kew enangan:
a. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah;
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sampah;
c. Memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah;
d. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengaw asan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah; dan
e. Menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antardaerah dalam pengelolaan sampah.
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan prov insi mempunyai kew enangan:
a. Menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sesuai dengan kebijakan Pemerintah;
b. Memfasilitasi kerja sama antardaerah dalam satu prov insi, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah;
c. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengaw asan kinerja kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah; dan
d. Memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antarkabupaten/antarkota dalam 1 (satu) prov insi.
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kew enangan:
a. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan prov insi;
b. Menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;
c. Melakukan pembinaan dan pengaw asan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;
d. Menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah;
e. Melakukan pemantauan dan ev aluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan
BABI II - 40 f. Menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah
sesuai dengan kew enangannya.
Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah merupakan bagian dari rencana tata ruang w ilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pembagian kew enangan pemerintahan di bidang pengelolaan sampah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Undang-Undang tentang Pengelolaan Sampah, setiap orang memiliki hak didalam :
a. Mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berw awasan lingkungan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jaw ab untuk itu;
b. Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan pengaw asan di bidang pengelolaan sampah;
c. Memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat w aktu mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. Mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan
e. Memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berw aw asan lingkungan.
Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga w ajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berw aw asan lingkungan. Pengelola kaw asan permukiman, kaw asan komersial, kaw asan industri, kaw asan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya w ajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah. Setiap produsen harus mencantumkan label atau tanda yang berhubungan dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau produknya. Produsen w ajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.
Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha pengelolaan sampah w ajib memiliki izin dari kepala daerah sesuai dengan kew enangannya. I zin diberikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah. Keputusan mengenai pemberian izin pengelolaan sampah harus diumumkan kepada masyarakat.
BABI II - 41
Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah
A. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas:
1. Pengurangan sampah
Pengurangan sampah meliputi kegiatan: Pembatasan timbulan sampah; Pendauran ulang sampah; dan/atau Pemanfaatan kembali sampah.
Pemerintah dan pemerintah daerah w ajib melakukan kegiatan sebagai berikut:
Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka w aktu tertentu;
Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan; Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan; Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam. Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
Pemerintah memberikan:
I nsentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah; dan
Disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan sampah.
2. Penanganan sampah.
Kegiatan penanganan sampah meliputi:
Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/ atau sifat sampah;
Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
BABI II - 42 Pengangkutan dalam bentuk membaw a sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan
Sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau
Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
B. Pengelolaan Sampah Spesifik, pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jaw ab Pemerintah.
Pembiayaan dan Kompensasi A. Pembiayaan
Pemerintah dan pemerintah daerah w ajib membiayai penyelenggaraan pengelolaan sampah. Pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah.
B. Kompensasi
Pemerintah dan pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah.
Kompensasi berupa: Relokasi;
Pemulihan lingkungan;
Biaya kesehatan dan pengobatan; dan/atau Kompensasi dalam bentuk lain.
Kerjasama dan Kemitraan A. Kerjasama Antar Daerah
Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antarpemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah. Kerja sama dapat diw ujudkan dalam bentuk kerja sama dan/atau pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah.
B. Kemitraan
Pemerintah daerah kabupaten/kota secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat bermitra dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam
BABI II - 43 penyelenggaraan pengelolaan sampah. Kemitraan dituangkan dalam bentuk perjanjian antara pemerintah daerah kabupaten/kota dan badan usaha yang bersangkutan.
Peran Masyarakat
Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Peran dapat dilakukan melalui:
a. Pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah dan/atau pemerintah daerah;
b. Perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau
c. Pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.
2.4. Amanat Internasional 2.4.1. Agenda Habitat
Pemenuhan kebutuhan hunian yang layak bagi semua orang merupakan amanat dari berbagai agenda internasional, diantarnya Agenda Habitat (The Habitat
agenda, Istanbul Declaration on Human settlements). Sebagai salah satu dari 171
negara yang ikut menandatangani deklarasi tersebut, I ndonesia turut melaksanakan komitmen untuk menyediakan rumah layak huni yang sehat, aman, terjamin, dapat mudah diakses dan terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana pendukungnya bagi masyarakat.
Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan pembangunan multisektoral yang penyelenggaraannya melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dalam rangka mew ujudkan hunian yang layak bagi semua orang (adequate shelter for all), pemerintah bertanggung jaw ab untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat agar dapat menghuni rumah yang layak, sehat, aman, terjamin, mudah diakses dan terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana pendukungnya. Untuk itu pemerintah perlu menyiapkan program-program pembangunan perumahan dan permukiman, baik berupa interv ensi langsung (provider) maupun melalui penciptaan iklim yang kondusif (enabler) sehingga pembangunan perumahan dan permukiman dapat berjalan dengan efisien dan berkelanjutan.
Namun demikian hak dasar akan hunian yang layak dan terjangkau sampai saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi. Salah satu penyebabnya adalah adanya
BABI II - 44