• Tidak ada hasil yang ditemukan

KISAH TENTANG NABI ADAM AS

Dalam dokumen Kitab Tanwirul Qulub (Halaman 32-35)

SEBAB-SEBAB TIDAK BOLEH IKUT MENGATUR (TADBIR)

KISAH TENTANG NABI ADAM AS

Faidah: Ketahuilah, keikutsertaan dalam mengatur dan memilih akan mendatangkan bencana dan bahaya yang besar. Sebagai contoh, kita menyaksikan bahwa Nabi Adam as. Tergoda untuk mendekati pohon karena ia ingin mengatur diri sendiri. Syetan berkata kepada Adam dan hawa’ sebagaimana diceritakan oleh Alloh swt. “ Tuhan tidak melarang kalian mendekati pohon ini melainkan agar kalian tidak menjadi malikat atau tidak menjadi orang yang kekal(disurga)”. Mendengar perkataan itu Adam berfikir. Ia tahu bahwa kekal didekat Sang Kekasih adalah keinginnan paling utama dan ia berhasrat untuk beralih dari manusia menjadi malaikat, mungkin ia mengira bahwa posisi malaikat itu lebih mulia. Setelah berfikir dan merancang seperti itu ia pun mendekati dan memakan pohon itu. Tindakan itu hasil dari pengturan dan rancangannya. Sesungguhnya melalui peristiwa itu Tuhan hendak

menurunkannya kebumi dan menjadikannya sebagai kholifah. Secara lahiriah langkah itu merupakan penurunan, namun pada hakikatnya langkah itu adalah kenaikan.

Karena itu Syeikh Abu al-Hasan rohimhulloh berkata, “ Demi Alloh, Dia menurunkan Adam kebumi bukan untuk menghinakannya, melainkan untuk menyempurnakannya”.

Pada hakikatnya, Adam as. Senantiasa naik menuju Alloh swt. Kadang lewat tangga kedekatan dan kemuliaan, kadang lewat tangga kerendahan dan kehinaan(jalan yang lebih sempurna untuk mencapai hakikat). Setiap mukmin wajib meyakini bahwa Nabi dan Rosul hanya berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih sempurna. Mereka tak pernah dan tak mungkin berpindah ke keadaan yang lebih buruk. Tentang hal ini pahamilah firman Alloh swt. “Sesungguhnya yang akhir itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan”. syeikh ibnu ‘Atiyyah mentafsirkan ayat ini : bahwa keadaan kedua lebih baik bagimu daripada keadaan pertama.

Jika kau telah paham, lantas ketahuilah bahwa Alloh swt. memiliki pengaturan dan kehendak. Dan telah ditetapkan dalam pengaturan dan kehendak-Nya bahwa manusia harus memakmurkan bumi ini dengan keadaan yang berbeda-beda sesuai dengan kehendak-Nya, di antara keturunann mereka ada yang berbuat baik, dan ada pula yang berbuat aniaya atas dirinya secara nyata.

Kemudian kebijaksanaan-Nya mengatur agar kehendak-Nya berjalan sempurna dan Adam as.dimunculkan dialam dunia. Maka Alloh swt. berkehendak menjadikan tindakan Adam makan buah pohon itu sebagai sebab turunnya ia ke dunia. Yang kemudian menjadi sebab ia diangkat menjadi kholifah.

Syeikh Abu al-Hasan ra. Berkata : “ Karena itulah Dia memuliakan kemaksiatan yang melahirkan kedudukan kholifah, dan menyebabkan taubat bagi generasi manusia setelahnya hingga hari kiamat”. Turunnya Adam as. Kedunia ini sesuai dengan ketentuan Alloh swt. sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Syeikh Abu al-Hasan ra. Berkata : “ Demi Alloh, Dia telah menurunkan Adam ke bumi sebelum dia menciptakannya. Sebagai mana firman-Nya, “Kami akan menjadikan kholifah diatas bumi”. Di seluruh rangkaian pperistiwa itu tampaklah baiknya pengaturan Alloh atas diri Adam as. Baik ketika ia makan buah pohon itu, ketika ia turun kebumi, ketika Alloh memuliakannya dengan menjadi kholifah dan pemimpin.

Kita tuntaskan pembicaraan tentang hal itu sampai disini, kita mesti mencermati berbagai kemuliaan yang diberikan oleh Alloh kepada Nabi Adam as. dalam jalinan peristiwa itu. Tujuannya agar kita mengetahui bahwa kalangan khusus memiliki ahwal khusus bersama Alloh yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya. Alloh memiliki pengaturan tersendiri yang tidak diberikan kepada selain mereka.

Tindakan Adam makan buah pohon dan turunnya ia kedunia mengandung berbagai hikmah dan makna, diantaranya: Sebelumnya Adam dan Hawa’ tinnggal disurga, Alloh memperkenalkan diri-Nya kepada mereka lewat pemberian rizki, karunia, dan nikmat. Kemudian, lewat pengaturan-Nya yang halus, Adam makan buah pohon itu sehinggaAlloh memperkenalkan diri kepada mereka lewat sifat pemaaf-Nya, hijab, ampunan, Taubat, dan pemilihan-Nya.

