• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN DAERAH

Dalam dokumen Kajian Ekonomi Regional Jakarta (Halaman 47-51)

Realisasi APBD Pemprov DKI Jakarta tahun 2009 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari penyerapan belanja 2009 APBD DKI Jakarta yang mencapai 87,2%, lebih tinggi daripada tahun 2008 (81,1%). Demikian pula realisasi pendapatan daerah yang mencapai 98,9% dari anggaran yang direncanakan. Faktor yang mendukung meningkatnya realisasi APBD adalah pengesahan APBD Jakarta 2009 yang lebih awal, serta beberapa upaya percepatan penyerapan yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta misalnya penetapan dan pemantauan secara berkala target penyerapan setiap triwulan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

APBD tahun 2009 DKI Jakarta yang disetujui lebih tinggi dibandingkan dengan APBD tahun 2008 dan Perda penetapannya dikeluarkan lebih awal. Pada pos pendapatan anggaran meningkat Rp 871,58 miliar, dan pos belanja meningkat Rp 3,07 triliun. Pada sisi belanja, yang menjadi penting adalah peningkatan pada komponen belanja modal Rp 1,57 triliun atau sekitar 30,8% dari tahun 2008. Komponen belanja modal terutama untuk belanja infrastruktur publik yang diharapkan memiliki dampak multiplier yang besar terhadap perekonomian Jakarta. Sementara dari sisi pendapatan, kemampuan keuangan daerah DKI Jakarta cukup besar dengan proporsi pendapatan asli daerah (PAD) hampir mencapai 52% dari total pendapatan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan No.174/PMK.07/2009, tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah, DKI Jakarta termasuk dalam kategori indeks

kapasitas fiskal12

yang sangat tinggi (7,9325). Persetujuan APBD DKI Jakarta tahun 2009 sudah dilakukan berdasarkan Perda No.1/2009 tanggal 8 Januari 2009, lebih cepat dibandingkan tahun 2008 (Perda No. 2/2008 tanggal 18 Maret 2008). Lebih cepatnya persetujuan APBD 2009 akan memberikan andil terhadap tingginya tingkat realisasi APBD.

Grafik V.1 Proporsi PAD dan Dana

Perimbangan dalam Penerimaan Daerah

Grafik V.2 Proporsi Belanja Pegawai dan Belanja

Modal dalam Belanja Daerah

Tabel V.1 APBD DKI Jakarta dan Realisasi (Miliar Rupiah)

A. Realisasi Belanja APBD 2009

Realisasi belanja APBD 2009 menunjukkan kinerja yang lebih baik mencapai Rp 20,57 triliun (87,2%). Tingkat realisasi belanja tertinggi berupa belanja pegawai dengan daya serap mencapai 92,2% (Rp 7,72 triliun). Tingginya penyerapan belanja pegawai menjadi salah satu pendorong masih kuatnya pengeluaran konsumsi di Jakarta. Di sisi lain, belanja yang terkait dengan infrastruktur, yaitu belanja modal terserap Rp5,36 triliun (80,2%) ditambah dengan belanja barang dan jasa yang mencapai Rp 7,12 triliun (88,3%). Penyerapan kedua belanja tersebut

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2005 2006 2007 2008 2009 Proporsi Pendapatan Dana Perimbangan Pendapatan Asli Daerah Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2005 2006 2007 2008 2009 Proporsi Belanja Belanja Modal  Belanja Administrasi dan Ops Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah

Uraian (Rp Miliar) Anggaran 2008 Realisasi 2008 % Anggaran 2009 Realisasi 2009  % 

PENDAPATAN   Pendapatan Asli Daerah        10,381.5        10,010.5        96.4        10,363.4        10,548.4       101.8     Pajak Daerah       8,484.3       8,500.4        100.2       9,397.0       8,548.4        91.0     Retribusi Daerah           363.6        383.0        105.3        384.6        415.1       107.9     Laba Perusahaan Milik Daerah        171.0        160.6        93.9        180.0        180.7       100.4     Lain‐Lain Pendapatan        1,362.7        966.4        70.9       1,172.9       1,404.1       119.7 Dana Perimbangan       8,523.9       6,143.1        72.1       9,008.4       8,611.9        95.6     Bagi Hasil Pajak       8,523.9       6,113.1        71.7        9,008.40       8,611.9        95.6 Lain‐Lain Penerimaan Yang Sah        126.4        33.4        26.4        ‐        4.8 Total Pendapatan Daerah       19,031.9       16,186.9       85.1       19,371.8       19,165.0          98.9 BELANJA Belanja Tidak Langsung       6,392.1       6,215.5        97.2       6,831.3       6,250.9        91.5     Belanja Pegawai       5,695.0       5,684.9        99.8       6,354.3       5,877.0        92.5     Belanja Bunga        15.3        15.0        97.8        9.9        9.9       100.0     Belanja Hibah        200.0        ‐        ‐        339.0        305.3        90.1     Belanja Bantuan Sosial        433.0        330.9        76.4        70.7        58.0        82.1     Belanja Bantuan Keuangan            0.7        0.6        88.3     Belanja Tidak Terduga        48.8        8.1        16.6        56.7        ‐        ‐ Belanja Langsung        14,131.2        10,421.7        73.7        16,763.6        14,321.9        85.4     Belanja Pegawai       2,339.8       2,104.5        89.9       2,017.7       1,839.5        91.2     Belanja Barang Dan Jasa       6,684.0       5,447.3        81.5       8,064.6       7,120.9        88.3     Belanja Modal       5,107.4       2,869.9        56.2       6,681.3       5,361.5        80.2 Total Belanja Daerah        20,523.3       16,637.2       81.1       23,594.9       20,572.8          87.2 Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah, data tahun 2009 dalam bentuk unaudited

