• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA

PERBAUNGAN-MEDAN

TUGAS AKHIR

EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

052409076

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA

PERBAUNGAN-MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN 052409076

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) DI PTPN IV PKS ADOLINAPERBAUNGAN-MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN Nomor Induk Mahasiswa : 052409076

Program Studi : DIPLOMA III (D3) KIMIA INDUSTRI Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Mei 2008

Diketahui

Departemen kimia FMIPA USU Pembimbing Ketua,

(4)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) YANG DIHASILKAN DI PTPN IV PKS ADOLINA

PERBAUNGAN-MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2008

(5)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan kasih dan karunianya tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Adapun karya ilmiah ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Diploma-3 Kimia Industri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Karya Ilmiah ini ditulis berdasarkan pengamatan penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan dengan judul “PENGARUH PROSES PENGOLAHAN TERHADAP MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) DI PTPN IV PKS ADOLINA PERBAUNGAN”

Karya Ilmiah ini dapat ditulis dengan terwujud atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara lansung maupun tidak lansung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtuaku B. Hutahaean dan R. Napitupulu dan adik-adikku Aris, Jeto dan Vani yang telah banyak memberikan bantuan berupa doa dan dukungan.

2. Bapak Dr. Jamaran Kaban, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan panduan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

4. Bapak Sugito selaku pembimbing lapangan penulis selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan.

5. Teman –temanku KIMIA INDUSTRI’05 khususnya kepada ctnederre.

Dalam kesempatan ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan selanjutnya. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Mei 2008

(6)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

(7)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

THE AFFECT OF MANUFACTURING PROCESS TOWARDS THE QUALITY OF CRUDE PALM OIL (CPO) AT PTPN IV PKS ADOLINA

PERBAUNGAN-MEDAN ABSTRACT

(8)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Bab 2 Tinjauan Pustaka………..4

2. 1.Tanaman Kelapa Sawit………...…..4

2. 2. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar Menjadi Crude Palm Oil…...…...7

2.2.1 Stasiun Penerimaan Buah………...7

2.2.2 Stasiun Perebusan………...8

2.2.3 Stasiun Penebahan………..9

2.2.4 Stasiun Kempa………9

2.2.5 Stasiun Pemurnian Minyak………..….10

2. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Minyak Sawit………...14

2.3.1 Asam Lemak Bebas………...15

2.3.2 Kadar Kotoran……….………..17

2.3.3 Kadar Air………..19

Bab 3 Metodologi Penyelidikan………...…20

3.1. Peralatan……….…….…..20

3.2. Bahan………..……..….20

3.3. Prosedur………..…………..….21

3.3.1 Penentuan Kadar ALB……….………21

(9)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

3.3.3 Penentuan Kadar Kotoran………....22

Bab 4 Data, Perhitungan dan Pembahasan………..….23

4.1. Data………...…..23

4.2. Perhitungan………...……..24

4.3. Pembahasan………..……..27

Bab 5 Kesimpulan dan saran………30

5.1. Kesimpulan……….30

5.2. Saran………...31

(10)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

(11)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perbandingan penampang bagian dari Dura, Tenera, Psifera yang

(12)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit (PKS) dimaksudkan

untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti

sawit (kernel) dari biji sawit.

Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang sangat penting

disamping migas yang juga memiliki nilai ekspor yang cukup baik. Oleh sebab itu,

maka perlu adanya pengawasan untuk menjaga kualitas maupun kuantitas komoditi

tersebut. Minyak sawit yang dihasilkan tersebut haruslah didukung dengan mutu yang

baik pula. Dengan mutu yang baik, akan lebih mudah memasarkan minyak sawit

tersebut kepada konsumen dengan harga yang sesuai dan mampu bersaing dengan

minyak sawit yang lain. Disamping itu hasil produksi minyak sawit tersebut harus

(13)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

yang diperlukan adalah memiliki warna yang pucat dan rasa bau yang enak, dapat

disimpan dalam jangka yang lama, mudah dimurnikan dan tingkat hidrolisa pada

pembentukan asam lemak bebas (ALB) yang dihasilkan rendah. ( Iyung, P, 1997)

Pabrik kelapa sawit Adolina Perbaungan merupakan pabrik pengolahan dari

tandan buah segar (TBS) sampai menjadi minyak sawit mentah. Agar diperoleh

minyak sawit yang bermutu baik, maka minyak sawit kasar tersebut harus mengalami

pengolahan lebih lanjut.

Adapun proses yang dilakukan untuk mengolah kelapa sawit meliputi:

penerimaan buah, perebusan, penebahan, pengepresan, pemurnian dan pengolahan

biji. Setelah melalui proses ini, minyak kasar (CPO) disimpan dalam tangki-tangki

penampungan / tangki timbun dan siap dipasarkan untuk mengalami proses

pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak murni dan hasil olahan lainnya.

Minyak sawit mentah pada tangki timbun (storage tank) sebelum diolah pada proses

selanjutnya dianalisa terlebih dahulu kadar air dan kotorannya.

Mutu minyak sawit dapat dilihat melalui kadar asam lemak bebas (ALB).

