• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III JENIS-JENIS DAN FUNGSI KIMONO DALAM MASYARAKAT

3.1.3. Kimono Khusus

a. Kimono pernikahan

Pada dasarnya ada tiga jenis kimono untuk pernikahan di Jepang. Masing-masing memiliki penggunaan yang berbeda.

• Uchikake

berbentuk agak tebal dan tidak berikat seperti penggunaan kimono

pada umumnya. Walaupun dikenakan terbuka, namun bagian uchikake

ditutupi dengan lapisan yang lain yang disebut kakeshita. Uchikake

biasanya dipesan untuk pengambilan foto atau hanya dikenakan saat upacara pernikahan saja. Selama upacara pernikahan, kelebihan dari panjang uchikake diangkat sendiri oleh pengantin wanita hingga sebatas pinggang dengan tangannya atau dijepit. Namun tidak diikat seperti kimono.

• Kakeshita

Kakeshita adalah kimono pernikahan yang dikenakan di lapisan bawah

uchikake. Pola pada kakeshita sedikit rumit, tidak simetris dan termasuk simbol keberuntungan pernikahan seperti pohon pinus yang melambangkan kesabaran dan umur yang panjang atau lambang burung bangau yang melambangkan pasangan hidup. Pola pada

kakeshita biasanya menyebar pada pertengahan kimono, sebagaimana dapat ditutupi dengan sebuah obi yang formal. Kain kakeshita hampir sama dengan kimono jenis furisode dan lengannya juga cukup panjang.

Kakeshita juga dapat berwarna putih bersih terutama jika dipakai dibawah lapisan shiromuku.

• Shiromuku

Shiromuku dalam bahasa Jepang, shiro artinya putih dan jenis kimono

ini selalu putih diatas putih atau warna krem juga dapat berwarna cangkang telur. Biasanya ada gambar keberuntungan pernikahan pada tenunan kainnya. Pada jenis yang lebih modern terdapat benang yang berkilauan ditenun menjadi desain atau mungkin sedikit aksen warna pada tepi atau kerah. Shiromuku, seperti uchikake juga dikenakan tanpa sebuah obi, dilapis diatas kakeshita dan obi itu sendiri. Warna putih digunakan sebagai simbol kematian, dan pada kasus ini untuk seorang pengantin wanita, warna putih berarti akhir dari kehidupan lamanya dan memulai hidup dengan dirinya yang baru sebagai seorang istri.

Shiromuku terkadang dikenakan dengan sebuah penutup kepala yang menyerupai tudung yang disebut tsunokakushi yang berarti “menutupi tanduk”, simbol dari pengantin wanita yang menyembunyikan rasa cemburunya yang mungkin suatu saat terjadi pada keluarga baru si pengantin wanita.

b. Mofuku (喪服)

Mofuku dapat diartikan sebagai semua jenis kimono yang mempunyai warna hitam pada keseluruhan kimono. Ada pengecualian untuk mengenakan

kimono ini. Kimono ini hanya dikenakan pada keadaan berkabung dan dengan berbagai gelar. Mengenakan mofuku diluar keadaan berkabung dan berduka masih dianggap kontroversial.

bagiannya namun mempunyai kamon yang diwarnai sebanyak 5 buah. Untuk standar saat ini mofuku mempunyai garis berwarna putih, namun pada mofuku

jaman dahulu mempunyai garis berwarna merah.

Obi mofuku mungkin dapat berpola namun pola dan latar belakang pada

mofuku tetaplah berwarna hitam. Obi yang biasa digunakan adalah Nagoya obi.

Mofuku yang cocok dengan haori berwarna hitam tanpa pola dan mempunyai satu, tiga atau lima buah lambang keluarga. Haori yang dikenakan dengan mofuku bukan dari bagian mofuku itu sendiri namun dapat digunakan pada acara formal lain.

Mofuku adalah kimono formal yang hanya dikenakan pada acara berkabung, pemakaman dan memperingati hari kematian anggota keluarga.

