• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

2. Keutamaan dan Manfaat Membaca Al-Qur’an

Menurut Az Zuhaili dalam Ensiklopedia Akhlak Muslim, bahwasanya al-Qur’an adalah sumber kebaikan dan kebahagiaan. Al-Qur‟an adalah petunjuk mencapai keselamatan dan penyelamatan. Tidak seorang pun dari

24 Kutubut Tis‟ah Shahih Muslim, Shalatnya musafir dan penjelasan tentang qashar, bab: Keutamaan membaca Al-Qur‟an dan surat al Baqarah. (Pustaka Islam, nomor 1337)

kalangan muslim, pria ataupun wanita yang tidak memerlukan al-Qur’an. Dengan al-Qur’an, seseorang memiliki jawaban atas pertanyaan halal dan haram. Di dalam al-Qur’an dijelaskan masalah peribadatan, muamalat, adab dan akhlak, dorongan meningkatkan amal saleh, peneguhan pilar-pilar iman, peringatan menjauhi dosa maksiat dan kemalasan, berita dari masa depan yang akan dihadapi umat manusia di akhirat.25

Dalam Al-Qur’an dan Tafsirnya dijelaskan bahwa di dalam al-Qur’an terdapat pembelajaran mengenai ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Al-Qur’an terjamin kesuciannya, hanya malaikat al-Muqarrabiin yang pernah menyentuhnya dari Lauh Mahfuz, yaitu malaikat Jibril.26

Berikut merupakan keutamaan dan manfaat membaca al-Qur’an: a. Sebagai Petunjuk/Pedoman Hidup bagi Manusia

Berdasarkan pernyataan Az Zuhaili di atas, al-Qur’an memiliki keutamaan dan manfaat sebagai petunjuk bagi umat manusia. Dalam menjalani kehidupan, manusia sering dihadapkan pada suatu permasalahan antara yang baik dan yang buruk, halal dan haram, dan permasalahannya pun berbeda-beda, ada permasalahan tentang ibadah, hubungan sosial, adab dan akhlak, amal shaleh, keimanan, dan sebagainya, semua terdapat penjelasannya di dalam al-Qur’an.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Isra ayat 9-10 sebagai berikut:

ِ ََٰحِلََّٰصلٱ َنوُلَمۡعَ ي َنيِذَّلٱ َينِنِمۡؤُمۡلٱ ُر ِ شَبُ يَو ُمَوۡ قَأ َيِه ِتَِّلِل يِد ۡهَ ي َناَءۡرُقۡلٱ اَذََٰه َّنِإ

اًرۡجَأ ۡمَُلَ َّنَأ

اًيِْبَك

٩

ۡعَأ ِةَرِخٓۡلۡٱِب َنوُنِمۡؤُ ي َلَ َنيِذَّلٱ َّنَأَو

اًميِلَأ ًا اَذَع ۡمَُلَ َنَۡدَت

٧١

“Sungguh, al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada yang paling lurus, menyampaikan berita gembira untuk orang-orang mukmin yang

25 Wahbah Az Zuhaili, Ensiklopedia Akhlak Muslim. (Jakarta: Mizan Media Utama, cet.1, 2013), h.226

26 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi Yang Disempurnakan), loc.cit, h.654.

mengerjakan amal shaleh bahwa sungguh (telah disiapkan) untuk mereka pahala yang besar. Dan sungguh orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat telah kami siapkan untuk mereka siksaan yang pedih.” (Q.S. Al- Isra’ 9-10)

Menurut Yani dalam 160 Materi Dakwah Pilihan bahwasanya al- Qur’an memiliki fungsi sebagai petunjuk. Jika manusia hidup di bawah naungan al-Qur’an, maka ia akan terbimbing dan terhindar dari kesesatan.27 Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 185 sebagai berikut:

ُناَءۡرُقۡلٱ ِهيِف َ ِزنُأ ٓيِذَّلٱ َناَضَمَر ُرۡهَش

ََٰنِ يَ بَو ِساَّنلِ ل ىًدُه

ِناَقۡرُفۡلٱَو َٰىَدُۡلَٱ َنِ م

...

