• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKS

Dalam dokumen PT Telekomunikasi Indonesia Profil (Halaman 62-67)

Direksi harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris untuk kegiatan-kegiatan berikut ini: (i) membeli atau menjual efek perusahaan melalui bursa dalam jumlah melebihi yang ditentukan oleh Dewan Komisaris; (ii) melakukan investasi atau divestasi kepemilikan di badan usaha lain selain melalui bursa saham dan dalam jumlah melebihi yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris; (iii)

menetapkan, mengalihkan hak atau melepas anak perusahaan; (iv) mengalihkan, memperdagangkan, menjual atau mengakuisisi bagian suatu usaha; (v) melakukan perjanjian lisensi, kontrak manajemen atau perjanjian sejenis dengan entitas lain atau kontrak manajemen; (vi) menjual atau melakukan divestasi aset tetap dalam jumlah melebihi yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris (vii) menghapuskan

piutang macet atau barang tidak produktif yang nilainya melebihi yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris; (viii) mengikatkan Dewan Komisaris sebagai penjamin dalam jumlah melebihi yang ditetapkan dalam keputusan Dewan Komisaris; (ix) menjamin atau memperpanjang pinjaman jangka menengah/panjang atau pinjaman jangka pendek yang tidak merupakan praktik bisnis normal yang melebihi jumlah yang ditetapkan. Di samping itu, transaksi selain yang disebutkan di atas senilai 10% pendapatan TELKOM atau lebih atau senilai 20% ekuitas pemegang saham atau lebih atau sebesar yang ditentukan oleh peraturan pasar modal Indonesia yang mengharuskan adanya persetujuan pemegang saham melalui RUPS Tahunan atau RUPS Luar Biasa.

Dalam menjalankan kewajibannya, Direksi wajib mengutamakan kepentingan perusahaan. Anggaran Dasar Perusahaan menyebutkan bahwa Direksi TELKOM dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut: (i) menempati posisi sebagai direktur di BUMN lain atau BUMD atau perusahaan swasta atau posisi lain yang mengendalikan suatu perusahaan; (ii) menempati posisi Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas pada suatu BUMN; (iii) menempati posisi struktural atau fungsional di suatu

lembaga/institusi pemerintah pusat atau pemerintah daerah; (iv) menempati posisi yang berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan, sebagai anggota pengurus suatu partai politik dan/atau calon anggota legislatif dan/atau kepala/wakil kepala daerah; dan/atau (v) menempati posisi lain yang mungkin menyebabkan benturan kepentingan dengan perusahaan dan/atau dengan hukum dan peraturan yang berlaku baik secara langsung atau tidak langsung.

Di samping itu Anggaran Dasar Perusahaan juga melarang Direksi yang memiliki benturan

kepentingan untuk bertindak mewakili TELKOM dalam urusan yang terkandung benturan kepentingan tersebut. Dalam hal ini TELKOM dapat diwakili oleh salah satu anggota Direksi lain dengan

persetujuan Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka TELKOM dapat diwakili oleh Dewan Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris yang diangkat melalui rapat Dewan Komisaris.

Setiap direktur diangkat untuk masa jabatan yang dimulai sejak tanggal pemilihannya melalui RUPS Tahunan atau RUPS Luar Biasa, 5 tahun, dan apabila hari berakhirnya masa jabatan tersebut jatuh pada hari libur maka masa jabatan berakhir pada hari kerja berikutnya, tanpa mengurangi hak RUPS Tahunan untuk memberhentikan setiap direktur sewaktu-waktu sebelum berakhirnya masa jabatan. Jika karena suatu alasan terjadi kekosongan suatu posisi Direksi, maka posisi kosong tersebut harus telah diputuskan pada RUPS Tahunan terdekat yang akan datang. Apabila posisi tersebut masih terbuka dan penggantinya belum ditemukan, salah satu anggota direksi lain akan ditunjuk berdasarkan keputusan rapat direksi untuk mengisi posisi direktur tersebut dengan jurisdiksi dan kewenangan yang sama. Apabila karena suatu alasan terjadi seluruh posisi Direksi kosong maka Dewan Komisaris akan mengambil alih sementara semua kegiatan manajemen. Dalam waktu tidak lebih dari 60 (enam puluh) hari semenjak kekosongan terjadi maka diselenggarakan RUPS untuk mengisi kekosongan tersebut.