Adapun ALB yang diinginkan dari minyak sawit tersebut memiliki kandungan ALB

yang rendah. Faktor lain yang mempengaruhi mutu CPO adalah kadar air dalam

(14)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

hidrolisa gliserida sehingga ALB semakin besar pula. Selain itu, kadar pengotor juga

dapat mempengaruhi mutu minyak sawit. ( Tim Penulis P. S, 1997)

Untuk itu perlu dilakukan mutu produksi dengan cara menganalisa kadar ALB,

air dan kotoran dalam minyak sawit tersebut apakah telah sesuai dengan standar mutu

yang ditetapkan, sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Untuk memperoleh

hasil yang maksimal baik kualitas maupun kuantitas maka dalam pengolahan kelapa

sawit di pabrik mulai dari tahap proses pengolahan sampai penimbunan harus dijaga

dan diperhatikan norma-norma (standar mutu) yang berlaku pada perusahaan tersebut.

(Tim Standarisasi Penggolahan Kelapa Sawit, 1997)

1.2 Permasalahan

1. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi mutu CPO yang dihasilkan di PKS?

2. Bagaimana cara yang perlu dilakukan untuk menghasilkan mutu CPO yang

memenuhi standar ?

1.3 Tujuan

1. Diharapkan dapat mengetahui kualitas dari CPO yang dihasilkan.

(15)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009 1.4 Manfaat

1. Untuk mengetahui cara dan metode yang baik dalam proses pengolahan

sehingga dapat menghasilkan CPO dengan kualitas yang baik.

2. Untuk mendapatkan produk akhir berupa minyak sawit mentah yang

(16)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit ( Elaesis Guineses Jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan

palma yang termasuk dalam family palawija. Kelapa sawit biasanya mulai berbuah

pada umur 3 – 4 tahun dan buahnya menjadi masak 5 – 6 bulan setelah penyerbukan.

Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit

buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah jingga waktu buah telah masak.

Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buahnya telah maksimal. Jika terlalu

matang, buah kelapa sawit akan lepas dari tangkai tandannya. Hal ini disebut dengan

istilah membrondol. ( Tim Penulis P.S, 1997)

Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Indonesia ada bayak jenisnya.

Varietas tanaman tersebut dapat dibedakan berdasarkan tebal tipisnya tempurung

(cangkang) dan kandungan minyak dalam buah maka kelapa sawit dapat dibedakan

(17)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

1. Dura

Tempurung (cangkang) pada buah sekitar 25-45%, sangat tebal antara 2-8 mm, dan

tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis

sekitar 20-65%, dan kandungan minyak pada buah rendah.

2. Psifera

Jenis Psifera memiliki tempurung yang tipis, biji yang kecil, daging buah yang tebal,

tidak mempunyak cangkang, intinya kecil namun kandungan minyak dalam buah

tinggi. Tanaman ini tidak bisa digunakan untuk penggunaan komersil tapi jenis ini

sering disebut sebagai tanaman betina yang steril. Melalui persilangan antara jenis

dura dan psifera, dihasilkan jenis ketiga yaitu jenis Tenera.

3. Tenera

Merupakan persilangan antara Dura sebagai pohon ibu dengan Psisfera sebagai pohon

bapak. Tenera bertempurung tipis dan inti yang besar dan kandungan minyak dalam

buah tinggi. Ukuran daging buah sekitar 60-90 %, ketebalan cangkang antara 0,5 - 4

mm( Risza S, 1993)

Perbandingan penampang dari ketiga jenis buah kelapa sawit tersebut dapat dilihat

(18)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar 1. Perbandingan penampang bagian dari Dura, Tenera, Psifera yang

menunjukkan bagian dari ukuran serat, cangkang dan inti. (Fairhurst,T,hardter,2003)

Cara panen buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang

dihasilkan. Panen yang tepat mempunyai sasaran untuk mencapai kandungan minyak

yang paling maksimal.

Pemanenan pada keadaan buah lewat matang akan meningkatkan Asam Lemak

Bebas atau Free Fatty Acid (ALB atau FFA). Hal itu tentu akan merugikan sebab pada buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya berubah menjadi ALB

sehingga akan menurunkan mutu minyak. Lagi pula, buah yang terlalu masak lebih

muda terserang hama dan penyakit. Sebaliknya, pemanenan pada buah yang mentah

(19)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi

perlakuan sejak awal panen di lapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh

adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke

pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai

arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh nantinya sangat

ditentukan oleh faktor ini.(Fauzi Y,2004)

Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas

(ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam

keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB lebih tinggi.

Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, maka

selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperolehnya juga rendah. Di

sinilah, pengetahuan mengenai kriteria matang paenen berdasarkan jumlah brondolan

yang jatuh sangat berperan cukup penting dalam menentukan derajat kematangan

buah. (Rondang Tambun. 2006)

Berdasarkan hal tersebut di atas, dikenal ada beberapa fraksi dari TBS yang

dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga

kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Ada fraksi TBS yang dpat kita lihat pada tabel

berikut :

(20)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Fraksi Buah Persyaratan Derajat Kematangan Jumlah Berondolan

Fraksi 00 (F-00)

Sumber : PTPN IV Kebun Adolina

2.2Proses Pengolahan Tandan Buah Segar Menjadi Crude Palm Oil

Adapun tahapan proses pengolahan TBS menjadi (CPO) adalah sebagai berikut :

2.2.1 Stasiun Penerimaan Buah

Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah

lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka kandungan ALB-nya semakin

meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus

segera diolah. TBS yang dipanen diangkut dengan truk dari kebun sebelum

dikumpulkan di loading ramp terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui jumlah

produksi panen setiap hari.

