• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES and LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES and LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

P

ERILAKU

O

RGANISASI

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

A.

P

ENDAHULUAN

Dalam suatu organisasi pengambilan keputusan menjadi hal yang sangat

penting untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan organisasi, maka

dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan menjadi landasan dasar,

kemana akan dibawa organisasi dalam menghadapi setiap tantangan, baik dari

dalam maupun luar lingkungan organisasi. pentingnya pengambilan keputusan

akan keberlangsungan kehidupan suatu organisasi juga dipengaruhi budaya

organisasi. budaya organisasi dalam hal ini memegang pengaruh dalam

penyesuaian model pengambilan keputusan yang akan diambil oleh suatu

organisasi. Sehingga memungkinkan untuk terciptanya model pengambilan

keputusan yang berbeda dari keadaan yang sekarang terjadi sangat

dimungkinkan.

Budaya dalam suatu organisasi tercipta pada saat terjadinya organisasi itu

sendiri pertama kali berdiri. Budaya organisasi menjadi suatu hal yang penting

untuk dimiliki oleh setiap organisasi karena budaya menjadi kepribadian bagi

organisasi sama dengan individu.

Jika kita hubungkan pengambilan keputusan dengan budaya organisasi,

kedua hal tersebut saling berkesinambungan. Dalam pengambilan keputusan

(2)

tidak dengan budaya organisasi yang bersangkutan. Jika keputusan yang

diambil bertentangan, maka manajer wajib untuk mencari alternatif lain.

Manajer yang berfungsi menjadi pengambil keputusan dalam organisasi,

diharapkan menjadi orang yang tahu benar mengenai organisasi dan masalah

yang menghinggapi organisasi yang dikelolanya. Terkadang dalam mengambil

keputusan manajer berhadapan dengan berbagai hal seperti tidak sempurna

dan ketidaklengkapan informasi, masalah yang terlalu kompleks, waktu yang

terbatas dalam proses pengambiln keputusan, preferensi yang bertentangan

dengan pengambilan keputusan untuk tujuan organisasi.

B.

R

UMUSAN

M

ASALAH

Masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah: Bagaimana

proses pengambilan keputusan yang baik dalam organisasi ?

C.

K

ERANGKA

A

NALISIS

Pengambilan keputusan dalam organisasi terkait mengenai proses

pengambilan keputusan yang terjadi pada semua tingkatan dan dalam semua

unit dalam organisasi. ada dua macam proses pengambilan keputusan dalam

pengertian ini, dapat kita lihat bahwa sebuah organsasi menjadi suatu fokus

kegiatan dalam proses pengambilan keputusan.

1. Pengambilan keputusan pada Organisasi Hierarki.

Di dalam struktur hierarki, manajer tertinggi berfungsi menjadi

(3)

keputusan pelembagaan, manajer tingkat tengah mengepalai

pengambilan keputusan.

2. Pengambilan keputusan pada Organisasi Fungsional.

Pengambilan keputusan dalam struktur fungsional dikelola oleh

tiap-tiap bidang dengan departemen yang memimpinnya. Sementara

itu, model struktur per divisi masing-masing memegang dan

menjalankan kepentingannya.

Berikut ini akan dibahas mengenai analisis proses pengambilan keputusan

yang didominasi oleh teori Mary Jo Hatch.

C.1.

B

OUNDED

R

ATIONALITY

Herbert Simon mengidentifikasi dan mempertanyakan asumsi model

rasional. Model rasional memiliki asumsi bahwa para pengambil keputusan

memiliki pengetahuan alternatif dan konsekuensi pelaksanaan alternatif dan

juga hal ini mengasumsikan bahwa ada preferensi yang konsisten diantara

para pengambil keputusan dan aturan-aturan keputusan yang dapat dikenal dan

diterima oleh semua orang yang memiliki kaitan.

C.2.

P

ROCES

B

OUNDED

R

ATIONALITY

Ketika terdapat kesepakatan mengenai tujuan dan kesepakatan bagaimana

cara pencapaian tujuan atau mengenai penanganan masalah, kemudian

ketidakpastian dan keambiguan berada pada kondisi minimum dan benar

untuk menggunakan model rasional. Hal ini tidak berarti seorang manajer

akan berhenti menggunakan proses pengambilan keputusan ini. Bahkan ketika

(4)

untuk menemukan bahwa penggunaan metode model rasional mempunyai

insentif yang lebuh besar untuk dapat memberikan rasa aman secara simbolis

dari proses keputusan yang kurang.

C.3.

P

ROCES

B

OUNDED

T

RIAL &

E

RROR

Pada proses pengambilan keputusan trial-and-error, keputusan yang

besarnya cukup berpengaruh biasanya berhati-hati dalam mengatur kondisi

yang kerap kali tidak statis. Pembuat keputusan yang tidak setuju dengan

tujuan kegiatan seringkali menemukan informasi untuk membandingkan

diantara sedikitnya alternatif, dan kebanyakan hanya tambahan untuk

keputusan terakhir.

C.4.

M

ODEL

K

OALISI

Biasanya pembentukan suatu koalisi didasarkan pada perundingan yang

berlangsung dibalik layar yang berusaha untuk memberikan pertimbangan

kepada semua kepentingan dalam posisi bersama di dalam koalisi. Dengan

kondisi tersebut, para pembuat keputusan menjadi tidak fokus pada pencarian

informasi pemecahan masalah, akan tetapi lebih menekankan menampung

minat alternatif.

C.5.

