1 SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Mahmuddin Harahap NIM 140200056
DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
2018
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Mahmuddin Harahap NIM : 140200056
Departemen/PK : Hukum Administrasi Negara
Judul Skripsi : Izin Usaha Mikro Dan Kecil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan
Dengan ini menyatakan :
1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut di atas adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.
2. Apabila bahwa kemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggungjawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.
Medan, 18 Oktober 2018
Mahmuddin Harahap NIM:140200056
i
Mahmuddin Harahap*1
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
** Dosen Pembimbing IFakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
*** Dosen Pembimbing IIFakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Suria Ningsih**
Agusmidah***
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kabupaten Deli Serdang antara lain banyaknya UMK belum memiliki izin usaha, terbatasnya persediaan bahan baku, terbatasnya akses terhadap sumber-sumber permodalan, pengembangan produk yang masih terbatas seperti dibidang mutu dan pemasaran. Adapun permasalahan dalam penelitian ini peranan pemerintah dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecil di Indonesia. Prosedur izin usaha mikro dan kecildalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006Penerapan izin usaha perdagangan terhadap usaha mikro dan kecil di Deli Serdang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif.Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan.
Peranan pemerintah dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecil di Indonesia, yaitu strategi peningkatan kemampuan financial,pengembangan Pemasaran,Pengembangan Sumber Daya Manusia. Strategi pengaturan dan pengendalian, sedangkan Peran Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan UMK di Kabupaten Deli Serdang yaitu, Mensosialisasikan pedoman umum IUMK.
Mempersiapkan pedoman umum Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK). Prosedur izin usaha mikro dan kecildalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006, yaituIzin UMKmenyiapkan Foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemilik/Penanggung jawab perusahaan. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).Foto copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO).Neraca awal perusahaan. pas photo penanggung jawab perusahaan 3 x 4 sebanyak 4 lembar berwarna. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam prosedur pemberian IUMK di Kabupaten Deli Serdang, antara lain pengurusan izin berbelit-belit dan terlalu lama memakan waktu.
Kata Kunci: Izin, Usaha Mikro Kecil, Peraturan Daerah
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat mengikuti perkuliahaan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun agar memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Departemen Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan Hukum Administrasi Negara di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Adapun penulisan skripsi ini berjudul “Izin Usaha Mikro dan Kecil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan”.
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis selama ini baik saat penulis mengikuti perkuliahaan maupun diluar perkuliahaan sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini, maka pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Saidin, S.H.,M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H.,M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Agusmidah, S.H.,M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II dan Dosen Penasihat Akademik, yang telah memberikan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Ibu Erna Herlinda, S.H.,M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Suria Ningsih, S.H.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan.
9. Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada kedua Orang Tua Tercinta, Sontang Muda Harahap dan Kalsum Pulungan yang selalu mendoakan penulis, memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepada penulis, sangat sabar dalam mendidik penulis, serta selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
10. Kepada Keluarga Penulis, Adik, Bou, Mangboru, Uda, Inanguda, Ujing, Uwak, Sepupu, yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman anggota grup Mabes, Maskulin, Haluang FC, Trip Ramadhan, Alumni Ipa 3, Alumni Mts Cerdas Murni Tembung, anggota Grup B Stambuk 2014 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang menjadi teman sekelas penulis selama perkuliahan, Abangda Ivan Colia, S.H., selaku Alumni dan Staf di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (IMAHARA) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, seluruh senior-senior, alumni, seluruh Civitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Oktober 2018
Penulis
Mahmuddin Harahap
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Permasalahan ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 7
D. Keaslian Penulisan ... 8
E. Tinjauan Kepustakaan ... 10
F. Metode Penelitian ... 23
G. Sistematika Penulisan ... 26
BAB II PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN UMK DI INDONESIA A. Sejarah Usaha Mikro dan Kecil ... 28
B. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil ... 32
C. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Mikro dan Kecil... 42
D. Model Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil ... 47
BAB III PROSEDUR IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DALAM PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG NO.8 TAHUN 2006 TENTANG PENDAFTARAN
PERUSAHAAN, IZIN INDUSTRI, IZIN USAHA PERDAGANGAN
A. Profil Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil di
Kabupaten Deli Serdang ... 50 B. Izin Usaha Mikro dan Kecil dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006 ... 53 C. ProsedurIzin Usaha Mikro dan Kecil Menurut Peraturan
Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006 ... 57
BAB IV PENERAPAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN TERHADAP USAHA MIKRO DAN KECIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG
A. Penerapan Surat izin usaha perdagangan terhadap usaha
mikro dan kecil di Kabupaten Deli Serdang. ... 67 B. Faktor yang Berpengaruh terhadap Penerbitan Surat Izin
Usaha Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang ... 72
C. Sanksi terhadap Usaha Yang Tidak Mempunyai Izin ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 81 B. Saran... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
LAMPIRAN
1 A. Latar Belakang
Usaha mikro merupakan usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro2 yaitu memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah),sedangkan usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil3 yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).4
Usaha mikro dan kecil (selanjutnya disebut UMK) ini dapat berkembang dengan baik maka izin mempunyai peranan yang sangat penting dalam
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Pasal 1 angka 1.
