• Tidak ada hasil yang ditemukan

Realisasi pendapatan APBD-P Provinsi Sulawesi Tenggara 2009 tercatat sebesar Rp1.030,72 milyar, sedangkan realisasi belanja APBD-P Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp1.119,70 milyar sehingga terdapat defisit sebesar Rp88,98 milyar (tabel 4.1).

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 (Rupiah)

Keterangan APBD-P 2009 Realisasi APBD-P 2009 Realisasi

Total Pendapatan 1,264,926,577,780.00 1,030,720,130,652.09 81.48% Total Belanja 1,360,537,188,570.00 1,119,700,384,224.15 82.30% Surplus/Defisit -95,610,610,790.00 -88,980,253,572.06

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara

Secara umum, baik realisasi pendapatan maupun belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009 berada pada kisaran 80%. Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009 akan dibahas lebih lanjut pada sub bab berikut.

4.1. Realisasi Pendapatan

Pendapatan daerah merupakan hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pendapatan daerah dibagi dalam tiga kelompok yaitu pendapatan asli daerah, pendapatan transfer/dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009 tercatat sebesar Rp1.030,72 milyar milyar atau 81,48% dari anggaran pendapatan dalam APBD-P tahun 2009 sebesar Rp1.264,93 milyar. Berdasarkan kelompoknya, realisasi pendapatan tersebut didominasi oleh dana perimbangan sebesar Rp764,56 milyar atau 74% dari total realisasi pendapatan. Selanjutnya, angka realisasi dana perimbangan tersebut hanya 97,03% dari yang telah dianggarkan atau terdapat sekitar Rp23,37 miliar dana perimbangan yang diperkirakan menjadi pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang tidak terealisasi. Sementara itu, realisasi pendapatan asli daerah

473 788 4 223 765 43 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Pendapatan Asli

Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain PendapatanYang Sah

M il ya r Rp Anggaran Realisasi

Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp223,13 milyar atau 21,65% dari total pendapatan. Angka realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009 juga tercatat hanya 47,17% atau jauh dibawah angka yang telah dianggarkan (grafik 4.1).

Grafik 4.1 Realisasi Pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara

Realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 masih didorong oleh penerimaan pajak daerah sebesar Rp171,40 milyar atau 76,82% dari total PAD Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun demikian, realisasi penerimaan pajak daerah tersebut masih dibawah target sebagaimana yang terdapat pada anggaran APBD-P 2009 dengan target penerimaan pajak diharapkan sebesar Rp188,24 milyar. Belum optimalnya penerimaan pajak tersebut antara lain disebabkan oleh kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak masih perlu ditingkatkan. Sementara itu, pendapatan asli daerah yang bersumber dari retribusi tercatat sebesar Rp40,25 milyar atau 18,04% dari total realisasi pendapatan asli daerah tahun 2009. Realisasi pendapatan retribusi tersebut tercatat diatas target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp23,56 milyar untuk tahun anggaran 2009.

Realisasi dana perimbangan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp764,56 milyar. Berdasarkan sub komponenya, penerimaan dana perimbangan terutama didominasi oleh dana alokasi umum (DAU) yang tercatat sebesar Rp589,84 milyar atau 77,15% dari total dana perimbangan sedangkan realisasi dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2009 tercatat sebesar Rp56,32 milyar atau 7,37% dari total dana

perimbangan. Angka realisasi DAU dan DAK tersebut sama dengan anggaran tahun 2009. Sementara itu, realisasi dana bagi hasil sumber daya alam pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp5,64 milyar atau 0,74%. Relatif kecilnya dana bagi hasil sumber daya alam untuk Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut antara lain dipengaruhi oleh harga biji nikel di tingkat internasional yang belum baik pada tahun 2009.

4.2. Realisasi Belanja

Belanja Daerah didefinisikan sebagai semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Realisasi belanja daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp1.119,70 milyar atau 82,30% dari pagu anggaran belanja Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009. Proporsi terbesar atau 61,26% dari total realisasi belanja daerah adalah belanja operasional terutama pengeluaran untuk belanja pegawai serta belanja barang dan jasa masing-masing sebesar Rp397,82 milyar dan Rp260,37 milyar sehingga proporsi dari total belanja tersebut mencapai 95,96% dari total realisasi belanja operasional Provinsi Sulawesi Tenggara. Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Sementara itu, belanja barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan (grafik 4.2).

Sementara, realisasi belanja modal Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp301,76 milyar atau hanya 26,95% dari realisasi anggaran belanja modal tahun 2009. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Relatif kecilnya proporsi realisasi belanja modal terhadap total realisasi belanja tersebut antara lain dipengaruhi juga oleh relatif kecilnya alokasi belanja modal yang berkisar 30% dari total pendapatan. Lebih lanjut, realisasi belanja modal tersebut hanya 80,92% dari anggaran belanja modal APBD-P tahun 2009. Belum optimalnya realisasi tersebut antara lain dipengaruhi oleh pola realisasi anggaran yang cenderung mulai realisasi pada semester II dan akan cenderung tinggi pada akhir tahun. Relatif kecilnya alokasi pendapatan untuk belanja

727 373 5 256 686 302 1 131 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Belanja

Operasional Belanja Modal Belanja TakTerduga Transfer

M

ily

ar

Rp

Anggaran Realisasi

modal serta pola realisasi anggaran tersebut dikhawatirkan berpotensi menghambat upaya untuk penyediaan sarana infrastruktur yang memadai dimana kondisi tersebut pada akhirnya dapat menjadi disinsetif bagi iklim investasi di Sulawesi Tenggara.

Grafik 4.2 Realisasi Belanja Tahun 2009

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara

Realisasi dana transfer tahun 2009 tercatat sebesar Rp130,90 milyar atau 11,69% dari total realisasi belanja. Selanjutnya, realisasi dana transfer tersebut juga belum optimal atau sebesar 51,21% dari anggaran transfer tahun 2009. Belum optimalnya dana transfer tersebut antara lain dipengaruhi oleh belum optimalnya realisasi dana blockgrand tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp63,97 milyar atau 33,38% dari anggaran dana blockgrand tahun 2009.

V PERKEMBANGAN SISTEM

Dokumen terkait