang vegetarian dapat hidup sehat bahkan mereka akan lebih besar berkemungkinan terhindar dari berbagai penyakit degeneratif (Simorangkir 1983). Hal ini dipertegas oleh Adiraja das (2000) bahwa pemberian diet yang hanya berasal dari protein nabati efektif menurunkan kadar kolesterol di dalam tubuh pada penderita penyakit jantung dengan kolesterol tinggi.

Sayur-sayuran dan buah-buahan selain mengandung serat yang tinggi, juga mengandung zat antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari pengaruh toksik radikal-radikal oksigen yang reaktif (radikal bebas). Orang yang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan seperti halnya pada kelompok vegetarian, lebih tidak berisiko mengalami penyakit degeneratif (Halliwell & Gutteridge 1985).

Penelitian yang dilakukan terhadap 50.000 kaum vegetarian di Amerika, menemukan bahwa mereka umurnya lebih panjang, kemungkinan terkena penyakit jantung, kanker dan kegemukan lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang Amerika yang makan daging (Acarya 1991). Keuntungan diet vegetarian adalah biaya pangan menjadi lebih murah, kandungan lemak dan kolesterol rendah, kalori rendah dan kandungan serat tinggi (Anonim 1992). Key dan Appleby (2001) menyatakan ada beberapa penelitian menemukan bahwa diet vegetarian dapat mengurangi konsentrasi serum kolesterol.

Sebaliknya, ada pula bukti lain yang menyebutkan bahwa tidak semua kaum vegetarian di Amerika Serikat memiliki status gizi yang baik (Indiarti 1995). Sehubungan dengan status gizi, selain dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat juga dinilai dengan rasio pinggang-pinggul (RPP) atau waist to hip ratio. Rasio Pinggang Pinggul (RPP) merupakan ukuran perhitungan status gizi khususnya di dalam menentukan tipe obesitas sentral. Suatu penelitian di Bangalore, India yang meneliti tentang faktor risiko kanker (CHD, spesifik Infark Myocard Acute) kelompok vegetarian, yang menemukan bahwa vegetarian mempunyai kadar glukosa dan RPP yang lebih rendah dari pada nonvegetarian (Pais et al. 1996).

Keterbatasan jenis makanan menyebabkan kelompok vegetarian khususnya vegan, rentan untuk mengalami defisiensi nutrisi. Vegan vegetarian dapat mengalami kekurangan protein, karena sumber bahan makanan mereka hanya berasal dari pangn nabati. Selain risiko kekurangan protein, kemungkinan penganut vegetarian mengalami kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dalam makanan merupakan salah satu penyebab terpenting anemia gizi. Zat besi vegetarian sebagian besar berasal dari besi nonhem yang terdapat dalam bahan makanan nabati yang kandungan zat besinya rendah dan tingkat penyerapannya lebih rendah dibandingkan dengan bahan pangan hewani. Di samping itu, penyerapan besi nonhem dipengaruhi oleh suatu pemicu (precursor) dan penghambat (inhibitor). Bahan penghambat tersebut misalnya: tanin, asam polifenolik, kalsium, fosfat, dan oksalat. Makanan vegetarian lebih banyak mengandung zat penghambat dibandingkan zat pemicu, hal tersebut berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada vegetarian (Husaini et al. 1989). Penelitian di

Amerika Utara menyebutkan bahwa anemia lebih sering ditemukan pada kelompok wanita vegetarian daripada wanita nonvegetarian (WHO 1990).

Pola konsumsi makanan vegetarian sampai sekarang masih diminati oleh masyarakat, akan tetapi masih kurang mendapat perhatian. Minat masyarakat tersebut terlihat dengan adanya tempat-tempat perkumpulan bagi penganut vegetarian. Di Indonesia, perkembangan jumlah penganut vegetarian dapat diukur dari meningkatnya usaha makanan vegetarian di beberapa daerah seperti di Bali, Surabaya, Jakarta, dan Medan.

Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai 5.636,66 km2 atau 0,29% dari luas kepulauan Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Provinsi Bali mencapai 3.146.999 jiwa atau dengan kepadatan penduduk 555 jiwa/km2. Hasil Susenas 2005 menunjukkan jumlah penduduk Bali mengalami peningkatan yaitu mencapai 3.431.368 jiwa (Anonim 2007).

Penduduk Bali sebagian besar menganut agama Hindu. Adat dan budaya di Bali sangat terkait dengan upacara-upacara keagamaan. Vegetarian adalah salah satu yang terangkum di dalam ajaran agama Hindu sebagai alat pengendalian diri. Penganut vegetarian tersebar di beberapa daerah Bali dan mereka berkumpul pada hari-hari tertentu di pesraman untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Selain sebagai tempat berkumpul, penganut vegetarian menggunakan pesraman juga sebagai tempat menimba ilmu mengenai Weda dan keagamaan. Hasil observasi menunjukkan ada beberapa ashram atau pesraman vegetarian di Bali, yaitu di Kabupaten Karangasem, Klungkung, Badung, dan Denpasar.