3Ibid., Pasal 1 angka 2
4Ibid., Pasal 6
mendorong pertumbuhan dunia usaha mikro dan kecil. Izin merupakan instrumen yang digunakan dalam hukum administrasi, bagi pemerintah izin itu digunakan sebagai sarana yuridis untuk mengendalikan tingkah laku warga negara.5Selain penting bagi pemerintah, izin juga sangat penting bagi warga negara agar mendapat pengesahan dari pemerintah dan mempunyai kekuatan hukum. Sistem perizinan secara langsung dapat mempengaruhi berbagai aspek, yaitu terhadap fisik lingkungan, penataan kawasan usaha, pembinaan usaha, dan ekonomi. Fisik lingkungan lambat laun akan menjadi rusak, penataan kawasan usaha menjadi tidak teratur, pembinaan usaha yang berujung pada persaingan usaha akan kacau ketika sistem perizinannya tidak efektif, dan perekonomian nasional akan sangat sulit untuk mengalami perkembangan.6
5Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 206,
6Ibid
Kementerian Koperasi dan UMK telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 15/M.KUM/2015, tanggal 22 Januari 2015, tanggal 22 Januari 2015 dikirim ke seluruh gubernur, bupati/walikota agar membantu para pendamping UMK dalam melaksanakan peran pendamping, sehingga optimal pelayanan kepada UMK.
Sebagai tindak lanjut dari regulasi yang diterbitkan pemerintah pusat tersebut di atas, maka Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 429 Tahun 2016 yang didalamnya juga menyusun tentang Izin Usaha Mikro dan Kecil (selanjutnya disebut IUMK). Dengan diberikannya izin usaha bagi UMK ini diharapkan pengusaha UMK dapat didata dan dikembangkan.
Praktiknya di lapangan sebagian besar pelaku usaha belum memiliki izin dalam berusaha dan dampaknya pada usaha yang mereka miliki sulit untuk berkembang, karena belum memiliki legalitas yang sah dan menyulitkan kalangan usahawan untuk mendapatkan akses modal secara lebih luas dalam melakukan usaha. Salah satu faktor yang menyebabkan para pelaku usaha tidak memiliki kemauan untuk mengurus izin usaha,disebankan proses pembuatan izin usaha menggunakan waktu yang cukup panjang dan dikenakan biaya administrasi.7
Pemerintah dalam menjalankan fungsi hukum memerlukan berbagai perangkat dengan tujuan agar hukum memiliki kinerja yang baik. Salah satu kinerja yang membedakan dengan yang lain adalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat memaksa, artinya apabila kaidah hukum dituangkan kedalam sebuah perundang-undangan maka setiap orang harus melaksanakannya. Selain itu untuk mengendalikan setiap kegiatan atau perilaku individu atau kolektivitas yang bersifat preventif adalah melalui izin. Izin merupakan suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat kongkrit. Izin disini dimaksudkan sebagai hal yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap efektivitas ekonomi terutama dalam upaya menggali Pendapatan Asli Daerah (selanjutnya disebut PAD) dan mendorong laju investasi. Suatu izin yang diberikan pemerintah memiliki maksud untuk menciptakan kondisi aman dan tertib agar setiap kegiatan sesuai dengan peruntukannya. Disisi lain tujuan dari perizinan bagi pemerintah seringkali dihubungkan dengan PAD, karena pendapatan merupakan hal yang penting dalam
7Hasil wawancara dengan Ahmad Tarmiji, selaku Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, 8 Oktober 2018
kerangka mewujudkan otonomi daerah. Tanpa pendapatan yang memadai, mustahil otonomi daerah itu bisa terwujud.8
Izin pada prinsipnya memuat larangan, persetujuan, yang merupakan dasar pengecualian. Pengecualian itu harus diberikan oleh undang-undang untuk menunjukkan legalitas sebagai suatu ciri negara hukum yang demokratis.Izin diterapkan oleh pejabat negara, sehingga dilihat dari penempatannya, maka izin adalah instrumen pengendalian dan alat pemerintah untuk mencapai apa yang menjadi sasarannya. Paling penting dalam proses penerbitan izin ini adalah persoalan siapa yang paling berwenang memberikan izin. Hal Ini sangat penting karena izin merupakan bentuk keputusan Tata Usaha Negara, karena ia dikeluarkan oleh pejabat Tata Usaha Negara, yaitu Pemerintah atas permohonan yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan.9
Pemerintah merupakan pejabat Tata Usaha Negara, kerena pemerintah melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di tingkat pusat sampai ke daerah dengan berdasarkan peraturan perundang- undangan. Penyelenggaraan otonomi daerah yang demikian tentu saja berimplikasi negatif terhadap sektor pelayanan administrasi publik. Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan berupa perizinan usaha. Era otonomi yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif ternyatabelum berjalan seperti yang diharapkan. 10
8Ridwan Juniarso dan Sodik Achmad, Hukum Administrasi Negara danKebijakanPelayanan Publik, (Bandung, Nuansa, cetakan I, 2010), hlm 90.
9Ridwan HR, Op.Cit., hlm 207.
10Ridwan Juniarsodan Sodik Achmad, Op Cit, hlm 92 dan 93.
