ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA
ﺮﺒﺻ
ﻝﺍ
/A
ṣ
-
ṣ
abru/
Sabar / DALAM AL-QUR’AN
SKRIPSI SARJANA
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA : AHMAD ZUHRI SIREGAR
080704012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
ANALISIS MAKNA KATA ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/Sabar/ DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI SARJANA
DISUSUN
O L E H
AHMAD ZUHRI SIREGAR NIM. 080704012
Pembimbing I
U
Dra. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D. NIP. 19621204198703 2 001
Pembimbing II
U
Dra. Khairawati, M. A, Ph. D. NIP. 196302111198903 2 001
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB MEDAN
Disetujui oleh:
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB
Ketua,
NIP.19621204 198703 2 001 Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D.
Sekretaris,
PENGESAHAN:
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Ilmu Bahasa pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:
Tanggal : 22 Juli 2014 Hari : Selasa
Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,
NIP. 19511013 197603 1001 Dr. Syahron Lubis, M.A
No. Nama Tanda Tangan
Panitia Ujian
1. Dra. Pujiati, M.Soc.Sc, Ph.D. (...)
2. Dra. Fauziah, M.A. (...)
3. Dra. Khairawati, M.A, Ph. D. (...)
4. Dr. M. Husnan Lubis, M. A (...)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, 5 Juni 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbi al-‘ālamīn peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala karunia dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini. Shalawat dan salam juga peneliti sampaikan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang panutan dan suri tauladan, yang
telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang
berilmu pengetahuan.
Salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
adalah membuat suatu karya ilmiah yang berupa skripsi. Oleh karena itu untuk
memenuhi syarat tersebut peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul :
ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar/DALAM AL-QUR’AN.
Disadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna hal ini disebabkan karena
keterbatasan peneliti, oleh sebab itu dengan kerendahan hati peneliti terbuka utuk
menerima kritik dan saran yang membangun sehingga hasil penelitian ini syarat
berguna
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya
dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami
ilmu bahasa Arab.
Medan, 5 Mei 2014
Peneliti
Ahmad Zuhri Siregar
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan
dengan sepenuhnya. Shalawat teriring salam peneliti hadiahkan keharibaan
junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk bagi
umat manusia menuju jalan yang dirhidoi Allah SWT.
Dalam kesempatan ini pula peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara beserta Bapak Dr. Husnan Lubis, M.A. selaku
Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,
Bapak Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Yuddi Adrian M., M.A.
selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Ibu
Dra. Fauziah M.A. selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Seluruh staf pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi banyak pengetahuan dan
wawasan yang sangat bermanfaat, semoga dengan ilmu yang diberikan
tersebut dapat peneliti terapkan dalam lingkungan bermasyarakat dan
khususnya ibunda Rahimah yang telah membantu dan meminjamkan
buku, semoga Allah senantiasa membalas kebaikannya serta kakanda
Andika yang telah banyak membantu peneliti dalam bidang administrasi
dan penelitian skripsi.
4. Ibu Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu membimbing dan mengajari peneliti dalam pengerjaan
skripsi ini. Semoga Allah SWT. menambah dan mengabdikan ilmu
5. Ibu Dra. Khairawati, M.A, Ph. D selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu membimbing dan mengajari peneliti dalam pengerjaan
skripsi ini. Semoga Allah SWT. menambah dan mengabdikan ilmu
pengetahuan mereka.
6. Drs. Aminullah, M.A, Ph. D. Selaku dosen pembimbing akademik yang
mana telah memberikan arahan nasehat dan didikan yang membuat
peneliti selama ini. Semoga Allah memberikan kesehetan agar dapat
mengajarkan ilmu tersebut.
7. Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang tak
terhingga yang peneliti hanturkan dari lubuk hati yang paling dalam
kepada kedua orang tua peneliti yang tercinta dan teristimewah H.
Syaifuddin dan Hj. Maruba, S.Pd. yang telah begitu gigihnya mendidik
dan mengasuh serta menuntun peneliti dari kecil sampai saat ini dengan
penuh keikhlasan dan kasih sayang, dan hati mereka laksana jarang yang
didasarnya selalu ada kata maaf, dan penuh kesabaran serta do’a yang
tulus mengalir kepada peneliti dalam menjalankan studi di Program Studi
Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan rahmat, ridho dan maghfirahNya
kepada mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.
8. Saudara-saudariku tercinta Abangku Hasian, dan Adik-adikku Fikri,
Aisah, Anggi dan Bayo. Terima kasih atas semua kasih sayang yang kalian
berikan, atas semua bantuan yang diberikan kepada peneliti baik dari segi
moril maupun materil, karena do’a kalian lah peneliti dapat menyelesaikan
perkuliahan ini dan juga udak, na’udak, tulang, ujing, bou, mangboru,
opung, serta sepupu-sepupu & keponakan-keponakan serta seluruh
keluarga besar peneliti yang telah memberikan dukungan dan do’anya.
9. Thank’s for ”My Lovely”yang sangat spesial bagi peneliti yang selalu
memberikan semangat dan motivasi, serta do’a yang tulus kepada peneliti.
10.Sahabat - sahabatku dalam sepenimbaan ilmu Ibnu, Sutan, Aman, Nurul,
Ummi, Bulan, Syahriski, Taufiq, Yusuf, Adi, Hidayati, Sa’idah, Rimta,
maupun suka kepada peneliti, semoga sukses selalu dan persahabatan kita
selalu bersatu amien.
11.Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara, Budi, Riyan, Annur, Nurul, Oza,
Halim, Ali, dll. Serta Pengurus Imba Maulana (Ketua Umum IMBA FIB
USU periode 2014), Para pengurus IMBA FIB USU periode
2013-2014, Nurul ’10 , Nuradida, Andi, Wahyu, Nindy, Zega. serta seluruh
anggota yang tergabung dalam IMBA FIB USU& Pengurus HMI Koms
Fakultas Sastra USU.
12.Abang Haris, abang Zulfan, abang Junaidi, abang Affan, abang Zulfikar,
abang Rahman, bang Izzaladan abang-abang yang lain dan juga kakak
Diyah, Kak Sarah, Kak Apei, kak kia.serta seluruh anggota yang
tergabung dalam IMBA FIB USU. Terima kasih atas bantuannya semoga
Allah S.W.T senantiasa membalas kebaikan mereka.
13.Terma kasih juga Kawan-kawan di PT Pratita, MAN 2, Tembung.
14.Dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada
peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang
kalian berikan kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT. Amiin ya rabbal
’alamiiin.
Medan, 5 Mei 2014
Peneliti
Ahmad Zuhri Siregar
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi
Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ﺍ Alif - Tidak dilambangkan
ﺏ Ba B Be
ﺕ Ta T Te
ﺙ Sa ṡ es (dengan titik di atas)
ﺝ Jim J Je
ﺡ Ha ḥ Ha (dengan titik di bawah)
ﺥ Kha Kh Ka dan ha
ﺩ Dal D De
ﺫ Zal Ż Zet (dengan titik di atas)
ﺭ Ra R Er
ﺯ Zai Z Zet
ﺱ Sin S Es
ﺵ Syin Sy Es dan ye
ﺹ
Sad ṣ Es (dengan titik di bawah)
ﺽ Dad ḍ de (dengan titik dibawah)
ﻁ Ta ṭ te (dengan titik di bawah)
ﻉ `ain ‘ Koma terbalik (di atas)
ﻍ Gain G Ge
ﻑ Fa F Ef
ﻕ Qaf Q Ki
ﻙ Kaf K Ka
ﻝ Lam L El
ﻡ Mim M Em
ﻥ Nun N En
ﻭ Waw W We
ﻩ Ha H Ha
ء Hamzah ` Apostrof
ﻱ Ya Y Ye
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
Contoh:ﺔﻤﻠﺴﻣditulis Musallamah.