٧١٥

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur‟an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan- penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil…).28

Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim, setiap muslim dianjurkan untuk membacanya serta memahami isi dari kandungan ayat tersebut. Maka dari itu, perlu bagi kita untuk mempelajari al-Qur’an, baik belajar membaca, menulis maupun mempelajari isi dari kandungan al-Quran tersebut.

b. Sebagai Pembawa Kebahagiaan

Dalam Al-Qur‟an dan Tafsirnya, dijelaskan bahwa Allah swt. telah berfirman dalam QS. Al Waqi‟ah ayat 77, bahwa al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang mengandung faedah dan manfaat yang begitu besar. Al-

Qur’an berisi petunjuk hidup bagi manusia yang membawa kebahagiaan,

27 Ahmad Yani, 160 Materi Dakwah Pilihan, (Jakarta: Al Qalam, 2006, cet.6), h.69 28 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an Terjemah dan Tajwid, (Bandung: PT. Cordoba Internasional Indonesia), cet.1, 2012), h.28

baik di dunia maupun di akhirat. Setiap manusia yang membaca al-Qur’an akan dinilai pahala oleh Allah Swt.29

ۥُهَّنِإ

ٌيِرَك ٌناَءۡرُقَل

١١

“Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia.” (Q.S. Al-Waqiah: 77) 30

Al-Qur’an mengandung berbagai macam unsur hidayah yang menjamin kebahagiaan manusia baik lahir maupun batin, baik di dunia maupun di akhirat jika manusia mampu mengamalkannya secara ikhlas, konsisten dan menyeluruh (kaffah).31

Al-Qur’an bukan kitab ilmiah, karena ia adalah kitab petunjuk bagi kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun, kandungan al-Qur’an berisi berbagai petunjuk yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan isyarat- isyarat ilmiah yang dikemukakan al-Qur’an secara singkat tetapi sarat makna.32

Kedatangan al-Qur’an membawa kebahagiaan bagi kaum Arab. Sebelum turunnya al-Qur’an, bangsa Arab merupakan bangsa yang jauh dari peradaban. Kehidupannya keras, watak masyarakatnya pun kasar- kasar. Tetapi dengan adanya Rasulullah dan tuntunan al-Qur’an, bangsa Arab menjadi pemimpin berbagai bangsa.

Az Zuhaili menjelaskan dalam Ensiklopedia Akhlak Muslim: Berakhlak terhadap Sang Pencipta, bahwasanya orang-orang Arab begitu bangga karena al-Qur’an turun menggunakan bahasa mereka. Sehingga

al-Qur’an menjadi faktor kejayaan dan ketinggian mereka. Mereka pernah

29

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), loc.cit, h.654

30

Kementerian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur‟an dan Terjemahan, loc.cit, h.538

31 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), loc.cit, h.9

32

menjadi pemimpin berbagai bangsa dan Allah mengangkat derajat mereka dengan turunnya al-Qur’an.

c. Sebagai Penawar atau Obat

Al-Qur’an memiliki keutamaan sebagai penawar atau obat bagi manusia. Dalam Al-Qur’an dan Tafsirnya, dijelaskan bahwa Allah Swt. menurunkan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai obat dari penyakit hati, yaitu kesyirikan, kekafiran, dan kemunafikan.33

Berkaitan dengan keutamaan al-Qur’an sebagai penawar/obat, terdapat firman Allah Swt. dalam surat Al-Isra’ ayat 82 sebagai berikut:

ِناَءۡرُقۡلٱ َنِم ُ ِ زَ نُ نَو

ٌةَۡحَۡرَو ٌءٓاَفِش َوُه اَم

َينِمِلََّٰظلٱ ُديِزَي َلََو َينِنِمۡؤُمۡلِ ل

اًراَسَخ َّلَِإ

١٢

“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Isra’ : 82)34

Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah, umat Islam menjadi pemimpin, penguasa dunia, dan menjadi umat yang disegani. Pada masa tersebut, umat Islam memiliki perhatian besar pada al-Qur’an. Negeri mereka menjadi pusat ilmu pengetahuan, peradaban, dan perdagangan dunia. Umat Islam juga pernah hidup makmur dan bahagia.35

Namun kemudian banyak dari mereka yang mengabaikan al- Qur’an. Ajaran-ajaran al-Qur’an tidak lagi diperhatikan. Sehingga umat Islam menjadi terbelakang hingga sekarang ini. Umat Islam awalnya

33

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), op.cit, h.532

34

Kementerian Agama Republik Indonesia Mushaf Al-Qur‟an dan Terjemahan, loc.cit, h.291

35

menaruh perhatian besar pada al-Qur’an sehingga dapat terbebas dari kebodohon.

