BAB II PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN UMK
B. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil
1. Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia
Kata pemberdayaan (empowerment) sangat mudah diucapkan namun pemahaman pengertiannya dan implikasinya dalam sikap dan tindakan nyata dalam pembangunan belum dapat diwujudkan.Bernhard G Gunter danJo Marie Griesgraber, sebagaimana dikutip Mubyarto menyatakan bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk membangun masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.41
40Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil, (Bandung,Alfabeta, 2010), hlm. 26-27.
41Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE, 2000), hlm 263.
Mengacu kepada definisi pemberdayaan di atas, maka pemberdayaan UMK dimaksudkan adalah upaya untuk membangun UMK dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi dari UMK tersebut dan berupaya untuk mengembangkannya.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 1 angka 8 menyatakan Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UMK sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.42
Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan UMK melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing UMK.
Iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan UMK secara sinergismelalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar UMKmemperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.
43
Sebelum undang-undang tersebut diberlakukan, kriteria UMK dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
42Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 1 angka 8
43Ketut Rindjin, Etika Bisnis dan Implementasinya, (Jakarta, Gramedia Pustaka Umum,2004), hlm. 83.
IND/PER/6/2006 tentang Pengembangan Jasa Konsultansi Industri Kecildan Menengah (IKM) Menteri Perindustrian Republik Indonesia, menyatakan bahwa Perusahaan Industri Menengah yang selanjutnya disebut Industri Menengah adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.44
Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tersebut, maka kriteria industri dan perdagangan kecil sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/7/1997 dan No. 37/M-IND/PER/6/2006 dinyatakan tidak berlaku lagi. Dalam perkembangannya UMK berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi sangat penting, seperti dinyatakan dalam laporan penelitian dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia tahun 2006 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 distribusi Usaha dan Kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp. 1.480
Pasal 1 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
254/MPP/Kep/7/1997 tentang Kriteria Industri dan Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan kriteria Industri Kecil dan Perdagangan Kecil di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, yaitunilai investasi perusahaan seluruhnya sampai dengan Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia.
44 Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/7/1997.
trilyun (54 persen), sementara dari usaha besar sebesar Rp. 1.249 trilyun (46 persen). Data juga menunjukkan bahwa tenaga kerja yang dapat diserap dari sektor UMK cukup besar bila dibandingkan dengan usaha skala besar.45
UMK merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Secara riil UMK juga sebagai sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, terbukti telah menyumbangkan sebesar Rp 1.013,5 triliun atau 56,7% dari PDB Indonesia. Selain itu, UMK juga mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran.46
Peran UMK sangat penting, sehingga keberadaan UMKperlu dipertahankan dan diberdayakan agar UMK berdaya dan berkembang. Merujuk
Ditinjau sudut ketenagakerjaan, UMK memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, yaitu sebesar 99,45% dari tenaga kerja di Indonesia. Selama periode 2000-2003, usaha mikro dan kecil telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 7,4 juta orang dan usaha menengah menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain, usaha besar hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 55.760 orang selama periode 2000-2003, ini merupakan bukti bahwa UMK merupakan katup pengaman, dinamisator, dan stabilisator perekonomian Indonesia.
45Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, Rencana Strategis(RENSTRA) Satuan Tugas (SATGAS) Konsultasi Keuangan/Pendampingan UMKM Mitra Bank(KKMB), 2006, hlm 1.
46Ibid.
pada data yang ada di berbagai media, tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa pemberdayaan UMK merupakan suatu keharusan apabila ingin membangun perekonomian bangsa yang berpihak pada rakyat. Pemberdayaan UMK merupakan harapan besar ketika Menteri Kordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa pemerintah akan memberdayakan potensi UMK sebagai fundamental pembangunan ekonomi, dengan menyalurkan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan jumlah sebesar Rp 150 triliun pada tahun 2018 kepada 49 lembaga keuangan guna mempercepat berkembang dan mandirinya UMK.47
a) kekeluargaan;
Asas diberdayakan dan dikembangkannya usaha mikro, keecil, dan menengah adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu berasaskan:
b) demokrasi ekonomi;
c) kebersamaan;
d) efisiensi berkeadilan;
e) berkelanjutan;
f) berwawasan lingkungan;
g) kemandirian;
h) keseimbangan kemajuan; dan i) kesatuan ekonomi nasional.
Prinsip pemberdayaan UMK yang dicanangkan oleh UU No. 20 Tahun 2008 terdapat dalam Pasal 4 antara lain :
47 Data Bank Indonesia tentang Porsi Kredit untuk Usaha Mikro,Kecil dan Menengah 2018, Diakses tanggal 1 Oktober 2018.
a) penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMK untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
b) perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
c) pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMK
d) peningkatan daya saing UMK; dan
e) penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKyang diharapkan dapat diwujudkan adalah : a) mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang,
dan berkeadilan;
b) menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMK menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
c) meningkatkan peran UMK dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
2. Peran Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Deli Serdang
Pemerintah memiliki peran dalam pemberdayaan UMK, antara lain:
a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial. Berkembangnya beberapa model penguatan finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin menguatnya komitmen pemerintah, upaya pemerintah tersebut
terwujud dengan membantu pengembangan usaha kecil melalui “pemberian modal sementara”.
b. Pengembangan Pemasaran. Pada era pasar bebas dimana dunia menjadi tanpa batas terdapat penyatuan pasar domestik dengan pasar internasional. Hal ini merupakan peluang, tantangan dan sekaligus ancaman bagi pengusaha kecil,maka dari itu terdapat dua cara dalam strategi pengembangan pemasaran, yaitu:
1) Meningkatkan akses usaha kecil kepada pasar caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan promosi yang berkaitan dengan pola subkontrak yang lebih diprioritaskan bagi usaha-usaha indusri secara vertikal. Pola yang subkontrak memberikan manfaat positif bagi pengusaha kecil karena secara ekonomi usaha kecil menjadi subkontraktor memperoleh jaminan pasar dan kontinuitas produksi.