C. Tā`marbutah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
Contoh :ﺔﻴﻣﻼﺳﺇditulis Islāmiyyah.
2. Bila dihidupkan ditulis t
Contoh :ﺔﻣﺮﻜﻤﻟﺍ ﺔﻜﻣ ditulis Makkatul Mukarrmah.
fathah ditulis a, contoh : ﺐﻨﻛ ditulis kataba kasrah ditulis i, contoh : ﺐﺴﺣ ditulis ḥasiba dammah ditulis u, contoh : ﻦﺴﺣ ditulis ḥasuna
E. Vokal Panjang
a panjang ditulis ā, contoh : ءﺎﺟ ditulis ja ā
i pajang ditulis ī, contoh : ﻢﻴﻠﻋ ditulis ‘al īmun
u panjang ditulis ū, contoh : ﺏﻮﻴﻋ ditulis ‘uy ūbun
F. Vokal Rangkap
Vokal rangkap ﻱ (Fathah dan ya) ditulis aiContoh :ﺔﻠﻴﻟ ditulis lailatun
Vokal rangkap ﻭ (Fathah dan waw) ditulis auContoh :ﻥﻮﻟ ditulis launun
G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata
Dipisah dengan apostrof (`)ﺖﻧﺃﺃﻡ ditulis a`antum H. Kata Sandang Alif + Lām
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ditulis Al-kitābu
2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah
yang mengikutinya.ﺓﺩﺎﻬﺸﻟﺍ ditulis asy-syahādah
I. Huruf Besar
Penelitian huruf besar disesuaikan dengan EYD.
J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI... v
DAFTAR ISI ... DAFTAR SINGKATAN ... ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Metode Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 21
3.1 Makna Kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar/ Dalam Al-Qur’an ... 21
3.1.1 Sabar Dalam Perintah Allah SWT ... 22
3.1.2 Sabar menjauhi larangan dari Allah SWT. ... 24
3.1.3 Sabar menghadapi segala ujian dari Allah SWT. ... 27
3.2. Gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar/ Dalam Al-Qur’an... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 36
4.1 Kesimpulan ... 38
4.2 Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
DAFTAR SINGKATAN
1. CD : Compact Disc
2. IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab
3. FIB : Fakultas Ilmu Budaya
4. Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
5. No. : Nomor
6. Q.s : Qisah surat
7. RI : Republik Indonesia
8. SAW. : Sallallahu ̒ Alaihi Wassalam
9. SKB : Surat Keputusan Bersama
10.SWT. : Subahana Wa Ta ̒ ala
11.USU : Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Ahmad Zuhri Siregar. 080704012. Analisis Makna Gramatikal Kataﺮﺒﺼﻟﺍ/ Aṣ
-ṣabru/sabar/ Dalam Al-Qur’an.Penelitian ini membahas tentang Makna Kataﺮﺒﺼﻟﺍ/
Aṣ-ṣabru/sabar/dalam Al- Qur’an. Pemasalahan yang diteliti pada skripsi ini adalah variasi makna kataﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar/dalam Al-Qur’an.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna kataﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar/ dan Gramatikal kata ﺮﺒﺼﻟﺍ/ Aṣ-ṣabru/sabar/dalam Al-Qur’an. Adapun teori yang digunakan adalah teori Chaer (1992:102) mengenai macam-macam makna dan
gramatikal makna.Hasil penelitian tentang Makna Kataﺮﺒﺼﻟﺍ/ Aṣ-ṣabru
/sabar/dalam Al-Qur’an terdapat perubahan Makna Gramatikaldiantaranya kata ﺮﺒﺼﻟﺍ/ Aṣ-ṣabru/sabar/yang bermakna sabar ditemukan berjumlah 103 kata dari dalam Al-Qur’an. Hasil penelitian ini ialah terdapat perbedaan makna kata sabar
dalam Alqur’an yaitu ada 3 (tiga) 1. Makna sabar terhadap perintah Allah, Qs.
2:45,. 2: 153. 2. Makna sabar dalam menjauhi larangan Allah, Qs. 2:177, 13:22,
201:132. 3. Sabar dalam menghadapi ujian Qs. 2:175, 31:17, 12:90, 70:5. 107:3.
Proses gramatikal dalam kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru / dalam Alqur’an yaitu, 1. ﺮﺒﺻ
/ṣabara / sabar / QS 2:45, 2. ﺍﻭﺮﺒﺼﻳ/yaṣbirū/ mereka bersabar pada Qs. 41:24 3. ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ/taṣbirūna/ kamu bersabar Qs. 25:20, 4. ﺮﺒﺼﻳ /yaṣbiru / dia (lk) bersabar Qs. 12:90, 5. ﺮﺒﺼﻟﺍ /aṣ-ṣabru/ bersabar / Qs. 2:45, 6. ﺮﺒﺻﺍ /iṣbir / bersabarlah Qs.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/(sabar)
digunakan untuk menghibur seseorang yang sedang tertimpa musibah
ataupun menenangkan seseorang yang mencapai puncak emosi. Orang
pada umumnya mengatakan bahwa kesabaran itu ada batasnya.Padahal
sabar tidak memiliki batas.Hal tersebutlah yang melatarbelakangi
penelitian ini.
Analisis Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru/ dalam Al-Qur’an.
Perlu diteliti makna kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru/ yang memilki bermacam-macam
makna dan bagaiman proses gramatikal tersebut sehingga dapat kita
ketahui perubahannya.
Sabar itu terbagi dalam tiga macam
1. Sabar melaksanakan perintah dari Allah SWT contohnya
adalah seperti sabar mengerjakan shalat, berpuasa, berjuang, dan
sebagainya. Semuanya itu bukan hal yang mudah untuk
dilaksanakan. Sekiranya kita berhasil sabar melaksanakan perintah
dari Allah SWT
2. Sabar menjauhi larangan Allah SWT maka lebih sukar lagi bagi
kita untuk sabar menjauhi larangan Allah SWT. Terutama untuk
bisa sabar menjauhi larangan Allah SWT dari perbuatan maksiat.
3. Sabar menghadapi segala ujian dari Allah SWT maka lebih sukar
lagi bagi kita untuk sabar menerima ujian dari Allah SWT. Kita
dituntut untuk dapat sabar terhadap ujian-ujian dari Allah SWT
kepada manusia seperti sakit, miskin, difitnah, kematian akan isteri,
Allah SWT datangkan kepada manusia untuk menguji manusia,
siap diantara mereka yang paling baik amalannya di sisi Allah.
Makna kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru/ menurut tafsir al-Misbah(Shihab
2012)memilki arti yaitu (1) sabar menjalankan perintah Allah, (2) sabar
menghadapi cobaan, (3) sabar dalam menjauhi maksiat, (4) sabar dalam
peperangan. Sedangkan makna derivasinya yang berbentukﺮﺒﺻ/
ṣabaradanﻢﺗﺮﺒﺻ/ ṣabartum U/ Uadalah (1) bersabar atas penderitaan, (2)
bersabar untuk tidak membalas. Makna kata ﺭﺎﺒﺻ/ṣabarû/
danﺎﻧﺮﺒﺻ/ṣabarnā/ dalam Al-Quran adalah (1) sabar menjalankan perintah
Allah, (2) sabar atas siksa kaum kafir, (3) sabar menghadapi cobaan. Makna kata ﺮﺒﺼﺗ/taṣbiru/, ﺮﺒﺼﻧ/ naṣbiru, ﺮﺒﺼﻳ/yaṣbiru/, ﻥﻭﺮﺒﺼﻳ/ yaṣbirûna/ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ/ taṣbirûna/dalam Al-Quran adalah (1) sabar menghadapi
musuh, (2) sabar menahan hawa nafsu dan (3) sabar atas siksa api neraka.
