• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kitab Tanwirul Qulub

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kitab Tanwirul Qulub"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

MUQADDIMAH

Segala puji bagi Alloh, yang mengurusi semua makhluk dengan sendiri, yang satu dalam hukum dan kehendak, Raja yang "{ Tidak ada segala sesuatu yang menyerupai-Nya, dan Dia Dzat yang maha mendengar lagi Maha melihat}", yang dalam kerajaan-Nya tidak ada mentri/pembantu. Raja yang tidak mengeluarkan dari kerajaannya yang besar ataupun yang kecil, yang kesempurnaan sifat-Nya disucikan dari penyerupaan dan penglihatan, dan kesempurnaan Dzat-Nya di bersihkan dari perumpamaan dan gambaran, Dzat yang maha mengetahui, yang tidak ada yang samar/rahasia bagi-Nya apa yang ada dalam hati.

Dia Maha Berilmu, ilmu-Nya meliputi awal dan akhir segala urusan. Dia Maha mendengar, Tak ada yang luput dari pendengaran-Nya baik yang nyaring/keras ataupun yang samar. Dia Maha memberi Rizki, yang terus menerus melimpahi makhluk-Nya dengan bahan makanan. Dia Maha Tegak, yang mencukupi seluruh makhluk dalam semua keadaan mereka. Dia maha Pemberi, yang menganugerahi setiap jiwa keberlangsungan kehidupannya. Dia Maha Kuasa, Kepada-Nya seluruh manusia kembali setelah kematiannya. Dia Maha Menghitung, Dia akan memberi balasan kepada manusia yang datang membawa amal kebaikan dan keburukannya.

Maha suci Alloh yang telah memberi kebaikan kepada hamba-hamba-Nya sebelum mereka ada/wujud. Dia mencukupi rezeki mereka, baik ketika mereka mengkui ataupun ketika membangkang. dan Dia menggenapi semua yang wujud dengan karunia pemberian-Nya. Keberadaan-Nya menjaga keberadaan semesta alam melalui bentangan keabadian-Nya, yang tampak lewat hikmah-Nya di bumi dan kekuasaan-Nya di langit.

Aku bersaksi, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Alloh. Dzat yang esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Inilah kesaksian seorang hamba yang pasrah pada ketentuan-Nya, yang menerima selaksa hokum dan keputusan-Nya.

Aku juga bersaksi sesungguhnya sayyidina Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang dimuliakan atas seluruh nabi, yang dilimpahi anugerah dan karunia-Nya, satu-satunya yang menjadi pembuka dan penutup, dan yang memberikan syafaat kepada semua hamba ketika Alloh mengumpulkan mereka untuk menghadapi keputusan-Nya. Semoaga Alloh mencurahkan sholawat dan salam kepadanya, dan kepada semua para nabi-Nya, keluarganya, dan para sahabat yang tetap setia kepadanya.

(2)

‘Amma Ba’du: Ketahuilah, hai saudaraku ! Alloh telah menjadikn mu kedalam golongan orang yang mencintai-Nya, dan meng-anugerahimu dengan kedekatan kepada-Nya, dan memberimu minuman para kekasih-Nya,dan menyelamatkanmu lewat hubungan yang tak terputus dari-Nya, dan mengaitkan mu dengan para hamba yang terhubung dengan-Nya. Dengan cahaya manifestasi-Nya Dia pecahkan kekerasan hati mereka, setelah mereka mengetahui bahwa Dia tak terjangkau mata dan tak terjamah akal. Dia bukakan taman kedekatan dan Dia hembuskan semerbak kedekatan hati mereka. Dia perlihatkan kepada mereka pengaturan-Nya yang telah berlaku atas mereka sehingga merekapun menyerahkan kendali kepada-Nya, Dia singkapkan kepada mereka kelembutan karunia penciptaan-Nya, sehingga mereka tidak menentang dan membangkang. Mereka pasrah dan bersandar kepada-Nya dalam selaksa perkara karena tahu bahwa seorang hamba tidak bisa mencapai ridho-Nya, kecuali dengan sikap ridho dan tidak akan mencapai penghambaan sejati kecuali dengan pasrah pada ketentuan-Nya. Mereka tidak disibukkan oleh segala sesuatu selain Dia. Merekapun tak tersentuh kotoran. Seorang dari merika bersyair :

Tak sekalipun mereka tersentuh bencana zaman **

dalam segala nesstapa mereka tetep punya kekang. Mereka tunduk pada keagungan-Nya, dalam setiap ketentuan yang berlaku mereka senantiasa pasrah paada segala hokum-Nya sikap mereka sesuai dengan ungkapan syair :

Semua ketentuan-Nya berlaku atas dirimu **

sedang jiwamu hanya bisa tunduk dan patuh. Dan siapa saja yang ingin wushul kepada Alloh swt. Haruslah datang melalui pintu-Nya dan mencapai-Nya lewat keberadaan sebab-sebab-Nya. Setelah itu, jangan pernah berupaya ikut mengtur atau ikut campur dalam pengaturan dan ketentuan-Nya. Aku menulis kitab ini untuk menerangkan perkara itu. Aku member nama :

“AT-TANWIR FI ISQOTHI AT-TADBIR”

Semoga nama ini sesuai dengan isinya dan lafalnya sesuai dengan maknanya. Aku berdoa kepada Alloh semoga Dia menjadikan upaya ini sebagai amal yang ikhlas karena-Nya, semoga Dia menerimanya dengan karunnia-Nya, dan semoga bermanfaat bagi semua kalangan baik khusus

(3)

maupun awam, melalui kedudukan nabi Muhammad saw. Dia Maha Kuasa atas apa yang di kehendaki-Nya. Dan Dia mengabulkan permohonan hamba.

(4)

PENDAHULUAN

Alloh swt. Berfirman : “Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka berhukum kepadamu atas perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa berat menerima keputusanmu dan mereka menerima sepenuhnya.”

Alloh berfirman: “ Apakah manusia akan mendapatkan semua yang diinginkannya?. (tidak ) hanya milik Alloh kehidupan akhirot dan kehidupan dunia”.

Nabi saw. Bersabda : “Orang yang telah ridho Alloh sebagai Tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabinya sungguh telah merasakan nikmatnya Iman”.

Dalam hadits lain Beliau bersabda: “ Sembahlah Alloh dengan penuh keridhoan. jika tidak mampu, dengan kesabaranmu menerima apa yang kau benci kau akan mendapatkan kebaikan yang besar”.

Masih banya ayat dan hadits yang mengajarkan kita untuk tidak mengatur dan menentang ketentuan Alloh, baik berupa ungkapan yang jelas, maupun yang berupa petunjuk dan isyarat.

Seorang ‘Arif berkata: “Siapa yang tidak ikut mengatur, segala urusannya akan diaturkan untuknya”.

Syeikh Abu al-Hasan as-Syadzily ra. Berkata : “Jika memang harus ikut mengatur, maka aturlah untuk tidak ikut mengatur”. Beliau juga berkata : “Jangan sekali-kali ikut memilih dalam urusanmu. Pilihlah untuk tidak memilih. Larilah dari pilihanmu dan dari segala sesuatu menuju Alloh swt. Dialah yang menciptakan apa yang Dia kehendaki sekaligus memilihnya”.

Firman Allah dalam ayat yang pertama ya’ni : “Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka berhukum kepadamu atas perkara yang mereka perselisihkan.” Ayat ini menunjukkan bahwa iman sejati hanya bisa diraih oleh orang yang sepenuhnya berhukum kepada Alloh dan Rosul-Nya, baik dalam ucapan maupun perbuatan, dalam mengambil maupun meninggalkan, dalam mencintai maupun membenci. Seorang mukmin harus tunduk, termasuk dalam hukum taklif dan pengaturan. Hokum taklif adalah berbagai perintah dan larangan yang berkaitan dengan usaha dan perbuatan hamba.. sementara pengaturan adalah ketentuan dan keinginan Tuhan yang tidak bisa dielakkan. Jadi

(5)

jelas, hakikat iman hanya bisa diraih melalui dua hal, yaitu mengerjakan perintah-Nya dan menerima ketentuan-Nya.

Pada ayat itu Alloh swt. Tidak hanya mengaitkan iman dengan keharusan untuk berhukum kepada Nabi saw. Dan dengan kerelaan penuh untuk menerima segala keputusannya, namun Dia menekankan hal itu melalui sumpah-Nya dengan pemeliharaan-Nya yang khusus kepada Rosululloh saw. Dalam bentuk kasih saying, perhatian, pengistimewaan, dan penjagaan. Dalam ayat itu Alloh tidak mengatakan “Demi Tuhan”. Namun “Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka berhukum kepadamu atas perkara yang mereka perselisihkan” . Dalam ayat itu menegaskan sumpah sekaligus isi sumpah-Nya. Karena Alloh mengetahui kecenderungan jiwa manusia untuk menang dan mencari pembelaan, baik ketika dalam pihak yang benar maupun yang salah.

Karena itulah ayat diatas mengungkapkan pertolongan dan perhatian Alloh kepada Rosululloh saw. Alloh menjadikan Hukum Rosululloh menjadi hukum-Nya dan ketentuan Rosululloh menjadi ketentuan-Nya. Maka Alloh mewajibkan hamba untuk menerima dan mematuhi hukumnya. Seseorng tidak dianggap meng-imani terhadap ketuhanan-Nya sebelum ia mematuhi hokum dan keputusan Rosululloh saw.

Karena, sebagaimana firman Alloh swt: “ Dan (Muhammad) tidak berbicara dari hawa nafsunya. Namun, ia adalah wahyu yang diturunkan(kepadanya)”. Hukum Rosululloh merupakan hokum Alloh dan kepputusannya merupakan keputusan Alloh. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya: “ Orang-orang yang berjanji setia kepadamu, sebenarnya mereka berjanji setia kepada Alloh”. Ayat lain memperkuat penegasan itu “ Tangan Alloh di atas tangan mereka”.