Pola birokrasi yang dibangun justru menyebabkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy), karena kompleksnya pola perizinan yang diterapkan.
Peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan mutlak dibutuhkan, karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.11Biaya pengurusan perizinan tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Banyak pelaku usaha yang mengeluh, karena kekecewaan publik terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh birokrasi perizinan, seperti tidak adanya transparansi biaya dan prosedur, prosedur yang berbelit-belit, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, sampai diskriminasi terhadap golongan tertentu.12
Keberhasilan pelayanan perizinan dilihat dari jumlah izin yang dikeluarkan dan retribusi yang diterima. Seringkali para birokrat mengkaitkan izin dengan retribusi. Dimana penerimaan retribusi ditetapkan sebagai target PAD dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (selanjutnya disebut APBD),sehingga pada saat itu pemerintah daerah memandang bahwa izin usaha sebagai sumber pendapatan. Dengan demikian, agar bisa dikatakan sukses, birokrasi pelayanan perizinan harus mampu memenuhi atau bahkan lebih besar dari target yang telah ditetapkan. Sehingga target penerimaan lebih penting dari kualitas pelayanan yang diberikan. Sementara esensi fungsi utama dari pemberian
11Konsideran menimbang huruf c Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
12Ibid
izin tersebut bagi pemerintah daerah sangat penting, seperti untuk fungsi pengendalian, pengawasan, dan pembinaan.
Tabel 1.
Rekap Pengajuan Izin di Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang Pertanggal 18 September 2018
No Nama
Kecamatan
Pengajuan Klasifikasi Sudah
Mendapatkan Kartu Total
Pengajuan
Belum
Diproses Ditolak Disetujui Kecil Mikro Sudah Belum
1 Sunggal 159 0 5 154 25 134 6 153
2 Pancurbatu 25 0 0 25 7 18 0 25
3 Kutalimbaru 757 0 14 743 52 705 277 480
4 Delitua 22 0 0 22 5 17 1 21
5 Namorambe 1 0 0 1 0 1 0 1
6 Sibolangit 1 0 0 1 1 0 0 1
7 Biru-biru 11 1 0 10 1 10 0 11
8 Tj. Morawa 13 0 0 13 1 12 0 13
9 Sinembah Hilir 9 9 0 0 8 1 0 9
10 Precut Sei Tuan 1 1 0 0 0 1 0 1
11 Batang Kuis 34 1 0 33 5 29 2 32
12 Labuhan Deli 5 0 0 5 0 5 0 5
13 Hamparan Perak 29 0 0 29 2 27 6 23
14 L. Pakam 65 0 0 65 45 20 12 53
15 Pagar Merbau 14 0 0 14 4 10 0 14
16 Beringin 140 0 0 140 17 123 47 93
17 Pantai Labu 28 28 0 0 9 19 0 28
18 Sinembah Hulu 15 1 0 14 2 13 7 8
19 Galang 238 0 0 238 46 192 55 183
20 Gunung Meriah 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Patumbak 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Bangun Purba 0 0 0 0 0 0 0 0
1567 41 19 1507 230 1337 413 1094
Sumber : Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, 2018
Permasalahan UMK di Kabupaten Deli Serdang antara lain banyaknya UMK belum memiliki izin usaha, terbatasnya persediaan bahan baku, terbatasnya akses terhadap sumber-sumber permodalan, pengembangan produk yang masih terbatas seperti dibidang mutu, design dan kemasan (packaging), akses pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri yang belum maksimal, penggunaan teknologi yang rendah dan masih pemanfaatan corporate social responsbitility
(CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) maupun perusahaan swasta.13
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Izin Usaha Mikro dan Kecil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan.
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peranan pemerintah dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecildi Indonesia?
2. Bagaimana prosedur izin usaha mikro dan kecildalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006 ?
3. Bagaimana penerapan izin usaha perdagangan terhadap usaha mikro dan kecil di Kabupaten Deli Serdang?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahuiperanan pemerintah dalam pemberdayaan usaha mikro dan kecil di Indonesia.
13Hasil wawancara dengan Ahmad Tarmiji, selaku Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, 8 Oktober 2018.
2. Untuk mengetahui prosedur izin usaha mikro dan kecildalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 8 Tahun 2006.
3. Untuk mengetahui penerapan izin usaha perdagangan terhadap usaha mikro dan kecil di Kabupaten Deli Serdang.
Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat penulisan, yang dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya khususnya hukum administrasi negara terkait dengan Izin Usaha Mikro dan Kecil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan.
2. Manfaat praktis
Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada maka yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mendapatkan informasi dan mengetahui secara lebih jelas tentang bagaimana suatu proses perolehan Izin Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Deli Serdang.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penulisan yang ada, penulisan mengenai Izin Usaha Mikro dan Kecil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan. Adapun judul skripsi tentang prosedur perizinan ditulis oleh:
Ricky Aritonang. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan (2015), dengan judul penelitian Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi di Kota Medan). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana perspektif Hukum Administrasi Negara terhadap izin usaha kecil menengah?
2. Bagaimana pengaturan izin usaha kecil menengah dalam Peraturan Daerah Kota Medan nomor 10 tahun 2002 ditinjau dari Hukum Administrasi Negara?
