• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiambang dengan jumlah 2 kg, dimasukkan ke dalam bak aerasi. 2) Pemantauan dilakukan selama 1 minggu

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

1) Kiambang dengan jumlah 2 kg, dimasukkan ke dalam bak aerasi. 2) Pemantauan dilakukan selama 1 minggu

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari penerapan fitoremediasi adalah meminimalisir polutan yang terkandung dalam limbah cair seperti amoniak dan fospat tidak hanya dengan melakukan penurunan secara kimiawi namun juga dapat dengan memanfaatkan tanaman.Selama 1 minggu dilakukan pengamatan terhadap daya tahan tumbuh kiambang, kiambang mengalami perubahan pada daunnya menjadi berwarna kuning dan layu.

f. Pembahasan

Kiambang merupakan nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti kolam, sawah, dan danau, atau di sungai yang mengalir tenang.Kiambang juga dapat digunakan sebagai tumbuhan fitoremediasi, karena kiambang menyerap polutan pada air.

Jika kadar amoniak dan fospat pada limbah cair diatas baku mutu yang telah ditetapkan, maka air limbah tersebut tidak dapat dibuang ke lingkungan dan

akan menjadi permasalahan pihak rumah sakit. Berdasarkan Perda Provinsi Kaltim Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar fospat pada limbah cair sebelum dialirkan ke lingkungan adalah 2 mg/L sedangkan amoniak adalah 0,1 mg/L.

4. Pencucian dan pemasangan filter a. Tujuan

Dilakukan pencucian filter adalah membersihkan filter dari bahan-bahan yang tersangkut di setiap bagian filter. Pemasangan filter harus sesuai dengan standar operasional prosedur, pemasangan dimaksudkan agar limbah cair yang diolah dapat di saring sebelum dibuang ke lingkungan.

b. Dasar teori

Filterisasi adalah proses pemisahan antara air dengan partikel-partikel padat dalam suatu campuran yang heterogen dengan menggunakan media-media filter. (Candra, 2010)

c. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah air, ijuk, arang, karung, alat tulis dan kamera.

d. Prosedur kerja

1) Alat filter dilepas dan dibuka untuk mengeluarkan bahan yang terdapat dalam tabung filter.

2) Membersihkan arang dan ijuk dengan air yang mengalir.

3) Mengeringkan arang dan ijuk di atas karung dengan cara di jemur dibawah sinar matahari.

4) Membersihkan tabung filter dengan air yang mengalir dan di jemur dibawah sinar matahari.

5) Memasukkan isi filter sesuai dengan aturan yang ada, yaitu ijuk, arang dan ijuk.

6) Memasang filter pada bagian IPAL. e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut adalah memahami bahwa membersihkan filter yang merupakan bagian dari IPAL sangatlah penting dikarenakan filter merupakan bagian terakhir sebelum air dibuang ke lingkungan. Meskipun fungsi filter hanya untuk menyaring air limbah dari partikel-partikel padat sebelum di buang ke lingkungan, namun jika filter kotor maka air limbah yang akan di buang mengalami perubahan warna menjadi lebih keruh.

f. Pembahasan

Kekeruhan merupakan salah satu parameter fisik dari limbah cair, karena kekeruhan dapat dilihat dengan mata langsung. Kekeruhan tidak dapat terpisah dari warna, jika kekeruhan dihilangkan maka akan terlihat warna nyata. Tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengindikasikan jika air limbah tersebut terdapat kandungan logam dan sifat keruh limbah membuat hilangnya nilai estetika. (Anonim, 2010)

5. Hasil Kegiatan

Gambar 1. Alur distribusi air limbah RSUD I.A Moeis Samarinda

G. Pembahasan

Pemahaman alur distribusi yang dihasilkan di setiap ruangan yang ada di RSUD sangatlah penting agar dapat mengontrol limbah yang masuk ke dalam IPAL, sehingga tidak terjadi penyumbatan Akibat Penumpukan Sampah pada setiap septic tank yang dikarenakan oleh limbah padat yang dibuang melalui closet serta tidak terjadi pencemaran lingkungan karena tersumbatnya septic

tank yang dapat menyebabkan terjadinya peluberan limbah cair.

