BAB II PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN UMK
C. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Mikro
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, maka daerah pun diberi kewenangan dalam menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan yang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat seperti kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, peradilan (yustisi), moneter dan fiskal nasional, dan agama yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dalam Pasal 10 Ayat (1). Pada Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 berisi tentang Urusan Pemerintah Daerah, yaitu:
“Urusan pemerintah konkuren sebagaimana di maksud dalam Pasal 11 ayat (3) yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.”53
a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 hal tersebut secara rinci telah disebutkan pada Pasal 14 ayat (1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan dasar dalam daerah kabupaten/kota meliputi:
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan;
53Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 11 ayat (1).
g. penanggulangan masalah sosial;
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;
i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup;
k. pelayanan pertanahan;
l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
n. pelayanan administrasi penanaman modal;
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya;
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pasal 14 ayat (2) tentang urusan pemerintahan pilihan dalam daerah kabupaten/kota meliputiurusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.54
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah, sehingga daerah diberikan peluang untuk mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri dengan memperhatikan kepentingan masyarakat setempat dan potensi daerahnya.
Sehingga Pemerintah Daerah melakukan upaya untuk menggali dan meningkatkan pendapatan daerahnya secara berkelanjutan untuk mendapatkan biaya
54Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 23Tahun 2014 Pasal 14ayat 1, dan 2.
pembangunan dan memenuhi belanja daerah atau pembiayaan Pemerintah Daerah. Dalam hal inilah akhirnya diterbitkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dan didalamnya juga termasuk mengatur tentang perizinan Usaha Kecil dan Menengah, yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap aktivitas ekonomi terutama dalam upaya menggali PAD dan mendorong laju investasi.Kewenangan Pemerintah Daerah dalam izin UMK meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap perizinan usaha yang dikeluarkan tersebut.
1. Pembinaan Usaha Mikro dan Kecil
Pembinaan UMK dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Menteri Dalam Negeri dan Kepala Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan perizinan dan non perizinan. Pembinaan UMK meliputi pengembangan sistem, sumber daya manusia, dan jaringan kerja sesuai kebutuhan daerah, yang dilaksanakan melalui :
a. koordinasi secara berkala;
b. pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi;
c. pendidikan, pelatihan, pemagangan;
d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan; dan
e. pelayanan publik.
Untuk mengembangkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di wilayah Provinsi, Gubernur menetapkan paling sedikit 1 (satu) Kabupaten/Kota sebagai
daerah percontohan. Untuk kelancaran pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di wilayah Provinsi, Gubernur melaksanakan sosialisasi akan pentingnya Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada seluruh Bupati/Walikota dan masyarakat di wilayahnya. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan Perda No. 8 tahun 2006 tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan, selanjutnya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan Peraturan Bupati No.429 tentang Pendampingan Izin Usaha Mikro dan Kecil.
2. Pengawasan Perizinan UMK
Pengawasan terhadap proses penyelenggaraan perizinan UMK dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Pengawasan atas penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri dan Kepala Daerah sesuai dengan tingkat urusan pemerintahan masing-masing melalui mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.
3. Retribusi Daerah
Sesuai dengan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah, penetapan jenis retribusi jasa umum dan retribusi perizinan tertentu untuk daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah sebagaimana diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal yang sama juga berlaku untuk penetepan jenis retribusi jasa usaha untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota, yang dilakukan sesuai dengan jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing daerah. Rincian dan masing-masing jenis retribusi diatur dalam peraturan daerah
yang bersangkutan. Pengertian dari retribusi daerah ialah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan hukum.55
Retribusi diartikan sebagai pungutan yang diimbangi dengan kompensasi langsung yang berupa peningkatan pelayanan. Misalnya saja retribusi izin usaha, seharusnya diimbangi pula dengan pengurusan izin yang mudah, cepat, dan pelayanan yang sopan dan baik, akses informasi atau peluang pasar bagi UMK, pelatihan manajemen dan program-program lain.
Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari pemerintah daerah yang bersangkutan. Surat Setoran Retribusi Daerah (selanjutnya disebut SSRD) adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh kepala daerah.
SKRD adalah surat keketapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi. STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
56
55Kamus Hukum, “Citra Umbara” Bandung, hlm 423.
56Marihot Pahala, Siahaan. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, Edisi I, 2005),hlm432 - 434.