Dalam ayat yang pertama (Demi Tuhanmu), sekaligus mengisyaratkan keagungan Rosululloh, melalui ungkapan ini Alloh menisbatkan Diri-Nya kepada Rosululloh, sebagaimana di tegaskan dalam ayat lain : “Kaaf haa yaa ‘aiin shood. Ingatlah rahmat Tuhanmu kepada hambanya Zakaria”.

Alloh swt. Menisbatkan nama-Nya kepada Nabi Muhammad saw,. Dan menisbatkan Zakaria kepada-Nya (‘abdahu). Maksudnya adalah agar kita mengetahui perbedaan kedudukan antara keduanya. Selain itu iman seorang hamba tidak bisa ditetapkan hanya melalui ketundukan lahiriyyahnya kepada hokum Rosululloh. Ada syarat lain yang harus di penuhi sehingga ia dikatakan Mukmin, yaitu tudak merasa berat hati menerima hukum Rosululloh baik hokum dan putusannya itubersesuaian

(6)

maupun bertentangan dengan hasratnya. Kerelaan penuh itu menjadi syarat karena rasa berat hati itu muncul dari ketiadaan cahaya dan adanya sesuatu selain Alloh dalam hatinya. Sedangkan orang mukmin tidak seperti itu, cahaya iman memnuhi relung-relung hatinya, luas dan lapang. Ia menjadi luas berkat cahaya Tuhan yang Maha luas dan Maha Mengetahui, yang terbentang lewat karunia-Nya sehingga ia siap menaati semua hokum-Nya dan pasrah menerima semua pembatalan dan penetapan-Nya. Kelembutan Alloh kepada Hamba ketika datang ketentuan-Nya.

(7)

Bab (1 A)

Alloh Memberi Kekuatan Pada Hamba Dalam Menerima

Kehendak-Nya

Faidah (Catatan Penting):

(Ketahuilah, jika Alloh hendak menguatkan hamba dalam menerima sesuatu yang Dia tetapkan atas dirinya, Dia akan menyelimutinya dengan cahaya sifat-Nya. Dengan bagitu liputan cahaya –Nya akan mendahului datangnya ketentuan-Nya. Karenanya ia menggantungkan diri kepada Tuhan, tidak bersandar kepada dirinya sehingga ia kuat dan bersabar memikul semua beban).

Jadi , liputan cahaya Tuhan membantu mereka dalam menghadapi ketentuan. Atau bisa dikatakan :

1. Terbukanya pintu pemahaman membantu mereka menghadapi hukum Tuhan.

2. Atau, sampainya anugerah Tuhan membantu mereka menghadapi ujian. 3. Atau, kesadaran akan baiknya pilihan Tuhan membuat mereka kuat

menghadapi taqdir-Nya.

4. Atau, pengetahuan tentang ilmu Tuhan membuat mereka bisa bersabar menghadapi ketetapan-Nya.

5. Atau, pengetahuan bahwa Dia melihat, membuat mereka bisa bersabar menghadapi berlakunya semua ketetapan.

6. Atau, tampaknya Tuhan dengan segala keindahan-Nya membuat mereka bersabar atas segala perbuatan-Nya.

7. Atau, pengetahuan bahwa sabar akan mendatangkan ridho dari Tuhan membuat mereka bisa bersabar menerima ketentuan-Nya.

8. Atau, tersingkapnya hijab membuat mereka bisa bersabar menghadapi ketetapan-Nya.

9. Atau, kesadaran akan adanya rahasia ketentuan-Nya menguatkan mereka memikul baban kewajiban.

10. Atau, pengetahuan tentang kelembutan dan kebaikan Tuhan dalam segala ketetapan-Nya membuat mereka bisa bersabar menetapi semua takdir-Nya. Itulah sepuluh sebab yang membuat hamba bisa bersabar,kuat dan tegar menerima dan menghadapi hukum Alloh. Dia telah memberikan semua itu kepada orang yang layak mendapat pertolongan-Nya.

(8)

“LIPUTAN DARIPADA NUR TUHAN”

1. Liputan cahaya Tuhan membantu mereka menghadapi ketentuan.

Datangnya cahaya menyingkapkan kepada si hamba betapa dekatnya Alloh swt. Sehingga ia mengetahui bahwa segala ketetapan dan hukum itu berasal dari-Nya. Kesadaran bahwa segala hukum berasal dari Tuhan, menjadi penghibur baginya sekaligus membuatnya bisa bersabar.

Bukankah Alloh telah berfirman kepada Nabi saw. : “Bersabarlah dalam menerima hukum Tuhanmu. Sesungguhnya engkau dalam penglihatan Kami”.

Artinya: hukum dan ketetapan itu berasal dari Tuhanmu yang begitu baik, jika ia berasal dari selain Dia niscaya kau akan merasa berat.

Tentang hal ini kulantunkan syair :

Karena Kaulah yang menguji dan memutuskan ***

aku merasa ringan menghadapi segala kesulitan. Tak ada yang bisa mengubah ketentuan Alloh

***

dan tak ada seorang pun yang dapat memilih. Misalnya, seseorang masuk dirumah yang gelap, tiba-tiba seseorang memukulnya. Ketika lampu dinyalakan, ia melihat bahwa yang memukulnya itu gurunya, ayahnya, atau atasannya. Setelah mengetahui yang memukulnya, tentu ia bersabar atas apa yang menimpanya.

“TERBUKANYA PEMAHAMAN

UNTUK MENGHADAPI HUKUM TUHAN”

2.Terbukanya pintu pemahaman membantu mereka menghadapi hukum Tuhan.

Ketahuilah, jika Alloh swt. Menetapkan suatu hukum dan keputusan atas hamba-Nya, dan kemudian Dia membukakan pintu pemahaman tentangnya, berarti Dia hendak memikulkan hukum itu untuknya. Sebab

(9)

pemahaman tersebut membantumu kembali kepada Alloh, mendorongmu terus menuju kepada-Nya, serta menjadikanmu bersandar kepada-Nya. Alloh swt. berfirman : “ Siapa yang bersandar kepada Alloh, Dia akan mencukupinya”.

Maksudnya, Dia akan mencukupi, menolong, membelanya menghadapi segala sesuatu, serta menjaganya. Pemahamanmu tentang Alloh akan menyingkapkan rahasia penghambaan dirimu.

Alloh swt. Berfirman : “ Bukankah Alloh cukup untuk melindungi hamba-Nya”.

Pemahaman tentang Alloh merupakan sebab utama seseorang bisa bersabar. Sepuluh sebab yang lainnya hanyalah cabang darinya.

“ANUGERAH TUHAN

YANG MEMBUAT HAMBA KUAT MENGHADAPI UJIAN”

3.Sampainya anugerah Tuhan membantu mereka menghadapi ujian.

Sebab, pemberian Tuhan yang telah kau terima mengingatkanmu kepada-Nya, sehingga kau lebih siap menerima hukum dan ketetapan-Nya. Sebagaimana Dia telah menetapkan untukmu sesuatu yang kau sukai, kau juga harus bersabar menghadapi sesuatu yang Dia sukai.

Bukankah Alloh telah berfirman : “ Mengapa ketika kamu ditimpa musibah (dalam perang uhud), padahal kamu telah mengalahkan musuh dua kali, kau berkata, Dari mana datangnya kekalahan ini?”. Alloh menghibur ketika mereka mengalami kekalahan dengan kemenangan yang pernah mereka dapatkan. Kemenangan itu merupakan pemberian terdahulu. Kadang-kadang datangnya ujian disertai denagan sesuatu yang meringankan hamba yang dekat kepada-Nya. Misalnya, Dia menyingkapkan kepadanya besarnya pahala yang Dia siapkan untuknya dibalik ujian tadi. AtauDia menanamkan keteguhan dan ketenangan kedalam hatinya. Atau Dia melimpahkan kelembutan dan karunia kepadanya. Sehingga ada salah seorang sahabatku yang sedang sakit berkata pada izro’il “ Lupakanlah murkamu”.

Dan ada juga seorang ‘Arif yang berkata : Aku telah merasakan sakit, namun, aku tidak ingin sakit ini lenyap, karena dengan begitu aku tetap

(10)

bisa merasakan karunia Alloh yang diberikan kepadaku. Dan karena Dia tersingkap untukku”. Kami akan menjelaskan masalah ini secara lebih jelas dibagian lain.

“KESADARAN AKAN BAIKNYA PILIHAN TUHAN”

4.Kesadaran akan baiknya pilihan Tuhan membuat mereka kuat menghadapi taqdir-Nya.

Sebab, jika hamba telah menyadari baiknya pilihan Alloh swt. Untuknya, ia akan merasa yakin bahwa Dia tidak pernah menghendaki hamba-Nya menderita. Karena Dia Maha Penyayang.

Alloh berfirman : “ Dia Maha penyayang kepada orang yang beriman”.

Suatu ketika Rosululloh saw. melihat seorang wanita bersama anaknya, Ia bersabda : “Mungkinkah ia melemparkan anaknya kedalam kobaran api?” para sahabat menjawab: “ Tentu saja tidak, wahai Rosululloh”.Rosululloh bersabda : “Alloh lebih menyayangi hamba-Nya yang beriman daripada wanita itu kepada anaknya”.

Hanya saja Alloh menakdirkan berbagai penderitaan untukmu demi karunia dan anugerah yang akan datang sesudahnya.

Bukankah Alloh swt. Telah berfirman: “Orang-orang yang bersabar akan disempurnakan balasan mereka tanpa hisab”.