2) Proteksi Pasar Bentuk produksi dalam hal ini melalui konsumsi sekitar 10% dari total anggaran pemerintah digunakan untuk mengkonsumsi produk-produk badan usaha kecil.
c. Pengembangan sumber daya manusia. Diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan sistem pendidikian formal, peningkatan keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja melalui sistem permagangan pada pusat-pusat penelitian dan pengembangan mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi seperti melakukan pembinaan terhadap industri kecil melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia secara rutin dan berkelanjutan harus ada dalam setiap program kerja pemerintah
d. Strategi pengaturan dan pengendalian
1) Pengaturan perizinan. Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau perkembangan usaha kecil. Ada tiga jenis perizjinan yang harus dipenuhi antara lain: izin tempat usaha (kelayakan, lokasi serta dampak terhadap lingkungan), izin usaha industri serta izin perdagangan. Pada lokasi tertentu usaha kecil tidak wajib memiliki Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), namun sertifikasi masih tetap harus dipenuhi antara lain malalui Surat Ijin Bebas Tempat Usaha (SIBTU) untuk usaha kecil yang terdeksi di Lokasi Industri Usaha (LIU) sertasurat tanda pendaftaran industri kecil untuk sentra-sentra produksi
2) Fungsi kelembagaanFungsi kelembagaan terkait pembinanaan usaha kecil secara terpadu dan berjangka panjang harus lebih diefektifkan dengan cara: bidang pembinaan, pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah lainnya untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama.48
Pemberdayaan UMK disetiap daerah khususnya di Kabupaten Deli Serdang juga berpedoman pada Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Salah satu kebijakan yang telah diatur Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang untuk mendukung hal tersebut adalah mengatur perizinan membuka usaha dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Deli Serdang Nomor 8 Tahun 2006 tentang pendaftaran perusahaan, izin industri, izin usaha perdagangan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pelayanan bagi UMK dalam memperoleh
48Hasil wawancara dengan Ahmad Tarmiji, selaku Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, tanggal 8 Oktober 2018
perizinan usaha. Namun, dalam hal mendukung pemberdayaan UMK yang sifatnya potensial tidak cukup hanya dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang ruang lingkupnya untuk nasional. Diperlukan aturan untuk daerah yang secara spesifik mengatur pemberdayaan UMK. Terlebih jika berbicara tentang peran pemerintah daerah, yang harus dikuatkan dengan regulasi khusus di daerah terkait dengan pemberdayaan UMK.49
Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang memberikan bantuan kepada pelaku UMK hanya kepada usaha kelompok saja. Usaha-usaha yang termasuk dalam kategoti UMK dan telah ditanya oleh peneliti tidak mendapatkan campur tangan dari pemerintah baik itu dalam pelatihan untuk pekerja, bantuan modal maupun peralatan. Dampak yang pelaku usaha seperti ini rasakan hanya pada kemudahan dalam membuat Surat Izin Usaha yang telah dirancang oleh Pemerintah sedemikian rupa. Terlepas dari hal tersebut, keseluruhan UMK di Kabupaten Deli Serdang, baik yang mendapat campur tangan oleh Pemerintah maupun tidak, dinilaiberkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Deli Serdang.
Dalam proses pemerataan pendapatan, menurut Bupati Deli Serdang, kontribusi potensi UMK di Deli Serdang tidak diragukan lagi. Karena Penyebaran UMK di setiap kecamatan secara proporsional terbagi habis ke dalam 22 kecamatan.50
Peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan UMK di Kabupaten Deli Serdang, antara lain :51
49Hasil wawancara dengan Ahmad Tarmiji, selaku Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, tanggal 8 Oktober 2018
50Hasil wawancara dengan Ahmad Tarmiji, selaku Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, tanggal 8 Oktober 2018
51Pedoman Umum Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Deli Serdang, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, 2016, hlm 2
1. Memberikan legalitas hukum izin UMK dalam bentuk satu lembar dalam rangka memperkuat dan mengembangkan usahanya serta mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha.
2. Dalam upaya memperkuat dan mengembangkan UMK untuk penguatan ekonomi daerah.
3. Bagian dari supaya memberdayakan, meningkatkan dan mengembangkan UMK sebagai salah satu usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak dalam usaha perdagangan sektor informal.
4. Memberikan kemudahan UMK pada akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non bank dan kemudahan dari pemerintah, Pemda dan lembaga lainnya
5. Memperkuat UMK dalam rangka menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA).
Peran dan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, yaitu :52
1. Mensosialisasikan pedoman umum Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) 2. Mempersiapkan pedoman umum IUMK
3. Mensosialisasikan pembentukan dan pembubaran badan hukum koperasi 4. Mempersiapkan petunjuk pembubaran koperasi.
52Pedoman Umum Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Deli Serdang, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, 2016, hlm 13
C. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Mikro dan Kecil