D. Model Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMK adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional. UMK juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Itu artinya, usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari satu milyar, dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar, serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun, memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa ini.57
Menurut data Departemen Koperasi, jumlah UMK di Indonesia saat ini sebanyak 42,4 juta unit usaha, menyerap 79 juta tenaga kerja, dan menyumbang hampir 57% PDB nasional (Badan Pusat Statistik 2010). Dari jumlah tersebut 99,9 % merupakan UMK. Jadi hanya 0,1 % yang merupakan usaha menengah.58
57 Mudrajad Kuncoro, Ekonomika Industri Indonesia, Yogyakarta, Andi Offset, 2007, hlm. 362.
58 Data BPS Tahun (2009 – 2010) Mengenai Pergerakan Pertunmbuhan UMKM di Indonesia.diakses tanggal 1 Oktober 2018
Hal ini menunjukkan betapa banyaknya pengusaha UMK yang harus diberdayakan. Apabila setiap unit UMK mampu difasilitasi dan diberdayakan untuk menciptakan 1 (satu) orang kesempatan kerja atau kesempatan usaha tambahan baru, maka akan tercipta 40 juta kesempatan kerja baru. Hal ini berarti, jika kita mampu memberdayakan UMK tersebut, berarti upaya pemberantasan
kemiskinan akan berhasil secara signifikan.Gerakan pemberdayaan UMK tersebut harus menjadi perhatian pemerintah secara serius, tentunya bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Perguruan Tinggi maupun dunia usaha.
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan UMK merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.59
UMK memiliki keterbatasan dalam berbagai hal, di antaranya keterbatasan mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jejaring kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan akses UMK pada informasi pasar, lokasi usaha dan jejaring usaha agar produktivitas dan daya saingnya meningkat. Oleh karena itu menuntut adanya peran dan partisipasi bebagai pihak terutama pemerintah daerah dan kalangan perguruan tinggi serta dunia usaha yang berskala besar untuk membantu dan memfasilitasi akses informasi bagi para UMK yang sebagian besar berada di daerah pedesaan atau kota-kota kecil.60
Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) model kebijakan yang dibutuhkan dalam pemberdayaan UMK :61
59 MudrajadKuncoro,2007, Op.Cit. hlm 368.
60Abdulkadir Muhammad, Usaha Kecil Mikro dalam Ekonomi Indonesia, (Jakarta, Citra Aditya Bakti, 2001), hlm, 14.
61Tejo Nurseto,Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah yang Tangguh, dalam Jurnal Ekonomi & Pendidikan Vol.1 No.1 Februari 2004, hlm, 3.
1. Menciptakan iklim usaha yang kondusif (conducive business climate) sekaligus menyediakan lingkungan yang mampu (enabling environment) mendorong pengembangan UMK secara sistemik, mandiri, dan berkelanjutan.
2. Menciptakan sistem penjaminan (guarantee system) secara finansial terhadap operasionalisasi kegiatan usaha ekonomi produktif yang dijalankan oleh UMK;
3. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan (technical assistance and facilitation) secara manajerial guna meningkatkan status usaha UMK agar
”feasible” sekaligus ”bankable” dalam jangka panjang.
Kebijakan dan strategi pertama pada dasarnya merupakan penerjemahan dari fungsi pemerintah sebagai regulator dalam kegiatan ekonomi di masyarakat.
Oleh karenanya, pemerintah harus mampu mengembangkan regulasi-regulasi ekonomis yang dapat memberikan tingkat kepastian usaha sekaligus memberikan pemihakan yang tepat kepada segenap pelaku UMK dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
50 BAB III
PROSEDUR IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DALAM PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG NO. 8 TAHUN 2006 TENTANG
PENDAFTARAN PERUSAHAAN, IZIN INDUSTRI, IZIN USAHA PERDAGANGAN
Wujud pemberdayaan usaha dilakukan dengan cara kerjasama usaha antara pengusaha besar dan kecil disertai dengan pengembangan dan pembinaan usaha dengan prinsip saling menguntungkan. Berhubung pembinaan dan pengembangan usaha dilakukan oleh dua pihak yang memiliki posisi yang berbeda yaitu di satu pihak, pengusaha mempunyai posisi yang lebih kuat karena memiliki modal dan manajemen dalam bidang usah, dan dilain pihak pengusah kecil memiliki posisi yang lemah karena keterbatasan yang dimiliki oleh UMK.
A. Profil Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang
1. Sejarah Ringkas Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang
Pada awalnya Kantor Departemen Koperasi sejak tahun 60-an sampai dengan 1974 desebut Kantor Departemen Transmigrasi Koperasi, tahun 1974 sampai dengan tahun 1980 dengan nama Kantor Departemen Perdagangan Dan Koperasi. Kurun Waktu tahun 60-an sampai dengan tahun 1984 pembinaan koperasi masih dibawahi oleh suatu Direktorat.
Mulai tahun 1984, Pembinaan Koperasi ditangani oleh Menteri tersendiri dengan nama Departemen Koperasi. Pada tahun 1992 sampai dengan 1997 Departemen Koperasi berubah lagi menjadi Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Tahun 1997 sampai dengan 1998 sampai dengan
2000 menjadi kantor Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah.
