• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Aspek Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pada laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai suatu alat penguji bagi pembukuan. Akan tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan dan menilai posisi keuanan suatu perusahaan, dimana hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.

Laporan keuangan juga sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu peruses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perisahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh perusahaan.

Pengertian laporan keuangan menurut ikatan Akuntansi Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan, 2002 : 2) :

Laporan keuangan merupakan bagian dari peroses laporan keuangan. Laporan keuanganyang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lainya serta laporan penjelasan yang merupakan bagian itergral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk sekejul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan sekmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Dari definisi di atas kita dapat memilih bahwa laporan keuangan perusahan berisi daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan hasil usaha selama satu periode tertentu. Menurut Sofyan Safri Harahap (2002 : 117)

”Laporan keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diperoses dalam akuntansi keuangan yang dikomunikasikan secara periodic kepada para pemakainya”. Pemakaian keuangan meliputi investo, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyaeakat.

Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses yang terhadap informasi manajemen dan keuangan tanbahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

Laporan keuangan disusun dan disajikan minimal sekali dalam setahun untuk mengetahui sejumlah besar pemakai. Beberapa diantara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan disamping yang tercakup di dalam laporan keuangan . namun demikian, banyak para pemakai yang hanya tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan. Oleh karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan menurut Mas’ud Machfoez (1999 : 2) adalah “untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan

didalam mengambil keputusan ekonomi”. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan suatu badan usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok interen perusahaan dan kelompok ekstern perusahaan. Kelompok interen perusahaanmerupakan orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan seperti pimpinan dan karyawan perusahaan. Sedangkan kelompok eksteren perusahaan merupakan kelompok yang tidak turut terlibat secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan, seperti pemilik perusahaan, kreditur, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

Bagi pengelola perusahaan atau manajemen perusahaan dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan pada periode yang lalu akan dapat dijadikan pedoman untuk mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan serta kebijakan untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datasing.

Bagi pemilik perusahan sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, sebab dengan informasi yang disajikan dalam laporan perusahaan dapat diramalkan kondisi perusahaannya pada masa yang akan datang, sehingga dapat dipertimbangkan langkah apa yang harus yang diambil terhadap kepemilikanya dalam perusahaan tersebut.

Bagi kreditur dan calon kreditur perlu mempelajari atau menganalisa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan atau menolak pemberian kreditur kepada perusahan tersebut.

Investor atau calon investor berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan agar lebih mudah mempertimbangkan dalam menginventasi modalnya

diperusahaan tersebut. Bagi pemerintah dimana perusahaan itu beroperasi sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan seperti Dirjen Pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan, 2002 : 4) tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, suatu perusahaan yang bermaanfat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan erkonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

c. Laporan keuangan juga menujukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggunjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar dapat mereka mengambil keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual inventasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK N0. 45 (2004 : 45) secara rinci tujuan dari laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai :

a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi. b. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan

sifat aktiva bersih.

c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu periode dan hubungan antara keduanya.

d. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman dan factor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.

3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Jenis-jenis laporan keuangan yang terdapat dalam Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 45 (2004 : 4) mengharuskan Organisasi Nirlaba untuk menyediakan laporan lengkap yang meliputi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan suatu kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakai sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan mengenai laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan :

a. Laporan Posisi Keuangan

Menurut PSAK No. 45 (2004 : 10) menyatakan tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsure-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak-pihak lain untuk menilai :

1. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan

2. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal

Dan lebih lagi laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus menyajikan total aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih.

Klasifikasi aktiva dan kewajiban pada posisi laporan keuangan menurut PSAK No. 45 (2004 : 12) menyatakan Laporan Posisi Keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut biasanya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva dalam kelompok yang homogen, seperti :

a. kas dan setara kas

b. piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain c. persediaan

d. sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar dimuka e. surat berharga/efek dan investasi jangka panjang

f. tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang harus disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanent, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanent atau temporer diunkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

b. Laporan Aktivitas

Menurut PSAK No. 45 (2004 : 19) menyatakan tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :

1. pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan aktiva bersih

2. hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain

3. bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program dan jasa, informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam satu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanent, terikat temporer, dan tidak terikat dalam satu periode. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanent, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalah hal sumbangan terikat yang pembatasanya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali penggunaanya dibatasi.