Setelah penimbangan maka selanjutnya TBS kemudian disortasi kemudian

dikumpulkan diloading ramp yang fungsinya adalah menampung buah dari kebun,

mengurangi kotoran yang berupa pasir dan sampah melalui luncuran yang dibuat

(21)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2.2.2 Stasiun Perebusan (Sterilization Station)

Buah beserta lorinya kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan (sterilizer) atau dalam ketel rebus. Sterilizer berbentuk silinder berdiameter 2.070 mm dengan panjang

27.000 mm berjumlah 3 unit. Masing-masing sterilizer berkapasitas 10 kori (25 ton

TBS). Sistem perebusan yang digunakan adalah sistem 3 puncak (Triple Peak).

Dengan lama penahan pada puncak III sekitar 100-135 menit.

Salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya proses perebusan adalah tingkat

kematangan TBS yang direbus. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar

minyak dan pemucatan kernel. Sebaliknya, perebusan dalam waktu yang terlalu

pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya. Tujuan

perebusan adalah :

- merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB

- mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang

- memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses penebahan

- untuk mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan

(22)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2.2.3 Stasiun Penebahan (Threshing Station)

Thresher berdiameter ± 1.700 s/d 2.000 mm dengan panjang ± 4.150 s/d 4.700 mm.

Putaran rata-rata thresher adalah 23 rpm dilengkapi dengan kisi-kisi yang dibuat dari

besi U dengan jarak satu sama lain ± 50 mm.

Setelah perebusan lori-lori yang berisi TBS ditarik keluar dan diangkat dengan

alat Hoisting Crane, lalu ke atas mesin perontok buah (thresher) untuk memisahkan brondolan dari tandan, kemudian brondolan masuk ke conveyor lalu diolah sedangkan

tandan kosong dibuang ke janjangan kosong. Penebahan ini dilakukan sesegera

mungkin setelah perebusan karena tandan kosong bila dalam keadaan lunak akan

mudah menyerap minyak sehingga apabila hal ini terjadi maka akan ada minyak yang

terserap terikut dengan tandan kosong. (Sipayung T.V, 1997)

2.2.4 Stasiun Kempa (Pressing Station)

Stasiun kempa adalah stasiun pertama dimana minyak diambil dari brondolan dengan

cara melumat dan mengempa. Pengoperasian peralatan ini mempengaruhi efisiensi

pengutipan minyak.

(23)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Digester adalah untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji

serta memudahkan pengeluaran minyak pada tahap pengepresan. Digester merupakan

alat berbentuk silinder vertikal dengan diameter 1.200 mm dan tinggi 2.800 s/d 3.000

mm dengan volume 3.200 L. Alat digester ini dilengkapi dengan 4 pisau pengaduk

(string arms) dan 1 set pisau pelempar dengan kecepatan putaran 25 rpm dan berputar

lawan arah. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95oC dengan

tekanan pada digester 20 bar.

b. Screw Press

Screw Press terintegrasi lansung dengan digester. Memiliki panjang 4.870 mm, lebar

1.470 mm dan tinggi 950 mm dan dilengkapi dengan press silinder dan 1 pasang

worm screw berputar berlawanan arah dengan kecepatan putaran 10-12 rpm.

Untuk mempermudah pengaliran minyak pada saringan bergetar (Vibrating

Screen) dan pemisahan minyak pada tangki CST( Continous Settling Tank) maka

digunakan air pengencer yang bersuhu 90-95oC sebanyak 20-25%. Fungsi dari Screw

Press adalah memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). (Haro

N. D, 2006)

(24)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Proses pemisahan minyak dari kandungan air dan kotoran merupakan pekerjaan yang

menentukan kualitas dari hasil pengolahan dan pemisahan minyak dilakukan dengan

berulang-ulang karena setiap mesin atau peralatan mempunyai kemampuan yang

terbatas.

Proses ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaknya dan

menghasilkan CPO dengan kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran yang

sesuai dengan standard. Dalam proses pemurnian minyak ini digunakan mesin-mesin

sebagai berikut:

1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Sand Trap Tank adalah suatu alat berbentuk silinder yang bekerja berdasarkan berat

jenis antara air dengan minyak dimana berat jenis air lebih tinggi dari minyak

sehingga dengan mudah minyak yang berada di atas air mengalir masuk ke saringan

bergetar. Untuk pengiriman minyak kasar sand trap tank dibantu dengan air panas dari

hot water tank. Pada sand trap tank suhu minyak kasar mencapai 90-95oC .

2. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)

Vibrating Screen terbuat dari bahan stainless steel yang berbentuk silinder dengan

(25)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

berukuran 30 mesh dan bagian bawah 40 mesh. Pada vibrating screen minyak dari

sand trap tank disaring dan dipisahkan kotorannya. Minyak hasil penyaringan

dimasukkan ke crude oil tank (bak RO).

3. Bak RO dan Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Tank)

Minyak sawit kasar yang telah disaring dimasukkan ke dalam bak berfungsi sebagai

tempat penampungan minyak sawit kasar sementara sebelum mengalami proses

pemurnian yang lebih lanjut. Minyak bersih berada pada lapisan atas dipompakan

menuju CST sedangkan kotoran minyak dialirkan ke parit untuk dikutip kembali di

vet vut. Untuk menjaga agar suhu cairan tetap diberikan penambahan panas dengan

menginjeksikan uap.

4. Continous Settling Tank (CST)

Continous Settling Tank (CST) ini berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran

dengan cara pengendapan. Fraksi berat akan bergerak ke bawah tank sedangkan fraksi

ringan akan bergerak menuju ke atas. Suhu berpengaruh terhadap viskositas minyak.