Sejalan dengan Otonomi Daerah pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 berubah menjadi Dinas Penanaman Modal dan Koperasi dan PKM Kabupaten Deli Serdang, dan tahun 2008 sampai dengan sekarang berubah menjadi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah Kabupaten Deli Serdang.
2. Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang
a. Pembentukan dan Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007 tentang pembentukan organisasi dan Tata Kerja perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang. Dinas Kopersi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu Pelaksana Mandat bidang Koperasi, Usaha kecil dan Menengah guna terselenggaranya Good Gevernance.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.
b. Tugas dan Fungsi
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kopersai, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi :
1. Perumusan Kebijaksanaan teknis di bidang Koperasi, Usaha kecil dan Menengah.
2. Penyelenggaraan urusan Pemerintah dan Pelayanan Umum di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
3. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
c. Visi dan Misi
Dinas Koperasi, UKM Kabupaten Deli Serdang adalah terciptanya koperasi dan UMK yang tangguh dan mandiri, serta iklim yang kondusif dan berwawasan lingkungan bagi Kopersai UKM. Misi Dinas Koperasi, UMK Kabupatan Deli Serdang adalah:
1) Memberdayakan kelembagaan dan usaha koperasi dengan bertumpu kepada kepentingan ekonomi anggota dan masyarakat.
2) Memberdayakan UMKsebagai pelaku dalam system ekonomi produktif.
3) Memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat, transparan, dan akuntabel.
3. Struktur Organisasi dan Kepegawaian
Susunan organisasi Dinas Koperasi, UMK Kabupaten Deli Serdang terdiri atas :
a. Kepala Dinas b. Sekretaris
i. Sub Bagian Umum ii. Sub Bagian program iii. Sub Bagian Keuangan
c. Kabid Usaha Mikro Kecil dan Menengah 1. Kasi Aneka Usaha dan Perizinan 2. Kasi Kemitraan UMK
3. Kasi permoadalan
d. Kabid Koperasi dan Kelembagaan 1. Kasi Usaha Koperasi
2. Kasi Kelembagaan dan Kemitraan Koperasi 3. Kasi Penyuluhan
e. Kabid Pembinaan dan Pengembangan 1. Kabid Pembinaan
2. Kabid Pengembangan 3. Pabid pendataan
f. Kabid pengawasan dan pengendalian 1) Kasi pengawasan
2) Kasi pengendalian
3) Kasi Penelitian dan Pengkajian.
B.Izin Usaha Mikro dan Kecildalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8Tahun 2006
Perizinan merupakan pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin
ialah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Selain itu izin juga dapat diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan.
Tujuan dan fungsi dari perizinan adalah untuk pengendalian dari aktivitas aktivitas pemerintah terkait ketentuan-ketentuan yang berisi pedoman yang harus dilaksanakan baik oleh yang berkepentingan ataupun oleh pejabat yang diberi kewenangan.
Perda Deli Serdang No. 8 Tahun 2006 tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin usahaPerdagangan, maka untuk operasionalisasi perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah di tingkat kabupaten/kota. Peraturan membantu Pemerintah Daerah bersama-sama dengan masyarakat dan pelaku usaha untuk melakukan pendaftaran perizinan sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Sebagai produk hukum daerah, dari sisi sifatnya, Perda merupakan produk hukum yang bersifat pengaturan, sedangkan dari sisi materi muatannya merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas perbantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sehubungan dengan itu, maka substansi Perda tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.62
Sebelum melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan terlebih dahulu harus memperoleh izin usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perizinan
62Latar Belakang Perda Deli Serdang No.8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan.
usaha/perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan. Izin tersebut biasanya diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan diselenggarakan oleh pihak yang meminta izin.
Dikeluarkannya Perda nomor 8 tahun 2006 tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri dan Izin Usaha Perdagangan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang adalah untuk memberikan pembinaan, pengarahan dan pengawasan dalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam usaha serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha. Pemerintah daerah membantu pengusaha dalam mengembangkan usahanya dengan cara memberi kemudahan dalam mengurus surat-surat izin usaha. Pemerintah daerah melakukan penyederhanaan dan pengendalian perizinan di bidang usaha mikro,kecil dan menengah.
Pendaftaran perusahaan, pemberian izin usaha industri,dan izin usaha perdagangan,dimaksudkan untuk mengatur, mengendalikan, mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap pertumbuhan dan berbagai aktifitas usaha dalam daerah. Pendaftaran Perusahaan, Pemberian izin usaha industri,dan izin usaha perdagangan bertujuan untuk mewujudkan tertib usaha baik ditinjau dari segi lokasi maupun hubungan dengan perkembangan perekonomian dan kelestarian lingkungan. Pemerintah Daerah melakukan pengaturan, pembinaan dan pengembangan terhadap Pendaftaran Perusahaan, Pemberian izin usaha industri,dan izin usaha perdagangan yang bertujuan untuk:
1. Mewujudkan perkembangan usaha industri, usaha perdagangan, dan usaha gudang /ruangan yang lebih baik secara sehat dan berhasil guna.