M

ODEL

T

ONG

S

AMPAH

Dalam kondisi kesepakatan mengenai pencapaian tujuan dan

pen-sarana-an untuk mencapai hal tersebut menemui jalpen-sarana-an buntu, model tong sampah

dapat menjadi gambaran terbaik bagi organisasi dalam proses pengambilan

keputusan yang terjadi seperti dalam organisasi. Model ini sesuai untuk situasi

(5)

atau saat dimana aktor utama bergerak keluar masuk dari proses keputusan

karena kegiatan lain bersaing dalam waktu dan perhatian yang sama. Model

ini diberi nama “tong sampah” untuk menekan ketidakteraturan dalam

pengambilan keputusan. Meskipun tidak terdapat organisasi yang beroperasi

dalam modus ini sepanjang waktu, namun setiap organisai akan menemui

situasi seperti ini dari waktu-kewaktu.

C.6.

I

RASIONALITAS

P

ENGAMBILAN

K

EPUTUSAN

Nils Brunsson berpendapat bahwa keputusan rasional tidak selalu

memberikan dasar yang baik untuk tindakan yang tepat dan sukses, dan

bukannya panggilan untuk bertindak rasionalis. Brunsson berpendapat bahwa

tindakan organisasi yang efektif tergantung pada pelaksanaan keputusan.

Pelaksanaan mensyaratkan bahwa tindakan harus memiliki harapan positif

agar dapat mengalami motivasi untuk mengambil tindakan dan komitmen

untuk melibatkan diri dalam melihat melalui kesimpulan yang sukses.

D.

P

EMBAHASAN

Dalam dataran teoritis, terdapat empat metode pengambilan keputusan,

yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat

ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after

discussion), dan kesepakatan (consensus).

(6)

Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para

pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki

beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak

mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.

Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan

keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang

tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para

anggotanya.

Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering

digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya

ketidak percayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan

pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses

pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang

lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan

seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.

D.2.

K

ENDAPAT

A

HLI

Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi

predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan

dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini

akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap

ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam

hal tertentu oleh anggota kelompok lainnya.

Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut

(7)

yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang

berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas

terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang

yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah

seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.

D.3.

K

EWENANGAN

S

ETELAH

D

ISKUSI

Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila

dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule

after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota

kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan

yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung

jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan

(quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha

menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain,

pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan dalam proses pembuatan

keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih

berpengaruh.

Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu

pada anggota kelompok akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau

pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota kelompok yang

mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha

mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu

(8)

D.4.

K

ESEPAKATAN

Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari suatu

kelompok mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan

keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh

anggota kelompok akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil,

sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan

tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang

berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.

Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui

kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling

menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih

lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan

mendesak atau darurat.

Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan

Rodman, dikutip dari Riend’s blog, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada

ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul

dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling

efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada

faktor-faktor:

 jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,

 tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan

(9)

Dalam hal genting atau terdesak seorang pimpinan dapat saja mengambil

keputusan dengan metode kewenangan didasarkan oleh keadaan yang terdesak

dan telah memikirkan dan mempertimbangkan keputusannya tersebut

sehingga memperkecil kekacauan yang disebabkannya.

Namun apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan yang

rumit dan besar seperti perancangan rencana kerja dsb. Sebaiknya di gunakan

metode kesepakan dengan koordinasi yang tepat agar hasilnya tepat, cepat,

dan akurat sehingga pekerjaan atau yang lainnya dapat diselesaikan dengan

baik dan tanpa masalah dan tidak mengundang kesalahpahaman di dalam

organisasi.

E.

P

ENUTUP

Pengambilan keputusan akan keberlangsungan kehidupan suatu organisasi

dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi dalam hal ini

memegang pengaruh dalam penyesuaian model pengambilan keputusan yang

(10)

Sementara itu, ada beberapa metode yang secara umum dilakukan dalam

pengambilan keputusan:

1. Kewenangan tanpa diskusi,

2. Pendapat ahli,

3. Kewenangan setelah diskusi, dan

4. Kesepakatan.

(11)

Robbins, Stephen P and Barnwell, Neil. 2002. “Organisational Theory:

Concept and Cases 4th Ed”, Australia : Pearson education Australia.

Robbins, Stephen P. 2004 Organisation Theory: Structure,Design and It’s Application Englewood Cliffs,N.J: Prentice Hall,Inc.

Hatch, Mary Jo. 1997. “Organisation Theory : Modern, Symbolic, Design and Post Modern Perspective” New York : Oxford University Press.

Robbins, Stephen P and Sanghi, Seema 2005. “Organisational Behavior 11th

Ed” NJ : Prentice Hall Inc

http://riend’s.blogspot.com .2010. Metode Pengambilan Keputusan

D

Referensi

Dokumen terkait

Zbog toga uljevni sustav mora bit konstruiran i dimenzioniran tako da omogući dovoljno vremena za isplivavanje uključaka iz mlaza taljevine prije nego što uđu u

Namun disamping kelebihan tersebut, model pembelajaran problem solving juga memiliki kelemahan yang menyebabkan hasil pencapaian hasil belajar belum maksimal dan

Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara keyakinan tidak rasional dan stres kerja pada guru SMAN di Denpasar sesuai

Analisis nilai tukar komoditas pertanian pernah dilakukan oleh Supriyati (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Nilai Tukar Komoditas Pertanian (Kasus Komoditas

Tidak ada sesuatu yang sempurna. Mungkin itulah filsafat yang perlu kita anut, sehingga kita tidak akan merasa puas dengan apa yang telah kita perbuat. Kita harus

Berdasarkan hasil observasi siklus I diketahui bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembelajaran yang dilaksanakan, khususnya pada pembelajaran tentang mengenal

Deprtemen Agama, Paduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktiif Strategis di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan wakaf, 2006, Hlm.39.. Analisis Pemberdayaan Harta Wakaf

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala tuntunan, hikmat yang telah Dia berikan kepada penulis, dari awal hingga