• Tidak ada hasil yang ditemukan

63 Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas

pembangunan sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, baik pemerintah Prov insi maupun Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengaw asan (Turbinw as). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), sdan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, superv isi serta konsultasi. Untuk Tugas pengaw asan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan ev aluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengaw asan ini didanai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dalam penyelenggaran tugas pembangunan pola penyelenggaraan terdiri dari kegiatan pembangunan yag bersifat pulih biaya (cost recov ery) serta kegiatan pembangunan yang bersifat tidak pulih biaya (non cost recov ery). Untuk kegiatan pulih biaya tidak memerlukan bantuan dana pemerintah pusat (APBN) dan dilakukan dengan pengusahaan dan mandiri oleh sw asta dan masyarakat. Untuk kegiatan yang bersifat tidak pulih biaya, maka diperlukan peran pemerintah pusat dan daerah, dimana peran pemerintah pusat hanya sebagai stimulan.

Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recov ery serta non cost recov ery Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya.

Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kew enangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak. Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN), sumber dana lokal (APBD prov insi, kabupaten, kota), serta sumber dana intenasional (bantuan luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World Bank, Asian Dev elopment Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan pembiayaan diarahkan untuk dapat

BABI II - 64 memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber dana sw asta dan sumber dana masyarakat. Khususnya sumber dana sw asta ditempuh dengan mengupayakan pola public priv ate partnership untuk pembiayaan proyek-proyek bidang Cipta Karya, G. Kebijakan dan Strategi Keterpaduan Penanganan Infrastruktur Permukiman

Kebijakan keterpaduan penanganan infrastruktur permukiman diarahkan untuk menyusun Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI JM) Kabupaten/Kota yang harus disiapkan oleh setiap Kabupaten/Kota. Dokumen ini merupakan keterpaduan penanganan infrastruktur permukiman secara multi sektor, multi sumber dana dan multi tahun. Multi sektor dimaksudkan adalah untuk mencakup keseluruhan keterpaduan Pengembangan Permukiman, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan dan Air Minum. Multi sumber dana dimaksudkan adalah untuk memadukan sumber dana pusat, daerah, sw asta, masyarakat. Multi tahun dimaksudkan adalah untuk memadukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan infrastruktur permukiman dalam kurun w aktu lima tahun.

Manfaat penyusunan Dokumen Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI JM) bidang Cipta Karya: i) meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah; ii) mew ujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu, sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan bidang PU/CK di Daerah antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kab/Kota; iii) mendorong pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan Kabupaten/Kota dan pemerataan pembangunan; iv ) mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun bidang Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam Renstra Ditjen. Cipta Karya tahun 2010-2014 dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang.

Sedangkan muatan dokumen Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah I nfrastruktur bidang Cipta Karya dibagi menjadi 6 bagian yang meliputi:

1. Rencana/Strategi Pembangunan Kota dan Kaw asan, pada bagian ini berisi skenario pengembangan kota dan kaw asan, serta skenario pembangunan infrastruktur.

2. Program I nv estasi Jangka Menengah I nfrastruktur. Pada bagian ini berisi tentang pendanaan sektor-sektor bidang Cipta Karya yaitu: Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), dan Pengembangan Air Minum.

BABI II - 65 3. Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan.

4. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 5. Rencana Tindak Peningkatan Pendapatan Daerah. 6. Rencana Tindak Pengembangan Kelembagaan Daerah.

Adapun kedudukan Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI JM) sebagai bagian dari dokumen perencanaan spasial dan sektoral, dapat dilihat pada diagram di baw ah ini.

Diagram 2.2

Kedudukan Rencana Program Investasi Jangka Menengah

2.5.2. Pemenuhan SPM

A. Petunjuk Teknis Definisi Operasional Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya Air Minum

 Akses Air Minum yang Aman

Sistem Penyediaan Air Minum dengan Jaringan Perpipaan dan Bukan Jaringan Perpipaan

BABI II - 66 a. Pengertian

 Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

 Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

 Sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum yang unit distribusinya melalui perpipaan dan unit pelayanannya menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan, hidran umum, dan hidran kebakaran.  Sistem penyediaan air minum bukan jaringan perpipaan yang selanjutnya

disebut SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum baik bersifat indiv idual, komunal, maupun komunal khusus yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM.  SPAM BJP terlindungi adalah SPAM BJP yang dibangun dengan mengacu

pada ketentuan teknis yang berlaku dan melalui ataupun tanpa proses pengolahan serta memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai persyaratan kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

 SPAM BJP tidak terlindungi adalah SPAM BJP yang dibangun tanpa mengacu pada ketentuan teknis yang berlaku dan belum memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai persyaratan kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

 Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

BABI II - 67