Seandainya Alloh swt. Membiarkan hamba menjalani pilihan mereka sendiri, tentu mereka tidak akan mendapatkan karunia-Nya dan tidak bisa masuk surga-Nya. Segala puji bagi Alloh, atas pilihan-Nya yang baik.

Alloh berfirman :“ Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalan menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagi kalian”.

Seorang ayah yang penyayang kadang-kadang membawakan tukang bekam untuk anaknya, tanpa bermaksud menyakitinya. Sperti juga dokter yang baik akan mengobatimu dengan memberi balsam yang panas meskipun kau merasa sakit. Jika kau mengikuti pilihanmu sendiri, kau tidak akan sembuh. Orang yang tidak diberi, dan kemudian mengetahui bahwa hal itu merupakan bentuk kasih saying kepadanya, sesungguhnya ia

(11)

telah mendapatkan pemberian. Sama seperti seorang ibu yang mencintai anaknya, ia tidak memperbolehkan anaknya banyak makan karena takut pencernaannya terganggu.

Karena itu, Syeikh Abul Hasan Rohimahulloh berkata : “ Ketahuilah, Alloh swt. tidak memberimu bukan karena Dia kedekut, akan tetapi, Dia tidak memberimu karena menyayangimu. Jadi penahanan/tidak memberinya Alloh sejatinya merupakan pemberian, namun hanya orang yang shiddiq (benar) yang mengetahuinya”.

Dalam kitab lain kami menjelaskan, : “ Karena kau tahu bahwa Alloh yang mengujimu, kau merasa ringan menghadapi ujian. Dialah yang memberikan pilihan baik untukmu. Seluruh ketentuan-Nya mengarah kepadamu”.

“PENGETAHUAN TENTANG ILMU TUHAN”

5.Pengetahuan tentang ilmu Tuhan membuat mereka bisa bersabar menghadapi ketetapan-Nya.

Kesadaran hamba bahwa Alloh swt. mengetahui ujian yang menimpanya akan membuatnya merasa ringan menghadapi ujian. Bukankah Alloh telah berfirman : “ Bersabarlah menerima hukum tuhanmu, sesungguhnya engkau berada dalam penglihatan kami”. Artinya, Kami tahu benar penentangan dan pengingkaran kaum Quraisy kepadamu, wahai Muhammad. Tentang hal ini kami tuturkan sebuah cerita terkenal, seorang dicambuk 99 cambukan. Tak sekalipun ia merintih. Justru pada cambukan yang ke seratus ia merintih. Ketika ditanya kenapa, ia menjawab, “orang yang menjadi sebab aku dicambuk melihatku ketika aku dicambuk 99 kali. Kemudian ketika ia pergi, aku merasa sakit.”

“MELIHAT TUHAN DENGAN SEGALA KEINDAHAN-NYA”

6.Tampaknya Tuhan dengan segala keindahan-Nya membuat mereka bersabar atas segala perbuatan-Nya.

Sebab, jika Alloh swt. tampak pada seorang hamba, tentu ia tidak akan merasakan beratnya ujian. ia dapat menahan beban karena nikmat

(12)

penampakan yang ia rasakan. Bahkan mungkin ia sama sekali tidak merasa sakit. Dalilnya adalah firman Alloh swt.: “ Tatkala para wanita itu melihat Yusuf, mereka kagum kepadanya dan melukai/memotong jarinya”.

“SABAR AKAN MENDATANGKAN RIDHO TUHAN”

7.Pengetahuan bahwa sabar akan mendatangkan ridho dari Tuhan membuat mereka bisa bersabar menerima ketentuan-Nya.

Sebab, sabar menerima hukum/ketentuan Alloh akan mendatangkan ridho-Nya. Karena itulah mereka rela memikul selaksa beban ujian. Mereka mengharapkan ridho-Nya. Sama seperti orang yang menahan pahitnya obat karena ingin sembuh.

“TERBUKANYA HIJAB”

8.Tersingkapnya hijab membuat mereka bisa bersabar menghadapi ketetapan-Nya.

Sebab, Apabila Alloh swt. hendak meringankan beban seorang hamba, Diamenyingkap tirai yang menutupi mata hatinya sehingga ia bias melihat betapa dekatnya alloh dengannya. Nikmat kedekatan itu membuatnya melupakan pedihnya ujian.

Seandainya Alloh swt. tampak pada penduduk neraka lewat keindahan dan kesempunaan-Nya, tentu mereka melupakan siksa. Sebaliknya, seandainya Dia terhijab dari penduduk surgs, tentu mereka tidaak akan merasakan nikmatnya surga. Jadi siksa adalah turunnya hijab yang menutupi-Nya.bentuknya bermacam-macam. Sebaliknya nikmat adalah terangkatnya hijab sehingga Dia Nampak dan tersingkap. Bentuknya (terangkatnya hijab)pun bermacam-macam.

(13)

“SADAR AKAN ADANYA RAHASIA KETENTUAN-NYA”

9.Kesadaran akan adanya rahasia ketentuan-Nya menguatkan mereka memikul baban kewajiban.

Sebab, beban kewajiban begitu berat dirasakan oleh seorang hamba. Ia harus melaksanakan semua perintah, dan menahan semua larangan, bersabar atas segala ketetapan, serta bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan.

Jadi beban kewajiban itu berlaku dalam empat keadaan, yaitu : Ketaatan, Kemaksiatan, Kenikmatan, dan Ujian. Dari keempat hal tersebut, hamba wajib beribadah kepada-Nya, sesuai dengan Rububiyah-Nya.

1.Hak-Nya yang menjadi kewajibanmu dalam ketaatan adalah merasakan karunia-Nya.

2.Hak-Nya yang menjadi kewajibanmu dalam kemaksiatan adalah meminta ampunan atas kelalaianmu.

3.Hak-Nya yang menjadi kewajibanmu dalam ujian adalah bersabar bersama-Nya.

4. Hak-Nya yang menjadi kewajibanmu dalam kenikmatan adalah bersyukur.

Melaluui pemahaman, kau dapat melakukan semua itu dengan ringan. Jika kau memahami bahwa ketaatanmu itu akan kembali kepadamu(manfaatnya), tentu kau bias bersabar ketika melaksanakannya. Jika kau tahu bahwa terus bermaksiat akan mendatangkan hukuman dari Alloh, dan memadamkan cahaya imanmu, tentu kau akan segera meninggalkannya. Jika kau tahu bahwa buah dari kesabaran akan kau rasakan dan melimpahimu dengan berkah,tentu kau akan bersabar.

Jika kau tahu bahwa syukur itumenjamin tambahan nikmat dari Alloh. (Sebagaimana firman Alloh : “Jika kalian bersyukur tentu Aku tambahkan untuk kalian”. ) Pasti kau akan terus bersyukur kepad-Nya. Insya Alloh keempat masalah ini akan kami bahas secara khusus di penghujung kitab ini.

(14)

“MENGETAHUI KELEMBUTAN DAN KEBAIKAN TUHAN DALAM

SEGALA KETETAPAN-NYA”

10.Pengetahuan tentang kelembutan dan kebaikan Tuhan dalam segala ketetapan-Nya membuat mereka bisa bersabar menetapi semua takdir-Nya.

Sebab, Alloh swt. Telah menyisipkan kelembutan-Nya dalam berbagai hal yang dibenci.

Bukankah Dia telah berfirman : “Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia baik bagi kalian”.

Dan Nabi saw. Bersabda : “ Surga dikelilingi segala hal yang dibenci. Sementara neraka dikelilingi berbagai hal yang disukai”.

Dalam ujian, sakit, dan kesulitan ada kelembutan-Nya yang rahasia, yang hanya di pahami oleh orang yang memiliki mata hati. Bukankah ujian bias menjinakkan nafsu sehingga tak lagi menggebu meminta bagiannya. Bersama ujian ada kelemahan dan kehinaan, dan bersama kelemahan terdapat pertolongan .

Alloh berfirman : “Alloh telah menolong kalian dalam perang badar saat kalian lemah”.

(15)

Bab (1 B)

Menerima Ketentuan Tuhan Sepenuhnya

لاف{ كبرو لا نونمؤي ىتح كومكحي اميف رجش ،مهنيب مث لا اودجي يف مهسفنأ اجرح امم تيضق اوملسيو .}اميلست Ayat pertama:

Sekarang, marilah kita kembali pada ayat Al-Qur’an yang sedang kita bahas:“Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka berhukum kepadamu atas perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa berat menerima keputusanmu dan mereka menerima sepenuhnya.”

Perlu diketahui, ada tiga bentuk pengabdian(ahwal) dalam proses berhukum yaitu : pengabdian sebelum, ketika, dan setelah berhukum.

Sebelum berhukum berarti, pengbdian dan ibadah mereka adalah bertahkim( menjadikan Nabi sebagai hakim). Sementara pada saat dan setelah berhukum, mereka mengabdi dengan menerima keputusan-Nya tanpa sungkan/berat hati.

Mungkin kau berpendapat, bahwa sikap itu sudah menjadi keniscayaan dari firman Alloh, “Hingga mereka berhukum kepadamu”. Namun perlu di ketahui bahwa tidak semua orang yang berhukum kepada Nabi serta merta merasa rela menerimanya. Bisa jadi lahirnya berhukum kepada Nabi, namun hatinya tidak rela/menolak. Karena itulah ketika berhukum, ia harus rela dan menerima sepenuhnya.

Barang kali ada yang bertanya, “ Apabila mereka tidak merasa berat, berarti mereka telah menerima sepenuhnya. Namun mengapa Alloh masih berfirman, “ dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.dalam bentuk penegasan setelah kalimat “kemudian mereka tidak merasa berat menerima keputusanmu”. Jawabnya : firman Alloh, “ dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. Maksudnya adalah dalam semua urusan mereka.