Semakin tinggi suhunya semakin kecil viskositasnya. Untuk mempermudah

pemisahan minyak dari kotoran dan air maka viskositas minyak diperkecil, salah satu

caranya dengan pemanasan. Berdasarkan viskositas maka suhu yang paling tepat

(26)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

5. Oil Tank

Di dalam oil tank, minyak kutipan dari CST akan ditampung untuk sementara sebelum

untuk sementara sebelum mengalami pemurnian lebih lanjut di dalam oil purifier dan

vacuum dryer. Pemisahan minyak dengan air terjadi pada tahap ini adalah akibat

adanya perbedaan daya tarik bumi dan penguapan.

a. Pemisahan akibat pengaruh perbedaan daya tarik bumi.

Untuk mempercepat pemisahan air dari minyak dilakukan dengan pemanasan minyak.

Dengan menurunnya viskositas minyak maka terjadi percepatan penggabungan antara

partikel air yang ada dalam minyak sehingga bergerak ke bawah dan memisah.

b. Penguapan

Air menguap sempurna pada suhu 100oC, akan tetapi hal ini sulit dilakukan pada oil

tank mengingat faktor derajat oksidasi. Minyak di dalam oil tank ini dipanasi kembali

pada suhu 90-95oC. Sistem pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap

dengan tekanan ± 3kg/cm2.( Naibaho P. M, 1980)

6. Sludge Separator

Kotoran yang masih mengandung minyak masih mengalami perlakuan yaitu pada

(27)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pemisahan kotoran dari minyak. Menurut hasil percobaan suhu tinggi dalam proses ini

masih dianggap tidak merusak minyak karena minyak yang bercampur dengan

kotoran lebih banyak fraksi solid, sehingga derajat oksidasinya relatif kecil.

Usaha untuk mempercepat proses pemisahan minyak dengan kotoran perlu

dilakukan penelitian terhadap bentuk dan ukuran sludge separator. Luas permukaan

sludge separator berhubungan dengan efisiensi pengendapan kotoran. Semakin lama

pengendapan dilakukan semakin mudah kerjanya sludge sentrifuge.

7. Oil Purifier

Di dalam oil tank minyak dialirkan ke oil purifier untuk menghasilkan sludge yang

melayang dan emulsi dalam minyak sehingga kadar kotoran dalam minyak produksi

menjadi 0,02% dan juga mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak

sehingga kadar air dalam minyak sebesar 0,3 – 0,4 %. Di dalam oil purifier minyak

dipisahkan dengan gaya sentrifugal dan prinsip perbedaan berat jenis. Akibat gaya

sentrifugal yang terjadi maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih lecil bergerak

ke arah poros sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke

arah dinding. Minyak murni dari oil purifier dialirkan ke vacum dryer untuk

dimurnikan kembali sebelum dimasukkan ke tangki penimbunan. Suhu minyakl dalam

(28)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

8. Pengering Minyak (Vacuum Dryer)

Vacuum Dryer digunakan untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan

hampa. Tangki ini terdiri dari tabung hampa udara dan 3 tingkat steam injector.

Minyak terhisap ke dalam tabung melalui nozzle, akibatnya adanya hampa udara dan

terpancar ke dalam tabung hampa. Tekanan dalam pengeringan vacuum dryer 50-76

cmHg dan suhu 90-95oC. Setelah dilakukan pemurnian minyak, selanjutnya minyak

dipompakan ke dalam tangki timbun.

9. Tangki Timbun

Tangki timbun ini berfungsi untuk tempat penampungan minyak sementara hasil

produksi minyak yang akan dipasarkan. Pada tangki ini dilakukan pengukuran volume

tangki dengan cara mengukur tinggi hamparan minyak dengan memakai meteran.

(

Pahan I, 2006)

2.3Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit

Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut dapat lansung dari sifat pohon induknya penanganan pascapanen atau

(29)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

beberapa hal yang secara lansung berkaitan dengan penurunan mutu minyak sawit dan

sekaligus pencegahannya, serta standard mutu minyak sawit yang dikehendaki pasar.

2.3.1 Asam Lemak Bebas ( Free Fatty Acid)

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat

merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun.

Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam

minyak sawit.

Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan

diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.

Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini

akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis

(enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang

terbentuk.

O

CH2 – O – C – R CH2 - OH

O O

CH - O – C – R panas, air CH - OH + 3 R – C - OH

O

asam, enzim

(30)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Minyak sawit Gliserol ALB

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif

tinggi dalam minyak sawit antara lain :

- pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu

- keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah

- penumpukan buah yang terlalu lama

- proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik.( Tim Penulis P. S,1997)

Setelah mengetahui faktor-faktor penyebabnya, maka tindakan pencegahan

dan pemucatannya lebih mudah dilakukan.

Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu untuk menekan kadar

ALB sekaligus menaikkan rendemen minyak. Agar ALB minimum, transportasi buah

panen harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu juga perlu dijamin bahwa hanya

buah yang cukup matang yang dipanen. Kandungan ALB buah sawit yang baru

dipanen biasanya kurang dari 0,3 %. Peningkatan ALB terjadi karena kerusakan buah

selama proses panen sampai tiba di ketel perebusan.

Pemetikan buah sawit di saat belum matang (saat proses biokimia dalam buah

belum sempurna) menghasilkan gliserida sehingga mengakibatkan terbentuknya ALB

(31)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dengan buah yang berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya,

akan menstimulir penguraian enzimatis pada buah sehingga menhasilkan ALB dan

akhirnya terikut dalam buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat.