3. Bagaimana penerapan sanksi terhadap usaha kecil menengah yang tidak memiliki izin?
Viktor Luga Hamonangan Harianja. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan (2016), dengan judul penelitianProsedur Pendirian dan Perizinan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang Koperasi No.17 Tahun 2012 Ditinjau Dari Sudut Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan). Adapun permasalahan penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah Gambaran umum Perkooperasian di Indonesia?
2. Bagaimanakah Prosedur Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan Berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun 2012?
3. Bagaimanakah Kendala-Kendala dalam Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan?
Bila dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan skripsi ini maka, dapat disimpulkan bahwa apa yang ada didalam skripsi ini adalah asli dari karya penulis sendiri dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan dimana bahan-bahan yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, jurnal, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran- koran, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Sehingga hasil penulisan ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka 1. Perizinan
a. Pengertian perizinan
Perizinan merupakan salah satu perwujudan tugas mengatur dari pemerintah. Pengertian izin menurut definisi yaitu perkenan atau pernyataan mengabulkan. Sedangkan istilah mengizinkan mempunyai arti memperkenankan, memperbolehkan, tidak melarang.
Beberapa pendapat para sarjana tentang pengertian izin, antara lain yaitu:
1) Prajudi Atmosudirdjo dalam buku Philipus M. Hadjon mengartikan izin ialah beranjak dari ketentuan yang pada dasarnya tidak melarang suatu perbuatan tetapi untuk dapat melakukannya disyaratkan prosedur tertentu harus dilalui.14
14Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, (Yogyakarta, Gadjah Mada Press University, 2002), hlm. 143.
2) E. Utrecht, mengemukakan izin adalah bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkrit, maka keputusan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat izin (vergunning).
Izin dalam arti sempit yakni pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus. Jadi persoalannya bukanlah untuk hanya memberi perkenan dalam keadaan-keadaan yang sangat khusus, tetapi agar tindakan- tindakan yang diperkenankan dilakukan dengan cara tertentu (dicantumkan dalam ketentuan-ketentuan).15
Pengertian izin juga dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk ijin maupun tanda daftar usaha.16
Ketentuan tersebut izin diberikan pengertian sebagai dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan
15Ridwan HR,Op.Cit., hlm.201-202.
16Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi Dan TataKerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu DL Daerah, Pasal 1 angka 9
lain yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Pemberian pengertian izin tersebut menunjukkan adanya penekanan pada izin yang tertulis, yakni berbentuk dokumen, sehingga yang disebut sebagai izin tidak termasuk yang diberikan secara lisan.
Berdasarkan penjelasan pendapat para pakar tersebut, dapat di atas dapat disimpulkan bahwa izin adalah perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk diterapkan pada peristiwa konkret menurut prosedur dan persyaratan tertentu.
Dari pengertian ini ada beberapa unsur dalam perizinan yaitu,instrumen yuridis, peraturan perundang-undangan, organ pemerintah, peristiwa konkret, dan prosedur dan persyaratan.
b. Fungsi dan tujuan perizinan
Tugas pemerintah dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu tugas mengatur dan memberikan pelayanan kepada umum. Tugas mengatur meliputi pembuatan-pembuatan peraturan yang harus dipatuhi masyarakat, sedangkan tugas memberi pelayanan kepada umum meliputi tugas-tugas pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sarana finansial dan personal dalam rangka meningkatkan pelayanan di bidang kesejahteraan sosial, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya.
Sistem perizinan muncul, karena tugas mengatur dari pemerintah, karena perizinan akan dibuat dalam bentuk peraturan yang harus dipatuhi masyarakat yang berisikan larangan dan perintah. Dengan demikian izin ini akan digunakan
oleh penguasa sebagai instrumen untuk mempengaruhi hubungan dengan para warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkannya, guna mencapai tujuan yang konkrit.17
17Ridwan HR., Op. Cit, hlm. 208.
Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti, lewat izin dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud. Ini berarti persyaratan-persyaratan yang terkandung dalam izin merupakan pengendali dalam memfungsikan izin itu sendiri.
Izin dapat pula digunakan pemerintah untuk mengendalikan dan mengontrol kegiatan masyarakat. Hal seperti itu misalnya nampak dalam hal anggota masyarakat sebagai pemegang izin diwajibkan untuk mendaftar ulang ataupun mengajukan perpanjangan izinnya untuk setiap periode tertentu. Dalam hal seperti itu setiap kali pendaftaran ulang atau perpanjangan dilakukan, maka akan dilihat pula dampak dari kegiatan yang diizinkan. Apabila kegiatan itu memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya maupun bagi pemerintah sendiri, atau setidak-tidaknya tidak menimbulkan kerugian dan dampak negatif bagi pihak lain, maka perpanjangan atau pendaftaran dapat dilayani. Hal tersebut penting untuk diperhatikan, mengingat dalam Hukum Ekonomi, asas pengawasan publik dan asas campur tangan terhadap kegiatan ekonomi merupakan bagian dari asas utama tujuan pemerintah mengatur sesuatu hal dalam peraturan perizinan ada berbagai sebab:
1) Keinginan mengarahkan/mengendalikan aktifitas-aktifitas tertentu (misalnya izin bangunan).