Makna kata ﺮﺒﺻﺍ /iṣbir / dalamAl-Quran adalah (1) sabar menghadapi
gangguan, (2) sabar atas musibah, (3) sabar dalam menjalankan perintah.
Makna ﺍﻭﺮﺒﺻﺍ/iṣbirû/ dalam Al-Quran adalah (1) sabar dalam
melaksanakan perintah Allah, (2) sabar atas siksa neraka, dan (3) sabar
atas cobaan.Kata ﺮﺑﺎﺻ/ ṣâbirû/ sabarlah dan kuatkan kesabaranmu. Makna
kata ﺮﺒﻄﺻﺍ/iṣṭabir/ dalam Al-Quran adalah (1) sabar menjalankan perintah
Allah, (2) sabar menghadapi cobaan. Makna kata ﺮﺑﺎﺻ/ṣâbirûn/, adalah (1)
sabar menjalankan perintah Allah, (2) sabar menghadapi cobaan, (3) sabar
dalam menjauhi maksiat, (4) sabar dalam peperangan. Dan Makna
kataﻢﻫﺮﺒﺻﺍ/aṣbarahum/adalah berani.
Bahasa adalah suatu alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi
kepada sesama mahluk atau manusia. Menurut Luthfi Hamidi (2010: 73)
bahasa merupakan sesuatu yang khas, yang hanya dimiliki oleh manusia
(Aminuddin,1988 : 28). Dalam Tarigan (1985: 18) Bahasa pada awalnya
merupakan bunyi-bunyi abstraks yang mengacu pada lambang-lambang
tertentu sebagai sebuah sistem yang mengasumsikan adanya makna.
dengan realitas kehidupan di luar dirinya.Melalui simbol-simbol bahasa
manusia melangsungkan kegiatan berfikir, menafsirkan, dan memahami
keseluruhan pengalaman batin seseorang; mereduksikan kembali
keseluruhan pengalaman batin tersebut sesuai dengan fenomena di dunia
sekitarnya.
Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri
yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa,
manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya.Manusia
berinteraksi dengan sesamanya juga dengan menggunakan bahasa. Ilmu
pengetahuan, kebudayaan, dan keberadapan pun pada dasarnya dipelajari
dan diwariskan dari generasi kegenerasi dengan menggunakan bahasa
(Asrori, 2004:4)
Menurut Sudaryat ( 2008: 2) bahasa ialah sebuah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan
komunikasi. Sebagai sebuah system, bahasa bersifat sistematis.Dikatakan
sistematis karena bahasa memiliki kaidah atau aturan tertentu. Bahasa juga
dikatakan bersifat sistemis karena memiliki subsistem, yakni : subsistem
fonologi, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal. Ketiga subsistem
itu bertemu dalam dunia bunyi dan dunia makna.
Kajian makna dalam Bahasa Indonesia disebut Semantik. Menurut
Tarigan (1985 :7) semantik yaitu tela’ah makna. Aminuddin (1985 :50)
mengatakan “ Dalam pemakaian sehari-hari, kata makna digunakan dalam
berbagai bidang maupun konteks pemakaian. Apakah pengertian khusus
kata makna tersebut serta perbedaannya dengan ide, misalnya, tidak begitu
diperhatikan.Sebab itu, sudah sewajarnya bila makna juga disejajarkan
pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan,
informasi, maksud, firasat, isi, dan pikiran.
Menurut Kridalaksana ( 1982: 15) dalam Aminuddin (1985: 50)
dekat pengertiannya dengan makna. Meskipun demikian, bukan berarti
keduanya bersinonim mutlak.Karena adakalanya arti adalah kata yang
telah mencakup makna dan pengertian.
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT, yang diturunkan kepada
umat manusia dengan bahasa Arab. Sebagai kitab suci umat Islam, maka
selayaknyalah bagi umatnya untuk mempelajari bahasa Arab dan
mengetahui makna serta ajaran yang terkandung di dalamnya.
Sebagaimana firman Allah berikut ini :
/`innā anzalnāhu qur`ānan ‘arabiyyan la‘allakum ta‘qilūna/ “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran
dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
(QS. 12 : 2)
Allah menyuruh manusia menghayati kandungan ayat Al-Qur’an,
sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an pada surat An-Nisa.
/afalᾱ yatadabbarūna al-qur’ᾱna walau kᾱna min ‘indi
ghairi allahi lawajadū fihi ikhtilafᾱn kaṡīrᾱn/
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al-Qur’an?Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah,
tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya.”
/ Yā `ayyuhāl lażīna āmanūs ta’inū biṣṣabri waṣṣalāti innallaha ma’aṣṣabīrīna /
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar
(QS. 2 : 153) .”
Berdasarkan penjelasan ayat tersebut sudah sepantasnya kita
mengetahui makna kata dalam Al-Qur’an, dan ini juga bagian dari
menghayati kandungan Al-Qur’an. Salah satu kata itu adalah kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/Aṣ
-ṣabru / mempunyai beberapa makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an karena adanya proses gramatikal. Kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru /
mempunyai berbagai macam makna ketika sudah terjadi proses
gramatikal. Hal ini terlihat dari beberapa terjemahan ayat Al-Qur’an yang
beredar di Indonesia.Mengapa terjadinya perbedaan makna kata Aṣ-ṣabru
ini menjadi sisi penting untuk dicermati.
Pada dalam kehidupan sehari-hari Al-Qur’an kata “ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru/
dan kata bentukannya di dalam Al-Qur’an” disebutkan sebanyak 103 kali.
Tujuan Allah menyebutkannya adalah sebagai petunjuk bagi orang
Mukmin yang membacanya. Dalam Al-Qur’an kata sabar terdapat pada 45
surat yang berarti mencapai 40% dari seluruh surat di Al-Qur’an yang
berjumlah 144 surat. Surat-surat yang sering mengulang kata sabar adalah
surat Baqarah (9 kali), Ali Imron (8 kali), Kahfi (8 kali), dan
Secara keseluruhan, penyebutan kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru/ dalam 4
surat diatas mencapai sepertiga kata sabar yang disebutkan dalam 93 ayat.
Sepuluh ayat diantaranya menyebutkan kata sabar 2 kali. Bentuk kata
perintah ﺮﺒﺻﺍ /iṣbir / (bersabarlah) untuk tunggal disebutkan 19 kali. Kata ﺍﻭﺮﺒﺻﺍ /ishbiru / (bentuk perintah jamak), dan ﻦﻳﺮﺑﺎﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabirīn/ (orang-orang yang bersabar) disebutkan sebanyak 15 kali.
Salah satu kosa kata yang jadi penelitian disini adalah kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/
Aṣ-ṣabru /dalam Al-Qur’an, contoh:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahalanya tanpa batas” (Q.S. 36:10).
Contoh kata ﻥﻭﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabiruna / yang terdapat di dalam ayat
tersebut merupakan kata yang dibentuk dari kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru /. Adapun
kedudukannya dalam ayat di atas sebagai naibul fa’il.