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aktiva bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aktiva bersih, organisasi dapat mengklasifikasikan unsure-unsurnya menurur kelompok operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

Informasi pendapatan dan beban menurut PSAK No. 45 (2004 : 21) menyatakan laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan

syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasehat investasi, diungkapkan atas catatan laporan keuangan.

c. Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No. 2 (2004 : 3) menyatakan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa sepan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan perubahan yang sama.

Menurut PSKA No. 45 (2004 : 12) Tujuan utama arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSKA No. 2 dengan tambahan sebagai berikut :

1. Aktivitas pendanaan yang terdiri dari :

a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaanya dibatasi untuk jangka panjang

b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment) c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang. 3. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non

kas yang berupa sumbangan seperti bangunan atau aktiva inventasi d. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah catatan mengenai laporan keuangan yang berhubungan dengan Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas.

4. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan

Salah satu cara untuk melakukan analisa keuangan adalah dengan cara mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos dalam laporan keuangan. Hubungan antara pos-pos tersebut dinyatakan dengan angka yang disebut dengan rasio. Rasio-rasio ini penting bagi analisa interen maupun eksteren dalam menilai perusahaan dari laporan keuangan yang diumumkan oleh perusahaan.

Menurut Djarwanto (2001:123) yang dimaksut dengan rasio analisis laporan keuangan adalah “suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsure dengan unsur lainya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:253) “ rasio hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatika term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial”

Analisa rasio keuangan merupakan alat yang penting dan berguna bagi manajer keuangan maupun pihak-pikah lain di luar perusahaan. Bagi manajer keuangan analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja yang telah dicapai perusahaan, yang pada giliranya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan pengendalian. Weston (1981:74) mengatakan “ Financial ratio analysis implementation strategy basic to understanding and evaluating the reselt of bussines operations. It also provides a framework for financial planning and control”

Berkaitan dengan pernyataan tersebut Weston menambahkan bahwa perencanan yang baik adalah kunci sukses manajer keuangan. Perencanaan keuangan itu sendiri dapat dibuat dalam berbagai bentuk, namun yang terpenting adalah bahwa setiap perencanaan yang baik haruslah memperhitungkan kelemahan dan kekuatan yang ada dalam perusahaan. Kekuatan perusahaan harus dipahami agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, sedangkan kelemahan harus diketahui agar dapat diperbaiki. Setelah melakukan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan, seorang manajer keuangan dapat membuat rencana kebutuhan sumber daya untuk masa yang akan datang sesuai dengan perkiraan dan angaran yang tersedia. Kekuatan dan kelemahan perusahaan ini dapat diketahui melalui analisis rasio-rasio keuangan perusahaan. Oleh karena itu suatu

perencanaan khusus dibidang keuangan sebaiknya dimulai dengan melakukan analisis rasio keuangan.

Pentingnya analisis rasio keuangnan juga digunakan untuk mendapatkan tolak ukur tertentu. Tolak ukur tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja suatu perusahaan pada tahun-tahun tertentu dengan kinerja tahun-tahun sebelum dan sesudah atau membandingkan kinerja perusahaan lain dari industri yang sama. Selain digunakan oleh pihak interen perusahaan, analisis rasio keuangan juga sangat berguna untuk pihak di luar perusahaan dimasa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan usaha, untuk menganalisa kredit dan dalam analisis efek (saham dan obligasi). Dalam analisa kredit membantu manajer kredit menentukan dengan cepat perusahaan-perusahaan mana yang sebaiknya segera diberikan kredit. Dalam analisis efek, analisis rasio keuangan dapat membantu calon investor melakukan penilaian potensi keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.

Gibson (1989:120) menekankan penggunaan analisis rasio keuangan dalam mengidentifikasikan perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu, menghitung besarnya perubahan tersebut, menganalisis keterkaitan antara perubahan tersebut, serta menyediakan alasan-alasan yang mendasari perubahan tersebut.