Hal ini memperingatkan kepada kamu muslimin bahwa jika seseorang berpegang teguh pada ajaran al-Qur’an, maka ia akan terbebas dari berbagai penyakit. Seperti sifat zalim (ingkar, syirik, munafik), cinta dunia, tunduk pada hawa nafsu.

Al-Qur’an menyucikan jiwa seorang muslim dengan akidah tauhid yang menyelamatkan mereka dari perbudakan hawa nafsu dan syahwat, agar mereka menjadi hamba Allah yang ikhlas dan hanya tunduk kepada- Nya.36

d. Sebagai Penambah Pahala

Rasulullah Saw. menyatakan keutamaan dan kelebihan membaca al-Qur’an dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut:

دريَ بُع ُنربا َ اَق َةَناَوَع ِبَِأ رنَع اًعيَِجَ ُّيَِبَُغرلا دريَ بُع ُنرب ُدَّمَُمَُو ديِعَس ُنرب ُةَبر يَ تُ ق اَنَ ثَّدَح

وُبَأ اَنَ ثَّدَح

َشِه ِنرب ِدرعَس رنَع َفَروَأ ِنرب َةَراَرُز رنَع َةَداَتَ ق رنَع َةَناَوَع

َّلَل ََِّّا ُ وُسَر َ اَق ر َلاَق َةَشِئاَع رنَع ما

َ يَو َنآررُقرلا ُأَررقَ ي يِذَّلاَو ِةَرََبَرلا ِماَرِكرلا ِةَرَفَّسلا َعَم ِنآررُقرلِا ُرِهاَمرلا َمَّلَسَو ِهريَلَع ََُّّا

َوُهَو ِهيِف ُعَترعَ تَ ت

َّمَُمُ اَنَ ثَّدَح و ِناَررجَأ ُهَل ٌّقاَش ِهريَلَع

اَنَ ثَّدَح و ح ديِعَس رنَع يِدَع ِبَِأ ُنربا اَنَ ثَّدَح َّنََّثُمرلا ُنرب ُد

َنرسِرلۡا اَذَِبِ َةَداَتَ ق رنَع اَُهُ َلَِّك ِيِئاَوَ ترسَّدلا ماَشِه رنَع ٌعيِكَو اَنَ ثَّدَح َةَبر يَش ِبَِأ ُنرب ِرركَب وُبَأ

َ اَق و ِدا

ُأَررقَ ي يِذَّلاَو عيِكَو ِثيِدَح ِفِ

ِناَررجَأ ُهَل ِهريَلَع ُّدَترشَي َوُهَو

.

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Muhammad bin Ubaid Al Ghubari semuanya dari Abu 'Awanah – Ibnu

36

Manna Khalil Al Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an oleh Mudzakir AS. (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), h.393.

Ubaid - berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Zurarah bin Aufa dari Sa'd bin Hisyam dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang mahir membaca Al-Qur‟an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca al- Qur’an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala." Dalam jalur lain; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi dari Sa'id dan diganti dengan jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Hisyam Ad Dastawa'i keduanya dari Qatadah dengan isnad ini. Dan ia berkata dalam haditsnya Waki'; "Dan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim)37

رعَ تَ تَ يَو َنآررُقرلا ُأَررقَ ي يِذَّلاَو ِةَرََبَلا ِماَرِكلا ِةَرَفَّسلا َعَم ِهِب ٌرِهاَم َوُهَو َنآررُقلا ُأَررقَ ي يِذَّلا

ِهريَلَع َوُهَو ِهيِف ُعَت

ِناَررجأ ُهَل ٌّقاَش

“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir maka nanti akan bersama-sama dengan para malaikat yang mulia lagi taat. Sedang orang yang membaca al-Qur’an dan ia merasa susah di dalam membacanya tetapi ia selalu berusaha maka ia mendapat dua pahala”38

37

Kutubut Tis‟ah Shahih Muslim, Shalatnya musafir dan penjelasan tentang qashar, bab Keutamaan orang yang mahir dalam membaca Al-Qur‟an dan orang yang terbata-bata (Pustaka Islam, nomor 1329)

38

Muslich Shabir, Terjemah Riyadhus Shalihin II. (Semarang: PT.Karya Toha Putra, 2004), h. 54.

