• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUTAMAAN MAQOM PENGHAMBAAN (MAQOM’UBUDIYYAH)

Dalam dokumen Kitab Tanwirul Qulub (Halaman 38-41)

SEBAB-SEBAB TIDAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)

KEUTAMAAN MAQOM PENGHAMBAAN (MAQOM’UBUDIYYAH)

Ketahuilah, kedudukan paling mulia yang diberikan kepada manusia adalah sebagai Hamba. seluruh kedudukan lainnya hanyalah seperti pelayan bagi kedudukan ini. dalilnya adalah firman Alloh, “Maha Suci Alloh yang telah menjalankan Hamba-Nya dimalam hari”. “serta apa yang Kami turunkan kepada Hamba Kami”. “ Kaaf Haa Yaa ‘aiin shood. penuturan tentang rohmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakariyya”. “Bahwa tatkala hamba Alloh (Muhammad) berdiri menyembah-Nya”. ketika Rosulullha diberi pilihan, menjadi Nabi sekaligus Raja atau Nabi sekaligus hamba, ia memilih kedudukan hamba yang mengabi kepada Alloh. itulah dalil bahwa kedudukan hamba itu adalah kedudukan yang paling mulia dan paling agung.

Nabi saw. bersabda, “Aku hanyalah hamba. Aku tidak makan sambil bersandar. akan tetapi Aku hamba Alloh yang makan seperti hamba lainnya makan”. Nabi juga bersabda, “Aku adalah pemimpin anak Adam dan tidak ada kebanggan”. menurut Syeikh Abu al-Abbas ra. arti hadits ini adalah “Aku tidak bangga dengan kepemimpinan itu. aku hanya bangga menjadi Hamba Alloh swt. untuk itulah manusia di ciptakan”. Alloh berfirman, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.

Ibadah adalah bentuk lahir pengabdian dan penghambaan adalh ruhnya. apabila kau telah memahami hal ini, ketahuilah bahwa ruh dan hakikat penghambaan adalah tidak ikut mengatur dan tidak menentang takdir Tuhan. jadi jelas, penghambaan adalah tidak mengatur dan memilih bersama Rububiyah-Nya. penghambaan sebagai kedudukan yang paling mulia hanya bisa dicapai dengan sikap tidak ikut mengatur. jadi seorang hamba semestinya berserah diri sepenuhnya kepada Alloh dan terus berusaha mencapai tingkatan yang paling sempurna dan paling mulia.

Diriwayatkan bahwa Rosululloh saw. mendengar Abu Bakar membaca Al-Qur’an dengan suara pelan, sementara Umar membacanya dengan suara keras. Rosululloh saw. bertanya kepada Abu Bakar, “mengapa kau merendahkan suaramu? ia menjawab, “ Dia yang ku seru mendengar suaraku”. lalu kepada Umar, Rosululloh bertanya, “Mengapa kau meninggikan suaramu?” ia menjawab, “Untuk menghilangkan kantuk dan mengusir syetan”. mendengar jawaban itu, Rosul mengatakan kepada Abu Bakar, “Tinggikan suaramu sedikit”. dan kepada Umar, “Rendahkan suaramu sedikit”. menurut Syeikh Abu-al Abbas ra. Rosululloh ingin agar masing-masing keluar dari keinginannya sendirimenuju keinginan Rosululloh saw.”

Pahamilah hadits diatas dengan baik. dari sana dapat diketahui bahwa keluar dari kehendak sendiri merupakan ibadah terbaik. pasalnya, ketika ditanya Rosululloh, Abu Bakar dan Umar ra. menjelaskan maksud masing-masing. kemudian Rosululloh mengeluarkan mereka dari aapa yang mereka kehendaki untuk diri mereka. meskipun maksudnya baik, menuju pilihan Rosululloh saw.