1. Tabel Makna Gramatiakal Kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru / dimana kata ini mengalami proses morfologis penambahan alifdan waw
morfem terikat. Morfem bebas dalam contoh tersebut adalah ﺮﺒﺻ / ṣabara /
dan morfem terikat ﺍ /alif / dan ﻥ / nun /
Oleh sebab itu kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru /dalam Al-Quran sungguh
menarik untuk diteliti baik dari segi Gramatikal maupun Maknanya.
1.2Perumusan Masalah
Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari pembahasan maka
peneliti membuat batasan masalah yang meliputi :
1. Apa saja Perbedaan makna kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/ dalam Al-Qur’an
?
2. Bagaimana proses gramatikal kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/ Aṣ-ṣabru/ yang terdapat
dalamAl-Qur’an?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui perbedaan makna kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/ yang
terdapat dalam Al-Qur’an.
2. Untuk meneliti proses gramatikaldalam kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/
yang terdapat dalamAl-Qur’an.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah khazanah ilmu linguistik Arabtentang mengenai makna
kata variasiﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/ yang terdapat dalam Al-Qur’an.
2. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca
maknaﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/ sabar dalam Al-Quran dan peneliti
selanjutnya dan dapat menjadi referensi pengetahuan khususnya di
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara
ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. (Sugiyono, 2010: 2).Penelitian
berdasarkan lokasi atau tempat dibedakan menjadi tiga, yaitu penelitian
lapangan (field research), penelitian kepustakaan (library research), dan
penelitian laboratorium (laboratory research).Penelitian ini termasuk
penelitian kepustakaan (library Research).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metodologi kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu suatu metode
mengumpulkan dan menganalisis data seperti kondisi apa adanya dan
dideskripsikan sesuai dengan cirri alamiah naskah tersebut dan juga
dengan menggunakan kamus.Menurut Muleong (2007:3) dalam Iskandar
(2009: 11) “Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati”.Penelitian kualitatif dilakukan
pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
1. Populasi dan Sampel
Populasi didefenisikan sebagai keseluruhan subjek
penelitian.Sedangkan sampel bermakna sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Arikunto, 2010:173-174) Di
dalam Al-quran kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru / terdapat 103 kata. Dari jumlah ini
peneliti memilih ayat yang memliki berbeda makna dalam kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ
-ṣabru /.
Selanjutnya untuk sampel, Arikunto (1992:102) mengatakan
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya
besar dapat diambil antara 10% hingga 15% atau 20% hingga 35% saja.
Maka yang akan di teliti dalam hal ini di dalam kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ
-ṣabru/sabar terdapat dalam Alquran ada 103 kata dan turunanya, penelitian ini menggunakan sampel jadi peniliti mengambil 20% jadi hanya 21 kata
dan turunanyaﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar.
Panduan penlisan transliterasi yang digunakan adalah Sistem
Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158/1987. Sumber data dalam
penelitian ini diambil dari Al-Qur’an Al-Karim sebagai data primer.
Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan, yaitu:
1. Mengumpulkan buku-buku referensi yang berhubungan dengan
pembahasan penelitian ini di antaranya adalah Al- Qur’an dan
Terjemahannya dengan transliterasi, Tafsir Yusuf Ali, Pengantar
Semantik Bahasa Indonesia karya Abdul Chaer, Pengajaran
Semantik karya Henry Guntur, Tafsir Qur’anul Karim, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, dan Kamus –Kamus Bahasa Arab .
2. Mengumpulkan ayat-ayat kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru/ di dalam
Al-Qur’an dengan menggunakan Software Al- Al-Qur’an Player Versi
2.0.1.0 copyright c 2005 Wawan Sajcriyanto. Berdasarkan software
ini memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi variasi makna.
3. Mengklasifikasikan dan menganalisis data yang telah terkumpul.
4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis sehingga terbentuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur’an sudah
pernah diteliti oleh peneliti- peneliti sebelumnya antara lain tentang
analisis makna kata
a. Analisis Makna ﺮﻛﺫ /żikrun / oleh Zikri Mahyar (030704016) 2007. Menegaskan bahwasanya kata ﺮﻛﺫ /żikrun / memilki makna kontesktual dalam Al-Quran ditemukan sebanyak 137 kata yang
tersebar dalam 18 surat dan 35 ayat. Adapun kata ﺮﻛﺫ /żikrun / mengandung makna kontekstual ditemukan sebanyak 8 makna
yaitu: 1. Al-Quran: 11 (sebelas), 2. Pelajaran: 4 (empat), 3. Kitab: 2
(dua), 4. Kemuliaan: 2 (dua), Kehormatan: 1 (satu), Kesabaran: 1
(satu), Keagungan: 1(satu) dan Kebanggan: 1(satu), 5 (lima),
menerangkan: 2 (dua) dan penjelasan: 1 (satu), 6 (enam), Wahyu: 2
(dua), 7. Lauh mahfuzh: 1(satu), 8. Cerita : 1 (satu).
b. Analisis Makna Leksikal Dan Relasinya Pada Kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / oleh M.Husnul Fadhillah Nst (040704007) 2009. Menegaskan
bahwa hasil penelitian makna leksikal kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / bermakna benar mempunyai 146 kata yang tersebar 134 ayat dan
mempunyai relasi makna. Adapun relaksi makna tersebeut yaitu:
relasi makna sinonim dan relasi makna antonim. Relasi makna
sinonim kata ﻖﺤﻟﺍ / al-ḥaqqu / dalam Al-Quran bermakna hak, adil, pasti, utang piutang, yang berjumlah48 kata yang tersebar dalam
yang berjumlah 14 kata yang tersebar dalam 13 ayat dari dalam
Al-Quran.
c. Analisis Makna Kata ﻪﺟﻭ / wajhun / oleh Rukiyah (070704001) 2011. Penilitian ini menegaskan apa saja makna leksikal kata ﻪﺟﻭ / wajhun / dan proses gramatikal kata ﻪﺟﻭ / wajhun / yang didalam Al-Quran.
d. Konsep Sabar Dalam Islam Dan Implikasinya Terhadap
Pencegahan Stress ( Tinjauan Konseling Islam ) oleh Basuki
Rahman (1100103) IAIN Walisong 2004. Menerangkan
Bagaimana konsep sabar dalam Islam dan bagaiman
implmentasinya terhadap sesama Mahluk.
Namun penelitian tentang makna kata
ﺮﺒﺻ
ﻝﺍ
/ Aṣ-ṣabru/ yang terdapat dalamAl-Qur’an belum pernah diteliti oleh Mahasiswa Jurusan Sastra ArabFakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara atau diteliti Mahsiswa
Universitas lainNya.
1. Pengertian Semantik
Palmer (1981: 5) menyebutkan bahwa semantik semula berasal dari
bahasa Yunani, mengandung makna to signify atau memaknai.Sebagai
istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang
makna”.Dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa,
maka semantik merupakan bagian dari linguistik.Seperti halnya bunyi dan
tata bahasa, komponen makna dalam hal ini juga menduduki tingkatan
tertentu.Apabila komponen bunyi umumnya menduduki tingkatan
pertama, tata bahasa pada tingkat kedua, maka komponen makna
menduduki tingkatan paling akhir. Hubungan ketiga komponen itu sesuai
dengan kenyataan bahwa (a) bahasa pada awalnya merupakan bunyi-bunyi
abstrak yang mengacu pada adanya lambang-lambang tertentu, (b)
lambang-lambang merupakan seperangkat sistem yang memiliki tataan
dan hubungan tertentu, dan (c) seperangkat lambang yang memiliki bentuk
Menurut Al-Jarim dan Amin (t.t : 262) ilmu ma’ani ialah :
ḍaminan bima’ūnati al-qara’ina, fa’innahu yurika ‘anna al-kalᾱma yufidu bi’aṣlin waḍi’ahu ma’na/. “Ilmu ma’ani adalah ilmu yang mempelajari rahasia yang terdapat dalam suatu kalimat melalui qarinah-qarinah yang ada, karena ilmu ma’ani mengajarkan bahwa asal penyusunan suatu kalimat itu untuk menunjukkan makna”. (Al-Jarim dan Amin, 2010: 374).