Mungkin kau berkata, itu sudah menjadi keniscayaan dari firman Alloh, “sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim”. Jawabnya: proses berhukum kepada Nabi pada ayat itu tidak bersifat mutlak, namun dibatasi oleh firman Alloh, “ atas perkara yang mereka perselisihkan”.

(16)

Dengan demikian ayat tersebut mengandung tiga hal yaitu:

1. Berhukum kepada nabi dalam perkara yang mereka perselisihkan. 2. Tidak merasa berat menerima keputusannya.

3. Menerima sepenuhnya keputusan Nabi dalam segala sesuatu yang mereka perselisihkan dan segala yang terjadi diantara mereka.

Jadi ayat itu bersifat umum setelah dikhususkan. Itulah yang perlu diketahui. AYAT KEDUA كبرو{ قلخي ام ءاشي ،راتخيو ام ناك مهل ةريخلا هناحبس الله ىلاعتو امع }نوكرشي

Tentang masalah ini adalah firman Alloh, “ Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih. Mereka tidak punya pilihan. Maha suci Alloh dan Maha Tinggi atas apa yang mereka persekutukan”. Ayat ini mengandung beberapa pengertian dan faidah.

Yang pertama : firman Alloh, “Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih”. Mengandung keharusan bagi hamba untuk tidak ikut mengatur bersama Alloh. Sebab, jika Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, berarti Dia pun mengatur sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi, yang tidak mencipta, tidak berhak mengatur.

Alloh berfirman : “Apakah (Alloh) yang menciptakan sama dengan yang tidak menciptakan? Apakah kalian tidak mengambil pelajaran”. Ungkapan firman “Dia memilih”. Berarti, hanya Dia yang memilih dantak ada sesuatu yang memaksa-Nya berbuat. Dia senantiasa berada dalam keadaan berkehendak dan memilih. Karena itu penggalan ayat itu mengharuskan hamba untuk tidak ikut mengatur dan memilih bersama Alloh swt. Apa yang menjadi milik-Nya tidak layak menjadi milikmu.

Selanjutnya penggalan ayat, “Mereka tidak punya pilihan”. Mengandung dua pengertian. Pertama: mereka tidak layak memilih dan merasa lebih berhak dari pada Alloh. Kedua: mereka tidak punya pilihan. Dengan kata lain, Alloh tidak memberikan pilihan itu kepada mereka, dan tidak membuat mereka lebih berhak atas-Nya.

(17)

Lalu penggalan ayat “Maha suci Alloh dan Maha Tinggi atas apa yang mereka persekutukan”. Ayat ini menegaskan bahwa hanya Alloh yang memilih dan bahwa mereka tidak bisa ikut memilih bersama-Nya. Ayat ini menjelaskan bahwa siapapun yang merasa dapat memilih bersama Alloh berarti telah musyrik(musyrik rububiyyah), karena merasa dan mengaku punya hak rububiyah.

AYAT KETIGA مأ{ ناسنلإل ام ،ىنمت هللف ةرخلآا }ىلولأاو

Kemudian firman Alloh, “ Atau apakah manusia akan mendapatkan semua yang diinginkannya ?, (tidak) hanya milik Alloh kehidupan akhrat dan dunia”.

Ayat ini mengandung petunjuk untuk tidak ikut mengatur bersama Alloh. Firman Alloh “Atau apakah manusia akan mendapatkan semua yang diinginkannya ?! tentu saja tidak. Sebab Kami(Alloh) tidak menguasakan hal itu kepadanya. Akhir ayat, “hanya milik Alloh kehidupan akhrat dan dunia” mengharuskan hamba untuk tidak mengatur bersama Alloh.

Maksudnya, jika kehidupan akhirat dan kehidupan dunia itu kepunyaan Alloh, manusia tidak punya hak apapun atas keduanya. Karena itu, tidak selayaknya ia mengatur dikerajaan milik Alloh, bukan miliknya. Hanya Alloh swt. sang pemilik yang berhak mengatur di kedua kerajaan itu.

Rosululloh saw. Bersabda : “orang yang telah ridho Alloh sebagai Tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad saw. Sebagai Nabinya, sungguh ia telah merasakan nikmatnya iman”.

Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang berada diluar ketentuan itu, berarti tidak pernah merasakan manis nikmatnya Iman. Karena imannya hanya rupa tanpa nyawa, Lahir tanpa batin, gambaran tanpa hakikat. Hadits ini juga menunjukkan bahwa hati yang bersih dari penyakit lalai dan hawa nafsu akan menikmati lezatnya berbagai hakikat. Sebagaimana tubuh yang menikmati lezatnya makanan.

Hanya orang yang ridho Alloh sebagai Tuhannyalah yang bisa merasakan nikmatnya iman. Sebab, ketika ia ridho, ia pasrah kepada-Nya, dan mematuhi ketentuan/hukum-Nya, serta menyerahkan kendali kepada-Nya, tidak ikut mengatur dan memilih, serta selalu menerima aturan dan

(18)

pilihanterbaik-Nya. Ketika seperti itu, ia merasakan nikmatnya hidup dan lezatnya kepasrahan. Ketika ia ridho Alloh sebagai Tuhannya, ia pun dapat ridho dari Alloh.

Alloh berfirman : “Alloh ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepadaNya”.

Apabila ia telah ridho kepada Alloh, Alloh akan memberinya nikmat keridhoan agar ia mengetahui karunia dan anugerah-Nya baginya. Dan mengtahui kebaikan Alloh padanya.

Tidak akan bisa ridho kepada Alloh kecuali dengan pemahaman, dan tidak akan bisa faham kecuali dengan Nur/cahaya yang memancar, dan tidak akan bisa mendapatkan nur kecuali dengan dekat dengan Alloh, dan tidak akan bisa dekat kecuali dengan pertolongan Alloh.

Ketika hamba sudah mendapatkan pertolongan, ia mendapatkan pemberian dari karunia-Nya. Hatinya bersih dari segala penyakit berkat karunia dan cahaya Alloh, dengan begitu ia memiliki daya tangkap yang sehat sehingga bisa merasakan lezatdan nikmat Iman. Jikalau hatinya sakit karena melalaikan Alloh, tentu ia tidak akan bisa merasakannya. Sama halnya orang yang demam akan merasakan gula itu pahit.

Apabila penyakit hati itu telah lenyap, ia akan bisa merasakan segala sesuatu seperti aslinya. Ia dapat merasakan nikmatnya iman, lezatnya ketaatan, serta pahitnya kemaksiatan/pembangkangan. Karena tahu bahwa iman itu manis maka ia wajib menemukannya, dan menyaksikan karunia Alloh didalamnya, serta mencari berbagai cara untuk menjaganya. dan ia juga wajib dapat lezatnya ketaatan, dan terus memeliharanya, dan menyaksikan karunia Alloh didalamnya.

Disisi lain karena tahu bahwa kekufuran dan pengingkaran itu pahit,ia akanselau berusaha menjauhinya, meninggalkannya dan berpaling dari keduanya. Walaupun demikian tidak setiap yang melihat akan meninggalkan, dan tidak setiap yang meninggalkan itu akan berpaling. Ia bisa bersikap seperti itu karena cahaya bashiroh menunjukkan kepadanya bahwa membangkang dan melalaikan Alloh adalah racun yang membinasakan hati. Maka jauhilah penentangan dan kekufuran kepada Alloh, sebagaimana kau menghindari makanan yang beracun.

Selanjutnya sabda Nabi “ … dan Islam sebagai agamanya…”. Menunjukkan bahwa ridho terhadap sesuatu yang diridhoi dan dipilih oleh Alloh swt. Sebagaimana firman-Nya : “ Sesungguhnya agama disisi Allah

(19)

itu adalah Islam”. “dan siapa yang mencari selain islam sebagai agamanya, ia tidak akan diterima”.

Dan firman Alloh : “ Alloh telah memlihkan agama tersebut untuk kalian. Maka jangan sampai kalian mati kecuali dalam keadaan muslim”.

Dan jika telah ridho islam sebagai agamanya, maka ia harus mengerjakan semua perintahnya dan meninggalkan larangannya, dan melakukan amar makruf nahi munkar. Ia curiga/tidak suka ketika melihat seorang yang mulhid memasukkan sesuatu dari luar ajaran islam, ia akan menyanggahnya dan menjelaskan kepadanya ajaran yang benar.

Kemudian sabda Nabi “ Muhammad sebagai Nabinya”. kewajiban orang yang ridho Muhammad sebagai Nabinya, ia harus setia kepadanya, beradab seperti adabnya, berakhlaq seperti akhlaqnya, (sebagian dari akhlaq nabi yaitu) zuhud pada dunia, dan keluar dari tarikan dunia, menjauhi kejahatan, memaafkan orang yang berbuat jahat kepadanya dan lain-lain. Selain itu ia harus meniru tingkah laku nabi, baik ucapan,perbuatan,mengambil, meninggalkan, cinta, benci, lahir dan batinnya.

Siapa yang ridho kepada Alloh ia akan berserah diri, siapa yang ridho dengan islam ia akan ia akan mengamalkannya, dan siapa yang ridho kepada Muhammad pasti ia akan mengikutinya. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan.(menetapi salah satunya berarti harus menetapi semua). Tidak mungkin ia ridho pada Alloh sebagi Tuhannya, tapi tidak ridho islam sebagai agamanya. Atau ia ridho islam sebagai agamanya, tapi tidak ridho Muhammad saw. sebagai Nabinya. Keterkaitan ketiganya itu sangatlah jelas.