Untuk itulah, pemanenan TBS harus dikaitkan dengan kriteria matang panen sehingga

dihasilkan minyak sawit yang berkualitas tinggi.

Dikaitkan dengan pencegahan kerusakan buah sawit dalam jumlah banyak,

telah dikembangkan beberapa metode pemungutan dan pengangkutan TBS. Sistem

yang dianggap cukup efektif adalah dengan memasukkan TBS secara lansung ke

dalam keranjang buah. Dengan cara tersebut akan lebih mengefesienkan waktu yang

digunakan untuk pembongkaran, pemuatan, penumpukkan buah sawit yang terlalu

lama. Dengan demikian, pembentukan ALB selama pemetikan, pegumpulan,

penimbunan, dan pengangkutan buah dapat dikurangi.

Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik.

Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlansung

pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan

oembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang

cermat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun

sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah

(32)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dilakukan pengeringan dengan suhu 90oC. Sebagai ukuran standar mutu dalam

perdagangan untuk ALB ditetapkan sebesar 5%.

(

Darnoko D. S, 2003)

2.3.2 Kadar kotoran

Bagi negara konsumen terutama negara yang telah maju, selalu menginginkan minyak

sawit yang benar-benar bermutu. Permintaan tersebut cukup beralasan sebab minyak

sawit tidak hanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri non pangan saja,

tetapi banyak industri pangan yang membutuhkannya. Lagi pula, tidak semua pabrik

minyak kelapa sawit mempunyai teknologi dan instalasi yang lengkap, terutama yang

berkaitan dengan proses pengendapan, yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan

sentrifugasi.

Dengan proses di atas, kotoran-kotoran yang berukuran besar memang bisa

disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa

disaring, hanya melayang-layang di dalam minyak sawit, sebab berat jenisnya sama

dengan minyak sawit. Padahal, alat sentrifugasi tersebut dapat berfungsi dengan

prinsip kerja yang berdasarkan perbedaan berat jenis.

Walaupun bahan baku minyak sawit selalu dibersihkan sebelum digunakan

(33)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

menuntut bahwa kebersihan serta kemurnian minyak sawit merupakan tanggung

jawab sepenuhnya pihak produsen. (Tim Penulis P. S, 1997)

Meskipun kadar ALB dalam minyak sawit kecil, tetapi hal itu belum menjamin

mutu minyak sawit. Kemantapan minyak sawit harus dijaga dengan cara membuang

kotoran dan zat menguap. Hal itu dilakukan dengan peralatan modern.

Dari hasil pengempaan, minyak sawit kasar dipompa dan dialirkan ke dalam

tangki pemisah melalui pompa. Kurang lebih 30 menit kemudian, minyak sawit kasar

telah dapat dijernihkan dan menghasilkan sekitar 80% minyak jernih. Hasil endapan

berupa minyak kasar kotor yang dikeluarkan dari tangki pemisah bersama air panas

yang bersuhu 95oC dengan perbandingan 1 : 2, diolah pada sludge centrifuge. Sedangkan minyak yang jernih diolah pada purifier centrifuge. Dari hasil pengolahan didapat minyak sawit bersih dengan kadar zat menguap sebesar 0,3% dan kadar

kotoran hanya sebesar 0,02%, dalam kondisi diatas, minyak sawit sudah dianggap

mempunyai daya tahan yang mantap. Akan tetapi, untuk lebih meyakinkan dan

mencegah terjadinya proses hidrolisa, perlu dilakukan pencucian seluruh

saringan-saringan yang ada di pabrik sering dilakukan dan pengeringan sehingga minyak sawit

(34)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2.3.3 Kadar Air

Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami

sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang

terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengering.

Kadar air yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektitas

pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah.

Buah yang terlalu matang akan mengandung air yang lebih banyak. Untuk itu perlu

pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna untuk mendapatkan

produk yang mutunya tinggi.

Minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air yang sangat kecil ( < 0.15%)

akan memberikan kerugian mutu minyak, dimana pada tingkat kadar air yang

demikian kecil akan sangat memudahkan terjadinya proses oksidasi dari minyak itu

sendiri. Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen di udara baik pada

suhu kamar dan selama proses pengolahan pada suhu tinggi yang akan menyebabkan

minyak mempunyai rasa dan bau tidak enak (ketengikan). Akibatnya mutu minyak

menjadi turun.

Jika kadar air dalam minyak sawit ( > 0.15%) maka akan mengakibatkan

hidrolisa minyak, dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol

(35)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan, maka harus

dilakukan pengawasan intensif pada proses pengolahan dan penimbunan. Hal ini

bertujuan untuk menghambat atau menekan terjadinya hidrolisa dan oksidasi minyak.

(36)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 3

METODOLOGI PENYELIDIKAN

3.1 Peralatan

1. Gelas Erlenmeyer

2. Neraca Analitik

3. Buret

4. Oven

5. Cawan porselen

6. Gelas Beaker

7. Corong

8. Kertas saring

9. Desicator

10.Statif dan Klem

(37)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

1. Sampel minyak sawit

2. KOH 0,0999 N

3. Alkohol 95%

4. Indikator fenolftalein 1%

5. Sell Sholl

3.3Prosedur Kerja

3.3.1 Penentuan Kadar ALB

1. CPO dipanaskan pada suhu 45-50oC dan diaduk hingga homogen

2. Ditimbang CPO sebanyak 5 gram ke dalam gelas Erlenmeyer 250 ml yang

bersih dan kering yang telah diketahui berat kosongnya.