2. Satuan Makna (Semantik Unit )
1 yaṭluqūnahu ‘alaihā. Faminhum min aṭlaqi ‘alaihā muṣṭalaḥa
semantic unit, wahuwa al- muṣṭalaḥa al-lażī ikhtiranā tarjamatuhu al-‘arabiyyat ‘unwānan lihażā al-faṣli. Waminhm min aṭlaqi ‘alaihā muṣṭalaḥa sememe, wahuwa al- muṣṭalaḥu
dakhala ‘ilmu al-lughatu awala marratu ‘ammi ۱۹۰۸ ‘alā
yadin allughawiya al-suwidiya Adolf Noreen wadakhala ‘ilmu al-lughatu al-amrikiya yadi Bulumfilidi ‘ammī۱۹۲٦.
Watakhtalifu wijhāti an-naẓari al-lughawiyyati ad-dilāliyyah.
Faminhum min qāla innahā : al-wiḥda aṣ-ṣugharā lilma’nā.
Waminhum min qāla innahā : tujma’u min al-malāmiḥi al-
tamyiziyyati, waminhum man qāla innahā :ayyu imtidādu mina
al-kalāmi ya’kasi tabāyanan dilāliyan.
Waiżā kāna ba’ḍuhum qad I’tabara al-wiḥdatu ad-dilāliyyah hiya an-naṣu a text fainna mā żakarahu Nida min wujūdin
mustawiyātu muta’addadatu lihażihi al-wiḥdatu huwa
ikhtiyārunā, wamā saranā ‘alaihi hunnā.
waṭabaqan limā qālahu Nida fainna ayyu imtidādu min al
-kālami min mustawā al-mūrufim – bal mimmā dūna hażā al
-mustawā- ilā al-kālami al-manṭuqi kulluhu yumkinu anna yataḥaddaṡa ‘anhu min jānibina :immā kawḥadatu mu’jamiyyatu Lexical unit aw kawḥadatu dilāliyyatu Semantic unit. faḥīnamā yakūnu at-tarkiyzu ‘alā ṣīghati ma’niyyati
yakūnu al-mar u mutaḥaddaṡan ‘an wiḥdati mu’jamiyyati, walakinna ḥinamā yakūnu at-tarkizu ‘alā ma’nā hażihi aṣ
-ṣighati yumkinu lilmara I an yasta’mila mā yusammā bīl- wiḥdati ad-dilāliyyati. Wa qad qismu Nida al- wiḥdatu
ad-dilāliyyatu ilā arba’atin aqsāmi raīsiyyah hiyā :
1.Al-kalimatu al-mufadatu. 2. Akbaru min killati
(tarkību).3.Aṣgharu min kalimati (mūrufim
muttaṣilu).4.aṣgharu min mūrufim (ṣawtu mufradu)/. ’Ada perbedaan diantara para ilmuan hadist tentang pengertian ilmu dilalah, yang sudah dipisahkan dai bidang mustalah hadist. Adapun pembagiannya seperti unit semantik. Dan merupakan pembagian dari ilmu mustalah. Dan ilmu mustalah termasuk dalam ilmu bahasa pertama kali sejak tahun 1908 oleh Adolf Noreen dan termasuk ilmu bahasa dalam bahasa Amerika pada tahun 1926.
berpendapat : unit kesatuan makna terkecil. Sebagian berkata : gabungan makna dan sebagian lagi berkata variasi makna.
Pendapat terbesar mengenai pengertian ilmu dilalah adalah teks. Nida mengatakan adanya beberapa tingkatan dari pilihan-pilihan kami, dan apa apa yang menjadi pembeda .nida mengatakan apa yang menjadi perpanjangan kata dari tingkatan pemahaman. Akan tetapi itu tergantung terhadap tingkatannya sendiri.Terhadap pengucapan kata semuanya kemungkinan diucapkan diantara keduanya.Apakah termasuk dalam golongan kata leksikal atau termasuk dalam semantik. Maka ketika suatu kata sudah masuk dalam salah satu bagian dari leksikal dan semantik maka akn terlihat dalam sebuah kamus, akan tetapi kalau seandainya suatu kata tidak ada dalam leksikal maupun semantik, maka kata itu termasuk dalam ilmu dilalah.
Menurut Nida dalam Umar (1998: 21-22) membagi dilalah kepada 4 bagian pokok, yaitu : 1) Kata-kata yang berdiri sendiri 2) Lebih besar dari susunan kalimat 3) Lebih kecil dari kalimat 4) Satuan terkecil’.
3. Pengertian Makna
Adapun makna menurutKBBI ( 2010- 2011 ) : (1) arti: ia
memperhatikan setiap kata yg terdapat dalam tulisan kuno itu; (2) maksud
pembicara atau peneliti; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk
kebahasaan.
Menurut Aristoteles dalam Chaer (1989, 13) Kata adalah satuan
terkecil yang mengandung makna. Malah dijelaskannya juga bahwa kata
itu memiliki dua macam makna, yaitu (1) makna yang hadir dari kata itu
sendiri secara otonom, dan (2) makna yang hadir sebagai akibat terjadinya
proses gramatikal. Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu
pengertian ; atau kata adalah huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan
mempunyai satu arti ( Chaer, 2007 : 162).
Kata menurut KBBI ( 2010- 2011) kata adalah :(1) unsur bahasa yg
dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa; (2) ujar; bicara; (3)
Ling a morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap
sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; b
satuan bahasa yg dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misal :
batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misal : pejuang, pancasila,
mahakuasa) .
Menurut KBBI ( 2010- 2011) variasi adalah : (1) tindakan atau
hasil perubahan dari keadaan semula; selingan: berulang-ulang tanpa--;
(2) bentuk (rupa) yang lain; yang berbeda bentuk (rupa) : harga tiket
pesawat memang ada–nya; berbagai– dialek bahasa indonesia; (3) hiasan
tambahan: sepeda motornya diberi– berupa lampu-lampu kecil ( gambar
temple dsb); (4) Bio perubahan turun-temurun pada binatang yang
disebabkan oleh perubahan lingkungan; (5) Ling a. wujud pelbagai
manifestasi, baik bersyarat maupun tidak bersyarat dari suatu satuan; b.
konsep yang mencakupi variable dan variasi.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
Abdul Chaer, dari beberapa pengertian tentang makna peneliti hanya
memfokuskan pada variasi makna kata saja. Chaer (1989: 60-77)
mengemukakan beberapa pengertian makna dalam buku pengantar
semantik bahasa indonesia yaitu : 1.Makna leksikal dan makna gramatikal,
2.Makna referensial dan non referensial, 3.Makna denotatif dan konotatif,
4.Makna kata dan makna istilah, 5.Makna konseptual dan asosiatif,
6.Makna idiomatikal dan peribahasa , 7.Makna kias.