(20)

BAB KEDUA

“MAQAM YAQIN”

،ةبوتلا ،دهزلاو ،ربصلاو ،ركشلاو ،فوخلاو ،اضرلاو ،ءاجرلاو ،لكوتلاو .ةبحملاو

Setelah kita memahami permasalahan diatas, kini kita akan membahas maqom-maqom keyakinan, yang semuanya ada Sembilan yaitu : Taubat, Zuhud, Shobar, Syukur, Khouf/takut, Ridho, Roja’/ harap, Tawakal, dan Cinta. Semua maqom itu akan tercapai dan sempurna jika disertai dengan sikap pasrah sepenuhnya kepada pengaturan dan pilihan Alloh swt.

1. TAUBAT

Sebagaimana diwajibkan bertaubat dari dosa, seseorang juga diharuskan bertaubat dari keterlibatan dalam pengaturan bersama Tuhan. Pasalnya ikut mengatur dan memilih itu termasuk dosa besar yang dilakukan oleh hati dan jiwa. Adapun cara taubatnya, kembali kepada Alloh swt. dari segala perbuatan yang tidak diridhoi-Nya. Karena Tadbir dan memilih sendiri itu merupakan bentuk syirik atas Rububiyyah-Nya, dan kufur terhadap nikmat akal. Alloh tidak meridhoi hamba-Nya yang berbuat kufur. Bagaimana bisa taubat seseorang dianggap benar, sementara ia merisaukan pengaturan dunianya dan mengabaikan pemeliharaan Tuhan?.

2. ZUHUD

Sama halnya dengan Taubat, zuhud pun hanya akan benar/sah, bila keluar dari sikap mengatur (Tadbir). Pengaturanmu termasuk dalam sikap yang harus dijauhi dan kau harus zuhud dari sikap seperti itu (tadbir). Ketahuilah, Zuhud itu ada dua macam, yaitu Zuhud lahir yang jelas, dan Zuhud batin yang samar. Zuhud lahir yaitu zuhud terhadap barang halal yang berlebihan, baik berupa makanan, pakaian, dan sebagainya. Sementara zuhud batin yaitu zuhud terhadap kepemimpinan(riyasah), senang dilihat orang/keterkenalan. Zuhud terhadap sikap mengatur bersama Alloh termasuk zuhud batin.

(21)

3. SABAR

Sabar dan syukur hanya bisa dicapai(sah) dengan meninggalkan sikap ikut mengatur (Tadbir). Pasalnya, orang yang sabar akan berusaha menjauhkan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai Alloh, termasuk didalamnya yaitu sikap ikut mengatur dan memilih bersama-Nya.

Sabar terdiri dari beberapa macam: Sabar terhadap yang haram/ dilarang. Sabar terhadap yang wajib. Sabar terhadap pengaturan dan pilihan-Nya. Atau bisa dikatakan, sabar dari semua keinginannya sebagai manusia, dan sabar terhadap berbagai konsekuensi sebagai hamba-yang diantaranya, tidak boleh ikut mengatur bersama Alloh (isqotut-tadbir).

4.SYUKUR

Syukur hamba akan dianggap benar/sah jika ia tidak ikut mengatur bersama Alloh. Al-Junaid ra. Berkata: Syukur adalah “kau tidak bermaksiat kepada Alloh lewat nikmat-nikmat-Nya”. Kalau bukan karena akal, yang dianugerahkan Alloh sebagai pembeda manusia (dengan makhluk lainnya), dan sebbagai sebab kesempurnaannya, tentu kau tidak akan ikut campur mengatur bersama-Nya. Sebab benda-benda dan hewan tidak ikut mengatur bersama Alloh, karena mereka tidak punya akal untuk melihat dan memperhatikan seluruh kejadian.

5. KHAUF (TAKUT) DAN ROJA’(HARAP)

Ikut campur dalam pengaturan bersama Alloh juga bertentangan dengan maqom takut dan harap(khouf dan roja’). Sebab apabila rasa takut telah merasuk dalam hati seseorang, ia tidakakan berani ikut mengatur. Begitu juga harapan; hati orang yang berharap akan diliputi suka cita kepada Alloh, dan ia akan selalu disibukkan oleh hubungannya dengan Alloh (sehingga tidak ada waktu yang cukup untuk ikut mengatur).

6. TAWAKKAL

Sikap ikut campur juga bertentangan dengan tawakal. Sebab, tawakal berarti menyerahkan kendali kepada Alloh dan bersandar dalam segala urusan kepada-Nya. Akibatnya, ia tidak akanikut campur dan bersikap pasrah menerima segala ketentuan-Nya. Keterkaitan antara keengganan

(22)

untuk ikut campur dengan tawakal dan ridho lebih jelas daripada dengan berbagai tingkatan lainnya.

7. CINTA

Maqom Cinta itupun bertentangan dengan sikap ikut mengatur (Tadbir). Sebab, seorang pecinta akan tenggelam dalam cintanya dan menyerahkan segala pilihan kepada kekasihnya. Pilihan seng kekasih adalah pilihannya. Seorang pecinta tak punya waktu untuk ikut mengatur bersama-Nya. Pasalnya, ia telah disibukkan oleh rasa cintanya kepada alloh. Karena itu, seorang berkata “ Siapa yang tulus mencintai Alloh, ia akan melalaikan segala sesuatu selain Dia”.

8. RIDHO

Maqom ridho pun menolak sikap ikut campur. Pasalnya, orang yang ridho telah merasa cukup dengan pengaturan Alloh untuknya. Bagaimana mungkin ia akan ikut mengatur bersama-Nya, sementara ia telah meridhoi pengaturan-Nya?. Tidakkah kau tahu bahwa cahaya ridho dapat menghapus hasrat hati untuk ikut mengatur. Cahaya ridho akam membuat orang yang meridhoi Alloh menerima segala ketentuan-Nya. Ia tidak akan ikut mengatur bersama-Nya, ia merasa cukup dengan pengaturan-Nya yang baik. PAHAMILAH…!

(23)

BAB (3)

SEBAB-SEBAB TIDAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)

Ketahuilah, ada beberapa sebab mengapa kau tidak boleh ikut mengatur, dan memilih bersama Alloh.

Pertama :-

Pengetahuanmu tentang pengaturan Alloh yang telah berlaku atas dirimu. Maksudnya, ketahuilah bahwa Alloh telah berbuat untukmu sebelum kau berbuat untuk dirimu. Sebelum kau ada dan sebelum kau ikut mengatur, Dia telah mengatur untukmu. Dan kini setelah kau ada, Dia juga yang mengatur. Bersikaplah kepada-Nya seperti sikapmu sebelumnya, tentu Dia akan memperhatikanmu seperti sebelumnya.

Karena itu Syeih Husain al-Hallaj berkata : “ berbuatlah kepadaku sebagaimana dulu kau berbuat kepadaku sebelum aku ada”. Ia (alhallaj) meminta kepada Alloh untuk mengatur urusannya setelah ia ada sebagaimana dulu Dia mengatur sebelum ia ada. Sebelum keberadaannya, hambatelah diatur oleh ilmu Alloh. Namun setelah ada, ia ingin mengatur dirinya sehingga akhirnya ia terlantar.

Mungkin kau bertanya, sebelum aku ada, bagaimana Dia mengatur?..

Ketahuilah, segala sesuatu telah memiliki wujud dalam ilmu Alloh, walaupun belum ada wujud fisikal. Wujudnya dalam ilmu Alloh swt. Itulah yang diatur oleh-Nya. Ada persoalan besar mengenai masalah ini yang tidak layak untuk dijelaskan disini.

Penjelasan penting :

Ketahuilah, bahwa Alloh swt. mengurusmu lewat pengaturan-Nya dalam semua fase kehidupanmu. Dia mengaturmu ketika kau muncul didunia. Dia mengaturmu dengan pengaturan yang baik dihari penetapan seluruh taqdir, atau dialam azali yaitu ketika Dia bertanya “ Bukankah Aku Tuhanmu? (dan semua manusia menjawab) Ya, benar”.

(24)

Diantara bentuk pengaturan-Nya ketika itu adalah Dia memperkenalkanmu kepada-Nya. Dia menampak diri sehingga kau menyaksikan-Nya. Dia membuatmu berbicara dan memberimu ilham untuk mengakui Rububiyyah-Nya.sehingga kau meng-Esakan-Nya.

Selanjutnya Dia menjadikanmu sebagai nutfah yang tersimpan dalam sulbi ayah. Disana Dia mengurusmu lewat pengaturan-Nya. Dia menjagamu seraya terus mengaruniaimu melalui ayahmu-dan moyangmu hingga Nabi Adam as. Lalu Dia memindahkanmu kerahim ibu. Dia mengurusmu lewat pengaturan-Nya, lalu, Dia menjadikan rahim ibu sebagai tanah dimana tanaman dirimu bisa berkembang dan diberi kehidupan.

Lalu Alloh memgumpulkan kedua nutfah (didalam rahim), dengan penuh kasih sayang. Semua ini berdasarkan kebijaksanaan Ilahi, bahwa sesungguhnya semua yang wujud itu terjadi atas rahasia ketuhanan. Lalu Alloh menjadikan setelah nutfah (sperma), menjadi ‘alaqoh (segumpal darah), lalu setelah itu menjadi Mudghoh(segumpal daging), setelah itu Alloh memberi bentuk /gambar pada mudghoh, lalu Alloh meniaupkan ruh kepadamu. Alloh memberimu makan didalam rahim ibumu dengan darah haid, sehingga kuat anggota tubuhmu, dan Alloh menguatkan gerakanmu.

Lalu Alloh mengharuskan ayah dan ibumu untuk memperhatikanmu hingga dewasa. Semua itu sebagai kasih sayang-Nya kepadamu. Dia tidak membebanimu dengan kewjiban sehingga akalmu sempurna, yaitu ketika kamu “bermimpi”(tanda baligh). Alloh tidak pernah berhenti mmemberimu nikmat dan karunia sampai usia tuamu. Limpahan kasih sayang-Nya tak pernah putus ketika kau memasuki masa senja.