3. Ditambahkan larutan alkohol 95% sebanyak 75 ml ke dalam gelas Erlenmeyer

dan ditambahkan inidikator fenolftalein 1% sebanyak3 tetes.

4. Lalu dititrasi dengan larutan standar KOH 0,0999 N dan dititrasi jika terjadi

perubahan warna dari kuning menjadi merah lembayung.

5. Dicatat volumr KOH 0,0999 N yang terpakai.

(38)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Keterangan : V KOH = ml KOH

N KOH = N KOH

M = BM asam palmitat = 256

Ws = berat sampel (mg)

3.3.2 Penentuan Kadar Air

1. Sampel CPO diaduk dahulu agar homogen.

2. CPO ditimbang 20 gram ke dalam cawan porselen yang sudah diketahui berat

kosongnya.

3. CPO yang telah ditimbang kemudian dipanaskan di atas hot plate hingga

seluruh air menguap, kemudian didinginkan selama 15 menit.

4. Berat CPO ditimbang kembali.

%

Keterangan : A = Berat CPO sebelum dipanaskan (gram)

B = Berat CPO sesudah dipanaskan (gram)

C = Berat sampel (gram)

3.3.3 Penentuan Kadar Kotoran

1. Sampel CPO yang akan ditimbang diaduk sampei homogen, bila perlu

(39)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Ditimbang 10 – 15 gram CPO ke dalam gelas Beaker 250 ml yang telah

diketahui beratnya.

3. Ditambahkan 100 ml pelarut dan diaduk sampai CPO larut.

4. CPO disaring dengan kertas saring yang sudah dicuci sampai filtratnya bebas

dari minyak

5. Gelas Beaker dan kertas saring dicuci sampai filtratnya bebas dari minyak.

6. Kertas saring dikeringkan dalam oven pada suhu ± 105 oC selama 60 menit.

7. Lalu didinginkan dalam desicator ± 15 menit dan ditimbang sampai diperoleh

berat yang konstan.

% 100

% X

C B A kotoran= −

Keterangan : A = Berat kertas saring + kotoran (gram)

B = Berat kertas saring (gram)

C = Berat sampel (gram)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

(40)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Dari hasil analisa yang dilakukan di laboratorium Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di PTPN

IV Adolina Perbaungan, maka diperoleh data-data dalam analisa kadar ALB, kadar air

dan kadar kotoran pada produksi CPO. Data tersebut diambil dari tangki penimbunan

sehingga diperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data pengamatan kadar ALB dari CPO pada tangki timbun.

TGL

Berat Erlenmeyer kosong (g)

Berat Erlenmeyer + sampel (g)

Berat sampel (g) Volume titrasi (ml)

atas bawah atas bawah atas bawah atas bawah

21/04/08 108,8960 109,9791 113,5382 115,8113 4,6422 5,8322 6,3 7,9

28/04/08 109,7372 104,2404 114,1337 158,4503 4,3965 4,2099 6 6

Tabel 4.2 Data pengamatan kadar air dari CPO pada tangki timbun.

TGL

Berat cawan kosong (g)

Berat Sampel (g) Berat cawan + sampel (g)

Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

atas bawah atas bawah atas bawah atas bawah

21/04/08 38,4290 34,4560 20,2117 20,4972 58,6407 54,9532 58,6109 54,9181

27/04/08 38,9952 34,6581 20,9456 20,6517 60,9408 55,3098 60,9046 55,2704

Tabel 4.3 Data pengamatan kadar kotoran dari CPO pada tangki timbun.

TGL

Berat cawan kosong (g)

Berat Sampel (g) Berat kertas saring (g)

1. Perhitungan kadar ALB

(41)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

V KOH = 6,3 ml

Kadar ALB tangki bagian atas = 3,47 %

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk tangki bagian tengah

Kadar air tangki bagian tengah = 3,.46%

Rata-rata kadar ALB pada tangki timbun tgl 21/04/08

=

2

kadar ALB tangki bagian atas + kadar ALB tangki bagian tengah

=

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk tangki bagian atas dan

bagian bawah untuk tgl 28/04/08. Maka didapat hasil kadar ALB pada

tangki atas = 3.49% dan tangki bagian bawah = 3.64%

Rata- rata kadar ALB pada tangki timbun tgl 28/04/08

=

2

(42)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

=

Hasil perhitungan kadar ALB ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Data perhitungan analisa kadar ALB

Tgl Atas (%) Bawah (%) Rata-rata(%) Standar (%)

21/04/08 3.47 3.46 3.46 3,5 %

28/04/08 3.49 3.64 3.5 3.5 %

2. Perhitungan kadar air

Sampel dari tangki bagian atas tgl 21/04/08

Berat sampel = 20,2117 g

Berat tempat = 38,4290 g

Berat tempat + berat sampel = 58,6407 g

Berat sampel + berat tempat setelah penguapan = 58,6109 g

Berat air = 0,0298 g

Kadar air tangki bagian atas = 0,14 %

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk tangki bagian tengah

Kadar air tangki bagian tengah = 0,17%

Rata-rata kadar ALB pada tangki timbun

=

2

(43)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

=

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk tangki bagian atas dan

bagian bawah untuk tgl 28/04/08. Maka didapat hasil kadar air pada

tangki atas = 0,17% dan tangki bagian bawah = 0,19%

Rata- rata kadar ALB pada tangki timbun tgl 28/04/08

=

2

kadar ALB tangki bagian atas + kadar ALB tangki bagian tengah

=

Hasil perhitungan kadar ALB ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Data perhitungan kadar Air