2) Keinginan mencegah bahaya bagi lingkungan (misalnya izin lingkungan).
3) Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu (misalnya izin tebang, izin membongkar monumen).
4) Keinginan membagi benda-benda yang sedikit jumlahnya (misalnya izin menghuni di daerah padat penduduk).
5) Keinginan untuk menyeleksi orang-orang dan aktifitas-aktifitasnya (misalnya pengurus organisasi harus memenuhi syarat-syarat tertentu).18 Kegiatan perizinan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada intinya adalah untuk menciptakan kondisi bahwa kegiatan pembangunan sesuai peruntukan, di samping itu agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pembangunan. Lebih jauh lagi melalui sistem perizinan diharapkan dapat tercapainya tujuan tertentu di antaranya:19
1) Adanya suatu kepastian hukum 2) Perlindungan kepentingan hukum
3) Pencegahan kerusakan atau pencemaran lingkungan 4) Pemerataan distribusi barang tertentu
c. Pengawasan dan sanksi dalam penegakan hukum perizinan
Dalam suatu negara hukum, pengawasan terhadap tindakan pemerintahan dimaksudkan agar pemerintah dalam menjalankan aktivitasnya sesuai dengan norma-norma hukum, sebagai suatu upaya preventif, dan juga dimaksudkan untuk
18Ibid.
19Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, Op.Cit, hlm. 94-95.
mengembalikan pada situasi sebelum terjadinya pelanggaran norma-norma hukum, sebagai upaya represif. Di samping itu, yang terpenting adalah bahwa pengawasan ini diupayakan dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat. Pengawasan atau kontrol terhadap tindakan aparatur pemerintah diperlukan agarpelaksanaan tugas yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuandan terhindar dari penyimpangan-penyimpangan.20
1) Mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak.
Pengawasan dilakukan bukan karena kurang kepercayaan atau untuk mencari-cari siapa yang salah, akantetapi untuk memahami apa yang salah demi perbaikan di masa yang akan datang. Jika pengawasan seperti itu terlaksana, maka semua perencanaan dan peraturan akan berjalan dengan baik, dalam artian tidak ada gangguan dan rongrongan terhadap pelaksanaannya. Hal ini akan menciptakan suasanan tenang, aman dan berkeadilan.
Di dalam kehidupan sehari-hari, istilah pengawasan mengandung pengertian yang luas, yakni tidak hanya sifat melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi tetapi juga mengandung pengendalian dalam arti menggerakkan, memperbaiki, dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengawasan pada prinsipnya sangat penting dalam melakukan pekerjaan dan tugas pemerintahan, sehingga menurut beberapa ahli pengawasan diadakan untuk:
20Saiful Anwar, Sendi-sendi Administrasi Negara, (Medan, Glora Madani Press, 2004), hlm 127
2) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbul kesalahan baru.
3) Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah pada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
4) Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program.
5) Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Selanjutnya, pengawasan itu secara langsung juga bertujuan untuk:
a. Menjamin ketetapan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan, dan perintah.
b. Menertibkan koordinasi kegiatan-kegiatan.
c. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat luas.
d. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi pemerintahan.
Ciri ciri pengawasan yang baik antara lain:
a. Pengawasan harus bersifat fact finding, artinya harus menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan dalam organisasi.
b. Pengawasan harus bersifat preventif, artinya harus dapat mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari rencana semula.
c. Pengawasan diarahkan pada masa sekarang.
d. Pengawasan hanya sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi dan tidak boleh dipandang sebagai tujuan.
Pengawasan hanya sekedar alat administrasi, maka pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan. Pengawasan tidak dimaksudkan untuk terutama menemukan siapa yang salah jika tidak ada ketidak beresan, tetapi untuk menemukan apa yang tidak betul.Pengawasan bersifat harus membimbing agar para pelaksana meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas yang telah ditentukan baginya.
Sarana penegakan hukum itu di samping pengawasan adalah sanksi.
Sanksi merupakan bagian penting dalam setiap peraturan perundang-undangan.
Sanksi biasanya diletakkan pada bagian akhir setiap peraturan yang dalam bahasa latin dapat disebut in cauda venenum, artinya di ujung suatu kaidah hukum terdapat sanksi.21
a. Bestuursdwang;
Sanksi adalah reaksi tentang tingkah laku, dibolehkan atau tidak dibolehkan atau reaksi terhadap pelanggaran norma,menjaga keseimbanganya dalam kehidupan masyarakat. Dalam Hukum Administrasi Negara dikenal beberapa macam sanksi, yaitu:
b. Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan;
c. Pengenaan denda administratif;
d. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom).
Dwangsom dapat duraikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata dari
penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatukaidah hukum administrasi atau (bila masih) melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para warga karena bertentangan dengan undang-undang. Penarikan kembali suatu
21Tegoeh Soejono, Penegakan Hukum di Indonesia, (Jakarta, Prestasi Pustaka, Cetakan Pertama,2006), hlm.136-137.
keputusan (ketetapan) yang menguntungkan. Pencabutan ini dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya menarik kembali dan/atau menyatakan tidak berlaku lagi ketetapan yang terdahulu. Penarikan kembali ketetapan yang menguntungkan berarti meniadakan hak-hak yang terdapat dalam ketetapan itu oleh organ pemerintahan.