Menurut Chaer (2009: 70) makna kata dan makna istilah,
perbedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan
makna kata itu dalam penggunaannya secara umum dan secara
khusus.Makna sebuah kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah,
tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan, dapat menjadi bersifat
umum.Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan di dalam
umum dan kabur.Misalnya kata tahanan.Apa makna kata tahanan?
Mungkin saja yang dimaksud dengan tahanan itu adalah ‘orang yang
ditahan’, tetapi bias juga ‘hasil perbuatan menahan’, atau mungkin makna
yang lainnya lagi.
Makna Gramatikal
Makna Gramatikal adalah makna yang “muncul” sebagai hasil
suatu proses gramatikal. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya beberapa
proses gramatikal. Yang utama adalah proses afiksasi, proses reduplikasi,
proses komposisi, proses pemfrasean dan proses pengalimatan.
(Chaer:2003).
1. Makna Gramatikal Afiksasi.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar.
Dalam bahasa Indonesia afiksasi merupakan salah satu proses penting
dalam pembentukan katadan penyampaian makna. Jenis afiks dan makna
gramatikal yang dihasilkan cukup banyak dan beragam.Satu hal yang jelas
makna afiks yang dihasilkan mempunyai kaitan dengan fitur semantik
bentuk dasarnya. Umpamanya dalam prefiksasi dengan prefiks ber- pada
bentuk dasar nomina yang berfitur makna [+pakaian] atau [+perhiasan]
akan melahirkan makna gramatikal ‘mengenakan’ atau ‘memakai’.
Misalnya pada kata berdasi, bersepatu, berbedak dan berpita. Pada bentuk
dasar yang berfitur semantik [+kendaraan] akan melahirkan makna
‘mengendarai’, ‘naik’ atau ‘ menumpang’. Misalnya pada kata bersepeda,
berkereta, berkuda dan berbemo. (Chaer:2003)
Kalau sebuah bentuk dasar memiliki fitur makna yang menonjol
lebih dari satu. Umpamanya kata patung memiliki fitur makna yang
menonjol (a) [+hasil (pekerjaan)] dan (b) [+sifat diam (tak berbicara, tak
bergerak)], maka bila dibubuhi prefiks me- menjadi kata mematung akan
seperti patung’. Padahal kata menyambal hanya bermakna gramatikal
‘membuat sambal’ dan kata membatu hanya bermakna gramatikal ‘(keras)
seperti batu’.Mengapa? Karna kata sambal hanya memiliki satu fitur
makna yang menonjol yaitu [+hasil (pekerjaan)], dan kata batu hanya
memiki satu fitur makna yang menonjol yaitu [+’(keras) seperti batu’].
Untuk mengetahui makna gramatikal makna yang diacu pada kata
mematung tampaknya tidak cukup hanya pada tingkat morfologi,
melainkan kita harus melihat pada tingkat gramatikal yang lebih tinggi.
Makna Gramatikal Reduplikasi
Reduplikasi juga merupakan satu proses gramatikal dalam
pembentukan kata. Secara umum makna gramatikalnya adalah menyatakan
‘pluralis’ atau ‘intensitas’.Umpamanya kata rumah direduplikasikan
menjadi rumah-rumah bermakna gramatikal ‘banyak rumah’, dan kata
besar direduplikasikan menjadi besar-besar memiliki makna gramatikal
‘banyak yang besar’.Sedangkan kata memukul yang direduplikasikan
menjadi memukul-mukul memberi makna gramatikal ‘berkali-kali
memukul’. (Chaer, 2003)
Namun, makna gramatikal reduplikasi ini tampaknya tidak bisa
ditafsirkan pada tingkat morfologi saja, melainkan baru bisa ditafsirkan
pada tingkatan gramatikal yang lebih tinggi yaitu pada tingkatan sintaksis.
Makna Gramatikal Komposisi
Butir leksikal dalam setiap leksikal, termasuk bahasa Indonesia,
adalah terbatas, padahal konsep-konsep yang berkembang dalam
kehidupan manusia selalu bertambah. Oleh karena itu, selain dengan
proses afiksasi dan proses reduplikasi, banyak juga digunakan proses
komposisi untuk menampung konsep-konsep yang baru muncul itu atau
yang belum ada kosa katanya. Umpamanya, dulu kata kereta digunakan
untuk menampung konsep ‘kendaraan beroda yang ditarik oleh kuda’.
lokomotif bertenaga uap, muncullah gabungan kata kereta api atau kereta
rel; dan yang ditarik oleh kuda disebut kereta kuda. Lalu, dengan hadirnya
tenaga listrik yang digunakan untuk menjalankan kereta muncullah kata
kereta listrik. (Chaer:2003)
1. Makna kata ﺮﺒﺻﻝﺍ/Aṣ-ṣabru / (Sabar)
Menurut KBBI (2010-2011) arti kata sabar1 tahan menghadapi
cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati);
tabah: ia menerima nasibnya dengan sabar; hidup ini dihadapinya dengan
sabar;2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: segala usahanya
dijalankannya dengan sabar;
bersabar bersikap tenang (pikiran, perasaan): hendaknya kita bersabar
dalam menghadapi cobaan hidup;
menyabarkan menenangkan perasaan (pikiran dan sebagainya);
menenteramkan hati: sebaiknya kita menyabarkan kedua orang yang
sedang bertengkar itu;
tersabar paling tenang (tidak mudah putus asa, marah, jengkel, dan
sebagainya): ia termasuk gadis tersabar di antara teman-temannya
sekelas;
mempersabar menjadikan lebih mempersabar (tabah, tenang);
penyabar orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas
marah): seorang sabar biasanya tidak cepat marah karena persoalan
kecil;
kesabaran ketenangan hati dalam menghadapi cobaan; sifat tenang
(sabar): ia pun akan kehilangan kesabarnya apabila diperlakukan tidak
adil dan melampaui batas.
Menurut Kamus Munawwir (1997) kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru / yang
berarti :
2. ﺮﺒﺼﻳ / yaṣbiru / = Tabah Hati
3. ﺮﺒﺼﻳ / yaṣbiru / = Berani
Menurut Kamus Al-Munjid fi lughathu wa a’lam (1973 : 414) kata ﻝﺍ
ﺮﺒﺻ / Aṣ-ṣabru / yang berarti :
1. ﺪﻠﺠﺗ / tajallud / = Berani
2. ﻯﻮﻜﺷ / syakwā / =Tidak Mengeluh
Secara terminologi sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang
tidak disukai karena mengharapkan ridha dari Allah.Sedangkan secara
istilah sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Maraghi, sabar adalah
ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal
mencegah perbuatan-perbuatan maksiat.
4. Proses Makna Gramatikal Kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru /
Secara terminologi sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang
tidak disukai karena mengharapkan ridha dari Allah.Sedangkan secara
istilah sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Maraghi, sabar adalah
ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal
mencegah perbuatan-perbuatan maksiat.
Sebagai bahan acuan pemaknaan, berikut peneliti cantumkan dua
ayat yang sekiranya dapat mewakili.