2. Mengembangkan persaingan yang baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur.
3. Mencegah pemusatan atau penguasaan industri, perdagangan, gudang/ruangan oleh suatukelompok atau perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyartakat.
4. Melindungi perusahaan yang berusaha dengan jujur.
Setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha industri, perdangan, dan gudang/ruangan wajib memiliki izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang /ruangan dan wajib didaftar dalam perusahaan. Hal ini terdapat dalam Bab VII Pasal 11 ayat (1 dan 2) Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006. Untuk pengelompokan jenis perizinan yang tergolong Usaha kecil dan menengah adalah sebagai berikut:
1. Izin usaha industri terdiri dari :
a. Izin usaha industri kecil yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai investasi sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Izin usaha industri menengah yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai Rp.200.000.000, (dua ratus juga rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratusjuta rupiah) tidak termaduk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Izin usaha Perdagangan terdiri dari :
a. Izin usaha perdagangan golongan kecil yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan modal disetor dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000, (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. izin usaha perdagangan golongan menengah yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan modal disetor dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000, (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupoah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.63
Untuk UMK tertentu dan usaha perdagangan kecil tertentu yang tidak terkait dengan dampak lingkungan atau sumber bahan baku tertentu dengan nilai invetasikurang dari Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dikecualikan dari ketentuanPasal 10 peraturan Daerah ini.
C. Prosedur Izin Usaha Mikro dan Kecil dalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006
Sebelum melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan terlebih dahulu harus memperoleh izin usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perizinan usaha/perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan. Izin tersebut biasanya diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan diselenggarakan oleh
63 Pasal 11 ayat (1 dan 2) Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No.8 tahun 2006 tentang pendaftaran perusahaan, izin industri, izin usaha perdagangan.
pihak yang meminta izin. adapun maksud dikeluarkannya izin usaha oleh pemerintah adalah untuk memberikan pembinaan, pengarahan dan pengawasan dalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam usaha serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha. pemerintah membantu pengusaha dalam mengembangkan usahanya dengan cara kemudahan dalam mengurus surat- surat izin usaha. Pemerintah melakukan penyederhanaan dan pengendalian perizinan di bidang usaha kecil.
Prosedur untuk memperoleh Izin UMK dan tanda daftar perusahaan dalam Peraturan Daerah ini haruslah melalui suatu persyaratan tertentu yang tercantum dalam Bab V Pasal 7 sebagai berikut:
1. Izin Usaha Industri
a. Foto copy Akte Pendirian perusahaan (apabila perusahaan berbadan hukum).
b. Foto copy Akte Pendirian perusahaan (apabila sudah ada).
c. Foto copy HO bagi yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan izin usaha industri.
d. Khusus bagi industri kecil yang tidak mengeluarkan limbah B3, dilengkapi surat pernyataan tidak keberatan dari warga lingkungan diketahui oleh Kepala Kelurahan.
e. Pas photo 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar pemilik dan penanggung jawab.
f. Foto copy kartu tanda penduduk pemilik dan penanggung jawab.
g. Foto copy NPWP . 2. Izin Usaha Perdagangan
a. Perusahaan yang benbentuk perseroan Terbatas (PT) : 1. Foto copy Akte Notaris Pendirian perusahaan.
2. Foto copy Surat Keputusan Pengusaha Badan Hukum dari Menteri Kehamiman dan Hak Asasi Manusia. (Kemenkumham)
3. Foto Copy kartu Tanda Penduduk (KTP), Pemilik /Direktur Utama / Penanggung jawab Perusahaan.
4. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)perusahaan.
5. pas photo penanggung jawab perusahaan 3 x 4 sebanyak 4 lembar.
6. Foto copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratanberdasarkan ketentuan undang-undang gangguan (HO).
7. neraca awal perusahaan.
b. Perusahaan yang berbentuk Koperasi :
1. Foto copy Akte Pendirian Koperasi dan susunan pengurus yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang.
2. Foto Copy kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung jawab Koperasi.
3. Foto copy NPWP.
4. Foto copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang gangguan (HO).
5. neraca awal perusahaan.
6. pas photo penanggung jawab 3 x 4 sebanyak 4 lembar.
c. Perusahaan yang berbentuk persekutuan Komenditer (CV) dan Persekutuan Firma(Fa) atau bentuk usaha lainnya :
1. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan yang telah didaftarkan di Pengadilan
1. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan yang telah didaftarkan di Pengadilan