Pengenaan denda adminsitratif dimaksudkan untuk menambah hukuman yang pasti, terutama denda administrasi yang terdapat dalam hukum pajak.
Pembuat undang-undang dapat memberikan wewenang kepada organ pemerintah untuk menjatuhkan hukuman yang berupa denda terhadap seseorang yang telah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan.Pengenaan uang paksa dalam hukum admninistrasi dapat dikenakan kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, sebagai alternatif dari tindakan paksaan pemerintahan.
Kegunaan sanksi adalah sebagai berikut:
a. Pengukuhan perbuatan secara norma.
b. Alat pemaksa bertindak sesuai dengan norma.
c. Untuk menghukum perbuatan/tindakan diangap tidak sesuai dengan norma.
d. Merupakan ancaman hukuman terhadap pelanggaran norma.
Izin dapat dipandang sebagai perdoman dan sekaligus jaminan bagi kegiatan usaha mereka. Masalah perizinan dewasa ini sering dikeluhkan oleh masyarakat luas. Tak jarang terdengar keluhan para investor yang mengatakan rumit dan panjangnya proses pengurusan perizinan. Hal yang seperti itu tentu perlu diantisipasi antara lain dengan mengadakan koordinasi dengan instansi-
instansi terkait, sehingga birokrasi-birokrasi yang tidak begitu penting dapat ditiadakan untuk kemudian disatukan dalam bagian lainnya.22
UMK merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
2. Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
a. Definisi Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
23UMK adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.24
22Ibid.
23Iman Firman Hidayat, Adi Ridwan Fadillah, Tesis, “Pengaruh Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) dan Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional, 2009, hlm 48-52.
24Ibid
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. di dalam Pasal 6 diatur mengenai kriteria usaha mikro sebagai berikut :
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).25
Kementerian Koperasi dan UMK mengelompokkan usaha mikro kecil dan menengah menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan total asset, total penjualan tahunan, dan status usaha dengan kriteria sebagai berikut:
a. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah).
b. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria antara lain:
a) Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b) Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp.1000.000.000 ,00 (satu milyar rupiah).
c) Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.
25 Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil,Mikro dan Menengah.
d) Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang tidakberbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.26
2. Kriteria Usaha Mikro dan Kecil.
Menurut World Bank dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Small Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.
b. Micro Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 10 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu, jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu.27
c. Tujuan dan Peranan Usaha Mikro dan Kecil
Tujuan usaha mikro menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu bertujuan menumbuhkan danmengembangkan UMK menjadi usaha yang tangguh dan mandiri dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.28
Usaha mikro mempunyai peran yang penting dalam pembangunan ekonomi, karena intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan investasiyang lebih kecil, sehingga usaha mikro lebih fleksibel dalam menghadapi
26Data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2012 Tentang Pembagian Kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Diakses tanggal 1 Oktober 2018.
27http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/definisi-dan-kriteria-ukm-menurut-lembaga- dan-negara-asing/ di akses tanggal 9 Agustus 2018.
28 Pasal 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah.
danberadaptasi dengan perubahan pasar. Hal ini menyebabkan usaha mikro tidakterlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat mengurang impor danmemiliki kandungan lokal yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan usahamikro dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi dan perubahanstruktur sebagai prakondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Disamping itu tingkat penciptaan lapangan kerja lebih tinggi pada usaha mikro dari pada yang terjadi di perusahaan besar.29
a. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor penyedia lapangan kerja yang terbesar.
Peran UMK dalam perekonomianIndonesia paling tidak dapat dilihat dari :
b. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.
c. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.
d. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran UMK selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMK menurut Bank Indonesia antara lain: jumlahnya yang besar danterdapat dalam setiap sektor ekonomi;
menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja; memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau.
29Joko Sutrisno dan Sri, (2006) , “Jurnal Pengkajian Koperasi dan Ukm Nomor 2 Pengkajian Koperasi dan Ukm Nomor 2 Tahun I” - 2006 and Management Consultant Tahun 2004, Nusa Tenggara Barat.
F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian
Lazimnya didalam penelitian, dibedakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka,yang pertama disebut data primer atau data dasar dan yang kedua dinamakan data sekunder.30Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematik hukum, penelitian terhadap sinkronasi vertikal dan horizontal, perbandingan hukum dan sejarah hukum.31
2. Sifat penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lain. Artinya adalah untuk mempertegas hipotesa- hipotesa lainya.32
3. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitiahn kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum. 33
30Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2014), hlm. 11
31Ibid. hlm. 52.