Mengenai sabar, Allah SWT berfirman
/ waj’alnā minhum a`immatanyahdūna bi`amrinā lammā
ṣabarū wa kānū bi`ayatinā yūqiūna /
“dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar. dan mereka adalah meyakini ayat-ayat kami.” (QS 32
: 24)
/ `ūlā`ikal lażīnasy tarrawḍ ḍalālath bil hudā wal ‘ażāba bil
magfirati famā`aṣbarahum ‘alān nāri /
“Mereka Itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka Alangkah
beraninya mereka menentang api neraka” ( QS. 2:175 )
Berdasarkan contoh ayat pertama kataﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru /
diterjemahkan dengan mereka sabar, dengan pengertian sabar erat
kaitannya dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan sesama
makhluk, maka makna ini digolongkan menjadi makna leksikal atau
makna sebenarnya. Pada contoh kedua terjadi perubahan makna asli kata ﻝﺍ
ﺮﺒﺻ / Aṣ-ṣabru / menjadi makna beraninya disebabkan proses gramatikal yaitu adanya pengaruh penggabungan kata ﺎﻤﻓ / famā / dengan kata ﻢﻫﺮﺒﺻﺍ
/ `aṣbarahum /, proses gramatikal itu disebut komposisi.
Setelah dicermati dari dua contoh yang telah dipaparkan tersebut,
dapat diketahui bahwsanya kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru / di dalam Al-Qur’an
memiliki berbagai macam makna tergantung pada konteksnya atau
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perbedaan Makna kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru /dalam Al-Qur’an
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan melalui software
Al-Qur’an Player Versi 2.0.1.0 copyright c 2005-2007 Wawan Sajcriyanto
dan Al-Qur’an Terjemahannya dengan Transliterasi 1998 dan ﻥﺎﻤﺣﺮﻟﺍ ﺢﺘﻓ maka bentuk-bentuk kata ﺮﺒﺼﻟﺍ/ Aṣ-ṣabru /dalam Al-Quranditemukan sebanyak 8 (delapan) bentuk dan klasifikasinya adalah sebagai berikut:
1. ﺮﺒﺻ /ṣabara / sabar / sebanyak: 69 (enam puluh sembilan) pada
(Qs. 2:45), (Qs. 2:61), (Qs. 2:153), (Qs. 2:175), (Qs. 2:250), (Qs.
3:120), (Qs. 3:125), (Qs. 3:186), (Qs.3:200), (Qs. 4:25), (Qs. 6:34),
(Qs. 7:87), (Qs. 7:126), (Qs. 7:128), (Qs. 7:137), (Qs. 8:46), (Qs.
10:109), (Qs. 11:49), (Qs. 11:49), (Qs. 11:115), (Qs. 12:18), (Qs.
12:83), (Qs. 12:90), (Qs. 13:22), (Qs. 13:24), (Qs. 14:12), (Qs.
14:21), (Qs. 16:42), (Qs. 16:96), (Qs. 16:110), (Qs. 16:126), (Qs.
16:127), (Qs. 18:28), (Qs. 18:67), (Qs. 18:68), (Qs. 18:72), (Qs.
18:75), (Qs. 18:78), (Qs. 18:82), (Qs. 20:130), (Qs. 23:111), (Qs.
25:20), (Qs. 25:42), (Qs. 25:75), (Qs. 28:54), (Qs. 28:59), (Qs.
30:60), (Qs. 31:17), (Qs. 32:24), (Qs. 38:6), (Qs. 38:17), (Qs.
40:55), (Qs. 40:77), (Qs. 41:24), (Qs. 41:35), (Qs. 42:43), (Qs.
46:35), (Qs. 49:5), (Qs. 50:39), (Qs. 52:16), (Qs. 52:48),
(Qs.68:48), (Qs. 70:5), (Qs. 73:10), (Qs. 74:7), (Qs. 76:12), (Qs.
76:24), (Qs. 90:17), (Qs. 103:3)
2. ﺍﻭﺮﺒﺼﻳ/yaṣbirū/ mereka bersabar / sebanyak: 1 (satu) pada (Qs.
3. ﻥﻭﺮﺒﺼﺗ/taṣbirūna/ kamu bersabar / sebanyak: 1(satu) pada (Qs.
25:20)
4. ﺮﺒﺼﻳ /yaṣbiru / dia (lk) bersabar / sebanyak: 2 (dua) pada (Qs.
12:90), (Qs. 41:24)
5. ﺮﺒﺼﻟﺍ /aṣ-ṣabru/ bersabar / sebanyak: 4 (empat) pada (Qs. 2:45),
(Qs. 2:153), (Qs. 90:17), (Qs. 103:3)
6. ﺮﺒﺻﺍ /iṣbir / bersabarlah / sebanyak: 25 (satu) pada (Qs. 3:200),
(Qs. 7:87), (Qs. 8:46), (Qs. 10:109), (Qs. 11:49), (Qs. 11:115), (Qs.
16:127), (Qs. 18:28), (Qs. 20:130), (Qs. 30:60), (Qs. 31:17), (Qs.
38:6), (Qs. 38:17), (Qs. 40:55), (Qs.40:77), (Qs. 46:35), (Qs.
50:39), (Qs. 52:16), (Qs. 52:48), (Qs. 68:48), (Qs. 70:5), (Qs.
73:10), (Qs. 74:7), (Qs. 76:24)
7. ًﺍﺮﺒﺻ/ṣabarā/ sabar / sebanyak: 8 (delapan) pada (Qs. 2:250), (Qs. 7:126), (Qs. 18:67), (Qs. 18:72), (Qs. 18:75), (Qs. 18:78), (Qs.
18:82), (Qs. 70:5)
8. ﻢﻫﺮﺒﺻﺍ / berani / sebanyak 1(satu) : pada (Qs. 2: 175)
Menurut Ali (2009 :134) makna ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/ yang dimaksud pada ayat di atas yaitu kesabaran mengandunng perbedaan arti yang
hampir sama: (1) Sabar dalam perintah Allah (2) sabar dalam cobaan
Allah. (3) Sabar dalam segala ujian
3.1.1 Sabar dalam Perintah Allah
Sabar dalam perintah Allah di dalam Al-Qur’an kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ
-ṣabru /yang memiliki makna sabar terdapat dalam surat :
/ waj’alnā minhum a`immatanyahdūna bi`amrinā lammā
ṣabarū wa kānū bi`ayatinā yūqiūna /
“dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar. dan mereka adalah meyakini ayat-ayat kami.” (Qs. 32
: 24)
maksud dari makna ﺍﻭﺮﺒﺻ /ṣabru/dalam surat diatas yaitu ayat ini dimulai
dengan kalimat sebagai berikut, …….dan Kami jadikan di antara mereka
itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
ketika mereka sabar”Al-Qur’an memerintahkan Rasulullah saw untuk
menyampaikan bahwasanya Allah Swt telah memerintahkannya agar kita
selalu bersandar kepada Allah dalam hal segala apapun, di mana sabar itu
merupakan cerminan dari kebijaksanaan seseorang dalam melakukan
tindakan yang patut, benar dan baik.Makna istilah ﺍﻭﺮﺒﺻ /ṣabru/dalam ayat
ini adalah ‘sabar dalam menjalankan perintah Allah’.
Di dalam Al-Quran Qs. 2:45
/wasta‘īnū bi aṣ-ṣabri wa aṣ-ṣalāti, wa `innamā lakabīratun
`illā ‘alā al-khasyi‘īna/
“Jadikanlah sabar dan shalatsebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'”. (Qs. 2:45)
Maksud dari makna ﺮﺒﺼﻟﺍ /Aṣ-ṣabru/sabar/ dalam surat diatas yaitu ayat ini dimulai dengan kalimat sebagai berikut, Jadikanlah sabar dan shalatsebagai penolongmu,…”Al-Qur’an memerintahkan Rasulullah saw
agar kita selalu bersandar kepada Allah dalam hal segala apapun, di mana
sabar itu merupakan cerminan dari kebijaksanaan seseorang dalam
melakukan tindakan yang patut, benar dan baik.Makna istilah ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ
-ṣabru/dalam ayat ini adalah ‘sabar dalam menjalankan perintah Allah.
Kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/yang mengalami perubahan makna mengikuti konteks kalimat.Di dalam Al-Qur’an kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/yang mengalami perubahan makna kata mengikuti konteks kalimat terdapat
dalam surat :
Di dalam Al-Quran Qs. 2:153
/yā `ayyuhā allażīna `āmanū ista‘īnū bi aṣ-ṣabri wa aṣ-ṣalāti, `inna allaha ma‘a aṣ-ṣābirīna/.
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan
shalatsebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Qs. 2:153)
3.1.2 Sabar dalam menjauhi larangan dari Allah SWT
Sabar dalam menjauhi larangan dari Allahdi dalam Al-Qur’an kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru /yang memiliki makna sabar terdapat dalam surat :
Qs. 2:177
/Laisa al-birra `an tuwallū wujūhakum qibala al-musyriqi wa al-magribi wa lākinna al-birra min `amana biallahi wa
al-yaumil `akhiri walmalā`ikati wa almaktābi wa an-nabiyyīna
wa `ātā al-māla ‘alā ḥubbihi, żawī al-qurbā wa alyatāmā wa al-masākīna wabna as-sabīli wa as-sā`ilīna wa fī ar-riqābi wa
`aqāma aṣ-ṣalāta wa `ātā az-zakāta wa almūfūna bi‘ahdihim `iżā ‘ahadū wa aṣ-ṣābrīna fī al-ba`sā`I wa aḍ-ḍarrā`I wa ḥīna
alba`si, wa `ūlā`ika humu al-muttaqūna/.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Qs. 2:177)
Penjelasan mengenai suratAl-baqarah ayat 177 sudah dijelaskan
dilatar belakang. Adapun maksud dari makna ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/ sabar pada surat iniyaitu sabar dalam peperangan, yang di anjurkan terus berjuang,
sebab biasanya mereka lemah, diperlakukan tidak pada tempatnya dan
diperas.
/Wa allażīna ṣabrūbtigā`a wajhirabbihim wa aqāmū aṣ-ṣalāta
wa `anfaqū mimā razaqnāhum sirrān wa ‘alāniyatan wa yadra`ūna bilḥasanati as-sayyi`ata `ūlāika lahum ‘uqbā ad
-dāri/.
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan
Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)”. (Qs. 13:22)
Maknaﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/kesabaran / dalam surat Ar-ra’ad ayat 22 yaitu orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya. Menurut Ali (2009: 246) yang dimaksud makna ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru/sabar/
dalam surat di atas yaitu meneguhakan pendirian agar tetap di jalan Allah
dan berbuat baik dalam sesama mahluk.Setidak-tidaknya kita dituntut
mempunyai kesadaran moral yang lebih tinggi.
Di dalam Al-QuranQs. 20:132
nas`aluka rizqan, naḥnu narzuquka, wa al-`āqibatu littaqwā/.
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat
kepadamu.dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa”.(Qs. 20:132)
Menurut Ali (2009: 257) maksud dari makna ﺮﺒﺼﻟﺍ /Aṣ
-ṣabru/sabar/ dalam surat Al-Maidah ayat 42 yaitukalau itu hanya suatu tipu muslihat sementara menunggu kelengahan, bisa saja orang yang jujur
menghindar secara terhormat untuk menjadi perantara dalam suatu perkara
yang diserahkan kepadanya, seperti juga halnya dengan perkara
golongan-golongan yang memang tidak mau bersungguh-sungguh mencari keadilan,
tetapi sebaliknya, masing-masing mengharapkan akan melihat adanya
keputusan yang berat sebelah.
Di dalam Al-QuranQs. 22:35
/Allażīna `iżā żukira allahu wa jilat qulūbuhum wa aṣ-ṣābirīna ‘alā `aṣābahum wa almuqīmī aṣ-ṣalāti wa mimmā razaqnāhum
yunfiqūna/.
“(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap
apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka”. (Qs. 22:35)
3.1.3 Sabar menghadapi segala ujian dari Allah SWT
Sabar dalam menghadapi segala ujian dari Allah di dalam
Al-Qur’an kata ﺮﺒﺼﻟﺍ / Aṣ-ṣabru /yang memiliki makna sabar terdapat dalam surat :
/ `ūlā`ikal lażīnasy tarrawḍḍalālath bil hudā wal ‘ażāba bil
magfirati famā`aṣbarahum ‘alān nāri /
“Mereka Itulah orang-orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka
Alangkah beraninya mereka menentang api neraka” ( QS.
2:175 )
Di dalam Tafsir Al-misbah Shihab 2012 : 465 redaksi macam ini bermakna alangkah beraninya mereka menentang api neraka. Seakan-akan dikatSeakan-akan perbuatan mereka.perbuatan kalian mengntar kepada murka Allah swt. Apakah kalian bersabar disiksa api neraka.
Maksud dari maknaﻢﻫﺮﺒﺻﺍ/aṣbarahum/dalam surat diatas yaitu ayat ini dimulai dengan kalimat sebagai berikut, …….Maka Alangkah beraninya mereka menentang api neraka”Al-Qur’an memerintahkan Rasulullah saw untuk menyampaikan bahwasanya Allah Swt telah memerintahkannya agar kita selalu bersandar kepada Allah dalam hal segala apapun, di mana sabar itu merupakan cerminan dari kebijaksanaan seseorang dalam melakukan tindakan yang patut, benar dan baik.Makna istilah ﻢﻫﺮﺒﺻﺍ /aṣbarahuum/dalam ayat ini adalah ‘sabar dalam menjalankan segala ujian dari Allah SWT
Di dalam Al-QuranQs. 31:17
/Yābunayya `aqimi aṣ-ṣalāta wa`mur bilma‘rūfi wanha‘ani almunkri waṣbir ‘lā mā `aṣābaka, `inna żālika min ‘azmi al
-`umūri/.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.(Qs. 31:17)
maksud dari maknaﺮﺒﺻﺍ/ iṣbir/dalam surat diatas yaitu ayat ini dimulai dengan kalimat sebagai berikut, …….bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu” Al-Qur’an memerintahkan Rasulullah saw untuk
menyampaikan bahwasanya Allah Swt telah memerintahkannya agar kita selalu bersandar kepada Allah dalam hal segala apapun, di mana sabar itu merupakan cerminan dari kebijaksanaan seseorang dalam melakukan tindakan yang patut, benar dan baik.Makna istilah ﺮﺒﺻﺍ/ iṣbir/dalam ayat ini adalah ‘sabar dalam menjalankan segala ujian dari Allah SWT
Jika mereka bersabar (menderita azab) Maka nerakalah
tempat diam mereka dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, Maka tidaklah mereka Termasuk orang-orang yang diterima alasannya.(Qs.41:24)
Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi
sebahagian yang lain, maukah kamu bersabar ? dan adalah
Tuhanmu Maha melihat.(Qs.25:20)
Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan
bersabar, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik"(Qs.12:90)
.
Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.(Qs.70:5)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Qs.103:3)
3.2Proses Gramatikal kata ﺮﺒﺻﻝﺍ / Aṣ-ṣabru /dalam Al-Qur’an
Di dalam Al-Quran Qs. 2:45
/wasta‘īnū bi ṣ-ṣabri wa aṣ-ṣalāti, wa `innamā lakabīratun
`illā ‘alā al-khasyi‘īna/
“Jadikanlah sabar dan shalatsebagai penolongmu. dan