Tgl Atas (%) Bawah (%) Rata-rata (%) Standar (%)

21/04/08 0.14 0.17 0.15 0.15

28/04/08 0.17 0.19 0.18 0.15

3. Perhitungan kadar kotoran

Sampel dari tangki bagian atas tgl 21/04/08

Berat sampel = 20,2117 g

Berat tempat = 38,4290 g

Berat kertas saring = 0,8203 g

Berat kotoran = 0,0037 g

(44)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Kadar kotoran = 100%

2117

Kadar kotoran tangki bagian atas = 0,018 %

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk tangki bagian bawah

Kadar kotoran tangki bagian bawah = 0,019 %

Rata-rata kadar kotoran pada tangki timbun =

2

kadar kotoran tangki bagian atas + kadar kotoran tangki bagian tengah

=

Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk tangki bagian atas dan

bagian bawah untuk tgl 28/04/08. Maka didapat hasil kadar air pada

tangki atas = 0,016% dan tangki bagian bawah = 0,018%

Rata- rata kadar ALB pada tangki timbun tgl 28/04/08

=

2

kadar ALB tangki bagian atas + kadar ALB tangki bagian tengah

=

Hasil perhitungan kadar ALB ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Data hasil analisa kadar kotoran

Tgl Atas (%) Bawah (%) Rata-rata (%) Standar (%)

21/04/08 0.018 0.019 0.018 0.02

(45)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009 4.3 Pembahasan

Minyak dari hasil pemurnian tidak selamanya dapat langsungdikirim untuk

dipasarkan. Untuk sementara waktu masih perlu disimpan dalam tangki timbun.

Selama penimbunan ini dapat terjadi perusakan mutu, baik peningkatan ALB.

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kadar ALB rata-rata pada tanki timbun

untuk tgl 21/04/08 dan tgl 28/04/08 diperoleh 3,46 % dan 3,5 % dimana hasil ini

masih sesuai dengan harga standar yang ada yaitu 3,5 %.

Kandungan ALB berkaitan erat dengan kualitas minyak kelapa sawit. Makin

tinggi kandungan ALB maka makin rendah kualitas minyak kelapa sawit. Hal ini

disebabkan adanya reaksi hidrolisa minyak sawit yaitu gliserol dan asam lemak bebas.

Reaksi ini dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis

(enzim).

Berdasarkan data dari tabel 4.4 bahwa hasil kadar ALB pada tgl 28/04/08 lebih

tinggi dari dari tgl 21/04/08. hal ini mungkin disebabkan karena lama penimbunan

atau bercampur dengan minyak yang mempunyai kadar ALB yang tinggi. Selain hal

tersebut ada beberapa hal lain yang dapat menaikkan kadar ALB pada CPO yaitu

(46)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pengangkutan buah, proses hidrolisa, derajat kematangan (tandan lewat matang adalah

lebih mudah luka), perlakuan terhadap tandan antara saat panen sampai pada saat

pengolahan di pabrik.( Tim Penulis PS, 1997)

Pembentukan ALB pada buah disebabkan pecahnya membran vacuola (yang

memisahkan minyak dari komponen sel) sehingga minyak bercampue dengan air sel,

dan dengan dikatalisir oleh enzim lipase, lemak terhidrolisa membentuk ALB.

Pecahnya membran vacuola dapat disebabkan oleh buah yang lewat matang

dan juga karena kerusakan mekanis (luka / memar) selama panen dan pengangkutan.

Kenaikan ALB pada buah yang luka / memar terjadi sangat cepat. Oleh karena tanah

merupakan media pertumbuhan mikroba, maka adanya kotoran / tanah pada TBS akan

meningkatkan pembentukan ALB terutama pada buah yang terluka dan dibiarkan

lama dilapangan. Kegiatan hidrolisa minyak oleh enzim lipase dapat dihentikan pada

suhu 50oC. Selama pengolahan dan penimbunan, ALB yang sudah ada akan berfungsi

mengkatalisir hidrolisa lemak. Kebersihan dari unit-unit pengolahan juga menentukan

tingkat kenaikan ALB selama proses pengolahan. (Sipayung,T.V,1997)

Kandungan air dalam minyak sawit juga merupakan salah satu parameter yang

mempengaruhi kualitas miyak sawit tersebut. Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kadar

air yang dihasilkan pada tgl 21/04/08 adalah 0,15% (masih memenuhi standar) dan

(47)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dryer dan oil purifier tidak bekerja sempurna, dan suhu pada stasiun klarifikasi tidak

sampai 90oC sehingga kadar air di CPO tinggi. Untuk menanggulangi hal tersebut

maka diharapkan sebelum pabrik beroperasi sebaiknya kondisi vacum dryer dan oil

purifier diperhatikan, demikian juga suhu di stasiun klarifikasi diharapkan di atas

90oC.