32Ibid., hlm 10
33Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2016), hlm 37
Adapun data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari instrumen hukum nasional, terdiri dari:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
3) Surat Edaran Nomor 15/M.KUM/I/2015
4) Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdagangan
5) Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 429 Tahun 2016 tentang Pendamping IUMK
b. Bahan hukum sekunder dari penelitian ini yakni bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer Izin Usaha Mikro Dan Kecil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pendaftaran Perusahaan, Izin Industri, Izin Usaha Perdaganganhukum sekunder yang digunakan antara lain: pendapat para pakar hukum, karya tulis hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku hukum (text book), serta jurnal-jurnal hukum yang berkaitan dengan judul skripsi.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus- kamus hukum dan ensiklopedia.34
4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data sekunder adalah dengan cara studi kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Guna melengkapi penelitian ini agar mempunyai tujuan yang jelas dan terarah serta dapat dipertanggung jawabkan sebagai salah satu hasil karya ilmiah, jurnal, maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendukung antara lain :
a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu mengadakan penelitian terhadap data-data yang diperoleh dari buku-buku literatur, majalah ilmiah yang ada kaitannya dengan skripsi ini dan perbankan syariah sebagai sumber dalam hukum perbankan syariah yang digunakan sebagai rujukan dalam pembahasan skripsi ini untuk memperkuat dalil dan fakta penelitian.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu pengumpulan data melalui riset dilakukan dengan melakukan wawancara kepada Ahmad Tarmiji selaku Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang.
5. Analisis data
Setelah diperoleh data sekunder yakni berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier maka dilakukan inventarisir dan penyusunan secara sistematik kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif,
34Ibid hlm 114
yakni pemaparan kembali dengan kalimat yang sistematis untuk dapat memberikan gambaran secara jelas atas permasalahan yang ada yang akhirnya dinyatakan dalam bentuk deskriptif analisis.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima)bab yang msing- masing bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan secara umum mengenai keadaan-keadaan yang berhubungan dengan objek penelitian secara latar belakang diangkatnya judul, rumusan masalah, kegunaan penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN
USAHA MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA.
Bab ini berisikan sejarah usaha mikro,kecil dan menengah, bagaimana pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah, bagaimana kewenangan pemerintah dalam memberikan izin usaha mikro, kecil dan menengah serta bagaimana implementasi CSR dalam pemberdayaan UMK.
BAB III PROSEDUR IZIN USAHA MIKRO DAN KECILDALAM PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG NO. 8 TAHUN 2006.
Berisi tentang cara memperoleh Izin Usaha Kecil Menengah dalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 dan prosedur dalam mengeluarkan Izin Usaha Kecil Menengah, serta manfaat dikeluarkannya izin Usaha Kecil Menengah dalam Hukum Administrasi Negara.
BAB IV PENERAPAN IZIN USAHA PERDAGANGAN TERHADAP USAHA MIKRO DAN KECIL DI DELI SERDANG.
Membahas permasalahan yang terakhir, yaitu mengenai penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha Kecil Menengah dan dampak yang terjadi atas penolakan permohonan Izin tersebut, serta tentang sanksi terhadap usaha yang tidak mempunyai Izin Usaha.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari isi skripsi ini. Pada bagian ini, dikemukakan kesimpulan dan saran yang didapat sewaktu mengerjakan skripsi ini mulai dari awal hingga pada akhirnya.
28 BAB II
PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN UMK DI INDONESIA
A. Sejarah Usaha Mikro dan Kecil
Kegiatan usaha didalam masyarakat dari dahulu memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia, yang saat ini kita sebut sebagai usaha mikro dan kecil.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UMKjuga berperan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1998 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. UMK telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.
UMK merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UMK hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UMKsangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. UMK dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.35
35 Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Ghalia Indonesia, Bogor, 2009), hlm. 1- 4.
UMKjuga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial disuatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah,sehingga dalam hal ini, UKM itusendiri berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.
Perlu diketahui berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila membuka sebuah UMK dan dapat diketahui cara mengelola UMK, sehingga memperoleh laba yang cukup besar untuk membangun sebuah usaha awal. 36
1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
Berikut ini adalah beberapa peraturan tentang UMK, antara lain:
2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.
3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan UsahaKecil.
4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah.
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan bidang/jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan.
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara.
9. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 Tentang Perizinan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Pelaksanaan dari Undang- undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
36http://stephanieoctaviani-takmenyerah.blogspot.com/2010/11/makalah-usaha-kecil menengah.html. diakses pada tanggal 9 Juli 2018.
UMK mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UMK merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UMKperlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UMK, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.37
a. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;
Usaha mikro juga merupakan suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
b. Tidak sensitif terhadap suku bunga;
c. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
d. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
37 Sri Wahyuningsih, “Peran UKM dalam Perekonomian Indonesia”,dalam Jurnal Mediargo, Vol. 5, No.1, 2009, hlm. 3.
Djoko Sudantoko menyebutkan, bahwa secara umum usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:38
1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3. Modal terbatas.
4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
5. Kemampuan pemasaran dan negoisasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.
6. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah.
Dengan demikian, usaha kecil merupakan usaha mikro ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.39
UMK ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Seorang wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-
38Anoraga, Panji dan Djoko Sudantoko, Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil, (Jakarta, Rineka, Cipta Jakarta, 2002, hlm. 224.
39Pasal 1 angka (2) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.
Wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi terciptanya suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.