Pertama, Sifat Pemaaf Alloh tampak karena Dia tidak langsung menghukum ketika keduanya melakukan perbuatan itu. Yang Maha Pemaaf yakni, yang tidak segera menghukummu atas kesalahanmu. Dia menunda hukuman, setelah itu, mungkin kau dimaafkan dan dilimpahi anugerah-Nya atau dimurkai dan mendapat hukuman-Nya.

Kedua, Alloh swt. memperkenalkan diri kepada mereka lewat Hijab-Nya. Ketika mereka(Adam dan Hawa’) makan buah pohon itu, terbukalah aurat mereka, karena lenyapnya pakaian surga. Alloh menutupi mereka dengan dedaunan surga. Sebagaimana firman-Nya, “Keduanya menutupi aurat mereka dengan dedaunan surga”. Itulah hijab-Nya. .

Ketiga, Alloh swt. hendak mengajarkan kepada Adam as. Bagaimana Dia memilihnya. Pemilihan dan pemberian kemuliaan itu berdasarkan dua hal, yaitu : Taubat kepada-Nya dan petunjuk dari-Nya. Alloh swt. ingin agar Adam as. Mengetahui kemuliaan yang Dia berikan kepadanya serta perhatian Alloh kepadanya. Karena itu, Dia tetapkan Adam untuk tetap makan buah pohon itu. Tindakan itu tidak menyebabkan Dia berpaling, meninggalkan dan memutuskan karunia-Nya kepada Adam. Sebaliknya, Dia memperlihatkan kasih sayang dan pertolongan-Nya kepada Adam. Sebuah ungkapan kata, menyatakan “ Siapa yang telah diselamatkan, takkan celaka oleh kesalahan”. Memang, kasih sayang bisa putus karena penentangan, namun kasih sayang yang hakiki tidakakan pernah terhenti, baik ketika kau bersesuaian/taat, maupun bertentangan dengan si Pengasih. Alloh berfirman, “ Lalu Dia

memilihnya(Adam).” Ayat ini menunjukkanbahwa pemilihan Alloh itu tidak berlangsung kemudian, namun Dia telah memilihnya sebelum keberadaan Adam. Pa yang terjadi setelah perbuatan dosa itu merupakan pembuktian pemilihan Alloh atasnya. Inilah maksud firman Alloh “Lalu Dia memilihnya(Adam). Artinya : Dia menampakkan bukti pemilihan-Nya atas Adam berikut pertolongan-Nya kepada Adam dengan memberinya kemudahan untuk bertaubat dan mendapatkan petunjuk dari Alloh. Jadi firman Alloh, “Lalu Dia memilihnya(Adam). Maka Dia menerima taubatnya dan memberikan petunjuk kepadanya”. Mengandung tiga pengertian, yaitu 1. Pemilihan Alloh, yang hasilnya adalah (2) Taubatnya Nabi Adam sehingga (3) dia mendapatkan petunjuk. Pahamilah hal ini dengan baik.

Selanjutnya Alloh menurunkan Adam kebumi. Dia(Alloh) memperkenalkan diri dengan kebijaksanaan-Nya, sebagaimana Dia memperkenalkan diri kepadanya disurga lewat sejumlah kekuasaan-Nya yang menakjubkan. Pasalnya, dunia adalah tempat sebab dan sarana. ketika Adam as. turun kebumi, Alloh mengajarkannya cara membajak, bertani serta berbagai sarana hidup yang dibutuhkan supaya Alloh mewujudkan untuknya apa yang telah diberitakan sebelum itu lewat firman-Nya, “ Jangan sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga sehingga kau menderita”. maksud firman Alloh, “sehingga kau menderita” adalah kepenatan lahir, bukan penderitaan atau kemalangan yang merupakan lawan kebahagiaan. dalilnya adalah firman Alloh tersebut, “sehingga kau menderita” Alloh tidak berkata “sehingga kalian menderita” sebab laki-lakilah yang harus menaggung beban dan kepenatan tersebut, sebagaimana firman-Nya, “Laki-laki adalah pemimpin bagi para wanita, karena keistimewaan yang Alloh berikan”. seandainya penderitaan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah terputusnya hubungan atau turunnya hijab, tentu Alloh berkata sehingga kalian berdua menderita”. penyebutan bentuk mufrod/tunggal menunjukkan bahwa penderitaan itu bukanlah pemutusan hubungan atau pengusiran. seandainya ayat itu berbunyi demikian pun kita akan mentafsirkannya dengan prasangka yang baik dan memaknainya dengan kepenatan lahir.

Catatan penting

NABI ADAM MEMAKAN BUAH POHON BUKAN SEBUAH

Dalam dokumen Kitab Tanwirul Qulub (Halaman 32-35)

Dokumen terkait