Disaat kau meninggal dunia, dibangkitkan kepada-Nya dan berada dihadapan-Nya. Ketika dia menyelamatkanmu dari siksa-Nya, ketika kau dimasukkan surge-Nya, ketika Dia mengangkat hijab-Nya darimu serta mengangkatmu kemaqom para wali dan kekasih-Nya. Alloh swat.

Berfirman : “ Orang yang bertaqwa berada ditaman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi disisi Tuhan yang maha Kuasa”. Kebaikan yang mana yang kau syukuri, dan karunia yng mana yang kau ingat? Alloh ber firman: “ Nikmat apa saja yang ada padamu berasal dari Alloh”. Engkau tahu bahwa kebaikan-Nya selalu meliputi dirimu. Kau todak akan pernah terlepas dari karunia-Nya.

Jika kau ingin mengetahui penjelasan tentang perkembanganmu dari fasa ke fasa, perhatikanlah firman Alloh berikut ini ; “ Kami menciptakan manusia dari sari pati tanah, kemudian saripati tanah kami jadikan segumpal darah, kemudian segumpal darah Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu

(25)

tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Setelah itu, kami jadian ia makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Alloh pencipta yang paling baik. Selanjutnya, kalian akan benar-benar mati. Kemudian, pada hari kiamat nanti kalian akan dibangkitkan”.

Liputan cahaya dan sinar-Nya begitu jelas. Wahai hamba, satu-satunya yang harus kau lakukan adalah menyerah dan bersandar kepada-Nya. Alloh melarangmu ikut campur mengatur menemukan/memilih. Wallohul-muwafiq.

BAB KE TIGA

SEBAB-SEBAB KITA TAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR) Sebab kedua

Pengaturan terhadap dirimu sendiri menunjukkan ketidak tahuanmu akan pengaturan-Nya yang baik kepadamu. Seorang mukmin mengetahui bahwa jika ia tidak ikut mengatur bersama Alloh, Alloh akan mengaturnya dengan baik, sebagaimana firman Alloh : “ Siapa yang bertawakkal kepada Alloh, Dia akan mencukupinya”.

Jadi, aturlah dirimu untuk tidak ikut mengatur dan mementingkan pengaturan dirimu sendiri. Tentang hal ini fahamilah firman Alloh swt.: “Masukilah rumah-rumah itu dari pintunya”. Dan pintu pengaturan Alloh atas dirimu adalah “ kau tidak ikut campur mengatur dirimu”

Sebab ketiga

Pengetahuanmu tentang takdir yang berlaku kerap kali tidak sesuai dengan pengaturanmu. Hanya sebagian kecil yang bertepatan dengan

pengaturanmu. Orang berakal tidak akan membangun diatas landasan yang labil. Sebab, ketika bangunan dan rancanganmu telah selesai, ketentuan Tuhan akan menghancurkannya. Seperti lantunan syair ketika kau selesai

membangunnya***orang lain dating meruntuhkannya.

Apabila pengaturanmu tidak sbersesuaian dengan ketentuan Tuhan, apa manfaat pengaturannya? Seharusnya kau menyerahkan seluruh pengaturan kepada dzat yang menguasai segala ketentuan. Tentang hal ini kusampaikan syair :

Ketika aku melihat ketentuan berlaku ***dengan pasti tanpa ragu sedikitpun kusandarkan seluruh diriku pada penciptaku***Kucampakkan diriku

(26)

BAB KE TIGA

SEBAB-SEBAB KITA TAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)?

SEBAB KEEMPAT

Pengetahuanmu tentang sesungguhnya Alloh adalah pengatur seluruh kerajaan-Nya, baik yang diatas maupun dibawah, yang ghoib maupun yang tampak. Sebagaimana kau telah menyerahkan pengaturang arasy, singgasana, langit, dan bumi kepada-Nya. Serahkan pula pengaturan dirimu dialam ini kepada-Nya. Dibandingkan seluruh ala mini, adamu seperti tiadamu; bagaikan tujuh lapis langit dan bumi dibandingkan dengan singgasana Tuhan. Dan jika dibandingkan dengan arasy, singga sana-Nya beserta tujuh lapis langit dan bumi adalah seperti krikil kecil di hamparan padang pasir. Jadi bagaimana mungkin kau menggungkan posisimu ditengah hamparan kerajaan-Nya?.

Perhatian dan pengturanmu terhadap dirimu menunjukkan ketidak tahuanmu tentang Alloh. Keadaanmu sama seperti yang difirmankan Alloh swt. : “mereka tidak mengenal Alloh secara benar”. Seandainya manusia mengenal Tuhannya, tentu ia malu untuk ikut mengatur bersama-Nya. Kau berhasrat ikut mengatur, itu karena kau terhijab dari Alloh swt. Sebab, ketika Dia tersingkap pada mata hati orang yang yakin, ia menyaksikan dirinya diatur, bukan mengatur, ditentukan bukan ikut menentukan, serta digerakkan bukan bergerak sendiri.

Sama halnya, para penghuni alam arwah pun menyaksikan kekuasaan Alloh, kehendak-Nya, keterkaitan antara kekuasaan-Nya dan apa yang dikuasai-Nya serta antara kehendak-Nya dan apa yang dikehendaki-Nya. Mereka juga melihat sia-sianya seluruh sebab dan usaha /upaya. Mereka bebas dari sikap mengaku dan mengatur karena mereka menyaksikan-Nya dan berhadapan dengan-Nya. Alloh swt. berfirman : “ Kami mewarisi bumi dan seluruh orang yang berada diatasnya. Hanya kepada kamilah mereka dikembalikan”. Ayan ini menjelaskan kesucian dan sikap amanah malaikat. Mereka tidak pernah mengaku-aku apa yang diberikan kepada mereka dan mereka tidak pernah bersandar pada diri mereka sendiri. Seandainya mereka bersikap demikian, tentu Alloh berkata : “ Kami mewarisi bumi dan langit”. Namun penisbatan dan penghormatanmereka kepada-Nya, serta rasa takut terhadap keagungan-Nya menahan mereka untuk tunduk pada sesuatu selain-Nya.

Nah jika kau menerima pengaturan-Nya atas langit dan bumi, terimalah pengaturan-Nya atas dirimu. Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar dari pada penciptaan manusia.

(27)

BAB KE TIGA

SEBAB-SEBAB KITA TAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)

Sebab Kelima

Kau mengetahui bahwa dirimu adalah mlik Alloh. Dengan demikian, kau tidak berhak mengatur apa yang bukan milikmu. Engkau tidak bisa ikut campur mengatur apa yang tidak kau miliki. (sebenarnya kau tidak memiliki apa-apa, yang kau miliki adalah amanah dari Alloh. Kau tidak punya kepemilikan yang hakiki. Hanya saja, secara hukum lahir/syar’i kau dianggap sebagai pemilik meskipun tidak punya alasan yang pantas). Jadi, sangat tepat jika kau tidak ikut mengatur atas apa yang sesungguhnya milik Alloh. Apalagi, Alloh swt. Telah menegaskan, “ Alloh telah membeli dari orang-orang beriman, jiwa dan harta mereka untuk diganti dengan surga”.

Maka, setelah akad jual beli, seorang hamba tidak layak mengatur. Apa yang telah kau jual harus kau serahkan dankau tidak boleh lagi campur tangan didalamnya. Jika kau ikut mengatur, akad jual beli itu pun batal. Suatu ketika aku menemui Syeikh Abu al-Abbas al-Mursy rohimahulloh. Aku mengadukan kegelisahan hatiku kepadanya. Kemudian beliau berkata : “ Seandainya dirimu adalah milikmu, berbuatlah sesukamu. Namun, selamanya dirimu bukan milikmu, sehingga kau tidak bisa berbuat sesukamu. Jika dirimu adalah milik penciptanya, biarkanlah Dia berbuat sesuai dengan kehendak-Nya”. Selanjutnya ia berkata : “ Kelapangan terdapat dalam sikap pasrah kepada Alloh dan tidak ikut mengatur bersama-Nya. Itulah hakikat penghambaan”.

Syeikh Ibrohim bin Adham berkata: “ Suatu malam aku tertidur dan lupa berwirid. Lalu, aku terbangun dan merasa menyesal. Setelah itu, selama tiga hari aku tidur dan melalaikan kewajiban. Saat bangun aku mendengar hatif/suara yang melantunkan syair:

Semuanya diampuni kecuali kau berpaling dari-Ku ** apa yang telah berlalu semuanya telah Ku ampuni.

Selanjutnya suara itu berkata : “ wahai Ibrohim, jadilah budak!” Maka aku menjadi budak, dan kini aku merasalapang.

(28)

Sebab Keenam

Kau mengetahui bahwa kau sedang dijamu oleh Alloh(menjadi tamu-Nya). Pasalnya, dunia ini rumah Alloh, kau hanya singgah disana. Seorang tamu semestinya percaya kepada sang pemilik rumah.

Suatu ketika Syeikh Abu Madyan ditanya: “Tuan, kami melihat beberapa syeikh, sibuk bekerja dan mencari sebab dunia, kenapa anda tidak?” ia menjawab: “ Saudaraku, sadarilah bahwa dunia ini rumah Alloh. Kita adalah tamu-Nya. Dan Nabi saw bersbda : “Jamuan (pada tamu) itu berlangsung tiga hari.” Menurutku kita dijamu oleh Alloh selama tiga hari. Dan Alloh swt. Berfirman : “Satu hari di sisi Tuhanmu seperti seribu tahun dalam perhitunganmu”.Berarti kita dijamu Alloh dalam kurun waktu tiga ribu tahun. Kehidupan kita didunia termasuk dalam kurun waktu itu. Alloh akan menyempurnakannya melalui karunia-Nya di negeri akhirat. Selebihnya adalah kekekalan”.