Ruang Perawatan: a. Kelas 1 b. Kelas 2

c. Kelas 3

Poli Klinik: a. Poli Umum b. Poli Penyakit Dalam c. Poli Gigi d. Poli Anak e. Poli OBGYN f. Poli Bedah g. Poli THT h. Poli Mata

i. Poli Kulit dan Kelamin Laboratorium Radiologi Ruang TU (Lantai II ) VIP Bangsal Mushola Farmasi Fisioterapi Apotik UGD Toilet Umum Kebidanan ICU/ICCU OK Loundry Unit Gizi Unit Bengkel Unit Kamar Jenazah

Septic Tank III Septic Tank II

Septic Tank I

IPAL

INLET

Gambar 2. Bagan alir pengolahan limbah cair Pembahasan

A. Pengolahan Limbah Cair

Pengolahan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang ditampung pada septic tank I berasal dari ruang perawatan, poliklinik, laboratorium dan radiologi, septic tank II yang berasal dari ruang TU (lantai II), VIP, bangsal, mushola, farmasi, fisioterapi, apotek, UGD dan toilet umumserta

septic tank III yang berasal dari kebidanan, ICU/ICCU, OK, laundry, unit gizi, unit

bengkel/maintenance dan unit kamar jenazah kemudian dialirkan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah.

Bak Equalisasi

Bak Aerasi

Bak Lumpur Bak Sedimentasi

Bak Chlorinasi Aerasi

Filter Outlet

Instalasi Pengolahan Air Limbah meliputi: 1) Inlet/Bar Screen

Unit ini berfungsi sebagai saringan kasar, seperti kain, kaleng, plastik, kayu yang terbawa air limbah. Bar screen hanya menahan kotoran-kotoran/limbah tersebut yang selanjutnya operator yang harus membersihkan.

2) Bak Equalisasi

Pada bak ini terjadi proses pemerataan awal dengan menambahkan udara pada bak. Selanjutnya dialirkan ke bak aerasi.

3) Bak Aerasi

Bak ini berfungsi untuk melarutkan udara ke dalam air agar bakteri yang ada menjadi aktif.Unit ini berupa bak dengan ukuran tertentu yang dilengkapi dengan alat-alat untuk melakukan aerasi, diffuser yang merupakan ujung dari pendistribusian oksigen (udara) dari blower. Bak aerasi ini harus mampu menampung air untuk berkontak dengan udara dengan waktu kontak/detensi yang cukup, serta jumlah udara yang cukup sehingga bakteri aerob mampu untuk menghancurkan zat-zat organik yang terdapat didalam air tersebut. 4) Bak Sedimentasi

Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Proses ini bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih dan mempermudah proses penanganan lumpur. Bak ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang datang dari bak aerasi untuk mempercepat proses pengendapan.

5) Bak Chlorinasi

Unit ini merupakan bak dengan peralatannya untuk melakukan proses desinfeksi, yaitu membunuh bakteri dengan menggunakan kaporit.

6) Aerasi

Pada bak aerasi, limbah cair dilakukan kembali dilakukan kontak dengan udara, namun pada bak ke dua, dilakukan kontak dengan udara secara langsung, di tempat yang terbuka.

7) Filter

Limbah cair yang berasal dari bak aerasi kedua, dialirkan pada filter.Filterisasi berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang sebelumnya tidak terendapkan pada bak sedimentasi.Hal ini dilakukan sebelum air dialirkan ke outlet.

8) Outlet

Outlet merupakan saluran pembuangan limbah cair yang telah diolah.

Pengolahan limbah cair yang dilakukan RSUD Inche Abdul Moeis berdasarkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yaitu Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Lampiran I.17 Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Rumah Sakit.

Dokumen terkait