Tidak satupun baik anggota Direksi maupun anggota Dewan Komisaris mempunyai kepentingan yang signifikan baik langsung maupun tidak langsung di perusahaan yang menjalankan bisnis serupa dengan bisnis TELKOM.

Tidak satupun baik anggota Direksi maupun anggota Dewan Komisaris mempunyai kontrak layanan dengan TELKOM atau salah satu anak perusahaan yang memberikan manfaat setelah berakhirnya masa jabatan.

Rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi

Selama tahun 2009, TELKOM telah menyelenggarakan rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi. Tabel Rapat Dewan Komisaris (14 Kali Rapat di Tahun 2009)

Kompensasi

Setiap anggota komisaris berhak atas sejumlah kompensasi bulanan dan tunjangan-tunjangan. Mereka juga berhak mendapatkan tantiem berdasarkan kinerja dan pencapaian perusahaan, yang besarannya ditentukan oleh pemegang saham dalam RUPS. Komisaris juga mendapatkan tunjangan pada saat mereka berhenti dari posisinya.

Setiap direktur berhak atas gaji bulanan dan tunjangan lain (termasuk tunjangan pensiun). Di samping itu Direktur juga mendapatkan bagian tantiem atas kinerja dan pencapaian perusahaan yang besarannya ditentukan oleh pemegang saham dalam RUPS. Bonus dan insentif dianggarkan setiap tahun

berdasarkan rekomendasi Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris sebelum diusulkan kepada pemegang saham dalam forum RUPST.

Proses Penentuan Remunerasi Dewan Komisaris

 Pembayaran remunerasi

Remunerasi Dewan Komisaris ditentukan berdasarkan formula yang juga dipakai untuk

penentuan gaji Direksi. Besarnya nilai yang dibayarkan mengacu pada persentase gaji Direktur Utama sesuai dengan Surat Edaran Menteri Negara BUMN No. S326/SMBU/2002 tertanggal 3 Mei 2002 dan disetujui oleh RUPST. Remunerasi yang dibayarkan kepada anggota Dewan Komisaris telah memperoleh persetujuan RUPST yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2009.

 Tunjangan dan Fasilitas

Tunjangan dan fasilitas untuk Dewan Komisaris mengacu pada hasil telaah konsultan

independan yang juga dipakai untuk menentukan formula tunjangan dan fasilitas bagi direksi. Dewan Komisaris, sesuai mandat RUPST pada 30 Juli 2004, melaporkan hasil telaah konsultan independen kepada pemegang saham Dwiwarna untuk mendapatkan persetujuan, atas formula yang telah berlaku sejak tanggal 1 Januari 2003 tersebut.

Penentuan tunjangan dan fasilitas Dewan Komisaris berlaku sejak 1 Januari 2003 kemudian dilaporkan dalam RUPST pada tanggal 30 Juli 2004. Sesuai peraturan yang berlaku, remunerasi, tunjangan dan fasilitas bagi Dewan Komisaris dilaporkan kepada otoritas pasar modal.

Proses Penentuan Remunerasi Direksi

 Gaji

Komite Nominasi dan Remunerasi bertanggung jawab membuat formula gaji Direksi yang selanjutnya akan dibahas dalam rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris untuk

mendapatkan persetujuan. Formula yang telah ditelaah oleh Komite Nominasi dan Remunerasi dan disetujui oleh rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris tersebut kemudian diajukan kepada RUPS Tahunan untuk mendapatkan persetujuan.

 Tunjangan dan Fasilitas

Berdasarkan keputusan RUPS Tahunan pada tanggal 9 Mei 2003, Dewan Komisaris ditugaskan untuk menentukan besarnya tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dengan mengacu pada hasil telaah konsutan independen. Setelah hasil telaah independen tersebut dibahas dan disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris, Dewan Komisaris menyusun formula yang berlaku sejak 1 Januari 2003. Besarnya tunjangan dan gaji Direksi yang ditentukan oleh Dewan Komisaris tersebut kemudian dilaporkan kepada pemegang saham Dwiwarna dalam RUPS tahunan pada tanggal 30 Juli 2005. Penentuan tunjangan dan fasilitas bagi Direksi berlaku sejak tahun fiskal 2003 dan akan diajukan kembali untuk tahun fiskal 2010.