Sebab Ketujuh

Sesungguhnya Alloh senantiasa mengurus segala sesuatu. Bukankah Alloh telah berfirman : “Alloh tidak ada Tuhan selain-Nya yang Maha Hidup dan Maha Tegak (terus-menerus mengurus seluruh makhluk-Nya)”. Alloh swt. Adalah satu-satunya pengatur didunia dan akhirat. Dia mengatur dunia dengan memberi rezeki dan karunia, serta mengurus di akhirat dengan memberi imbalan dan pahala. Apabila hamba mengetahui bahwa Alloh tidak pernah berhenti mangurusnya, tentu ia akan menyerahkan kendali dan berserah diri kepada-Nya. Ia akan mencampakkan dirinya dihadapan Alloh seraya pasrah menetapi ketentuan-Nya.

Sebab Kedelapan

Tujuan dan akhir kehidupan seorang hamba adalah pengbdian, sebagaiman firman Alloh swt. : “Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian menjemputmu”. Jika hamba sudah memusatkan dirinya untuk memelihara ibadahnya, tentu ia tidak akan sempat mengatur dan memperhatikan dirinya.

Syeikh Abu al-Hasan rohimahulloh berkata : Ketahuilah bahwa dalam setiap ibadah yang kau lakukan ada bagian Alloh swt. Yang dituntut darimu sebagai Rububyyah-Nya. Dia akan menuntut bagian-Nya dari setiap hamba, dan mereka akan ditanya tentangnya, serta tentang setiap tarikan nafas yang merupakan amanah Alloh. Karenanya bagaimana mungkin ia punya waktu luang, sementara ia disibukkan beribadah kepada Alloh; bagai mana mungkin ia sempat mengatur dirinya dan memperhatikan kebutuhannya. Seorang hamba hanya bisa sampai kepada Alloh jika ia tak lagi merisaukan

(29)

dirinya, berzuhud, memusatkan perhatian untuk menaati-Nya, mengarahkan fikiran agar sejalan dengan-Nya, serta terus mengabdi dan berhubungan dengan-Nya”.

Jika kau tidak merisaukan pengaturan dirimu, Alloh akan membuatmu tetap bersama-Nya. Karena itu Syeikh Abu al-Hasan rohimahulloh berkata, “wahai yang telah berjalan menuju jalan keselamatan dan ingin berada disisi-Nya, kurangilah memperhatikan lahirmu jika ingin batinmu terbuka bagi masuknya rahasia kekuasaan Tuhan”.

Sebab Kesembilan

Engkau adalah hamba yang selalu Dia pelihara. Seorang hamba tidak boleh ragu kepada majikannya. Apalagi sang majikan selalu member dan tidak pernah mengabaikan. Inti ibadah adalah percaya kepada Alloh dan pasrah kepada-Nya. Sikap itu berlawanan dengan hasrat ikut mengatur dan memilih bersama Alloh. Seorang hamba harus mengabdi kepada-Nya, dan Dia akan memberikan karunia untuknya. Fahamilah firman-Nya yang berbunyi : “ Perintahkan keluargamu untuk sholat dan bersabarlah atasnya. Kami tidak meminta rizki. Kamilah yang memberimu rizki”.Maksudnya : Mengabdilah kepada Kami, dan Kami akan member bagianmu.

BAB KE TIGA

SEBAB-SEBAB KITA TAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)

Sebab Kesepuluh

Sesungguhnya kau tidak mengetahui akhir dan akibat dari setiap urusan. Mungkin kau bisa mengatur dan merancang sebuah urusan yang baik menurutmu. Tetapi ternyata urusan itu berakibat buruk bagimu. Mungkin saja ada keuntungan dibalik kesulitan dan sebaliknya, banyak kesulitan dibalik keuntungan. Bisa jadi bahaya dating dari kemudahan dan kemudahan dating dari bahaya. Mungkin saja anugerah tersimpan dalam ujian, dan cobaan tersembunyi dibalik anugerah. Dan bisa jadi kau mendapatkan manfaat lewat tangan musuhdan binasa lewat orang yang kau cintai.

Bagai mana mungkin Orang berakal akan ikut mengatur bersama Alloh, sedangkan ia tidak mengetahui mana yang berguna dan mana yang berbahaya bagi dirinya.

(30)

Syeikh Abu al-Hasan rohimahulloh berkata : “Ya Alloh, aku tidak berdaya menolak bahaya dari diri kami,meskipun dating dari arah yang kami ketahui dan dengan cara yang kami ketahui. Lalu bagaimana kami mampu menolak bahaya yang dating dari arah dan cara yang tidak kami ketahui?”. Cukuplah bagimu firman Alloh, “ Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal ia baik untuk kalian. Bisa jadi kalian mencintai sesuatu padahal ia buruk untuk kalian. Alloh mengetahui, sementara kalian tidak mengetahui”. Sering kali kau menginginkan sesuatu, namun Alloh memalingkannya darimu. Akibatnya kau merasa sedih dan terus menginginkannya. Namun, ketika akhir dan akibat dari apa yang kau inginkan itu tersingkap, barulah kau menyadari bahwa Alloh swt. melihatmu dengan pandangan yang baik dari arah yang tidak kau ketahui dan memilihkan untukmu dari arah yang tidak kau ketahui. Sungguh buruk hamba yang tidak paham dan pasrah kepada-Nya. Perhatikanlah sya’ir berikut ini:

Sering kuhasratkan sesuatu, namun Kau telah memilihkan untukku** pilihan-Mu senantiasa lebih baik dan Kau teramat sayang kepadaku.

Kutekadkan diri untuk tak memedulikan kata hati**kecuali untuk mengagungka dan memulaikan-Mu.

Dan kutekadkan diri agar kau tak melihatku menjamah dan melakukan yang Kau larang** karena dalam hatiku, Kau teramat Agung.

Diceritakan: ada seorang arif ketika ditimpa musibah, berkata: “ Taka pa-apa, itu baik”. Pada suatu malam, seekor srigala datang dan memakan ayamnya. Ketia ia diberitahu, ia menjawab, “Taka pa-apa”. Di malam berikutnya, anjingnya mati, saat diberitahu ia berkata, “semua baik-baik saja”. Lalu, besok harinya keledainya mati. Ia tetap berkata, “Tak apa/baik-baik saja”. Sedang keluarganya tidak menyukai jawaban itu. Namun, pada suatu malam ada sekelompok orang menyerang desa itu dan membunuh semua penduduknya. Tidak ada yang selamat kecuali si arif dan keluarganya. Ternyata, gerombolan itu mendatangi penduduk mengikuti suara ayam, gonggongan anjing, dan bunyi keledai. Sementara si arif sudah tidak memilikinya. Kematian hewan-hewan itu menjadi sebab keselamatannya. Maha Suci Alloh yang Maha Mengatur dan Maha Bijaksana.

Seorang hamba menyadari baiknya pengaturan Alloh setelah suatu peristiwa berlalu. Itulah sifat manusia kebanyakan. Berbeda dengan kalangan khusus yang memahami Alloh dan mengtahui baiknya pengaturan Alloh sebelum peristiwa terjadi/berlalu.

(31)

Kalangan khusus inipun terbagi kedalam beberapa tingkatan : Ada orang yang berbaik sangka kepada Alloh swt. Sehingga mereka berserah diri kepada-Nya karena Dia telah banyak memberikan anugerah dan karunia. Ada yang berbaik sangka kepada Alloh swt. Karena mengetahui bahwa merisaukan nasib dan ikut mengatur tidak akan mampu menolak ketentuan Alloh, yang telah ditetapkan atas dirinya dan tidak akan mendatangkan apa-apa yang bukan bagiannya. Ada pula orang yang berbaik sangka kepada Alloh swt. Karena memahami hadits Qudsi, “ Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku”. ia terus berbaik sangka kepada Alloh, seraya berusaha dengan harapan Alloh akan memperlakukannya sesuai dengan prasangkanya yang baik. Dan Alloh berbuat kepadanya sesuai dengan prasangkanya. Alloh telah memudahkan karunia bagi orang yang beriman sesuai dengan prasangka mereka. Alloh berfirman, : “ Alloh menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan”.

Tingkata tertinggi (dari kalangan khusus) adalah orang yang menyerah pasrah kepada Alloh swt. Karena menyadari bahwa sikap itulah yang layak ia jalani, bukan karena mengharapkan kebaikan bagi dirinya.

Tingkatan yang pertama tidak mengeluarkan hamba dari belenggu sebab. Pasalnya, orang yang menyerah kepada Alloh karena kebaikan-Nya, berarti terbelenggu oleh kebaikan-Nya yang telah ia rasakan. Seandainya ia tidak merasakan kebaikan-Nya, ia tidak akan menyerah pasrah kepada-Nya. Begitu juga tingkatan kedua. Ia tidak ikut mengatur karena menganggapnya tidak berguna, bukan karena Alloh. Seandainya ia merasa bahwa pengaturannya berguna, mungkin ia ikut mengatur. Dan tingkatan ketiga, masih terbelenggu oleh kebutuhan dirinya. Ia berserah diri dan berbaik sangka kepada Alloh, agar Alloh memberinya sesuai dengan prasangkanya. Jadi ia berupaya demi kepentingan dirinya. Ia takut tidak akan mendapatkan karunia-Nya jika tidak pasrah dan berbaik sangka kepada-Nya. Sementara orang yang pasrah kepada Alloh, dan berbaik sangka kepada-Nya karena melihat keagungan Uluhiyyah-Nya dan sifat Rububiyyah-Nya, mereka adalah hamba yang telah mencapai hakikat pengabdian. Ia layak masuk dalam golongan yang disabdakan Rosululloh saw. “ Alloh memiliki para hamba yang satu tasbih mereka senilai gunung uhud”.