َُمَُو ديِعَس ُنرب ُةَبر يَ تُ ق اَنَ ثَّدَح

وُبَأ اَنَ ثَّدَح دريَ بُع ُنربا َ اَق َةَناَوَع ِبَِأ رنَع اًعيَِجَ ُّيَِبَُغرلا دريَ بُع ُنرب ُدَّم

َل ََِّّا ُ وُسَر َ اَق ر َلاَق َةَشِئاَع رنَع ماَشِه ِنرب ِدرعَس رنَع َفَروَأ ِنرب َةَراَرُز رنَع َةَداَتَ ق رنَع َةَناَوَع

َّل

َّلَسَو ِهريَلَع ََُّّا

َوُهَو ِهيِف ُعَترعَ تَ تَ يَو َنآررُقرلا ُأَررقَ ي يِذَّلاَو ِةَرََبَرلا ِماَرِكرلا ِةَرَفَّسلا َعَم ِنآررُقرلِا ُرِهاَمرلا َم

َ ثَّدَح و ح ديِعَس رنَع يِدَع ِبَِأ ُنربا اَنَ ثَّدَح َّنََّثُمرلا ُنرب ُدَّمَُمُ اَنَ ثَّدَح و ِناَررجَأ ُهَل ٌّقاَش ِهريَلَع

اَن

َنرسِرلۡا اَذَِبِ َةَداَتَ ق رنَع اَُهُ َلَِّك ِيِئاَوَ ترسَّدلا ماَشِه رنَع ٌعيِكَو اَنَ ثَّدَح َةَبر يَش ِبَِأ ُنرب ِرركَب وُبَأ

َ اَق و ِدا

ناَررجَأ ُهَل ِهريَلَع ُّدَترشَي َوُهَو ُأَررقَ ي يِذَّلاَو عيِكَو ِثيِدَح ِفِ

) .

هاور

راخبلا

ي

(

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Muhammad bin Ubaid Al Ghubari semuanya dari Abu 'Awanah - Ibnu Ubaid - berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Zurarah bin Aufa dari Sa'd bin Hisyam dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang mahir membaca al-Qur’an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca al-Qur’an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala." Dalam jalur lain; telah

menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah

menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi dari Sa'id dan diganti dengan jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Hisyam Ad Dastawa'i keduanya dari Qatadah dengan isnad ini. Dan ia berkata dalam haditsnya Waki'; "Dan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia kesulitan dalam

membacanya, maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari)39

Hadits pertama menjelaskan bahwa orang membaca al-Qur’an dengan pandai, maka akan bersama-sama dengan malaikat yang mulia dan taat. Sedangkan orang yang membaca al-Qur’an namun kurang pandai, maka akan tetap mendapatkan dua pahala. Dijelaskan dalam Tanbihul Ghafilin: Nasehat Bagi yang Lalai, bahwa setiap huruf bacaan al-Qur’an

39

Kutubut Tis‟ah Shahih Bukhari, Keutamaan Al-Qur‟an, bab: Iri dengan Ahli Al-Qur‟an. (Pustaka Islam, nomor 4637)

bernilai sepuluh kebaikan. Contohnya huruf alif bernilai sepuluh, lam bernilai sepuluh dan mim bernilai sepuluh.40

Dari hadits di atas, seseorang diperbolehkan merasa iri di hatinya kepada dua hal, yaitu kepada orang yang mampu membaca dan memahami al-Qur’an, dan orang yang membaca serta mengamalkannya di setiap waktu.

Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam yang menjadi kebutuhan bagi setiap umat muslim. Banyak ilmu dan pelajaran penting yang dapat diambil dari al- Qur’an. Sehingga seluruh umat muslim yang ada di muka bumi dianjurkan untuk membaca, mempelajari, dan mengamalkannya.

Dokumen terkait