Rasio keuangan memberikan dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting berkaitan dengan kesehatan keuangan perusahaan, antara lain :

a. Bagaimana likuidasi perusahaan? likuadasi berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segenap hutang atau kewajiban dan

mengkonversikan aktiva menjadi kas. Faktor ini jelas sangat penting bagi kreditur-kreditur perusahaan

b. Apakah manajemen menghasilkan cukup keutungan dari aktiva perusahaan? Karena tujuan utama pembelian aktiva adalah menciptakan keuntungan, analisis perlu memiliki pedoman atas tingkat keuntungan perusahan

c. Bagaimana manajemen perusahaan membiayai investansi? keputusan ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat hasil bagi para pemegang saham umum.

d. Apakah pemegang saham umum menerima laba yang cukup dari investasinya? Tugas manajer keuangan adakah memksimalkan nilai dari saham umum perusahaan dan bagian laba/keuntungan bagi para investor. Tingkat hasil itu sendiri merupakan pertimbangan pokok para investor dalam membeli saham perusahaan.

5. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan PKBL di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat digunakan dengan menggunakan beberapa rasio, setiap rasio memiliki tujuan dan mengandung arti tertentu. Setiap rasio diukur dan diinterprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berdasarkan sumber datanya darimana rasio tersebut dibuat, Bambang Riyanto (2001: 254) membedakan rasio-rasio itu menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Rasio neraca (balanced rations) yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca. Misalnya rasio lancer (current ratio), rasio cepat

(quick ratio), rasio modal sendiri dengan hutang jangka panjang dari lain sebagainya.

b. Rasio-rasio laporan rugi laba (income statement rations), yaitu rasio-rasio yang disusun dari laporan rugi laba. Misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, operating ratio dan lain-lain.

c. Rasio-rasio antar laporan (interrstatement rations) yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca maupun laba rugi. Misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dan lainya sebagainya.

Namun dalam penganalisaan rasio keuangan yang terdapat pada PKBL menggunakan analisa komparatif atau yang lebih dikenal dengan sebutan analisa perbandingan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999 : 227) menyatakan bahwa Analisa Perbandingan adalah teknik analisa laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk anka perbandingan atau rasio.

Tujuan analisa perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini, kita dapat membandingkannya dengan angka-anka keungan tahun lalu, angka laporan keuangan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio normative sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui :

1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal) yang dalam penelitian ini diambil laporan keuangan tahun 2005 dan dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2006

2. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik

3. Perbandingan dengan angka-angka industri yang berlaku (Industri Norm). 4. Perbandingan dengan budget (anggaran)

5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam perusahaan.

6. Keterbatasan Rasio Keuangan

Meskipun analisa rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan, namun di dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown (1999 : 511) memiliki keterbatasan sebagai berikut :

a. Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah perusahaan bergerak di bidang macam sektor industri atau usaha.

b. Anga rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat umum sifatnya sehingga sebelum tentu cocok dijadikan bahan perbandingan secara spesifik.

Dari keterbatasan analisis keuangan di atas dapat kita uraikan sebagai berikut :

1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebgai

bahan pertimbangan yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda.

2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun pada kenyataannya setengahnya akan berada dibawah dan setengahnya lagi diatas rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah dapat dinyatakan baik. Bagi menargetkan prestasi tinggi patokan terbaik adalah perusahaan dengan rasio yang sangat baik.

3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di neraca seringkali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh lagi karena inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya perusahaan dari tahun ketahun atau analisis komperatif atau perusahaan-perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterprestasikan secara cermat dan penuh dengan pertimbangan.

4. Faktor-faktor musiman juga yang menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio. Misalnya, rasio perputaran persediaan bagi pabrik pengolah makanan akan sangat berbeda apabila angka persediaan persis seteh proses pengalengan selesai. Masalah ini dapat diperkecil dengan menggunakan persediaan bulanan rata-rata dalam menghitung persedian rata-rata.

5. Perusahaan dapat mengunakan teknik “window dressing” agar laporan

Dokumen terkait