Posted on June 02, 2010

Source: TELKOM 2009 Annual Report (filed to Bapepam-LK on April 08, 2010)

DAFTAR ISTILAH 3G

Istilah umum untuk teknologi telekomunikasi seluler generasi ketiga. 3G menawarkan sambungan ke telepon seluler dengan kecepatan tinggi, yang memungkinkan video conference dan aplikasi lainnya dapat mengakses Internet melalui sambungan pita lebar. Dengan 3G, pelanggan dapat terhubung ke internet dari laptop dengan menggunakan telepon seluler dan kabel data atau menggunakan PC card.

ADS

American Depositary Share (yang juga dikenal dengan “ ADR “), adalah sertifikat yang diperdagangkan di pasar sekuritas Amerika Serikat (seperti New York Stock Exchange) yang merepresentasikan sejumlah saham asing. Satu ADS TELKOM mewakili 40 saham Seri B TELKOM.

ARPU

Average Revenue Per User berfungsi sebagai statistik evaluasi terhadap jumlah pelanggan dari suatu operator jaringan. ARPU dihitung dengan membagi jumlah pendapatan (termasuk pendapatan kotor interkoneksi) untuk jangka waktu tertentu dengan menghitung rata-rata jumlah pelanggan, pada suatu periode tertentu tidak termasuk untuk layanan telepon seluler, biaya koneksi, pendapatan interkoneksi, pendapatan roaming internasional di luar pelanggan dan diskon dealer.

ATM

Asynchronous Transfer Mode adalah mode transfer yang disusun dalam bentuk sel-sel. Maksud asinkronus adalah pengulangan sel yang mengandung informasi dari pengguna tidak perlu periodik.

B2B

Business-to-Business Electronic Commerce adalah suatu teknologi yang memungkinkan lingkungan aplikasi memfasilitasi pertukaran informasi bisnis dan otomatisasi transaksi komersial yang didisain untuk mengotomatiskan dan mengoptimalkan interaksi antar mitra bisnis.

BACKBONE

Jaringan telekomunikasi utama yang terdiri dari fasilitas switching dan transmisi yang menghubungkan beberapa node akses jaringan. Link transmisi antara node dan fasilitas switching itu termasuk didalamnya microwave, kabel bawah laut, satelit, serat optik dan teknologi transmisi lainnya.

BANDWIDTH

Pita lebar, merujuk pada kapasitas link komunikasi.

BEI

Merujuk pada Bursa Efek Indonesia.

BRTI

Merujuk pada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia.

BSC

Base Station Controller (BSC) adalah perangkat yang bertanggungjawab malakukan pengalokasan sinyal radio ke mobile station, melakukan administrasi frekuensi dan mengatur serah terima antar BTS-BTS yang berada dibawah kendalinya.

Base Station Subsystem (BSS) adalah bagian jaringan telepon seluler yang bertanggungjawab menangani lalu-lintas (traffic) dan pensinyalan antara telepon bergerak dengan network switching subsystem (NSS). BSS terdiri atas dua bagian yakni Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC).

BTS

Base Transceiver Station merujuk pada perangkat yang memancarkan dan menerima sinyal telefoni radio ke dan dari sistem telekomunikasi lain.

C BAND

C Band adalah bagian dari spektrum electromagnet gelombang mikro pada kisaran jelajah antara 4 sampai dengan 8 GHz. C Band merupakan pita frekuensi pertama yang diperuntukkan bagi komunikasi komersial antar bumi – satelit. Pada umumnya satelit C Band menggunakan 3,7 GHz-4,2 GHz untuk downlink (dari satelit ke bumi) dan 5,925 GHz-6,425 GHz untuk uplink (dari bumi ke satelit).

CBHRM

Competency Based Human Resource Management (CBHRM) merujuk pada pola pendekatan di dalam system pengelolaan sumber daya manusia dengan mendasarkan pada keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu secara efektif.

CDMA

Code Division Multiple Access adalah teknologi jaringan spektrum luas pita lebar. DCS

Digital Communication System adalah sistem telepon seluler yang menggunakan teknologi GSM yang beroperasi dalam pita frekuensi 1800 MHz.

DEPKEU

Merujuk pada Departemen Keuangan

DEPKOMINFO

Merujuk pada Departemen Komunikasi dan Informasi, Pada bulan Februari tanggung jawab atas regulasi telekomunikasi tersebut dipindahkan dari Menhub.

Dalam dokumen PT Telekomunikasi Indonesia Profil (Halaman 62-67)

Dokumen terkait