Mofuku di Jepang tersedia untuk pemakaman dan hari berduka. Mofuku tidak dapat dipakai diluar keadaan berduka atau acara pemakaman. Diluar Jepang dan disekitar orang-orang yang tidak familiar dengan kimono, obi mungkin dapat tidak digunakan.

Pakaian berkabung di Jepang seperti kebanyakan budaya timur dimulai dengan warna putih. Setelah Jepang memulai budaya barat, dimulailah dengan mengambil warna hitam sebagai standar pakaian berduka. Pada zaman sekarang, warna putih digunakan oleh orang yang meninggal dan disebut sebagai

shinisouzoku. Walaupun begitu, mofuku hitam tetap bukan menjadi patokan pakaian berduka di Jepang. Beberapa daerah di Jepang masih ada yang menggunakan mofuku berwarna putih. Begitu juga dengan umat Buddha di Jepang yang masih lebih memilih menggunakan mofuku berwarna putih.

Pada zaman dahulu, anggota keluarga yang memakai setelan mofuku

lengkap dengan obi dan aksesorisnya sehari demi sehari melepaskan luaran

mofuku hingga bagian berwarna hitam tidak tersisa. Kimono tersebut dapat dilapisi dengan iromuji pada lapisan pertama, kemudian obi, lalu obi-age dan yang terakhir obi-jime. Untuk hari peringatan kematian, anggota keluarga dapat memilih mengenakan bagian-bagian mofuku lagi.

Setelan mofuku lengkap dikenakan oleh anggota keluarga yang mempunyai hubungan dekat dengan orang yang meninggal. Semakin jauh hubungan antara anggota keluarga dengan orang yang meninggal maka semakin sedikit lapisan mofuku yang dikenakan. Anggota keluarga seperti istri, anak atau kakak perempuan menggunakan kimono mofuku, obi beserta aksesorisnya. Bagi anggota keluarga yang lain, mengenakan iromuji dengan lambang yang lebih tenang dengan obi dan aksesoris. Sedangkan untuk teman dan relasi yang jauh, menggunakan obi-age dan obi-jime dengan iromuji yang lembut dan Nagoya obi. Menggunakan mofuku yang tidak normal dari biasanya dapat memberikan pemikiran yang salah. Jika yang mengenakan mofuku bukan dari istri yang meninggal, dan ia mengenakan seluruh perlengkapan mofuku, dapat menandakan perempuan tersebut mempunyai hubungan gelap dengan orang yang meninggal tersebut.

Pada acara pemakaman, laki-laki yang dekat dengan orang yang meninggal diperkirakan memakai kimono paling formal yang disebut montsuki. Dimana kimono ini tidak hanya dikenakan pada saat keadaan berduka tapi dapat

tabi yang berwarna hitam atau putih, seta zouri yang digunakan dengan hanao hitam atau putih, nagajuban yang dikenakan mempunyai kerah dengan warna hitam atau abu-abu, haori-himo dengan warna hitam atau putih, pemakaian hakama berwarna hitam atau garis-garis putih atau bisa juga dengan keseluruhan berwarna hitam. Dan yang terakhir obi yang digunakan dapat berbagai warna seperti warna hitam atau putih.

Pria yang tidak begitu dekat dengan orang yang meninggal, dapat mengenakan kimono iromuji dengan warna apapun dan dilengkapi dengan tiga lambang keluarga dengan haori yang sama. Haori yang digunakan dapat berwarna apa saja. Sebuah kaku obi dengan berbagai warna, tabi yang berwarna hitam atau putih, hanao berwarna hitam atau putih pada seta zouri, dan dapat memilih untuk tidak mengenakan hakama.

c. Yukata (浴衣)

Yukata adalah jenis

pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilalui yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau berendam dengan air panas.

Menurut tingkat formalitas, yukata adalah kimono tidak formal yang dipakai

sewaktu melihat pesta

perayaan

Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api.

Dokumen terkait