terkait erat dengan pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat mendorong aktivitas perekonomian Jakarta.

Penyerapan APBD oleh sebagian besar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) telah tinggi. Hal tersebut terkait target Pemprov DKI supaya 10 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan alokasi dana APBD 2009 terbesar untuk menyerap anggaran minimal 87%. Target pada 10 SKPD tersebut hampir seluruhnya dapat tercapai. Bahkan secara keseluruhan, jika dihitung jumlah SKPD yang penyerapannya lebih dari 87%, ada sekitar 503 SKPD. Hal yang mendukung tingginya pencapaian tersebut karena mulai akhir triwulan III-2009 banyak kegiatan yang sudah ditender dan dimulai kegiatannya.

Tabel V.2 Tingkat Penyerapan Anggaran oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

B. Realisasi Pendapatan APBD 2009

Realisasi APBD 2009 dari sisi pendapatan mengalami peningkatan. Realisasi pendapatan menjadi sebesar Rp 19,17 triliun (98,9%) meningkat dibandingkan tahun 2008 yang hanya sekitar Rp 16,19 triliun (85,1%). Peningkatan realisasi pendapatan bersumber dari kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan secara signifikan. Bahkan komponen PAD, realisasinya melebihi dari target yang dianggarkan. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya Pemprov untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel, restoran, parkir, dan tempat hiburan melalui upaya optimalisasi obyek pajak. Di sisi lain, dalam upaya meningkatkan target pajak dan kualitas pelayanan maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyiapkan sistem online pajak dimana penerapan pajak online tersebut diperkirakan dapat direalisasikan pada awal tahun 2010. Sementara untuk meningkatkan perolehan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pemda melakukan Pekan Panutan Pajak Bumi dan Bangunan 2009, untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak membayar pajak lebih awal. Selain itu, Pemprov akan menambah gerai pajak di sejumlah pusat perbelanjaan modern, menyusul keberhasilan tiga unit gerai pajak yang sudah beroperasi sejak awal triwulan II-2009.

KATEGORI > 0% s.d <= 15% : 0 SKPD > 16% s.d <= 30% : 1 SKPD > 31% s.d <= 50% : 6 SKPD > 51% s.d <= 87% : 198 SKPD > 87% s.d <= 100% : 503 SKPD TOTAL 708 SKPD JUMLAH

C. Rencana APBD 2010

APBD Jakarta tahun 2010 akan mengalami peningkatan. Dari sisi Pendapatan Daerah tahun 2010 direncanakan sebesar Rp 22,17 triliun atau mengalami peningkatan 14,46 persen dibandingkan dengan pendapatan daerah tahun 2009 sebesar Rp 19,37 triliun. Rencana pendapatan daerah tersebut diharapkan berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 11,82 triliun (yang terdiri dari Pajak Daerah Rp 9,85 triliun, Retribusi Daerah Rp 436,82 miliar, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp 212,84 miliar, dan Lain-lain PAD Yang Sah sebesar Rp 1,32 triliun), Dana Perimbangan Rp 10,30 triliun dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp 41,00 miliar. Sementara Belanja Daerah tahun 2010 direncanakan mencapai Rp 23,91 triliun yang dialokasikan untuk membiayai Belanja Pegawai sebesar Rp 7,46 triliun, Telepon Air Listrik dan Internet (TALI) Rp 308,81 miliar, Belanja Wajib Lainnya Rp 1,21 triliun, Belanja Program Dedicated Rp 7,53 triliun, dan Belanja Program SKPD/UKPD Rp7,38 triliun.

Dalam dokumen Kajian Ekonomi Regional Jakarta (Halaman 47-51)

Dokumen terkait