• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembayaran dengan kredit berdokumen (credit opening dengan dokumen),

memerhatikan semua pihak yang berkepentingan (yaitu bank-bank dan orang yang berhak atas pembayaran). bahwa semua dokumen-dokumen yang dibutuhkan bagi pembayaran itu harus dilengkapi. Bagi bank, tidak hanya kelengkapan dari dokumen itu yang perlu diteliti, melainkan juga bahwa dokumen-dokumen itu telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan

kredit (credit opening).

134 Emmy Pengaribuan SH, Pembukaan Kredit Berdokumen (Documenta ry Credit Opening), Seksi

68 Inilah kewajiban yang pertama-tama dari bank yang bersangkutan, seperti jelas dapat kita baca bahwa di dalam Artikel 7 UCP menetapkan sebagai berikut:

“Bank must examine all document with reasonable care to ascertain that they appear on their face to be in accordance with

the terms and conditions of the credit”135

.

Kriteria yang ada hubungan dari segi hukum, adalah136 pembagian yang

paling penting yang dikenal oleh banyak negara-negara sebelum ada UCP dan yang kemudian diatur di dalam UCP sendiri ialah pembagaian atas: kredit

berdokumen yang revocable dan kredit berdokumen yang irrevocable. Pembagian

seperti ini sekarang sudah diatur dalam Pasal 1a UCP 1974 (Pasal 1 ayat (1) UCP 1962) yang menetapkan: “credit may either revocable, or irrevocable”.

Pembagian lainnya yang dikenal juga dalam UCP ialah pembagaian atas: confirmed credit dan unconfirmed credit. Kredit berdokumen yang dapat diperalihkan dan yang tidak dapat peralihkan juga merupakan suatu pembagian di

dalam bentuk kredit berdokumen, (transferable and non-transferable credits).

Pembagian ini juga dikenal di dalam UCP. Pembagian lain yang didasarkan atas

kriteria “penyebutan secara tegas-tegas” di dalam kredit itu, apakah kredit itu

dapat diperalihkan. Kalau tidak ada penyebutan tegas-tegas demikian maka kredit

itu tidak boleh diperalihkan atau termasuk non-transferable credit.

Suatu pembagian lain yang didasarkan atas kriteria cara merealisasi kredit

dokumen itu juga dikenal,137 sehingga terdapat: cash-credit atau betalingskredit

135

Ibid.

136Ibid.

137 Beliau (Panggaribuan, Emmy) juga mengutip dari Ellinger, Documentary Letter of Credit,

69

(Belanda), dan acceptance atau “wesel-kredit” (kredit yang dibayar dengan cara

membayar suatu wesel yang diterbitkan atas pengganti bank sendiri).

Biasanya di dalam kejadian yang paling sederhana, pembukaan kredit berdokumen itu dimaksudkan untuk melaksanakan pembayaran dari satu transaksi saja. Dengan melaksanakan pembayaran atas kredit itu menjadi hapus. Jadi bank hanya mendapat instruksi untuk membayar untuk transaksi saja. Pembukaan

kredit semacam itu disebut dengan nama simple credit138.

Akan tetapi, di samping simple credit, juga dikenal pembukuan kredit

yang dimaksudkan untuk membayarlebih dari satu transaksi, yang dikenal dengan

nama Revolving Credit. Revolving Credit masih di bedakan atas 2 jenis yaitu:

Revolving Credit yang kumulatif dan Revolving Credit yang non-kumulatif.

Keredit berdokumen itu dikenal dengan beberapa bentuk yang khusus seperti back

to back credit dan anticipatory credit139.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 1 (satu) tentang pelaksanaan dan

peralihan kredit berdokumen ditambah shipping documents, di bawah ini:

138Ibid. hal., 20. (buku dari Ellinger yang penulis maksud).

70

Gambar 1. Alur Documentary Credit140.