Alloh swt. telah membuat perjanjian dengan seluruh hamba untuk tidak ikut mengatur bersama-Nya, lewat firman-Nya,“Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka, dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : Bukankah Aku Tuhanmu? Mereka menjawab : Ya benar.”. pengakuan bahwa Dia Tuhan mereka meniscayakan sikap pasrah sepenuhnya dan

(32)

tidak ikut mengatur bersama-Nya, itulah akad perjanjian yang diucapkannya sebelum ia menjadi Nafs ( yang selalu risau dan ingin ikut mengatur bersama Alloh swt.). seandainya hamba tetap berada dalam kondisi pertama yang tak terhijab dan dekat dengan-Nya, Tentu ia tidak akan ikut mengatur bersama Alloh. Namun ketika terhijab, ia mulai ikut mengatur dan merisaukan nasib dirinya. Karena itu para ‘Arif yang mengenal Alloh dan menyaksikan rahasia alam Malakut tidak mau ikut mengatur bersama-Nya. Pasalnya, kedekatan mereka dengan Alloh membentengi mereka dari sikap semacam itu dan melenyapkan keinginan untuk ikut mengatur. Bagaimana mungkin mereka akan ikut mengatur bersama Alloh, sementara mereka berada dihadapan-Nya dan menyaksikan keagungan-Nya.

BAB KE TIGA

SEBAB-SEBAB KITA TAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)

ريبدتلا رايتخلااو

IKUT MENGATUR DAN MEMILIH

KISAH TENTANG NABI ADAM AS.

Faidah: Ketahuilah, keikutsertaan dalam mengatur dan memilih akan mendatangkan bencana dan bahaya yang besar. Sebagai contoh, kita menyaksikan bahwa Nabi Adam as. Tergoda untuk mendekati pohon karena ia ingin mengatur diri sendiri. Syetan berkata kepada Adam dan hawa’ sebagaimana diceritakan oleh Alloh swt. “ Tuhan tidak melarang kalian mendekati pohon ini melainkan agar kalian tidak menjadi malikat atau tidak menjadi orang yang kekal(disurga)”. Mendengar perkataan itu Adam berfikir. Ia tahu bahwa kekal didekat Sang Kekasih adalah keinginnan paling utama dan ia berhasrat untuk beralih dari manusia menjadi malaikat, mungkin ia mengira bahwa posisi malaikat itu lebih mulia. Setelah berfikir dan merancang seperti itu ia pun mendekati dan memakan pohon itu. Tindakan itu hasil dari pengturan dan rancangannya. Sesungguhnya melalui peristiwa itu Tuhan hendak

(33)

menurunkannya kebumi dan menjadikannya sebagai kholifah. Secara lahiriah langkah itu merupakan penurunan, namun pada hakikatnya langkah itu adalah kenaikan.

Karena itu Syeikh Abu al-Hasan rohimhulloh berkata, “ Demi Alloh, Dia menurunkan Adam kebumi bukan untuk menghinakannya, melainkan untuk menyempurnakannya”.

Pada hakikatnya, Adam as. Senantiasa naik menuju Alloh swt. Kadang lewat tangga kedekatan dan kemuliaan, kadang lewat tangga kerendahan dan kehinaan(jalan yang lebih sempurna untuk mencapai hakikat). Setiap mukmin wajib meyakini bahwa Nabi dan Rosul hanya berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih sempurna. Mereka tak pernah dan tak mungkin berpindah ke keadaan yang lebih buruk. Tentang hal ini pahamilah firman Alloh swt. “Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan”. syeikh ibnu ‘Atiyyah mentafsirkan ayat ini : bahwa keadaan kedua lebih baik bagimu daripada keadaan pertama.

Jika kau telah paham, lantas ketahuilah bahwa Alloh swt. memiliki pengaturan dan kehendak. Dan telah ditetapkan dalam pengaturan dan kehendak-Nya bahwa manusia harus memakmurkan bumi ini dengan keadaan yang berbeda-beda sesuai dengan kehendak-Nya, di antara keturunann mereka ada yang berbuat baik, dan ada pula yang berbuat aniaya atas dirinya secara nyata.

Kemudian kebijaksanaan-Nya mengatur agar kehendak-Nya berjalan sempurna dan Adam as.dimunculkan dialam dunia. Maka Alloh swt. berkehendak menjadikan tindakan Adam makan buah pohon itu sebagai sebab turunnya ia ke dunia. Yang kemudian menjadi sebab ia diangkat menjadi kholifah.

Syeikh Abu al-Hasan ra. Berkata : “ Karena itulah Dia memuliakan kemaksiatan yang melahirkan kedudukan kholifah, dan menyebabkan taubat bagi generasi manusia setelahnya hingga hari kiamat”. Turunnya Adam as. Kedunia ini sesuai dengan ketentuan Alloh swt. sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Syeikh Abu al-Hasan ra. Berkata : “ Demi Alloh, Dia telah menurunkan Adam ke bumi sebelum dia menciptakannya. Sebagai mana firman-Nya, “Kami akan menjadikan kholifah diatas bumi”. Di seluruh rangkaian pperistiwa itu tampaklah baiknya pengaturan Alloh atas diri Adam as. Baik ketika ia makan buah pohon itu, ketika ia turun kebumi, ketika Alloh memuliakannya dengan menjadi kholifah dan pemimpin.

(34)

Kita tuntaskan pembicaraan tentang hal itu sampai disini, kita mesti mencermati berbagai kemuliaan yang diberikan oleh Alloh kepada Nabi Adam as. dalam jalinan peristiwa itu. Tujuannya agar kita mengetahui bahwa kalangan khusus memiliki ahwal khusus bersama Alloh yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya. Alloh memiliki pengaturan tersendiri yang tidak diberikan kepada selain mereka.

Tindakan Adam makan buah pohon dan turunnya ia kedunia mengandung berbagai hikmah dan makna, diantaranya: Sebelumnya Adam dan Hawa’ tinnggal disurga, Alloh memperkenalkan diri-Nya kepada mereka lewat pemberian rizki, karunia, dan nikmat. Kemudian, lewat pengaturan-Nya yang halus, Adam makan buah pohon itu sehinggaAlloh memperkenalkan diri kepada mereka lewat sifat pemaaf-Nya, hijab, ampunan, Taubat, dan pemilihan-Nya.

Pertama, Sifat Pemaaf Alloh tampak karena Dia tidak langsung menghukum ketika keduanya melakukan perbuatan itu. Yang Maha Pemaaf yakni, yang tidak segera menghukummu atas kesalahanmu. Dia menunda hukuman, setelah itu, mungkin kau dimaafkan dan dilimpahi anugerah-Nya atau dimurkai dan mendapat hukuman-Nya.

Kedua, Alloh swt. memperkenalkan diri kepada mereka lewat Hijab-Nya. Ketika mereka(Adam dan Hawa’) makan buah pohon itu, terbukalah aurat mereka, karena lenyapnya pakaian surga. Alloh menutupi mereka dengan dedaunan surga. Sebagaimana firman-Nya, “Keduanya menutupi aurat mereka dengan dedaunan surga”. Itulah hijab-Nya. .

Ketiga, Alloh swt. hendak mengajarkan kepada Adam as. Bagaimana Dia memilihnya. Pemilihan dan pemberian kemuliaan itu berdasarkan dua hal, yaitu : Taubat kepada-Nya dan petunjuk dari-Nya. Alloh swt. ingin agar Adam as. Mengetahui kemuliaan yang Dia berikan kepadanya serta perhatian Alloh kepadanya. Karena itu, Dia tetapkan Adam untuk tetap makan buah pohon itu. Tindakan itu tidak menyebabkan Dia berpaling, meninggalkan dan memutuskan karunia-Nya kepada Adam. Sebaliknya, Dia memperlihatkan kasih sayang dan pertolongan-Nya kepada Adam. Sebuah ungkapan kata, menyatakan “ Siapa yang telah diselamatkan, takkan celaka oleh kesalahan”. Memang, kasih sayang bisa putus karena penentangan, namun kasih sayang yang hakiki tidakakan pernah terhenti, baik ketika kau bersesuaian/taat, maupun bertentangan dengan si Pengasih. Alloh berfirman, “ Lalu Dia

Referensi

Dokumen terkait

Maka hukum tentang kontrak pada prinsipnya tergolong kedalam hukum mengatur. Artinya adalah bahwa hukum tersebut baru berlaku sepanjang para pihak tidak mengaturnya lain. Jika

lepas dari politik, bahkan kehadiran Islam sebagai agama yang sempurna mengatur kehidupan manusia, termasuk dalam kehidupan berpolitik, dalam hal ini etika berpolitik, baik

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan budaya kerja dengan komitmen guru dalam proses mengembangkan yayasan menjadi lebih baik dan

Manusia Diciptakan oleh Alloh SWT dengan kesempurnaan, baik sempurna dalam fisik maupun psikis. Kesempurnaan manusia secara fisik dapat kita lihat dari kelengkapan anggota

Remaja tidak ikut PIK KRR Baik pada aspek mengetahui tentang masa subur maupun tidak lebih tinggi dibandiongkan Yang ikut PIK

Jika mahasiswa ikut aktif dalam sebuah organisasi maka mahasiswa tersebut harus dapat mengatur waktu kegiatannya dengan baik sehingga hal tersebut tidak memberikan dampak buruk pada

Bagi memastikan sesebuah komunikasi itu berkesan dan terkesan kepada pendengar, komunikasi tersebut hendaklah dilakukan dengan menggunakan perkataan yang baik, bijak dan pandai mengatur

Mengatur dan merancang kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat di asah dengan mengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang di rumah, seperti ikut menata kamar tidurnya,