Beberapa pesraman vegetarian yang berada di Bali, seperti Pesraman Sri Sri Radha Rasesvara yang berada di Kabupaten Badung, Ashram Sai Study Group (SSG) yang terletak di Kota Denpasar, kemudian Ashram Gandhi terletak di Kabupaten Karangasem, dan masih ada beberapa tempat perkumpulan vegetarian lainnya. Lokasi dua tempat perkumpulan pertama di atas yaitu Pesraman Sri Sri Radha Rasesvara dan Ashram Sai Study Group (SSG) tidak terlalu jauh dengan pusat kota (Denpasar) dan antar kedua pesraman tersebut juga berdekatan serta jumlah anggota vegetariannya cukup banyak (mencapai ratusan orang).

Pantangan secara mutlak terhadap ikan dan daging tidak menutup kemungkinan dapat membawa dampak negatif pada kesehatan seseorang. Mengingat pola konsumsi makanan vegetarian, masalah gizi dan keuntungan yang ditimbulkan serta adanya tempat perkumpulan vegetarian, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat konsumsi gizi, status gizi dan kesehatan masyarakat vegetarian dan nonvegetarian di Bali.

Rumusan Masalah

Konsumsi makanan vegetarian memiliki keunikan, karena dapat memberikan keuntungan dan pengaruh negatif terhadap status gizi dan kesehatan seseorang. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan tingkat konsumsi zat gizi, status gizi dan status kesehatan antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali?

2. Bagaimana hubungan antara kadar profil lipid darah dengan berat badan dan indeks masssa tubuh (IMT) serta antara tekanan darah dengan IMT pada masyarakat vegetarian dan nonvegetarian di Bali?

Tujuan Penelitian Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat konsumsi gizi, status gizi dan kesehatan antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali.

Tujuan khusus

1. Mempelajari karakteristik (umur, agama, pendidikan terakhir, dan kebiasaan makan) masyarakat vegetarian dan nonvegetarian di Bali.

2. Membandingkan tingkat konsumsi zat gizi (energi, protein, lemak, vitamin C dan zat besi) antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali.

3. Menilai dan membandingkan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang-pinggul (RPP) antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali.

4. Menilai dan membandingkan status gizi berdasarkan kadar haemoglobin (Hb) dan kadar profil lipid darah antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali.

5. Membandingkan tekanan darah antara masyarakat vegetarian dengan nonvegetarian di Bali.

6. Menganalisis hubungan antara kadar profil lipid darah dengan berat badan; dan profil lipid darah dengan IMT pada masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

7. Menganalisis hubungan antara IMT dengan tekanan darah pada masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat perbedaan tingkat konsumsi energi dan zat gizi (protein, lemak, vitamin C dan Fe) antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

2. Terdapat perbedaan status gizi berdasarkan IMT dan RPP antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

3. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin (Hb) darah antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

4. Terdapat perbedaan kadar profil lipid darah (serum kolesterol total, serum kolesterol-LDL, kolesterol-HDL, trigliserida, dan rasio kolesterol total/ kolesterol-HDL) antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

5. Terdapat perbedaan tekanan darah antara masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

6. Terdapat hubungan antara kadar profil lipid darah dengan berat badan dan IMT pada masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

7. Terdapat hubungan antara IMT dengan tekanan darah pada masyarakat vegetarian dan nonvegetarian.

Manfaat Penelitian

Bagi masyarakat vegetarian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang gambaran tingkat konsumsi gizi, status gizi dan kadar kolesterol darah serta tekanan darah untuk meningkatkan derajat kesehatan. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang vegetarian.

Vegetarian adalah orang yang mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, meliputi sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan dan tidak mengonsumsi segala jenis binatang, termasuk daging sapi, babi, ayam ataupun ikan (Kuntaraf K & Kuntaraf J 1992; Anonim 2005). Kehidupan vegetarian mempunyai sejarah yang panjang dan sejak dahulu telah diadopsi oleh berbagai agama maupun tokoh-tokoh dunia dari berbagai latar belakang. Diet vegetarian telah dikenal sejak permulaan sejarah dan beberapa tokoh seperti Plato, Socrates dan Phytagoras adalah tokoh penganjur makanan vegetarian (Acarya 1991). Pengaruh terbesar terhadap vegetarianisme di Indonesia adalah agama Budha dan Hindu di masa kejayaan Sriwijaya dan Majapahit. Di Amerika jumlah penganut vegetarian sudah mencapai lebih dari tiga juta orang. Jumlah ini semakin meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat akan

Dokumen terkait