Berikut ini penjelasan atau deskripsi atas alur sebagaimana dikemukakan di atas: yang sudah Penulis terapkan pada kasus yang juga menjadi satuan amatan penelitian ini. Pertama, pada akhir tahun 1982 atau awal 1983, PT. Gespamindo

mengimpor 3000 metric ton pupuk seharga US.$ 195.000,- dari Phosphate Mining

Co. Selaku eksportir, atas pesanan PT. Patra Buana, PT. Kapuas Dua Belas, dan

PT. Sinar Mulia Buana, masing-masing 1000 metric ton.

140 “Alur Documentary Credit” ini Penulis sitir dari catatan perkulihan Hukum Perbankan dan

Lembaga Pembiayaanpada Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana yang diampu oleh Trisetya Wahyu Nugroho, S.H., M.H.

(1) SALES CONTRACT Beneficiary/exportir Applicant/importir ADVISING BANK- BANK PENERUS L/C/ADVISING BANK ISSUING BANK- BANK PEMBUKA L/C L/C APLIKASI L/C ADVIS/LC B/L & DRAF $ $ B/L & DRAFT $ Pengapalan Barang (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

71 PT. Gespamindo meminta untuk membukakan kredit (3 buah L/C guna membayar pupuk) atas nama eksportir kepada PT. Sajahtera Bank melalui The Chartered Bank di Jakarta. Bank Penjual (The Chartered Bank yang ada di

Australia/dapat juga bank bonafide lainnya, karena dalam kasus tidak dapat

diketahui secara jelas) kemudian memberikan konfirmasi kepada penjual tentang

status L/C yang diterbitkan oleh Bank Pembeli (confirming bank), sekaligus

menjanjikan pada penjual bahwa bank Penjual akan membayar penjual, kalau penjual sudah menunjukan dokumen-dokumen yang diperlukan (dalam kasus ini tidak disertai detail diketahui).

Begitu L/C diterbitkan dan dikonfirmasikan, penjual akan megepak barang

dan menyerahkannya kepada pengangkut, membuat invoice dan mengasuransikan

barang. Untuk memastikan mutu barang, suatu perusahan pemeriksa bisa

dilibatkan (inspecting firm). Penjual juga akan menyiapkan dokumen lain yang

diperlukan, termasuk dokumen yang menunjukkan kepatuhan pada hukum perdagangan.

Setelah barang diserahkan pada pengangkut, pengangkut akan mengeluarkan B/L yang merupakan gabungan antara bukti terima barang dan kontrak yang mewajibkan pengangkut untuk menyerahkan barang hanya padapembeli atau orang ditunjuk. B/L dan dokumen-dokumen lain akan dibawa oleh penjual ke Bank Penjual.

Bank Penjual kemudian akan membayar harga yang disepakati kepada penjual (dalam kasus ini, juga tidak secara detail diketahui). B/L kemudian

72 diserahkan kepada Bank Pembeli. Bank pembeli tidak pernah melihat barang yang diperjualbelikan.

Setelah B/L dan dokumen lain dipandang cukup, Bank Pembeli akan membayar kepada bank Penjual. Dalam kasus ini, setelah semua dokumen ditebus oleh PT. Bank Sajahtera, semua lembar B/L rangkap 3 ada padanya. Harusnya Bank Pembeli kemudian menyerahkan B/L dan dokumen lain kepada pembeli, tetapi pada kenyataannya sampai saat ini PT. Gespamindo tidak melunasi kewajibannya dan menurut Hakim dalam Putusan 1887, PT. Gespamindo untuk kepentingan pembukaan dan/atau pembukuan L/C, masih mempunyai kewajiban pembayaran kepada PT. Sajahtera Bank, sejumlah sisa US.$ 117.000,- + US.$ 52.000,- = US.$ 169.000,-. Harusnya pembeli kemudian menunjukan B/L kepada PT. Samudera Indonesia. Alhasil, hakim memutuskan bahwa pihak pengangkut turut melakukan perbuatan melawan hukum karena secara tanpa hak menyerahkan pupuk yang diangkutnya kepada pihak yang tidak dapat menunjukan B/L.

Dokumen terkait