(

Pahan I, 2006)

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kadar kotoran yang dihasilkan pada tgl

21/04/08 adalah 0,15% dan pada tgl 28/04/08 adalah 0,18%. Harga kadar kotoran ini

sesuai dengan standar (0,02 %). Untuk mempertahankannya perlu diperhatikan posisi

corong di pengutipan minyak di CST apakah sudah dalam porsi yang tepat, kondisi oil

purifier apakah sudah bekerja secara sempurna dan suhu pemanasan di CST harus di

atas 90oC. Kadar air dan kotoran pada tangki timbun dipengaruhi oleh kurang

bersihnya tangki pada saat penyimpanan dan dipengaruhi juga akibat pengendapan,

pemakaian oil centrifuge dan pemakaian pengering hampa sebelum penimbunan

minyak sawit tersebut. (Naibaho P. M, 1980)

(48)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Kadar ALB yang diperoleh pada tangki timbun sebesar 3,46 - 3,5 %.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar ALB adalah pemanenan buah yang tepat

waktu, pengumpulan dan pengangkutan buah, proses hidrolisa, derajat

kematangan (tandan lewat matang adalah lebih mudah luka), perlakuan

terhadap tandan antara saat panen sampai pada saat pengolahan di pabrik.

2. Kadar air yang dihasilkan adalah 0,15% dan 0,18%. Kadar air yang diperoleh

masih belum memenuhi standar (0,15%). Untuk memperoleh kadar air yang

optimal harus diperhatikan kondisi vacum dryer dan oil purifier, demikian juga

suhu di stasiun klarifikasi diharapkan di atas 90oC, dan pengawasan yang

intensif pada proses pengolahan dan penimbunan untuk menghambat

terjadinya hidrolisa dan oksidasi pada minyak.

3. Kadar kotoran yang diperoleh pada tangki timbun sebesar 0,017 - 0,018% dan

masih memenuhi standar (0,02%). Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar

(49)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

kebersihan dari mesin-mesin pabrik, seperti : saringan, sludge separator dan

tangki timbun.

5.2Saran

Untuk memperoleh mutu CPO yang berkualitas, maka siharapkan agar

memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan mutu CPO yang dihasilkan dan

perlu ada pengawasan mulai dari penanaman buah sampai kepada proses pengolahan

(50)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Darnoko D. S. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit Dan Produk Turunannya. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Fauzi Y. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Fairhurst, T, Hardter. 2003. Oil palm: Management for Large and Sustainable Yield. Germany: International Potash Institute.

Gunawan E. 2004. Pengantar Proses Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Lembaga Pendidikan Perkebunan.

Haro N. D. 2006. Kelapa Sawit. Edisi Keempat. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Pahan I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kestiyo L. 1988. Pabrik Fraksionasi Sawit PTP II. Medan: Lembaga Penelitian Perkebunan.

Naibaho P. M. 1980. Buletin Balai Penelitian Perkebunan. Volume II. No.4. Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Risza S. 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Jilid I. Yogyakarta: Kanisius.

Rondang Tambun. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia (TKK 322). Medan: Fakultas Teknik Universitas.

Sipayung T.V, Gultom M, Meliala R. I. 1997. Pedoman Kerja PTPN III. Buku II : Bidang Teknik dan Pengolahan.

(51)

Evalina Kristiani Hutahaean : Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Mutu Crude Palm Oil (CPO) Yang Dihasilkan Di PTPN IV PKS Adolina Perbaungan-Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. 1995. Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Direktorat Jenderal Perkebunan.

Gambar

Tabel 2.1.  Standard Kematangan Panen ………………………………………..…….6 Tabel 4.1. Data pengamatan kadar ALB dari CPO pada tangki timbun……………...22 Tabel 4.2  Data pengamatan kadar air dari CPO pada tangki timbun  .……….……..22 Tabel 4.3  Data pengamatan kadar kotoran dari CPO pada tangki timbun   …...……22 Tabel 4.4  Data hasil analisa kadar ALB……………………………………....……..24 Tabel 4.5 Data  hasil analisa kadar Air ………………………………………………25 Tabel 4.6 Data  hasil analisa kadar kotoran…………………………………………..26
Gambar 1. Perbandingan penampang bagian dari Dura, Tenera, Psifera yang   menunjukkan bagian dari ukuran serat, cangkang dan inti ..........................5
Gambar 1. Perbandingan penampang bagian dari Dura, Tenera, Psifera yang
Tabel 4.1 Data pengamatan kadar ALB dari CPO pada tangki timbun.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh fraksi buah ( kematangan panen ) kelapa sawit terhadap kadar asam lemak bebas ( ALB ) dalam CPO ( Crude Palm Oil ) di PTPN III Rambutan Tebing Tinggi dengan pemeriksaan

Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Secara Gravimetris, 2008.. USU Repository

Jaldi Christanto Sinaga : Analisis Pemasaran Cpo (Crude Palm Oil) PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) (Studi Kasus : Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN-IV) dan

Kehilangan suatu kadar minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain suhu yang tidak terjaga, pencucian bowl yang kurang

Industri minyak goreng berdasarkan produksi crude palm oil (cpo) dari daerah Industri minyak goreng berdasarkan produksi crude palm oil (cpo) dari daerah asal ialah dengan

Untuk mengetahui mutu Crude Palm Oil ( CPO ) dengan cara pemeriksaan kandungan kadar Asam Lemak Bebas (% ALB) pada minyak CPO yang dikirim Oleh

Aplikasi yang akan penulis buat diharapkan dapat membantu pihak manajemen CPO Crude Palm Oil Ivomas Tunggal dalam memprediksi tingkat hasil produksi sehingga cost pada perusahan bisa di

Meski sama-sama dihasilkan dari tanaman sawit, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu: Warna dan Kandungan Crude Palm Oil CPO dihasilkan melalui tahap awal ekstraksi buah