Sebelum membuka usaha, ada baiknya terlebih dahulu membuat sebuah perencanaan terhadap bisnis yaitu pembahasan tertulis yang menguraikan hal-hal mendasari pertimbangan pendirian bisnis dan usaha yang berkaitan dengan bisnis tersebut agar mengetahui gambaran dalam menjalankan usaha, serta untuk mempermudah dalam memanajemen usaha. Manajemen adalah usaha pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi.40
B. Pemberdayaan Usaha Mikro danKecil (UMK)
1. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia
Kata pemberdayaan (empowerment) sangat mudah diucapkan namun pemahaman pengertiannya dan implikasinya dalam sikap dan tindakan nyata dalam pembangunan belum dapat diwujudkan.Bernhard G Gunter danJo Marie Griesgraber, sebagaimana dikutip Mubyarto menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk membangun masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.41
40Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil, (Bandung,Alfabeta, 2010), hlm. 26-27.
41Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE, 2000), hlm 263.
Mengacu kepada definisi pemberdayaan di atas, maka pemberdayaan UMK dimaksudkan adalah upaya untuk membangun UMK dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi dari UMK tersebut dan berupaya untuk mengembangkannya.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 1 angka 8 menyatakan Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UMK sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.42
Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan UMK melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing UMK.
Iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan UMK secara sinergismelalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar UMKmemperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.
43
Sebelum undang-undang tersebut diberlakukan, kriteria UMK dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 37/M-
42Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 1 angka 8
43Ketut Rindjin, Etika Bisnis dan Implementasinya, (Jakarta, Gramedia Pustaka Umum,2004), hlm. 83.
IND/PER/6/2006 tentang Pengembangan Jasa Konsultansi Industri Kecildan Menengah (IKM) Menteri Perindustrian Republik Indonesia, menyatakan bahwa Perusahaan Industri Menengah yang selanjutnya disebut Industri Menengah adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.44
Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tersebut, maka kriteria industri dan perdagangan kecil sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/7/1997 dan No. 37/M- IND/PER/6/2006 dinyatakan tidak berlaku lagi. Dalam perkembangannya UMK berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi sangat penting, seperti dinyatakan dalam laporan penelitian dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia tahun 2006 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 distribusi Usaha dan Kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp. 1.480
Pasal 1 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
254/MPP/Kep/7/1997 tentang Kriteria Industri dan Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan kriteria Industri Kecil dan Perdagangan Kecil di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitunilai investasi perusahaan seluruhnya sampai dengan Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia.
44 Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/7/1997.
trilyun (54 persen), sementara dari usaha besar sebesar Rp. 1.249 trilyun (46 persen). Data juga menunjukkan bahwa tenaga kerja yang dapat diserap dari sektor UMK cukup besar bila dibandingkan dengan usaha skala besar.45
UMK merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Secara riil UMK juga sebagai sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, terbukti telah menyumbangkan sebesar Rp 1.013,5 triliun atau 56,7% dari PDB Indonesia. Selain itu, UMK juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran.46
Peran UMK sangat penting, sehingga keberadaan UMKperlu dipertahankan dan diberdayakan agar UMK berdaya dan berkembang. Merujuk
Ditinjau sudut ketenagakerjaan, UMK memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, yaitu sebesar 99,45% dari tenaga kerja di Indonesia. Selama periode 2000-2003, usaha mikro dan kecil telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 7,4 juta orang dan usaha menengah menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain, usaha besar hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 55.760 orang selama periode 2000-2003, ini merupakan bukti bahwa UMK merupakan katup pengaman, dinamisator, dan stabilisator perekonomian Indonesia.
45Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, Rencana Strategis(RENSTRA) Satuan Tugas (SATGAS) Konsultasi Keuangan/Pendampingan UMKM Mitra Bank(KKMB), 2006, hlm 1.
46Ibid.
pada data yang ada di berbagai media, tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa pemberdayaan UMK merupakan suatu keharusan apabila ingin membangun perekonomian bangsa yang berpihak pada rakyat. Pemberdayaan UMK merupakan harapan besar ketika Menteri Kordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa pemerintah akan memberdayakan potensi UMK sebagai fundamental pembangunan ekonomi, dengan menyalurkan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan jumlah sebesar Rp 150 triliun pada tahun 2018 kepada 49 lembaga keuangan guna mempercepat berkembang dan mandirinya UMK.47
a) kekeluargaan;
Asas diberdayakan dan dikembangkannya usaha mikro, keecil, dan menengah adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu berasaskan:
b) demokrasi ekonomi;
c) kebersamaan;
d) efisiensi berkeadilan;
e) berkelanjutan;
f) berwawasan lingkungan;
g) kemandirian;
h) keseimbangan kemajuan; dan i) kesatuan ekonomi nasional.
Prinsip pemberdayaan UMK yang dicanangkan oleh UU No. 20 Tahun 2008 terdapat dalam Pasal 4 antara lain :
47 Data Bank Indonesia tentang Porsi Kredit untuk Usaha Mikro,Kecil dan Menengah 2018, Diakses tanggal 1 Oktober 2018.
a) penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMK untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
b) perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
c) pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMK
d) peningkatan daya saing UMK; dan
e) penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKyang diharapkan dapat diwujudkan adalah : a) mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang,
dan berkeadilan;
b) menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMK menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
c) meningkatkan peran UMK dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
2. Peran Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Deli Serdang
Pemerintah memiliki peran dalam pemberdayaan UMK, antara lain:
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial. Berkembangnya beberapa model penguatan finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin menguatnya komitmen pemerintah, upaya pemerintah tersebut