Kisah tentang Bani Israil

Perlu diketahui bahwa ketika Bani Israil terdampar di padang pasir, Alloh telah memilihkan untuk mereka rizki mereka yang berupa minuman sejenis madu dan makanan sejenis burung puyuh (manna dan salwa). Minuman itu keluar dengan mudah dari mata air. namun, karena dasar mereka babal, mereka akan tetap bebal. mereka mengabaikan pengaturan Alloh swt. dan meminta sesuatu yang biasa mereka makan. mereka berkata : “Mintakan kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia mengeluarkan apa yang ditumbuhkan bumi berupa sayyur-sayuran, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. Musa berkata, ‘apakah kalian akan menggantikan sesuatu yang lebih baik dengan sesuatu yang lebih rendah?! Pergilah kesebuah kota, pasti kalian akan memperoleh apa yang kalian minta.’ akhirnya mereka ditimpa kehinaan dan kenistaan serta mendapat murka Alloh”.

mereka mandapatkan akibat buruk semacam itu dikarenakan meninggalkan pilihan Alloh yang sesuai bagi mereka dan mementingkan pilihan mereka sendiri. karenanya dengan nada mengejek mereka ditanya, “apakah kalian akan menggantikan sesuatu yang lebih baik dengan sesuatu yang lebih rendah? Pergilah kesebuah kota ” secara lahiriyyah, ayat ini bisa ditafsirkan, “kalian mau menggantikan minuman yang manis dan burung yang sangat lezat dan didapat dengan

mudah dengan bawang putih, bawang merah, dan adas?. Dan makna hakikatnya, “kalian mau menggantikan kehendak Alloh untuk kalian dengan kehendak kalian sendiri? kalian ingin menggantikan sesuatau yang lebih baik, yaitu kehendak Alloh untuk dirimu, dengan sesuatu yang lebih rendah, yaitu apa yang kalian inginkan? pergilah kesebuah kota. apa yang kalian inginkan hanya bisa kalian dapatkan di perkotaan. makna hakiki penggalan ayat ini adalah, “Turunlah dari langit kepasrahan dan baiknya pilihan Kami untuk diri kalian kenegeri tempat pengaturan dan pilihanmu sendiri yang teramat nista dan hina. kalian layak mendapat tempat itu, karena kalian telah ikut memilih dan mengatur bersama alloh.”

Seandainya umat ini terdampar, tentu mereka tidak akan berkata seperti Bani Israil karena terangnya mereka dan lapangnya jiwa mereka. tidakkah kau melihat bagaimana Bani israil sejak awal telah berkata kepada Musa as. yang menjadi sebab mereka terdampar?. “Pergilah kau berperang beritahu Tuhanmu. kami akan duduk menanti disini”. dan tanpa malu, mereka akhirnya berkata, “Mintakan kepada Tuhanmu untuk kami”. Di awal mereka enggan melaksanakan perintah Alloh dan diakhir mereka memilih untuk dirinya sendiri, bukan mengikuti pilihan Alloh. begitu banyak perbuatan mereka yang menunjukkan betapa jauhnya mereka dari sumber hakikat.

Karakter mereka itu juga tampak pada ucapannya, “Perlihatkan Alloh kepada kami secara nyata”. juga ucapan mereka kepada Musa as. sesudah itu, ketika kaki mereka belum kering dari air laut, yang dibelah oleh Alloh, sehingga mereka bisa menyeberang ketika dikejar oleh kaum penyembah berhala. mereka berkata, “Wahai Musa, buatlah untuk kami Tuhan(berhala), sebagaimana mereka memiliki sejumlah tuhan(berhala)”. keadaan mereka itu persis seperti yang dikatakan Musa as. “Kalian ini adalah kaum yang tidak mengetahui”.

Alloh berfirman, “Ingatlah ketika Kami mengangkat bukit keatas mereka seakan-akan bukit itu awan yang menaungi dan mereka yakin bukit itu jatuh menimpa mereka, (Kami katakan kepada mereka,) ‘Peganglah dengan Teguh apa yang kami berikan kepada kalian”.

sementara untuk umat ini, Alloh telah mengangkat diatas hati mereka bukit kehebatan dan keagungan, dan mereka memgang kitab suci dengan kekuatan iman. mereka memiliki pendirian yang teguh. mereka tidak menyembah anak sapi dan sejenisnya. sebab Alloh swt. berfirman, “Kalian adalah Umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia”. dan firman Alloh,“Demikianlah Kami jadikan kalian umat pertengahan”. yakni umat yang baik dan lurus.

Dalam dokumen Kitab Tanwirul Qulub (Halaman 38-41)

Dokumen terkait